Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Trisnawati
Abstrak :
Dengan semakin berkembangnya industri otomotif di Indonesia, diperlukan komponen-komponen otomotif yang diproduksi oleh perusahaan pihak ketiga. Sebagai pemasok, perusahaan komponen otomotif ini harus dapat menentukan harga jual yang dapat menutup biaya produksi serta memberikan Iaba yang diinginkan. Tujuan studi dari penulisan ini adalah untuk memberi gambaran bagaimana merancang suatu sistem informasi akuntansi biaya untuk mengumpulkan dan mengolah data biaya yang diperlukan, untuk menentukan harga pokok produksi per unit dari tiap jenis produk komponen. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah dengan telaah kepustakaan, wawancara dan pengamatan Iangsung ke Iokasi pabrik untuk penelitian yang menyeluruh mengenai cara pengumpulan dan pengolahan data biaya yang diperlukan dalam pembuatan Iaporan biaya produksi. Dari penelitian yang dilakukan penulis, secara umum PT "X" telah dapat melakukan pencatatan untuk perhitungan harga pokok produksi dari tiap-tiap jenis produknya. Metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan adalah berdasarkan biaya produksi pesanan mengingat produksi dilakukan atas dasar pesanan dan masing-masing pesanan mempunyai spesifikasi tertentu. Prosedur pencatatan biaya produksi sudah cukup baik. termasuk prosedur pengadaan bahan baku dan prosedur penjualan. Karena jenis yang diproduksi selalu bertambah yang memerlukan proses produksi yang berbeda sebaiknya diatur bagaimana prosedur pencatatannya dan dokumen yang dibutuhkan agar cukup fleksibel namun tetap menjamin adanya pengendalian internal yang baik. Untuk mendapatkan hasil perhitungan harga pokok produksi yang lebih akurat bagi perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk. disarankan agar menggunakan cara perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang mengalokasikan biaya overhead pabrik pada masing-masing produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsinya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aunul Muqorrobin
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1973
S16336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linawati Widjaja
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pingadi Sahadi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bob Indra
Abstrak :

ABSTRAK
Rancangan suatu Sistem Instrumentasi Penyimpul Fuzzy (SIPF) digital 64 bit untuk mengolah algoritma penyimpul fuzzy (Fuzzy Inference). Suatu sistem fuzzy yang terdiri dari SIPF dan mikroprosesor 32 bit memiliki kecepatan proses penyimpulan lebih tinggi bila dibandingkan dengan sistem yang hanya mengimplementasi perangkat lunak saja.. SIPF hanya digunakan untuk mengambil kesimpulan, sementara proses fuzzifikasi serta defuzzifikasi dilakukan oleh mikroprosesor sendiri yang juga mengendalikan SIPF. Disamping SIPF, algoritma penyimpulan yang teroptimasi juga dapat meningkatkan akselerasi pengkalkulasian aturan dasar (rule base).

Pada Skripsi ini dilakukan perancangan serta peralcitan Sistem Instrumentasi Penyimpul Fuzzy, dengan menggunakan komponen-komponen murah dan sederhana serta mudah didapat. Hasil utama yang didapat adalah suatu rancangan dari sistem instrumentasi yang berfungsi sebagai alat bantu kalkulasi aturan fuzzy paralel yang kerjanya dikendalikan oleh mikroprosesor induk.
1997
S39009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Dede Handika
Abstrak :
Banyak peneliti telah menyelidiki log file linac untuk Quality Assurance (QA) teknik Intensity-Modulated Radiation Therapy (IMRT) dan Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT). Dibandingkan antara QA konvensional berdasarkan pengukuran, QA menggunakan log file menawarkan berbagai keuntungan termasuk spasial dan resolusi temporal yang lebih tinggi. Ini berarti QA menggunakan log file tidak memerlukan detektor dan fantom dalam pengukurannya, dan dapat diperoleh secara otomatis serta memberikan informasi untuk pengiriman fraksional setiap pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan merekonstruksi distribusi dosis 3D untuk QA khusus pasien IMRT berdasarkan log file linac menggunakan metode Modified Clarkson Integration (MCI). Log file