Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denny Achmad Prayoga
Abstrak :
ABSTRAK
Objektif: Untuk mengevaluasi ketahanan hidup pasien kanker kandung kemih invasif ke otot yang dilakukan terapi operasi maupun radioterapi di Rumah Sakit Sardjito.Bahan dan cara: Dari tahun 2004-2010, dilakukan pendataan pasien dengan kanker kandung kemih invasif ke otot yang dilakukan tindakan sistektomi maupun radioterapi di RS Sardjito . Data yang dipelajari adalah usia saat diagnosis, jenis kelamin, status TNM, gambaran histopatologi, grading histopatologi, jenis tindakan operasi dan status pada saat follow up. Dievaluasi ketahanan hidup dari masing-masing pasien hingga 5 tahun pasca tindakan. Dilakukan analisa bivariat untuk menilai hubungan ketahanan hidup dengan status T, N, M, grading histopatologi, stadium klinis dan jenis penatalaksanaan. Digunakan kurva Kaplan Meier untuk menilai gambaran ketahanan hidup pasien kanker kandung kemih invasi ke otot.Hasil: Ada 37 Pasien dengan Tumor Buli yang terdiri dari perempuan 3 orang 8.1 dan laki-laki 34 orang 91.9 . Lima orang dilakukan Radikal Sistektomi, empat orang dilakukan parsial sistektomi dan 28 pasien dilakukan TUR-BT dan Radioterapi. Tidak dijumpai hubungan bermakna antara ketahanan hidup pasien kanker kandung kemih invasif ke otot dengan jenis kelamin, usia, stadium, staging T, N, M, grading histopatologi maupun jenis penatalaksanaan p>0.05 . Berdasarkan kurva Kaplan Meier diketahui ketahanan hidup lebih baik pada stadium I, Staging T1, N0, M0 dan grading histopatologi G1. Sedangkan berdasarkan jenis tindakan, pasien yang dilakukan parsial sistektomi memiliki angka ketahanan hidup lebih baik daripada hanya dilakukan TUR-BT dan Radioterapi.Kesimpulan: Tindakan operasi parsial sistektomi memiliki angka ketahanan hidup lebih baik daripada TUR-BT dan Radioterapi.
ABSTRACT
Objectives To evaluate survival analysis of muscle invasive bladder cancer who had radical cytectomy, partial cystectomy nor radiotherapy at Sardjito Hospital. Methods From year 2004 until 2010, we collected patients with muscle invasive bladder cancer who had radical cystectomy, partial cystectomy and radiotherapy at Sardjito Hospital. The clinical factors that studied were age, sex, the TNM staging, clinical staging, histopathology findings, histopathology grading, therapy and survival status. We evaluate their survival up to five year after the therapy. Correlation between survival status with the TNM staging, clinical staging, histopathology grading and the therapy were analyzed using Fisher Exact Test. The Kaplan Meier survival analysis was used to calculate survival. Result There are 37 patients of muscle invasive bladder cancer which conist of 3 female 8.1 and 34 male 91.9 . 5 Patients had radical cytectomy, 4 patients had partial cystectomy, and 28 patients had TUR BT and Radiotherapy. There are no correlation between survival status with age, sex, TNM staging, clinical staging, histopathology grading and the therapy P 0.05 . Based on Kaplan Meier survival analysis, their survival were better on stadium I, T1, N0, M0 staging and G1 histopathology grading. While according to the therapy, patients who had partial cystectomy were having better survival rather than patients who had TUR BT and Radiotherapy. Conclusion Patients who had partial cystectomy had better survival rather than those who had TUR BT and Radiotherapy.
