Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Kartika Oktaviani
"Terung (Solanum melongena L.) termasuk komoditas hortikultura yang dikonsumsi masyarakat sebagai bahan pangan maupun untuk pengobatan karena kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Pupuk N, P, dan K dapat digunakan untuk mengoptimalkan budidaya tanaman terung sehingga pemanfaatan buah terung dapat ditingkatkan. Penelitian bertujuan untuk menentukan rasio konsentrasi pupuk NPK terbaik, di antara 15:15:15, 20:15:15, 15:20:15, dan 15:15:20 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung (Solanum melongena L.). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rasio N:P:K pupuk berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga, dan jumlah bunga yang membentuk buah. Perlakuan dengan rasio N:P:K 15:20:15 memberikan hasil terbaik pada parameter umur berbunga, jumlah bunga, kadar klorofil, dan jumlah bunga yang membentuk buah.
Eggplant (Solanum melongena L.) is a horticultural commodity that are consumed by the community as food and for treatment because of its nutritional content that is beneficial to health. N, P, and K fertilizer can be used to optimize plant cultivation so that the utilization of eggplant can be increased. The aim of the study was to determine the best ratio of NPK fertilizer, among 15:15:15, 20:15:15, 15:20:15, and 15:15:20 on the growth and production of eggplant (Solanum melongena L.). The experimental design used was a randomized block design with four treatments and six replications. The results showed that the difference in the ratio of N:P:K fertilizer had a significant effect on plant height, number of flowers, and number of fruit set from flower. The best NPK ratio is 15:20:15 for flowering age, number of flowers, chlorophyll content, and number of fruit set from flower."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Margaretta Elsa Damayanti
"Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia. Pemenuhan pemanfaatan mentimun tersebut perlu didukung dengan pertumbuhan tanaman mentimun yang baik, khususnya pada lahan terbatas. Pertumbuhan tanaman mentimun pada lahan terbatas dapat ditingkatkan dengan pemberian Effective Microorganisms (EM4) pada polybag pada saat penanaman tanaman. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan dosis EM4 yang terbaik bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman mentimun. Percobaan terdiri dari kontrol dan tiga perlakuan dengan enam ulangan, yakni pemberian EM4 dengan dosis sebanyak 20 mL, 40 mL, dan 60 mL per polybag. Pemberian EM4 dilakukan dengan cara dikocor setiap delapan hari sekali ke media tanam dalam polybag yang mengandung pupuk kandang dan NPK. Pemberian EM4 menghasilkan peningkatan pertumbuhan dan produktivitas tanaman mentimun, yakni tinggi tanaman, waktu munculnya bunga, jumlah bunga, jumlah bunga yang membentuk buah, serta kadar klorofil daun. Dosis EM4 sebanyak 40 mL memberikan hasil yang terbaik. Hasil pemberian EM4 tersebut tidak terlepas dari pengaruh parameter lingkungan, yakni suhu dan kelembapan udara, curah hujan serta pH tanah. Perlu adanya pengkajian lebih lanjut mengenai kandungan hasil panen mentimun dengan pemberian EM4 dosis 40 mL.
Cucumber (Cucumis sativus L.) is a nutritious and flavored plant that is widely consumed in Indonesia. Cucumber utilization must be supported by good cucumber plant growth, especially on restricted land. Cucumber plant growth on restricted land can be accelerated by adding Effective Microorganisms (EM4) to polybags during the planting. A study has been conducted to discover the best dose of EM4 for cucumber plant growth and productivity. The experiment consisted of control and three treatments with six replications, including the administration of EM4 in doses of 20 mL, 40 mL, and 60 mL per polybag. EM4 is applied by pouring it into the planting media in polybags containing manure and NPK every eight days. Giving EM4 resulted in enhanced cucumber plant growth and productivity, namely plant height, time of flower emergence, number of flowers, number of flowers that become fruit, and leaf chlorophyll content. The best results are obtained with a 40 mL EM4 dosage. The effects of environmental elements, such as air temperature and humidity, rainfall, and soil pH, are inseparable from the results of providing EM4. Further research into the content of cucumber yields produced by administering EM4 at a dose of 40 mL is required."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jeremy Andreas Sim
"Limbah laundry adalah limbah yang merupakan produk dari industri laundry. Limbah tersebut memiliki kandungan fosfat dan nitrat melebihi baku mutu air. Kedua mineral tersebut adalah sumber nutrien untuk pertumbuhan alga. Penelitian bertujuan untuk mengamati pertumbuhan kultur mikroalga hijau UL-80 yang dikultur pada berbagai variasi konsentrasi limbah laundry. Pertumbuhan diukur berdasarkan parameter optical density (OD), biomassa, dan klorofil. Kultur UL-80 diuji pada perlakuan limbah 25% (P25), 50% (P50), 75% (P75), 100% (P100), dan 0% (P0 sebagai kontrol). Selama pertumbuhan kadar nitrat, fosfat, dan pH juga diukur. Berdasarkan hasil percobaan, kultur UL-80 dapat tumbuh pada perlakuan P25, P50, P75 dan P100. Berat basah biomassa kultur UL-80 pada seluruh perlakuan di akhir percobaan tidak jauh berbeda. Terjadi penurunan kadar nitrat dan fosfat pada perlakuan P0, P25 dan P50. Kadar nitrat pada P75 dan P100 tidak mengalami perubahan, sedangkan kadar fosfat mengalami kenaikan sampai T11, kemudian menurun sampai akhir waktu pengamatan (T19). Terakhir, nilai pH mempengaruhi pertumbuhan kultur UL-80. Semakin tinggi nilai pH, pada rentang 7 sampai 9, semakin tinggi juga pertumbuhan kultur alga. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kultur mikroalga hijau UL-80 dapat hidup pada limbah laundry sampai konsentrasi 50%. Pada konsentrasi lebih tinggi, kultur mengalami pertumbuhan yang tidak normal.
Laundry wastewater is a byproduct of the laundry industry, containing phosphate and nitrate. These minerals are nutrient sources for algae. This study aims to observe the growth of the green microalga UL-80 culture in various concentrations of laundry wastewater, based on optical density (OD), biomass, and chlorophyll. The treatments used on this experiment were 25% (P25), 50% (P50), 75% (P75), 100% (P100), and 0% (P0 as control). The levels of nitrate, phosphate, and pH were measured during experiment. The results showed that UL-80 culture grew in treatments of P25, P50, P75, and P100. The wet biomass weight of the UL-80 culture in all treatments were not different. The concentrations of nitrate and phosphate in P0, P25, and P50 were decreased. Nitrate levels in P75 and P100 remained the same, while phosphate levels increased until day 11 (T11) before decreasing at the end of observation (T19). During experiment, the pH increased from 7 to 9. The higher of pH value, the higher the growth of UL-80 culture. As conclusion, the green microalga UL-80 culture can survive in laundry wastewater up to a concentration of 50%. At higher concentrations, the culture experiences abnormal growth."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library