Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rose Ariefianti
Abstrak :
ABSTRAK
Tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) merupakan terna menahun yang sangat mudah tumbuh dan telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai obat tradisional yang memiliki banyak kegunaan. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan adalah herba, daun dan akar dalam bentuk sediaan rebusan tumbuhan tersebut.

Pada penelitian ini, ingin diketahui pengaruh sari air akar tapak liman terhadap fungsi ginjal melalui pengukuran kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus sebagai bagian dari uji toksisitas sub kronis.

Penelitian dilakukan menggunakan 32 ekor tik:Us jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi secara acak ke dalam empat kelompok. Kelompok I,II,III masing-masing diberi do sis sari air akar tapak liman 50 mg, 100 mg, dan 200 mg per 200 g berat badan tikus, sedangkan kelompok IV adalah kelompok kontrol. Sari air diberikan sekali sehari secara oral selama 90 hari erus menerus, kemudian plasma tikus diambil untuk diperiksa kadar urea dan kreatinrnnya secara spektrofotometri.

Dari percobaan didapatkan kadar urea rata-rata (mg/100ml)adalah: kelompok I: 7,43 ± 1,77; kelompok IT: 6,61 ± 2,42; kelompok ITI: 6,42 ± 1,49; kelompok IV: 8,86 ± 2,20; dan kadar kreatinin rata-rata (mg/100 ml) sebagai berikut: kelompok 1: 0,45 ± 0, 12; kelompok II: 0,41 ± 0,06; kelompok III: 0,45 ± 0,06; kelompok IV: 0,46 ± 0, 11. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari kadar urea dan kreatinin pada empat kelompok tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa sari air akar tapak liman tidak mempengaruhi kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus yang berarti aman untuk fungsi ginjal.
1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susianni, Author
Abstrak :
ABSTRAK
Tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) merupakan terna menahun yang sangat mudah tumbuh dan telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai obat tradisional yang memiliki banyak kegunaan. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan adalah herba, daun dan akar dalam bentuk sediaan rebusan tumbuhan tersebut. Pada penelitian ini, ingin diketahui pengaruh sari air akar tapak liman terhadap fungsi ginjal melalui pengukuran kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus sebagai bagian dari uji toksisitas sub kronis. Penelitian dilakukan menggunakan 32 ekor tik:Us jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi secara acak ke dalam empat kelompok. Kelompok I,II,III masing-masing diberi do sis sari air akar tapak liman 50 mg, 100 mg, dan 200 mg per 200 g berat badan tikus, sedangkan kelompok IV adalah kelompok kontrol. Sari air diberikan sekali sehari secara oral selama 90 hari erus menerus, kemudian plasma tikus diambil untuk diperiksa kadar urea dan kreatinrnnya secara spektrofotometri. ~ Dari percobaan didapatkan kadar urea rata-rata (mg/100ml)adalah: kelompok I: 7,43 ± 1,77; kelompok IT: 6,61 ± 2,42; kelompok ITI: 6,42 ± 1,49; kelompok IV: 8,86 ± 2,20; dan kadar kreatinin rata-rata (mg/100 ml) sebagai berikut: kelompok 1: 0,45 ± 0, 12; kelompok II: 0,41 ± 0,06; kelompok III: 0,45 ± 0,06; kelompok IV: 0,46 ± 0, 11. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari kadar urea dan kreatinin pada empat kelompok tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa sari air akar tapak liman tidak mempengaruhi kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus yang berarti aman untuk fungsi ginjal.
2000
S31213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikry Dwi Anjan
Abstrak :
Daun angsana (Pterocarpus indicus Willd.) telah banyak digunakan secara empiris untuk mengobati sariawan, antibakteri dan penyakit ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah efek nefroprotektif daun angsana pada tikus putih jantan yang diinduksi gentamisin ditinjau dari kadar urea dan kreatinin plasma yang keduanya merupakan parameter fungsi ginjal. Pada penelitian ini, digunakan 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol normal (aquadest dan aqua p.i.), kelompok induksi (gentamisin 80mg/kg bb/hari i.p), dosis I (rebusan daun angsana 28,8 mg/kg bb/hari), dosis II (rebusan daun angsana 57,6 mg/kg bb/hari), dosis III (rebusan daun angsana 115,2 mg/kg bb/hari). Semua kelompok diberikan perlakuan selama 21 hari. Pada hari ke-15 diberikan injeksi gentamisin selama 7 hari. Pada hari ke-22, pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbital. Kadar urea dan kreatinin diukur menggunakan metode berthelot untuk urea dan metode kolorimetri untuk kreatinin. Hasilnya menunjukan pemberian dosis III (rebusan daun angsana 115,2 mg/kg bb/hari) dapat menurunkan kadar urea dan kreatinin plasma serta memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kelompok induksi sehingga dapat disimpulkan bahwa daun angsana dosis III (rebusan daun angsana 115,2 mg/kg bb/hari) memiliki potensi untuk mencegah kerusakan ginjal yang disebabkan oleh gentamisin. ......Angsana leaves (Pterocarpus indicus Willd.) has been widely used empirically for treat canker sore, antibacterial and kidney disease. This study aimed to demonstrate the scientific of nephroprotective effect from angsana leaf on male rats induced by gentamicin reviewed from urea and creatinine plasma levels were both parameters of renal function. In this study, thirty male rats strain Sprague Dawley divided into five treatment groups were normal control group (aquadest and aqua p.i.), induction group (80 mg/kg bw/day i.p ), dose I group (28.8 mg/kg bw/day), dose II group (57.6 mg/kg bw/day), dose III group (115.2 mg/kg bw/day). All groups were given treatment for 21 days. At the 15th day, the animals were given gentamicin injection for 7 days. At the 22th day, the blood was collected from sinus orbital. The urea and creatinine plasma levels were measured by berthelot method for urea and colorimetric method for creatinine. The result show dose III (115.2 mg/kg bw/day) was decreased urea and creatinine plasma levels also has significantly different (p<0,05) with induction group. So, stew angsana leaf dose III group (115.2 mg/kg bw/day) has potential to prevent kidney damage by gentamicin induced.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library