Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setiorini
Abstrak :
Pada saat ini penggunaan kadmium di industri-industri di Indonesia semakin meningkat, dan sebagai akibatnya pencemaran logam tersebut di lingkungan cukup tinggi. Kadmium dapat menyebabkan keracunan akut maupun keracunan kronis pada manusia. Keracunan akut dapat menimbulkan antara lain kejang perut, sakit kepala, syok, kerusakan paru-paru dan sistem reproduksi. Untuk mengetahui pengaruh penyuntikan kadmium klorida (CdClz) dosis tunggal terhadap motilitas spermatozoa telah dilakukan penelitian eksperimental pada 25 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss. Hewan uji dibagi dalam lima kelompok eksperimen yaitu kelompok eksperimen I, 1I, III, IV (KE1 sampai dengan KE4) yang disuntik berturut-turut dengan dosis 0,045; 0,090; 0,180 dan 0,360 mg Cd+/lkg b.b., dan kelompok kontrol yang disuntik dengan akuabidestilata. Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa penyuntikan kadmium klorida secara intraperitoneal dosis 0,045; 0,090; 0,180; dan 0,360 mg Cd s+/kg b.b. berpengaruh terhadap persentase motilitas spermatozoa. Hasil uji Tukey (a = 0,05) menunjukkan bahwa penyuntikan kadmium klorida dosis 0,180 dan 0,360 mg Cd+/kg b.b. menyebabkan penurunan motilitas spermatozoa, sedangkan dosis 0,045 dan 0,090 mg Cd+/kg b.b. tidak menyebabkan penurunan motilitas spermatozoa.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hardwiyantoro
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh penyuntikan CdCl~ dosis tunggal intraperitoneal terhadap .<;. malformasi mor-fologi luar fetLts mencit galur CBR. Penyuntikan dilakukan pada hari ke-7 kehamilan terhadap 30 ekor induk yang dib~gi menjadi 3 kelompok perlakuan, yaitu kelompok penyuntikan 0 mg CdC1 2 /kg b.b. (plasebo); 2,5 mg CdC12 /kg b.b.; dan 3,5 mg CdC1 2 /kg b.b. dengan pelarut akuabidestilata. Pada hari ke-18 kehamilan induk dibunuh, kondisi intrauterin dicatat, dan fetus dimasukkan dalam larutan Bouin. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan morfologi luar fetus perlakuan dengan plasebo, dan malformasi luar ditetapkan berdasarkan literatur. Hasil Uji Kruskal-Wallis (a = 0,05) terhadap persentase kegagalan berimplantasi, berat dan panjang badan fetus tidak berbeda nyata. Hasil Uji Jonckheere-Terpstra (a = 0,05) menunjukkan kematian pasca implantasi dan malformasi morfologi luar cenderung meningkat seiring kenaikan dosis. Deviasi morfologi yang ditemukan yaitu: hematoma, fusi plasenta, dan retardasi pertumbuhan. Hasil Uji Kruskal-Wallis terha~ dap malformasi polidaktili ekstremitas depan berbeda nyata pada seluruh kelompok penyuntikan, namun tidak berbeda terhadap malformasi eksensefali.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titta Novianti
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penyuntikan kadmium klorida dosis tunggal secara intraperitoneal terhadap mencit (Muscullus Linnseus) betina galur CH untuk mengetahui pengaruhnya terhadap aberasi patahan kromosoin, pertukaran kromosom, patahan kromatid, pertukaran kromatid dan aberasi jumlah kromosom. Dosis yang digunakan adalah 0,5; 1,5; 2,5; 3,5, dan 4,5 rug CdC1 2/kg berat badan dengan lama perlakuan 48 jam. Hasil uji data bentuk aberasi kroinosom dengan uji Kruskal-Wallis (a 0,01), menunjukkan adanya pengaruh perlakuan dari seluruh dosis kadinium klorida yang digunakan terhadap peinbentukan aberasi patahan kromosom. Analisis nilai persentase juinlah kromosom normal (2n 40), menunjukkan adanya penurunan jumlah kroinosoin normal dengan makin meningkatnya dosis kadmium kiorida yang digunakan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumitro Sunityoso
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh penyuntikan CdCI 2 terhadap perkembangan fetus serta gambaran histologi organ hati dan ginjal induk mencit (Mus muscukus L) strain CBR. Penyuntikan dilakukan secara intraperitoneal pada hari ke-7 kehamilan terhadap 30 ekor induk mencit yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, yaitu kelompok I penyuntikan 0 mg CdCI 21kg b.b. (plasebo); kelompok II penyuntikan 2,5 mg CdCl 21kg b.b. dan kelompok III penyuntikan 3,5 mg CdCI 21kg b.b. dengan pelarut akuabidestilata. Pada hari ke -18 kehamilan induk mencit dikorbankan dengan cara dislokasi serviks, kondisi intrauterin dicatat, fetus dikeluarkan dan difiksasi dengan larutan Bouin. Organ hati dan ginjalnya juga dikeluarkan untuk dibuat sediaan histologi. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan morfologi luar fetus perlakuan dengan plasebo. Hasil uji Kruskal-Wallis (o: = 0,05 ) terhadap presentase kegagalan berimplantasi, berat dan panjang badan fetus tidak berbeda nyata. Hasil uji Jonckheere-Terpstra ( a = 0,05 ) menunjukkan kematian pasca implantasi dan malformasi morfologi luar cenderung meningkat seiiring kenaikkan dosis. Deviasi morfologi yang ditemukan yaitu hematoma, fusi plasenta dan retardasi pertumbuhan. Hasil uji Kruskal-Wallis terhadap malformasi polidaktili ekstremitas depan berbeda nyata pada seluruh kelompok penyuntikan, namun tidak berbeda terhadap malformasi eksensefali. Hasil pemeriksaan mikroskopik gambaran histologi hati terdapat kerusakan berupa diatasi dan pembendungan di versa sentralis, sel-sel hati terjadi lisis dan perlemakan. Sedangkan gambaran histologi ginjal terdapat kerusakan berupa penyusutan glomerulus dan terjadi pelebaran jarak antara kedua dinding kapsula Bowman Tingkat kerusakan organ hati maupun ginjal terlihat cenderung meningkat seiring kenaikan dosis penyuntikan CdCI 2.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library