Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pattikawa, Geordie Raphael Abraham
"Di Indonesia, tingkat keberhasilan pengobatan tuberkulosis hanya mencapai 84% dan kemungkinan terjadinya kekambuhan berada pada 2%. Namun demikian, masih sangat sedikit penelitian yang memelajari hubungan antara ketidak teraturan obat anti tuberkulosis dengan hasil uji sputum BTA pada pasien TB kambuh. Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Umum Persahabatan dengan menggunakan metode cross sectional. Target populasi dari penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis TB kambuh pada tahun 2018.
Dari 40 subjek penelitian, didapati subjek laki-laki berjumlah 19 (47,5%) dan perempuan berjumlah 21 (52,5%). Berdasarkan usia, jumlah kasus kambuh terbanyak dapat ditemui di rentang usia 36-55 dan 46-55 dengan jumlah 10 (25%). Didapati 24 (60%) subjek memiliki riwayat pengobatan yang tidak teratur dan hasil BTA tertinggi adalah negatif dengan jumlah subjek 13 (35%).
Dari hasil analisis chi square, didapatkan p=0,00883 dengan OR 6,43 (IK95% 1,495-27,646) dan dari hasil analisis Mann Whitney, didapatkan p=0,014 dengan rerata peringkat 15,06 dan 24,13 untuk riwayat pengobatan yang teratur dan tidak teratur. Ada hubungan antara riwayat pengobatan tuberkulosis dengan hasil jumlah BTA dengan nilai OR 6,43 dengan IK95% 1,495-27,646, dan tren hasil jumlah BTA yang cenderung naik lebih tinggi pada riwayat pengobatan yang tidak teratur.

In Indonesia, the success rate of tuberculosis treatment is only at 84% while the probability of a relapse case to occur is 2%. However, studies regarding the relation of previous tuberculosis regiments with AFB sputum smear are very limited. Datas are collected from RSUP Persahabatan by using cross-sectional method. Subjects of this experiment are patient that has been diagnosed with relapse tuberculosis in the year 2018. From 40 subjects, the ratio between male and female is 47,5% and 52,5% respectively.
Most subjects are on the age range of 36-45 and 46-55 (10 subjects each). Among those 40 subjects, 24 (60%) has been found to have irregular precious TB regiments while 13 has negative results of AFB sputum smear. Upon bivariate analysis with chi square, it is found that patients with irregular previous TB regiments are 6,43 times more likely (p=0,00883 OR 6,43 CI95% 1,495-27,646) to have a positive AFB sputum smear than those with regular previous TB regiments.
Upon using Mann Whitney analysis, it is found that average rank of irregular treatment and regular treatment is 24,13 and 15,06 respectively. There is a relation of previous TB regiments with results of AFB sputum smear with OR 6,43 CI95% 1,495-27,646 and a positive trend of AFB sputum smear on patients with irregular previous TB treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisia Lusiana Amir
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Tatalaksana penyakit Graves (GD) lebih umum dilakukan dengan obat antitiroid, namun lebih dari 50% penderita GD dapat kambuh setelah kondisi remisi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Salah satu gen yang meregulasi respon imun GD adalah gen CD40 yang secara umum diekspresikan pada permukaan limfosit B. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi genetik gen CD40 daerah 5?-UTR dan pengaruhnya terhadap kadar sCD40 dalam serum, serta peran faktor klinis dalam memengaruhi kekambuhan pada penderita GD.
METODE: Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol yang membandingkan 30 penderita GD yang kambuh dan 30 penderita GD yang tidak kambuh setelah obat antitiroid dihentikan. Analisis variasi genetik dilakukan dengan metode PCRRFLP dan pengukuran kadar sCD40 dalam serum dengan metode ELISA. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji chi-square, uji t tidak berpasangan dan uji Mann Whitney, dengan kemaknaan p<0,05.
HASIL: Variasi genotip dan alotip gen CD40 C/T-1 daerah 5?-UTR serta jenis kelamin tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap risiko kekambuhan GD (p>0,05), namun penelitian ini berhasil membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara kadar sCD40 dalam serum (p<0,001) dan usia saat diagnosis (p=0,001) dengan risiko kekambuhan pada penderita GD. Hubungan antara variasi genotip gen CD40 dengan kadar sCD40 tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05), namun genotip CC dan CT memiliki rerata kadar sCD40 yang lebih tinggi daripada genotip TT.
KESIMPULAN: Variasi genetik gen CD40 C/T-1 daerah 5?-UTR tidak berperan dalam peningkatan kadar sCD40 dan risiko kekambuhan GD, namun kadar sCD40 dan usia diagnosis berperan pada kekambuhan GD.

