Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bejart, Maurice
Tokyo: Shinshkan , 1986
793.319 BEJ k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia
Abstrak :
Di Jepang, musik memiliki sejarah yang panjang mulai dari zaman kuno hingga saat ini. Begitu banyaknya musik yang mewakili aspirasi masyarakat dari waktu ke waktu, membuat musik ataupun wadah dari musik-musik tersebut masih diakui keberadaannya hingga kini. ini dapat dilihat misalnya dari gedung pertunjukkan Kabuki yang masih terus menyedot penonton. Entah lakon aktor yang memikat atau kerinduan penonton untuk kembali ke suasana di waktu silam yang tercipta dalam sebuah pementasan, yang jelas Kabuki sebagai salah satu kesenian tradisional Jepang ini tetap hidup dalam hati setiap penggemarnya. Bila kembali ke suasana di waktu silam adalah alasannya maka kontribusi musik Kabuki guna membawa penonton ke zaman yang dipertunjukkan sangatlah besar. Berbicara tentang musik Kabuki tentunya tidak lepas dari bayangan musik tradisional Jepang. Karena sebagai drama tradisional Jepang adalah hal yang lumrah bila alat-alat yang dipergunakan dalam Kabuki adalah alat-alat musik tradisional Jepang. Seperti yang ditulis oleh William P. Maim' dalam Traditional Japanese Music and Musical Instrument dari lukisan kuno dapat dilihat bahwa alat musik yang mengiringi Kabuki pada awalnya ialah, suling Noh dan tiga macam alat musik pukul. Pernyataan di atas memperkuat keyakinan penulis bahwa dalam menganalisa musik Kabuki penulis harus berangkat dari sejarah musik tradisional Jepang.Penulis yang memang menyimpan ketertarikan terhadap musik tradisional Jepang menganggap korelasi tersebut di atas merupakan karya yang menarik. Setelahmempelajari sejarah musik tradisional Jepang serta melihat hasil aplikasinya dalam Kabuki, penulis memutuskan untuk memilih musik Kabuki sebagai tema dalam skripsi ini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokuami, Kwatake
Tokyo: Rutland, Vermond, [1967]
895.623 MOK l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Apabila kita membayangkan pertunjukan Kabuki, yang ada di dalam bayangan kita adalah suatu pertunjukan teater yang unik, dengan kemegahan dan keindahan di setiap unsurnya. Baik dalam hal akting para aktornya, maupun periengkapan panggung dan perlengkapan kostum. Kesemuanya disajikan dengan menggunakan teknik yang canggih, lain dari pada yang lain, sehingga menghasilkan suatu pertunjukan drama yang sangat indah dan megah. Untuk mencapai semua itu diperlukan suatu proses yang sulit dan panjang. Kehebatan berakting dari keluarga Ichikawa Danjuro juga tidak terlcpas dari proses belajar yang keras dan lama. Salah satu kehebatan akting serta kostum yang digunakan oleh keluarga Ichikawa Danjuro dapat dilihat dalam dramanya yang berjudul Shibaraku. Kehebatan ide, yang disajikan dalam teknik penggunaan lengan yang sangat unik pada kostum Shibaraku ini tidak dapat dijumpai dalam drama Kabuki manapun. Setelah melalui beberapa kali proses penyempurnaan, jadilah kostum Shiharaku ini menjadi salah satu kostum Kabuki yang paling unik dan indah.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Yudistira
Abstrak :
Seni merupakan implementasi kreativitas dari cipta, rasa, dan karya sehingga menciptakan suatu estetika. Di sisi lain, kesenian telah masuk ke dalam klasifikasi jenis kebutuhan integratif, suatu kebutuhan yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan secara universal. Teater sebagai salah satu bentuk kesenian, juga telah menjadi kebutuhan integratif bagi kehidupan manusia. Pada awalnya, teater adalah suatu bentuk upacara tradisional yang bertujuan untuk memuja dewa-dewa. Seiring dengan perkembangan budaya, yang bersifat dinamis, teater pun mengalami perkembangan. Pada awalnya seni teater bersifat religius. Namun bersamaan dengan perkembangan budaya, terjadi pergeseran nilai seni teater dari ritual menjadi sebuah seni pertunjukan. Di Jepang seni pertunjukan teater juga mengalami perubahan, dari yang bersifat retigius menjadi sebuah seni pertunjukan...