dari linac Varian Unique diekstraksi dan dihitung untuk memperoleh distribusi dosis 3D menggunakan MATLAB versi 2016a. Kemudian, distribusi dosis dari log file dibandingkan dengan DICOM RT Dose dari Treatment Planning System (TPS) Eclipse. Kalkulasi dosis menggunakan metode MCI untuk lapangan sederhana dengan berbagai variasi (teknik, luas lapangan, dan kedalaman) memiliki dikrepansi kurang dari ± 2% pada isocenter. Di sisi lain, kalkulasi evaluasi gamma indeks dengan berbagai kriteria Dose Difference (DD) dan Distance to Agreement (DTA) 3%/3 mm, passing rate di atas 95%, sedangkan kriteria untuk 2%/2 mm dan 1%/1 mm di atas 90%. Kalkulasi evaluasi gamma indeks 2D untuk pasien IMRT dengan kriteria 4%/4 mm dan 3%/3 mm, passing rate masing-masing di atas 90% dan 85%. Evaluasi 3D gamma indeks lebih baik daripada 2D untuk kriteria 4%/4 mm dan 3%/3 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa metode MCI dan log file dapat digunakan untuk kalkulasi dosis dan alternatif patient-specific QA IMRT. ......Many researchers have investigated the linac log file for Intensity-Modulated Radiation Therapy (IMRT) and Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT) Quality Assurance (QA). In comparison between the conventional QA based on measurements, QA using log files offers various advantages including spatial sampling and higher temporal resolution. It does mean not require tools and phantoms in its measurements, but the QA based log file can be automatically generated and provide information for patient fractional delivery. The aim of this study was to develop and reconstruct 3D dose distribution for IMRT patient-specific QA based on linac log file using Modified Clarkson Integration (MCI) method. Linac log file from Varian Unique was extracted and calculated to 3D dose distribution using MATLAB version 2016a. Then, dose distribution from the log file was compared with DICOM RT Dose from Eclipse Treatment Planning System (TPS). Dose calculations using the MCI method for simple open fields of various variations (techniques, field size, and the depth) had discrepancy less than ±2% at isocenter. On the other hand, the calculation of gamma index evaluation with various criteria Dose Difference (DD) and Distance to Agreement (DTA) of 3%/3 mm, the passing rate is above 95%, while the criteria for 2%/2 mm and 1%/1 mm above 90%. Calculation of gamma index evaluation 2D for IMRT patient with various criteria of 4%/4 mm and 3%/3 mm, the passing rate is above 90% and 85%, respectively. Evaluation Gamma Index 3D is better than 2D for criteria 4%/4 mm and 3%/3 mm. This result showed that MCI method and the log file can be used for dose calculation and alternative IMRT patient-specific QA.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Gunita Dyana Kumara
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini mengupayakan untuk melakukan verifikasi MU teknik IMRT melalui pendekatan yang disederhanakan dalam bentuk lapangan segmental. Penyederhanaan metode verifikasi MU teknik IMRT dapat dimungkinkan terjadi peningkatan error MU hingga mendekati batas acuan ±3.5%. Proses verifikasi MU secara bertahap dilakukan pada lapangan standard dan blok (non-treatment) kemudian pada perencanaan 3 pasien kanker payudara dan 2 pasien kanker serviks yang menggunakan teknik IMRT (lapangan treatment). Menggunakan Matlab, MU dari data yang terekam pada TPS Eclipse dapat diproses dengan menggunakan kalkulasi sesuai AAPM TG-71, kemudian nilai error MU tersebut diverifikasi setiap segmennya. Hasil verifikasi MU pada lapangan non-treatment sangat baik, memberikan rata-rata error MU ±0.7% dengan threshold ±(3-5) %, namun pada teknik IMRT mencapai nilai ±(50-80)% yang terpaut jauh dari threshold ± 3.5%. Nilai error MU teknik IMRT yang sangat besar diakibatkan oleh bukaan MLC pada lapangan segmental sangat kecil dan tersebar acak yang memengaruhi pemilihan titik tinjau dan equivalent square menjadi tidak tepat. Oleh karena itu metode dan kalkulasi pada penelitian ini disarankan hanya digunakan untuk verifikasi MU non-IMRT, lebih tepatnya untuk lapangan sederhana, sedangkan untuk verifikasi MU pada teknik IMRT diperlukan metode dan kalkulasi yang lain.