ABSTRACT
Background: The most common of Graves? Disease (GD) treatment is antithyroid drug but more than 50% patients can relapse after remission period. This can be influenced by genetic and environment factors. One of the genes that have regulation on immune response is CD40 gene in the surface of Lymphocyte B. The aim of this research to determine genetic variation in 5?-UTR CD40 gene, association to sCD40 level in serum, and the role of clinical factors that influence the risk for relapse in GD patients.
Methods: This research is a case-control study comparing 30 relapse patients and 30 non-relapse patients after treatment with anti-thyroid drug was terminated. Genetic variation was analyzed with PCR-RFLP. Measurement of sCD40 level in the serum had been analyzed by ELISA method. Statistical analyses were chisquare, independent t-test, Mann-Whitney test, a two-tailed p value less than 0.05 was considered significant.
Results: Genotype and alleles 5?-UTR CD40 gene variation as well as sex shown no association with risk for relapse (p>0.05), but sCD40 level in serum and age of diagnosis were considered significant with risk for relapse (p=0.001). Association between genotype variation in CD40 gene and sCD40 level were not significant (p>0.05) but sCD40 level in genotype CC and CT were higher than TT.
Conclusions: Genetic variation in 5?-UTR CD40 gene has no role to increase sCD40 level and risk for relapse but sCD40 level in serum and age of diagnosis have a role for relapse in GD patients.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Kresna Dewi
"ABSTRAK
Salah satu masalah kesehatan yang disebabkan oleh penyintas kanker ginekologi adalah akibat kekambuhan. Takut kambuh kanker merupakan salah satu masalah psikologis yang paling penting di antara penyintas kanker. Tujuan penelitian ini adalah penyelidikan komprehensif tentang ketakutan kambuh para perempuan penyintas kanker ginekologi. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif dengan analisis tematik yang menghasilkan tema-tema. Penelitian ini mengungkap berbagai pengalaman 10 partisipan yang mengalami kesulitan kambuh. Hasil temuan pada penelitian ini mengungkap berbagai macam pertanyaan mengenai kesulitan kambuh termasuk faktor pemicunya dan cara mengatasi kesulitan kambuh serta harapan tentang masa depan mereka setelah menyelesaikan terapi kanker.

ABSTRACT
Salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada survivor kanker ginekologi adalah kambuh. Ketakutan kambuh adalah salah satu masalah psikologi yang paling penting di antara penderita kanker. Rasa takut kambuh ini akan muncul berbagai ekspresi. Puporse dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam tentang persepsi terhadap rasa takut kambuh pada penderita kanker ginekologi yang selamat. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan Analisis Tematik yang menghasilkan tema. Studi ini mengungkap pengalaman sepuluh partisipan yang mengalami rasa takut kambuh. Temuan penelitian ini mengungkapkan berbagai ekspresi dari rasa takut yang kambuh termasuk faktor pemicu dan cara untuk mengatasi ketakutan yang meningkat dan diceritakan oleh peserta termasuk harapan tentang masa depan mereka setelah menyelesaikan terapi kanker."
2019
T53455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi
"kanker yang tersisa saat oprasi atau sel kanker yang resisten terhadap obat kemoterapi atau radiasi. Penelitian ini dilakukan untuk menggali pengalaman pasien kanker pada saat mengalami kekambuhan. Metode penelitian studi kualitatif fenomenologi interpretatif. Sampel pasien kanker dewasa pria atau wanita yang mengalami kekambuhan. Hasil ditemukan dua tema dan beberapa subtema : 1) Reaksi saat kambuh (reaksi secara fisik dan reaksi secara psikologis), 2) Upaya yang dilakukan pasien untuk mengatasi kekambuhan kanker (upaya yang dilakukan secara non medis, upaya yang dilakukan secara medis, merubah gaya hidup, dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan). Simpulan pasien yang mengalami kekambuhan kanker timbul gejala secara fisik baik ditempat yang sama atau ditempat yang berbeda disertai dengan respon psikologis. Upaya yang dilakukan secara non medis dan medis, merubah gaya hidup dan melakukan pendekatan diri kepada Tuhan. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah hasil penelitian ini dapat menjadi data untuk mengukur secara kuantitatif masalah dan kebutuhan yang diperlukan pasien kanker saat mengalami kekambuhan.

