Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yustisia Bandanira
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui perbedaan antara pengaruh pencekokan perasan dan infus rimpang kencur terhadap tingkah laku nyeri mencit galur Swiss. Pencekokan dilakukan terhadap 35 ekor mencit yang terbagi dalam 7 kelompok perlakuan yaitu kelompok mencit yaitu kelompok kontrol; kelompok yang dicekok dengan perasan rimpang kencur 5%, 10%, dan 15% serta kelompok yang dicekok infus rimpang kencur 5%, 10%, dan 15%. Pengujian dilakukan dengan metode geliat (writhing test), yaitu menghitung jumlah geliat akibat rasa nyeri yang dibangkitkan dengan asam asetat 3%. Asam asetat 3% disuntikkan secara intraperitoneal 30 menit setelah pencekokan perasan dan infus rimpang kencur. Pengamatan jumlah geliat dilakukan tiap 5 menit selama 30 menit setelah penyuntikan asam asetat 3%. Penurunan jumlah geliat terjadi pada menit ke- 10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Penilaian pengaruh pereda nyeri dilakukan pada menit ke-10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Hasil uji ANAVA (α=0,01) menunjukkan adanya perbedaan sangat nyata antara ke-7 kelompok perlakuan. Hasil uji Tukey (α=0,05) menunjukkan bahwa perasan dan infus rimpang kencur masing-masing dengan dosis 5%, 10%, dan 15% dapat menurunkan jumlah geliat mencit. Hasil uji tersebut (α=0,05) juga menunjukkan bahwa rimpang kencur dosis 5%, 10%, dan 15% tidak berbeda nyata dalam menurunkan jumlah geliat mencit, baik yang diberikan dalam bentuk perasan maupun infus. Selain itu, hasil uji Tukey (α= 0,05) juga menunjukkan bahwa baik perasan maupun infus rimpang kencur memberikan pengaruh yang sama dalam meredakan nyeri.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Nailul Muna
Abstrak :
Pada penelitian ini nanopartikel Alnanopartikel MgO, nanopartikel NiO, nanokomposit Al-MgO, dan nanokomposit AMgO-NiO berhasil dipreparasi menggunakan ekstrak rimpang kencur Kaempferia galanga melalui metode green synthesis Rimpang kencur dipilih karena mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat berperan sebagai sumber basa (penghidrolisa) dan zat penstabil capping agent Pada penelitian ini nanopartikel Al2O3, nanopartikel MgO, nanopartikel NiO, nanokomposit Al2O3-MgO, dan nanokomposit Al2O3-MgO-NiO berhasil dipreparasi menggunakan ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) melalui metode green synthesis. Rimpang kencur dipilih karena mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat berperan sebagai sumber basa (penghidrolisa) dan zat penstabil (capping agent). Spektroskopi FTIR, XRD, PSA, SEM-EDX, dan TEM digunakan untuk mengkarakterisasi material hasil preparasi. Karakterisasi TEM menunjukkan bahwa nanokomposit Al2O3-MgO-NiO hasil preparasi menggunakan ekstrak rimpang kencur memiliki rata-rata ukuran sebesar 61,48 nm. Aktivitas katalitik dari nanokomposit Al2O3-MgO-NiO lebih tinggi dibandingkan nanokomposit Al2O3-MgO dan nanopartikel MgO terhadap konversi asam oleat dengan persen konversi masing-masing 45,99%; 41,34% dan 41,44%. ......In this study, Al2O3 nanoparticles, MgO nanoparticles, NiO nanoparticles, Al2O3-MgO nanocomposites, and Al2O3-MgO-NiO nanocomposites were successfully preparation using Kaempferia galanga L. rhizome extracts by green synthesis method. The Kaempferia galanga L. rhizome was chosen because it contained secondary metabolites which could be collected as a source of bases and capping agents. FTIR spectroscopy, XRD, PSA, SEM-EDX, and TEM were used to characterize the prepared materials. The characterization of TEM showed that the prepared Al2O3-MgO-NiO nanocomposite using Kaempferia galanga L. rhizome extract had an average size of 61.48 nm. The catalytic activity of Al2O3-MgO-NiO nanocomposite was higher than Al2O3-MgO nanocomposite and MgO nanoparticles against oleic acid conversion with percent conversion of 45.99%, 41.34% and 41.44%, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Maruya Kusuma
Abstrak :
Aktivitas bakteri merupakan salah satu penyebab jerawat. Rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) memiliki aktivitas antibakteri yang berasal dari senyawa etil p-metoksi sinamat (EPMS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari EPMS ekstrak rimpang kencur terhadap P.acne, S.aureus dan S.epidermidis serta stabilitas fisik krim dan keamanan krim anti jerawat. Kristal EPMS diperoleh melalui proses maserasi dengan pelarut heksan, lalu pemurnian dan identifikasi karakteristik kristal EPMS. Uji aktivitas antibakteri dan konsentrasi hambat minimum (KHM) pada konsentrasi EPMS 0,3; 0,6; 1,2 dan 2,4% dengan metode difusi cakram dan dilusi cair. Hasil menunjukkan semua konsentrasi EPMS memiliki aktivitas antibakteri secara signifikan (p<0,01) dengan zona jernih secara berturut-turut terhadap P.acne (9,00; 11,50; 14,50; 16,00 mm), S.aureus (9,00; 11,50; 16,50; 22,00 mm) dan S.epidermidis (10,50; 12,50; 20,50; 27,00 mm). Senyawa EPMS dengan konsentrasi 0,6; 1,2 dan 2,4 % terbukti memiliki konsentrasi hambat minimum (KHM) terhadap bakteri P.acne, sedangkan pada S.aureus dan S.epidermidis pada konsentrasi 1,2 dan 2,4%.Berdasarkan hasil evaluasi stabilitas fisik, krim EPMS 1,2% memiliki stabilitas fisik baik hingga akhir penelitian. Dari hasil uji keamanan (pacth test) pada 12 subjek tidak terjadi iritasi alergi, sehingga krim EPMS 1,2% aman digunakan dalam sediaan topikal. ...... An activity of certain bacterias is one of the causes of acne. Rimpang kencur (Kaempferiagalanga L.) has an antibacterial agent from compound ethyl pmethoxy cinnamate (EPMC). The purpose of this research is to find out the activities of antibacterias using EPMC rimpang kencur extracts against P.acne, S.aureus and S.epidermidis with the physical stability of the cream and its safety use as an anti acne cream. The EPMC crystals are obtained through the process of maceration using hexane solvent, purification and identification of the characteristic of EPMC crystals. The activity test of the antibacterial and the minimum inhibitory concentration (MIC) of EPMC are 0,3; 0,6; 1,2 and 2,4% was done using disk diffusion method and broth dilution test. The result shows that all EPMC concentration has significant antibanterial activity (p<0,01) respectively gaining clear zone against P.acne (9,00; 11,50; 14,50; 16,00 mm), S.aureus (9,00; 11,50; 16,50; 22,00 mm) and S.epidermidis (10,50; 12,50; 20,50; 27,00 mm). EPMC compound with the 0,6; 1,2 dan 2,4 % concentration is proven to have minimum inhibitory concentration (MIC) against P.acne bacterias, while on the S.aureus dan S.epidermidis reaches up to 1,2 dan 2,4% concentration. Based on the results of the evaluation on the physical stability, EPMC 1,2% cream has a good physical stability until the final research. From the results of safety use (pacth test) on 12 subjects there were no evidence of allergic irritation, therefore cream EPMC 1,2% is safe to be used in topical preparation.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T41554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthya Esra Wihelmina
Abstrak :
Minyak kencur mengandung senyawa etil p-metoksisinamat yang memiliki kemiripan struktur dengan senyawa UV filter organik. Minyak kencur diformulasikan menjadi nanoemulsi dengan konsentrasi berbeda, yaitu 5%, 11,14%, 15,08%, 18,61%, dan dibuat juga nanoemulsi mengandung oktil metoksisinamat 7% sebagai pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk membuat nanoemulsi yang jernih, menguji stabilitas fisiknya, dan menentukan nilai SPF dari nanoemulsi tersebut. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan penyimpanan pada suhu kamar (28±2°C), suhu tinggi (40±2°C), suhu rendah (5°C), uji cycling test, dan uji sentrifugasi. Parameter yang diamati adalah organoleptis, pH, viskositas, dan tegangan permukaan. Efektivitas nanoemulsi ditentukan melalui perhitungan nilai SPF (Sun Protection Factor) secara in vitro menggunakan spektrofotometer UVVis. Dari hasil pembuatan diperoleh nanoemulsi mengandung minyak kencur yang jernih, tidak terjadi pemisahan fase, dan homogen secara fisik. Hasil uji stabilitas fisik menunjukkan kelima nanoemulsi stabil pada penyimpanan suhu kamar dan suhu rendah. Nilai SPF menunjukkan bahwa nanoemulsi minyak kencur memenuhi persyaratan sebagai tabir surya dengan memberikan nilai SPF sebesar 3-24. ......The volatile oil of Kaempferia galanga L. contains ethyl p-methoxycinnamate which has structural similarity with organic UV filter compound. The volatile oil is formulated into nanoemulsions in various concentrations, which are 5%, 11.14%, 15.08%, 18.61%, and nanoemulsion which contains 7% of octyl methoxycinnamate was also made as comparison. This research was designed to create the clear nanoemulsions, examine their physical stability, and determine the SPF value from the nanoemulsions. Physical stability test was conducted by store at room temperature (28±2°C), high temperature (40±2°C), low temperature (5°C), cycling test, and centrifugation test. Parameters that being observed are organoleptic, pH, viscosity, and surface tension. The effectiveness of nanoemulsions were determined through Sun Protection Factor (SPF) value which in vitro using UV-Vis spectrophotometer. From the manufacture result obtained the clear nanoemulsions which do not occur phase separation and physically homogeneous. Physical stability test results showed that nanoemulsions are stable at room temperature and low temperature storage. The SPF value showed that the nanoemulsions meet the terms as sunscreen by giving 3-24 as SPF value.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S116
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library