Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Louigi Rahmat Bramantya Moriza
"Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dan desain eksperimental yang bertujuan untuk menguji peran dehumanisasi terhadap pengaruh justifikasi moral terhadap dukungan kebijakan pendekatan keras. Desain penelitian ini adalah penelitian antar subjek posttest saja. DV penelitian ini merupakan dukungan untuk pendekatan keamanan (hard approach). IV (pembenaran moral) dimanipulasi menggunakan indusi teks. Kelompok eksperimen diberikan teks yang berisi pembenaran moral, sedangkan kelompok kontrol akan diberikan teks netral yaitu berita tentang sepak bola. Moderator dalam penelitian ini adalah dehumanisasi. Sebanyak 91 peserta direkrut melalui media sosial Line. Pembagian kelompok dalam eksperimen kali ini gagal membuktikan adanya pengaruh antara justifikasi moral dan dukungan terhadap pendekatan keamanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dehumanisasi tidak berinteraksi dengan justifikasi moral untuk mendukung pendekatan keamanan.
This research is a type of quantitative research and experimental design which aims to examine the role of dehumanization on the effect of moral justification on hard-approach policy support. The design of this study was a posttest inter-subject study only. The DV of this research is a support for the security approach (hard approach). IV (moral justification) is manipulated using text indusion. The experimental group was given a text containing moral justification, while the control group was given a neutral text, namely news about football. The moderator in this research is dehumanization. A total of 91 participants were recruited through the social media Line. The division of groups in this experiment failed to prove the existence of an influence between moral justification and support for the security approach. The results showed that dehumanization did not interact with moral justification to support a security approach."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sopa Merim Pemere
"Penilaian moral terhadap hewan, mengharuskan penelusuran kembali metafisis moral, yang merupakan reason dari manusia. Moral adalah fitur yang dimiliki manusia sebagai pendoman atas baik-buruk, benar-salah, etis-tidak etisnya tindakan manusia, yang merupakan bagian dari kesadaran manusia terhadap kediriannya serta nilai-nilai kebaikan. Moral merupakan faktor utama yang membentuk distingsi manusia dan hewan, dan menjadikan penilaian akan moral itu sendiri berbeda antara dengan manusia sebagai moral being, dan hewan non-moral being. Penilaian etis terhadap manusia, mewajibkan pelandasan penilaian tersebut pada hukum moral, yang terbentuk atas dialog dan persetujuan yang dilakukan moral being. Berbeda dengan penilaian etis terhadap hewan, hukum moral tidak dapat dihadirkan, akibat hewan memiliki keterbatasan yang lebih dalam kemampuan kongnitifnya, hingga tidak dapat menyuarakan kediriannya dalam dialog moral. Sehingga penilaian kita terhadap hewan hanya dapat dihubungkan dengan komponen-komponen perasaan moral yaitu virtue, simpati, dan piety. Dan perasaan moral tersebut akan merujuk kembali pada faktor-faktor kekerabatan spesies dan kesamaan-kesamaan yang dimiliki. Penilaian etis terhadap hewan merupakan hal yang sifatnya partikular, dan tetap mengharuskan adanya pendekatan berdasarkan kepentingan yang juga dimiliki hewan.
A moral judgment on animal, require us to trace back the metaphysics of moral which act as man's reason. Morale is man's features that act as a guidance on the good-bad, right-wrong, ethical-non-ethical of human's behavior. It is a part of human‟s consciousness of its being and its virtue. Morale is the main factor that distinct man and animal, and therefore the moral judgment itself differ between man as a moral being and animal as a non-moral being. An ethical judgment on man requires a foundation on moral law that is formed from a dialog and agreement done between moral beings. In ethical judgment on animal, we can‟t bring moral law as its foundation for animal have a limitation on its cognitive abilities; therefore, it can‟t express itself as a being in a moral dialog. In making a judgment on animal, we can only connect by components of moral sentiment, which are virtue, sympathy, and piety, and those moral sentiments will refer back on its species relation factor and the similarities they share. An ethical judgment on animal is of particular nature, and still requires an approach based on an interest that is also owned by animals.;A moral judgment on animal, require us to trace back the metaphysics of moral which act as man's reason. Morale is man's features that act as a guidance on the good-bad, right-wrong, ethical-non-ethical of human's behavior. It is a part of human‟s consciousness of its being and its virtue. Morale is the main factor that distinct man and animal, and therefore the moral judgment itself differ between man as a moral being and animal as a non-moral being. An ethical judgment on man requires a foundation on moral law that is formed from a dialog and agreement done between moral beings. In ethical judgment on animal, we can‟t bring moral law as its foundation for animal have a limitation on its cognitive abilities; therefore, it can‟t express itself as a being in a moral dialog. In making a judgment on animal, we can only connect by components of moral sentiment, which are virtue, sympathy, and piety, and those moral sentiments will refer back on its species relation factor and the similarities they share. An ethical judgment on animal is of particular nature, and still requires an approach based onan interest that is also owned by animals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46479
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library