Reactions during relapse and various self-management at cancer recurrence. Recurrence can occur due to the presence of cancer cells left during surgery or cancer cells that are resistant to chemotherapy drugs or radiation. This study was conducted to explore the experiences of cancer patients at the time of relapse. The research method is a qualitative study of interpretive phenomenology. Samples of male or female adult cancer patients who experienced recurrence. The results found two themes and several sub-themes: 1) Reactions during relapse (physical reactions and psychological reactions), 2) Efforts made by patients to overcome cancer recurrence ( efforts made non-medically, efforts made medically, lifestyle changes , and draw closer to God). In conclusion, patients who experience cancer recurrence have physical symptoms either in the same place or in different places accompanied by psychological responses. Efforts are made non-medically and medically, changing lifestyles and approaching yourself to God. The recommendation for further research is that the results of this study can be used as data to quantitatively measure the problems and needs needed by cancer patients when experiencing a relaps"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyani
"

Pendahuluan: Penyintas kanker terus menghadapi berbagai masalah fisik, psikologis, sosial, dan keuangan setelah menyelesaikan pengobatan primer. Ketakutan kambuh merupakan salah satu masalah psikososial yang sering dilaporkan oleh penyintas kanker ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam persepsi ketakutan kambuh pada penyintas kanker ginekologi.

Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi interpretatif. Partisipannya adalah 15 penyintas kanker ginekologi berusia 19-60 tahun dan telah menyelesaikan tahapan pengobatan primer. Pengumpulan data melalui wawancara semi terstruktur mendalam. Analisis data menggunakan analisis tematik.

Hasil: Analisis tematik memunculkan 6 tema yaitu: 1) pemicu ketakutan kambuh. 2) hal yang ditakutkan jika terjadi kekambuhan. 3) dampak ketakutan kambuh. 4) upaya yang dilakukan untuk mengalihkan ketakutan kambuh. 5) upaya yang dilakukan untuk mencegah kekambuhan. 6)  ketidakpastian tentang kekambuhan.

Simpulan: Ketakutan kambuh merupakan pengalaman multidimensi yang yang dipicu oleh berbagai faktor dan memiliki dampak terhadap berbagai aspek kehidupan penyintas kanker


Introduction: Cancer survivor continue to face a variety of phisical, psychological, social and financial problems after completing primary treatment. Fear of recurrence is one of the psichosocial problems frequently reported by gynecologic cancer survovor. This study aimed to explore in depth the perceived fear of recurrence in gynecologic cancer survivors.

Methods: This study used an interpretative phenomenological approach. The participans were 15 gynecologic cancer survivors aged 19-60 years and had completed the primary treatment stage. Data were collected through indepth semi stuctured interviews. Data analysis used thematic analysis.

Result: Thematic analiysis revealed 6 themes, namely: 1) triggers of fear of recurrence. 2) things that are feared if there is a relapse. 3) the impact of fear of recurrence. 4) effort made to divert the fear of recurrence. 5) effort made to prevent recurrence. 6) uncertainty about fear of recurrence.

Conclucion: Fear of recurrence is a multidimensional experiences that is trigered by various factors and has an impact on various aspect of cancer survivor lives."

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eviyanti Nurmalasari
"Pecandu NAPZA yang menjalani Program Terapi Rumatan Metadon PTRM memiliki risiko untuk kambuh karena mereka akan dihadapkan dengan tekanan selama menjalani terapi. Dalam rangka mencegah pasien PTRM agar tidak kambuh diperlukan dukungan sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial ditinjau dari sumber dukungan dan lima dimensi instrumental, emosional, penghargaan, informasional, dan integritas sosial dengan risiko kambuh pada pecandu NAPZA yang menjalani PTRM.
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi cross sectional dengan jumlah sampel 89 responden. Penelitian ini menggunakan kuisioner The Medical Outcomes Study MOS Social Support Survey MOS-SSS dan Advance Warning of Relapse AWARE.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan risiko kambuh pada pecandu NAPZA yang menjalani PTRM r= -0,241; p value= 0,023. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan intervensi yang berhubungan dengan dukungan sosial di pelayanan PTRM.

