Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Navarre, Isa
"This handbook of oral, topical and internal applications and procedures offers specific doses and step-by-step procedures for taking Noni juice the way your body needs it. Learn how to use noni for everything from rashes to headaches. With the help of this book, anyone who has discovered the wonders of noni will be able to more fully access the benefits of this amazing fruit!"
south Orem: Direc Source Publishing, 2005
641.34 NAV o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yanita Rikasari
"Latar Belakang : Bakteri patogen Streptococcus mutans merupakan salah satu faktor penyebab karies yang perlu diperhatikan. Jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru mengandung senyawa fenol, diantaranya flavonoid, tannin, antosianin dan resveratrol. Senyawa fenol memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans asal saliva.
Tujuan : Mengetahui besar efek antibakteri jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru terhadap Streptococcus mutans asal saliva dengan menghitung besar zona hambatan, Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM).
Metode : Senyawa fenol pada jus anggur diidentifikasi dengan uji fitokimia. Jus anggur dibuat dalam 8 tingkat konsentrasi, 20% hingga 90%. Penelitian ini menggunakan dua macam tes sensitivitas, metode difusi dan metode dilusi. Analisa statistik dilakukan dengan metode deskriptif.
Hasil : Zona hambatan meningkat dari 1.03 mm pada konsentrasi 20% hingga 7.03 mm pada konsentrasi 90%. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) sebesar 40% dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) sebesar 50%.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian in vitro yang dilakukan, terbukti bahwa jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru memiliki efek antibakteri yang potensial terhadap Streptococcus mutans asal saliva.

Background: The emergence of dental caries bacterial pathogen, Streptococcus mutans, is a significant threat to oral health. Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo has active substance named phenolic compounds such as flavonoid, tannin, anthocyanin and resveratrol. Phenolic compounds have antibacterial effect against salivary Streptococcus mutans.
Objectives: The aim of this research is to determine the antibacterial effect of Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo by measuring the inhibitory zone, Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) on salivary Streptococcus mutans.
Methods: Phenolic compounds in grape juice were identified by phytochemical test. After divided to eight concentrations, from 20% until 90%, the grape juice was tested against salivary Streptococcus mutans. This research used two kinds of sensitivity test, diffusion and dilution method. Statistical analysis was done in descriptive method.
Result: Inhibitory zone was inclined from 1.03 mm in concentration 20% to 7.03 mm in concentration 90%. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) was 40% and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) was 50%.
Conclusion: This research shows that Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo has potential antibacterial effect against salivary Streptococcus mutans, in vitro."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juan, Tjiu Sion
"Ruang lingkup dan cara penelitian:
Jus jeruk jika diminum bersama obat-obat tertentu dapat menurunkan bioavailabilitas obat-obat tersebut secara drastis karena jus jeruk merupakan penghambat poten organic anion transporter polypeptide (OATP), yakni uptake/influx transporter yang terdapat di brush border sel usus, dan obat-obat tersebut merupakan substrat dari OATP. Eritromisin merupakan substrat dan penghambat Pglycoprotein (P-gp), yakni efflux transporter yang juga terdapat di brush - border sel usus. Terdapat tumpang tindih yang cukup ekstensif antara substrat dan penghambat OATP dan P-gp. Eritromisin seringkali digunakan untuk pengobatan infeksi saluran napas, dan pasien yang menderita infeksi ini juga sering minum jus jeruk untuk tambahan vitamin C dan untuk rasa segar. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jeruk siam bersama eritromisin pada farmakokinetik eritromisin. Penelitian ini merupakan studi menyilang dua kali pada 13 sukarelawan sehat. Eritromisin dosis tunggal diminum bersama air dan bersama jus jeruk dengan urutan acak selang 2 minggu. Sampel darah diambil pada jam-jam tertentu sampai dengan 9 jam dan kadar eritromisin dalam serum diukur secara mikrobiologis. Parameter bioavailabilitas yang dinilai adalah AUC0_, (area di bawah kurva kadar eritromisin terhadap waktu dari jam 0 sampai "'), Cmax (kadar puncak eritromisin dalam darah) dan tmax (waktu untuk mencapai Cmax). Ke-3 parameter tersebut dibandingkan antara eritromisin yang diminum dengan air dan yang diminum dengan jus jeruk.