2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Solihati
Abstrak :
Latar belakang: Sampai saat ini, masih terdapat kontroversi mengenai hubungan antara paparan tetrachloroethylene pada pekerja dry cleaning dan insiden kanker kandung kemih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi berdasarkan bukti mengenai hubungan antara paparan tetrachloroethylene pada pekerja dry cleaning dan risiko kejadian kanker kandung kemih melalui laporan kasus berdasarkan bukti yang berasal dari tinjauan literatur. Metode: Tinjauan dilakukan melalui metode pencarian dan pemilihan artikel dalam database Pubmed, Scopus, dan Proquest yang bertujuan menjawab pertanyaan penelitian. Proses pencarian artikel menggunakan kata kunci "kanker kandung kemih" DAN "tetrachloroethylene" ATAU "perchloroethylene" DAN "dry cleaning" ATAU "dry cleaners". Pemilihan artikel dilakukan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan. Pada pencarian awal, artikel diambil dari tiga database yaitu Pubmed, Scopus dan Proquest. Hasil: Setelah proses seleksi, terpilih satu artikel meta analisis dari Vlaanderen et al. (2014). Secara umum, ke-15 studi yang termasuk dalam studi meta analisis memiliki validitas yang baik. Namun ada sebelas studi yang tidak sesuai dengan laporan kasus berbasis bukti PICO, jadi hanya empat studi yang ditemukan yang sesuai dengan laporan kasus berbasis bukti PICO. Satu studi kohort dari Lynge et al. (2006) memiliki hasil statistik yang signifikan dengan {RR (95% CI) 1,44 (1,07-1,93). Sedangkan tiga penelitian dengan desain kasus kontrol dari Burn dan Swanson (1991), Gaertner et al (1991), dan Colt et al (2011) tidak menunjukkan hubungan antara paparan tetrakloroethylene pada kejadian kanker kandung kemih pada pekerja dry cleaning. Kesimpulan: Dari ke empat penelitian tersebut, bukti kejadian kanker kandung kemih dan paparan tetrachloroethylene pada pekerja dry cleaning menunjukkan hasil yang tidak konsisten sehingga tidak cukup bukti untuk memastikan bahwa paparan tetrachloroethyelene pada pekerja dry cleaning dapat menyebabkan kanker kandung kemih. ......Background: Up to the present, there has been controversy on the relationship between tetrachloroethylene exposure in dry cleaning workers and bladder cancer. The aim of this study was to obtain evidence based information regarding the relationship between tetrachloroethylene exposure in dry cleaning workers and bladder cancer incidence risk through an evidence based case report derived from a literature review. Methods: The review was conducted through a method of search and selection of articles in the Pubmed, Scopus and Proquest databases aimed at answering the study question. The process of searching articles used the keyword “bladder cancer” AND “tetrachloroethylene” OR “perchloroethylene” AND “dry cleaning” OR “dry cleaners”. Article selection was perfomed using the defined inclusion and exclusion criteria. At the initial search,  article were retrieved from the three databases. Results: Following the selection process, one meta analisis article from Vlaanderen et al. (2014) remained. One cohort study from Lynge et al. (2006) have significant statistical results with {RR (95% CI) 1.44 (1.07-1.93). While three studies with a case control design from Burn and Swanson (1991), Gaertner et al (1991), and Colt et al (2011) did not show an association between tetrachloroethylene exposure on the incident of bladder cancer in dry cleaning workers. Conclusion: From that studies, the evidence on bladder cancer incidence and  tetrachloroethylene exposure in dry cleaning workers are inconsistent so its not sufficient evidence to ensure that tetrachloroethyelene exposure in dry cleaning workers can cause bladder cancer.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rafa Mulia Ashari
Abstrak :
Kanker kandung kemih merupakan adanya infiltrasi sel-sel abnormal di dalam atau dinding lapisan kandung kemih. Tatalaksana kanker kandung kemih yaitu dengan melakukan operasi Transuretral Resection of Bladder Tumour (TURBT). Efek samping operasi ini berupa nyeri yang dapat mengganggu rasa nyaman pasien. Masalah keperawatan utama yang dapat ditegakkan adalah nyeri akut. Oleh karena itu, perawat berperan dalam memberikan manajemen mandiri keperawatan non farmakologi, salah satunya berupa terapi musik. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada kanker kandung kemih post TURBT dan penerapan intervensi terapi musik dalam mengontrol nyeri post TURBT. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus pada pasien usia 62 tahun yang mengalami kanker kandung kemih yang telah menjalani operasi TURBT dan mengeluh nyeri dengan skala 6 (nyeri sedang). Hasil penelitian menunjukkan tiga diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut, gangguan eliminasi urin, dan risiko infeksi; terdapat penurunan tingkat nyeri post operasi dari skala 6 (nyeri sedang) menjadi skala 2 (nyeri ringan) setelah melakukan terapi musik selama 3 hari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perawat menerapkan intervensi keperawatan berbasis bukti terkini dalam mengatasi nyeri secara non farmakologi setelah operasi melalui penerapan terapi musik. ......Bladder cancer is an infiltration of abnormal cells in the lining of the bladder. Management of bladder cancer is performed by Transuretral Resection of Bladder Tumour (TURBT). The impact of this surgery pain which can interfere with the patient's comfort. The main nursing problem that can be enforced is acute pain. Therefore, nurses play a role in providing non-pharmacological nursing self-management, one of which is music therapy. This case study aims to analyze nursing care for post-TURBT bladder cancer and the application of music therapy interventions in controlling post-TURBT pain. This study used a case study approach in a 62-year-old patient with bladder cancer who had undergone TURBT surgery and complained of pain on a scale of 6 (moderate pain). The results showed three nursing diagnoses, namely acute pain, impaired urinary elimination, and risk of infection; there was a decrease in the level of postoperative pain from a scale of 6 (moderate pain) to a scale of 2 (mild pain) after doing music therapy for 3 days. The results of this study are expected to motivate nurses practicing evidence based in nursing intervention to overcome post surgery pain with the application of music therapy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library