Substance addicted user who undergo Methadone Maintenance Treatment MMT have a risk for relapse because during therapy they will be under pressure. In order to prevent patients from relapse, they are required social support.
The research aimed to identify the relationship between social support that be observed from social network and five social support dimention tangible, emotional, appraisal, informational, and social integrity and risk for relapse of substance addicted user with methadone maintenance treatment.
The design of this study was cross sectional with a sample size of 89 respondents. This study used The Medical Outcomes Study MOS Social Support Survey MOS SSS and Advance Warning of Relapse AWARE.
The study found that there is a negative correlation between social support with risk for relapse r 0,241 p value 0,023. The results of this study is expected will increase activities related to social support in MMT service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Puspitasari Ayu
"Takut kambuh kanker dan dukungan sosial mempengaruhi kualitas hidup penyintas kanker ginekologi. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan takut kambuh kanker dan dukungan sosial terhadap kualitas hidup penyintas kanker ginekologi. Desain penelitian menggunakan analisis deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional dan jumlah sampel sebanyak 106 menggunakan kuesioner Penn State Worry Questionnaire, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan European Organization for Research and Questionnaire-C30. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan signifikan antara engagement of worry dan absence of worry dengan fungsi peran, fungsi kognitif, kelelahan, nyeri, dan kesulitan keuangan, sedangkan item fungsi fisik, peran, sosial, kelelahan, insomnia, kehilangan nafsu makan dan nyeri memiliki hubungan signifikan dengan dukungan dari pasangan dan teman, serta dukungan keluarga memiliki korelasi negatif dengan takut kambuh kanker. Kesimpulan dukungan sosial sebagai salah satu sumber daya terpenting untuk mengurangi ketakutan dan kualitas hidup. Hasil penelitian merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk meneliti pengaruh data demografi dengan kualitas hidup pada penyintas kanker ginekologi.

Fear of cancer recurrence and sosical support can affect gynnecologi cancer survivors quality of life. The purpose of this study was examine the relationship between fear of cancer recurrence and social support with quality of life in gynecologic cancer survivors. A cross-sectional study was conducted with 106 partisipants. Data were collected using the Penn State Worry Questionnaire, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan European Organization for Research and Questionnaire-C30. The result showed that there was a statisticaly significant corelation between engagement of worry and absence of worry with role functioning, cognitive functioning, fatique, pain, and financial difficulties, then there was a significant corelation between physical functioning, role, social, fatique, insomnia, loss appetite and pain with partner and friends supporting, also family supporting has a negative corelation with engagemen of worry. The conculsion is social support is an important resource that can decreased fear and increased quality of life. This study recommends further research to examine the affect participants demography with quality of life in gynecologic cancer survivors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartini
"Kekambuhan skizofrenia merupakan masalah yang terjadi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang. Jumlah penderita skizofrenia yang kambuh terjadi peningkatan disetiap bulannya. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014 dari bulan Januari 48, Februari 55, Maret 60. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai gambaran kekambuhan pada penderita skizofrenia di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014. Desain penelitian yang dipakai yaitu metode kualitatif, penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014 teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian, penderita kambuh dan tidak kambuh terlihat bahwa pada keluarga penderita skizofrenia yang kambuh dukungan keluarga (pengetahuan, sikap, budaya, stigma) dan kepatuhan minum obat. Variabel tersebut yang mempengaruhi terjadinya kekambuhan terlihat bahwa masih ada keluarga yang memperlakukan penderita dengan kasar dan hanya memperhatikan minum obatnya saja namun kenyataannya masih ada penderita yang tidak teratur minum obat. Sedangkan pada kasus pembanding yaitu pada keluarga penderita yang kambuh justru sebaliknya. Sedangkan pada kedua kelompok ini budaya disetiap suku terlihat penanganan yang berbeda-beda. Di butuhkan program terapi keluarga pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat di Kota Singkawang.