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S13487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Megahmiko
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang peran tata penunjang pementasan di dalam drama kabuki "Shiranami Gonin Otoko" babak III, babak IV, dan babak V. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain naratif. Hasil penelitian menyatakan bahwa tata penunjang, yaitu tata gerak, tata suara, tata rupa, tata bunyi, dan tata pentas sangat penting di dalam menunjang manusia (aktor) sebagai media utama di dalam pementasan; tata penunjang tidak bisa tidak ada di dalam pementasan drama kabuki. ......The focus of this study is about the role of supporting elements in kabuki drama "Shiranami Gonin Otoko" act III, act IV, and act V. This research is a qualitative research with narrative design. The result of this research shows that supporting elements which are movement aspect, voice aspect, form aspect, sound aspect, and stage aspect plays an important role in supporting human (actor) as the main media in a play; supporting elements can't be missing in a kabuki drama play.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42061
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Yudistira
Abstrak :
Seni adalah salah satu perwujudan ekspresi dari manusia untuk mengungkapkan eksistensinya. Dan berbicara tentang seni maka yang menjadi permasalahan pokoknya adalah keindahan atau yang lebih dikenal dengan istilah estetika. Estetika ini tercipta atas dasar implementasi kreativitas dari cipta, rasa, dan karya dari manusia. Karena itu, estetika atau keindahan berfungsi sebagai jiwa dan seni sekaligus sebagai sistem kebudayaan di dalam berkesenian, yang didalamnya terdapat nilai-nilai, pedoman, gagasan-gagasan vital, dan keyakinan-keyalinan manusia di dalam berkesenian. Kesenian itu sendiri termasuk ke dalam jenis kebutuhan integratif manusia, yaitu suatu kebutuhan yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan bersifat universal, tanpa mengenal ruang dan waktu. Hal ini mengandung pengertian bahwa manusia selain diharuskan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya untuk bisa bertahan hidup, ia juga harus menghadapi kebutuhan spiritual, salah satunya adalah kebutuhan keindahan. Macam-macam bentuk kesenian, salah satunya adalah seni pertunjukan yang termasuk di dalamnya drama atau teater. Kabuki termasuk teater tradisional Jepang, merupakan salah satu dari empat seni pertunjukan tradisonal Jepang yang terkenal. Pada masa-masa sebelumnya, di Jepang, khususnya dalam bidang seni, pertunjukan tidak pernah diciptakan dan kalangan rakyat biasa (shomin).Seperti halnya seni dan sastra telah berkembang di kalangan kaum bangsawan atau samurai (zaman sebelum kinsei). Berkaitan dengan hal tersebut, kabuki diciptakan oleh rakyat biasa (shomin) sebagai sarana komunikasi yang memuat pemikiran, nilai-nilai, serta keyakinan masyarakat Jepang menengah bawah berfungsi sebagai sarana untuk untuk memperkenalkan Jepang kepada dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususny. Dengan demikian untuk dapai mengapresiasi kesenian rakyat Jepang ini perlu mengkaji konsep keindahan dan makna simboliknya. Salah satu ekspresi keindahan kabuki terdapat dalam tehnik peran atau Enshutsu.. Tehnik peran (enshutsu) di dalam kabuki ini mewujudkankekhasan dari seni pertunjukan tersebut, karena di dalam tehnik peran (enshutsu) ini terdapat gaya atau sytle yang menjadi kekhasan kabuki tersebut. Karena itu tehnik peran ini dipilih oleh penulis untuk mengkaji bentuk ekspresi keindahan di dalam kabuki. Ada 3 konsep keindahan pada kabuki, yaitu youshiki, hikinbi dan hiteibi. Berkaitan dengan paparan di alas, muncul permasalahan mengenai perwujudan pertunjukan kabuki berdasarkan ketiga konsep diatas, yakni mengkaji tehnik peran dalam kabuki secara estetis dan mencari makna simbolisnya, serta makna yang tersirat maupun tersurat di dalam pertunjukan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau mengidentifikasikan, menjelaskan, dan memahami tentang pertunjukan Kabuki khususnya Yoshitsune Sembonzakura, nilai-nilai estetika youshikibi, hikinbi, dan hiteibi yang diekspresikan dalam pertunjukan Yoshitsune Sembonzakura, serta makna yang terkandung dalam tehnik peran atau enshutsu dalam cerita Yoshitsune Sembonzakura pada seni pertunjukan kabuki. Dengan membatasi pada unsure keindahan kabuki yang terdapat pada tehnik peran (enshutsu) khas kabukiyang muncul pada midokoro dalam pertunjukan Yoshitsune Sembonzakura. Mengacu kepada permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, diperlukan teori-teori untuk memecahkan permasalahan tersebut diatas, yaitu : teori budaya, kesenian, karya seni, estetika dan estetika seni pertunjukan youshikibi, hikinbi, dan hiteibi. Selain itu digunakan juga teori semiotik sebagai acuan di dalam menganalisis data. Metode yang dipakai di dalam penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kepustakaan, dan observasi pertunjukan teater kabuki melalui rekaman pertunjukan untuk memperoleh data.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library