ABSTRACT
In this thesis, we assess MU verification independently for IMRT treatment techniques by simplifying the calculation on its segmental fields. Due to simplification, the result on IMRT MU verification may increase MU error near its threshold (±3.5%). The process of verification is done systematically on standard and blocked field (non-treatment) and then on patient planning which consists of 3 breast cancer and 2 cervix cancer patients with IMRT techniques. We process patient data from TPS Eclipse(TM) using Matlab(c) and calculate it by AAPM TG-71 algorithm, so then its MU error can be verified for each segment. The result of MU verification on non-treatment fields is decent which averaged on ±0.7% with a threshold of ±(3-5)%. However, on IMRT techniques reaches the value of ±(50-80)%, which considerably high considering its limit is ± 3.5%. High MU error on IMRT techniques is due to MLC opening of segmental fields are small and scattered that lead to inaccuracy of control point selection and equivalent square value. Consequently, methods and calculation on this thesis only suggested for MU verification on non-IMRT fields, especially standard fields, while MU verification of IMRT fields considered to have a more advanced method.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevy Liura
Abstrak :
ABSTRAK
Verifikasi kemampuan algoritma kalkulasi dosis pada Treatment Planning System TPS baru dapat dilakukan dengan membandingkan passing rate hasil analisis indeks gamma dari algoritma yang diuji dengan algoritma yang telah diimplementasikan secara klinis. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh passing rate indeks gamma yang dapat digunakan sebagai data referensi dalam verifikasi kemampuan algoritma TPS tiga dimensi. Algoritma yang digunakan dalam penelitian ini ialah Pencil Beam Convolution PBC versi 11.0.31 dan Anisotropic Analytical Algorithm AAA versi 11.0.31 pada TPS Eclipse v.11, serta Fast Convolution FC , Adaptive Convolution AC , dan Collapsed-Cone Convolution CCC pada TPS Pinnacle3 v.7.6c. Konfigurasi berkas sinar-X diatur pada energi 6 MV untuk variasi kedalaman titik pengukuran, luas lapangan, source-to-surface distance, dan sudut wedge. Pengukuran dosis dilakukan dengan menggunakan detektor MatriXX Evolution dan PTW 2D-array seven29. Analisis indeks gamma dilakukan dengan menggunakan OmniPro ImRT dan Verisoft 3.1 untuk kriteria 3 /3mm, 2 /3mm, 3 /2mm, dan 2 /2mm. Secara keseluruhan, passing rate dari AAA cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan PBC dan ketiga algoritma konvolusi. Untuk kriteria 2 /2mm, passing rate dari AAA sebesar 93,18 7,21 , passing rate dari PBC sebesar 89,76 7,21 , dan passing rate algoritma konvolusi sebesar 76,84 11,10 ."
" "ABSTRACT
" The verification of dose calculation algorithm in a new Treatment Planning System TPS can be evaluated by comparing the passing rate of gamma index analysis result of the evaluated algorithm and the clinically implemented algorithms. In the present investigation, the author investigated the gamma index passing rates as the reference data in the verification of new three dimensions TPS. The algorithms used in this study are Pencil Beam Convolution PBC version 11.0.31 and Anisotropic Analytical Algorithm AAA version 11.0.31 in Eclipse v.11 TPS, and Fast Convolution FC , Adaptive Convolution AC , and Collapsed Cone Convolution CCC in Pinnacle3 v.7.6c TPS. The 6 MV X ray beam configurations were varied in depths of measurement point, field sizes, source to surface distances, and wedge angles. The dose was measured using MatriXX Evolution and PTW 2D array seven29. The gamma index analysis was performed for many gamma criteria 3 3mm, 2 3mm, 3 2mm, and 2 2mm using OmniPro ImRT and Verisoft 3.1. Overall, passing rate of AAA tends to be higher than PBC and three other convolution algorithms. For gamma criteria of 2 2mm, passing rate of AAA was 93,18 7,21 , passing rate of PBC was 89,76 7,21 , and passing rate of convolution algorithms was 76,84 11,10 .
2016
S66502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Bagaskara
Abstrak :
Dosis pada LGK Perfexion dihitung untuk setiap tembakan dengan jumlahkan kontribusi dari 192 sumber radiasi yang dipancarkan dari cobalt-60. Secara umum, bentuk tengkorak pasien dimodelkan berdasarkan 24 skull measurement. Namun, karena keterbatasan pengukuran menggunakan 24 ukuran tengkorak, kontur yang dihasilkan perbedaan dari kepala pasien yang sebenarnya berdasarkan citra MRI. Penelitian ini dilakukan untuk distribusi dosis LGK Perfexion menggunakan kontur yang dihasilkan oleh pengukuran manual dan citra CT. Film GAFChromic EBT3 diletakan pada fantom anthropomorphik. Pemindai Epson 10000 XL dan ImageJ digunakan untuk menghasilkan hasil dari pengukuran. Hasil kalkulasi dosis titik menggunakan kontur dari citra CT menunjukan nilai yang lebih baik untuk semua kolimator dan bentuk target yang sama dengan nilai rata deviasi 1,3 ± 0,87, sedangkan jika menggunakan 24 ukuran tengkorak menunjukan nilai rata rata deviasi 4,03 ± 3,73. ......The dose on LGK Perfexion is calculated for each shot by adding up the contributions of the 192 radiation sources emitted from the cobalt-60. In general, the patient's skull shape is modeled based on 24 skull sizes. However, due to the limitations of measurements using 24 skull sizes, the contours of the resulting differences from the actual patient's head based on the MRI images. This study was conducted for the dose distribution of LGK Perfexion using contours generated by manual measurements and CT images. The GAFChromic EBT3 film is set on an anthropomorphic ghost. An Epson 10000 XL and an ImageJ scanner were used to generate the measurement results. The result of point dose calculation using CT image contour shows a higher value good for all collimators and the same target shape with a mean deviation value of 1.3 ± 0.87, whereas if using 24 skull sizes it shows a mean deviation value of 4.03 ± 3.73.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library