Schizophrenia relapses is a problem that occurs in SingkawangMental Hospital, West Kalimantan Province. The number of patients with schizophrenia who relapse increased every month. Based on the data, there was an increase of cases from January (48 cases), February (55 cases), and March (60 cases). The aims of this study isto find out information about the relapse overview in schizophrenia patients at Singkawang West Kalimantan Province in the year of 2014.The study design used is a qualitative method. The study was conducted in May-June 2014.In-depth interviewstechniques was used for data collection. The results showed there are five variables that influence the occurrence of relapse, ie family support (knowledge, attitudes,culture, stigma)and drug compliance. There are families still treat the patients with rude and only pay attention to take his medication alone but in fact there are still people who do not regularly take medication. While in the case of the comparison which is to the patient's family, just the opposite is happening. While in the both groups, the handling look the difrent in every cultures. Family therapy program is needed at the Singkawang Mental Hospital, West Kalimantan Province. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Mutiara
"Latar Belakang: Di Indonesia diperkirakan terdapat 4100 kasus baru kanker anak setiap tahunnya. Kejadian paling banyak adalah leukemia limfoblastik akut LLA sebesar 80 . Permasalahannya adalah angka kejadian kekambuhan pasien anak cukup tinggi sekitar 20-40 . Data pasien anak di Bagian Hematologi/Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM/FKUI periode tahun 2005-2011 kejadian kambuh mencapai 40 . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah ada hubungan kekambuhan pasien anak LLA terkait terapi vinkristin dengan polimorfisme gen MDR1.
Metode: Studi dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM/FKUI selama periode Februari 2014 sampai Januari 2015 dengan disain penelitian cohort. Kriteria pasien dengan LLA berusia lebih dari satu tahun hingga usia kurang dari 18 tahun. Sampel adalah pasien baru didiagnosis LLA dan pasien sedang menjalani kemoterapi fase induksi. Pemeriksaan sensitifitas obat in vitro dari sampel darah metode flow cytometry dengan menghitung Leukemia Cell Survival Index LCSI . Penelitian pendahuluan gen MDR1 dengan RFLP dan polimorfisme dengan Multiplex PCR. Data klinis pasien dilihat secara retrospektif dari catatan medis. Inform consent diperoleh dari pasien atau orang tua pasien.
Hasil: Sampel memenuhi kriteria inklusi sebanyak 101 pasien terdiri dari 63 62.4 laki-laki dan 38 37.6 perempuan. Kekambuhan pasien anak LLA dipengaruhi oleh faktor usia,kelompok risiko dan jumlah lekosit p

Background There are an estimated 4100 new cases of childhood cancer each year in Indonesia. The most common cancer in children is acute lymphoblastic leukemia ALL which is approximately 80 . The problem faced is the incidence of relapse in children is quite high, about 20 40 . Data from Hematology Oncology Division of Child Health Department RSCM FKUI period 2005 2011, showed that the incidence of relapse reached 40 . The purpose of this study is to investigate whether there is an association of polymorphism related to vincristine therapy.
Methods The study was conducted in the Child Health Department RSCM FKUI with cohort design from February 2014 to January 2015. The number of patients with ALL included in the study was 101. The patients participated in the study were 1 18 years old, newly diagnosed of ALL, and undergoing chemotherapy induction phase. In vitro examination of drug sensitivity from blood samples was conducted using flow cytometry to determine leukemia cell survival index LCSI . The preliminary study was done by RFLP and polymorphism by Multiplex PCR. Clinical data of patients were obtained retrospectively from medical records.The informed consent was obtained from the patient or the patient 39 s parents.
Results From 101 patients, there were 63 male 62.4 and 38 female 37.6 . The occurence of relapse of ALL patients was affected by age, risk group and leukocyte count p"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wijayanti
"ABSTRAK
Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Kasus
kanker di dunia tiap tahun terus meningkat. Kekambuhan akan kanker sendiri ini
menimbulkan ketakutan pada pasien. Takut kekambuhan kanker adalah salah satu
masalah psikologis yang paling penting diantara pasien kanker. dukungan sosial
merupakan strategi koping penting untuk dimiliki keluarga saat mengalami stress.
Dukungan sosial keluarga dapat berfungsi sebagai strategi preventif untuk
mengurangi stress dan konsekuensi negatifnya. Metode penelitian menggunakan
desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 153
penyintas kanker ginekologi menggunakan kuesioner ILES dan FCRI dan
dianalisis menggunakan korelasi pearson. Hasil penelitian diperoleh adanya
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan ketakutan kambuh
penyintas kanker ginekologi dengan p value 0,001 dengan dukungan emosional
yang paling besar diterima oleh penyintas kanker. Kesimpulan semakin besar
dukungan sosial semakin berkurang ketakutan kambuh kanker, sehingga
diharapkan dukungan sosial lebih ditingkatkan pada penyintas kanker ginekologi.

ABSTRACT
Cancer is one disease with a high mortality rate. Cases of cancer in the world
each year continue to increase. This recurrence of cancer itself creates fear in the
patient. The fear of cancer recurrence is one of the most important psychological
problems among cancer patients. social support is an important coping strategy
for the family when it comes to stress. Family social support can serve as a
preventive strategy to reduce stress and its negative consequences. The research
method used a quantitative design with cross sectional approach, with the number
of samples of 153 survivors of gynecological cancer using the ILES and FCRI
questionnaires and analyzed using Pearson correlation. The result of the research
showed that there was a significant correlation between social support and fear of
relapse of gynecological cancer survivors with p value 0,001 with the greatest
emotional support received by survivors of cancer. Conclusions The greater the
social support the less the fear of recurrence of cancer, so it is expected more
enhanced social support in survivors of gynecological cancer."
2018
T49008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library