Hasil dan kesimpulan:
Bioavailabilitas (AUCo-"' jam) tablet eritromisin yang diminum bersama 200 ml jus jeruk siam berkisar antara 9.6°/o sampai 189.3% dengan rata-rata 81.2% dibandingkan jika tablet eritromisin tersebut diminum bersama air. Berdasarkan kriteria bioekivalensi jus jeruk siam dinyatakan tidak mempengaruhi bioavailabilitas eritromisin dengan bioavailabilitas eritromisin dengan jus jeruk berkisar antara 80-125% dibandingkan dengan bioavailabilitas yang diminum bersama air. Dari 13 subyek penelitian ini, jus jeruk siam tidak mempengaruhi bioavailabilitas eritromisin pada 3 orang subyek. Jus jeruk siam menurunkan bioavailabilitas eritromisin pada 7 subyek dan meningkatkan bioavailabilitas eritromisin pada 3 subyek. Kadar maksimal eritromisin dalam serum (Cmax) dari tablet eritromisin yang diminum bersama 200 ml jus jeruk siam berkisar antara 30.0°/o sampai 206.1% dengan rata-rata 93.6% dibandingkan dengan Cmax dari tablet eritromisin yang diminum bersama air. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jus jeruk siam tidak mempengaruhi Cmax eritromisin (p = 0.173). Waktu untuk mencapai kadar maksimal eritromisin dalam serum (tmax) dari tablet eritromisin yang diminum bersama 200 ml jus jeruk siam memanjang dibandingkan dengan tmax dari tablet eritromisin tersebut diminum bersama air (rata-rata 2.04 dan 1.69 jam), tetapi tidak bermakna secara statistik. Waktu paruh eliminasi (t112) dari tablet eritromisin yang diminum bersama 200 ml jus jeruk siam sedikit memendek dibandingkan dengan t112 daii tablet eritromisin yang diminum bersama air (rata-rata 1.63 dan 1.73 jam), tetapi tidak bermakna secara statistik. Penurunan AUC dan Cmax eritromisin bersama jus jeruk siam dapat terjadi akibat hambatan OATP. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa eritromisin adalah ~ubstrat dari OATP dan transporter ini dihambat oleh jus jeruk siam. S~byek yang mengalami penurunan AUC dan Cmax mungkin mempuMyai transporter OATP yang dominan atau yang lebih peka terhadap hambatan oleh jus jeruk siam. Peningkatan AUC dan Cmax eritromisin bersama jus jeruk siam dapat terjadi akibat hambatan CYP3A4 dan/atau P-gp, tetapi tampaknya bukan akibat hambatan CYP3A4 karena jeruk siam tidak mengandung furanokumarin dihidroksibergamotin maupun flavonoid naringin dan naringenin yang menghambat aktivitas metabolik CYP3A4. Subyek yang mengalami peningkatan AUC dan Cmax mungkin mempunyai transporter P-gp yang dominan atau yang lebih peka terhadap hambatan oleh jus jeruk siam. Pada beberapa subyek dengan bioavailabilitas yang tidak berubah mungkin disebabkan oleh ekspresi transporter OATP dan P-gp yang seimbang. Pada 12 subyek terjadi penurunan kecepatan absorpsi."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad, Syed Aziz
"Fruits & vegetables act as scavengers to our body, and drive away toxic and harmful wastes. They nourish our body with pure water, sugar, vitamins,minerals, proteins, fibers, aromatic compounds and host of other micronutrients. This authentic, self-help, therapeutic guide makes you learn and apply the ramarkable ways to combat naturally all kinds of ailments."
New Delhi: Pustak Mahal, 2001
613.262 AHM f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gala, D.R
"Many diseases of modern man are directly ascribable to his wrong and improper diet. Juice diet as a medical therapy is one of the best therapies to prevent and cure diseases. This book will serve as a useful guide to those who want to improve their health through juice-dieting. It gives valuable information about the food value of various juices and provides useful instruction about juice-dieting."
Ahmadabad: Navneet Publicaions, 2007
613.262 GAL j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Yanti
"Jalur metabolisme utama dari isoniazid INH adalah dengan asetilasi untuk membentuk asetil isoniazid AcINH . Kecepatan asetilasi dapat berbeda tergantung aktivitas N-asetiltransferase-2 NAT-2 . Pengobatan tuberkulosis dengan INH dapat menimbulkan risiko hepatotoksik, baik pada tipe asetilator cepat maupun lambat. Buah nans Ananas comosus Linn. Merr diketahui beraktivitas hepatoprotektor. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari kecepatan asetilasi INH pada etnis Melanesia dari Papua. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus nanas terhadap asetilasi INH. Kecepatan asetilasi INH ditentukan berdasarkan rasio kadar AcINH dan INH dalam plasma subjek. Kadar AcINH dan INH dalam plasm asubjek dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi. Kromatografi fase balik-pasngan ion yang telah divalidasi menunjukkan batas kuntifikasi terendah untuk INH dan AcINH berturut-turut yaitu 0,1258 dan 0,1188ug/mL. Subjek yang berpartisipasi pada studi penentuan asetilasi INH adalah 102 orang. Sebanyak 41 dari 102 subjek secara sukarela terlibat pada studi pengaruh jus buah nanas pada asetilasi INH. Hasil penelitian menunjukkan 70,59 subjek adalah asetilator lambat. Jus buah nanas matang diketahui memengaruhi kecepatan asetilasi INH berdasarkan analisis statistik Wilcoxon test for two related samples pada tingkat kepercayaan 95 . Dalam rangka mengurangi efek hepatotoksik INH, pemanfaatan jus nanas matang sebagai adjuvant dapat diteliti lebih lanjut pada pasien tuberkulosis.

The major pathway of INH metabolism is by acetylation to form acetyl isoniazid AcINH . Acetylation rate may differ depends on N acetyltransferase 2 NAT 2 activity. Treatment of tuberculosis with INH may lead to the risk of hepatotoxicity, both in fast and slow acetylator types. Pineapple fruit Ananas comosus Linn. Merr has a hepatoprotector activity. The aim of this study was to study INH acetylation rate on Melanesia ethnicity from Papua, Indonesia. Furthermore, this study was to evaluate the influence of pineapple juice as hepatoprotector in INH acetylation. The acetylated rate of INH was determined based on the ratio of AcINH and INH levels in subject rsquo s plasma. The levels of INH and AcINH in the subject rsquo s plasma were analyzed by high performance liquid chromatography. Validated reversed phase ion pair chromatography showed the lower limit of quantification of INH and AcINH were 0.1258 and 0.1188 g mL, respectively. Participants in the study of INH acetylator status were 102 subjects. A total of 41 of 102 subjects were voluntarily implicated in the study of the effect of pineapple juice on acetylation of INH. The results showed that 70.59 of subjects were slow acetylators. Ripe pineapple fruit juice is known to affect the rate of acetylation INH based on statistical analysis of Wilcoxon test for two related samples at 95 confidence level. In order to reduce the effects of INH hepatotoxicity, the utilization of ripe pineapple juice as adjuvant can be further investigated in patients with tuberculosis."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
D2388
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Anindya Nugroho
"Latar Belakang : Jus jeruk mengandung asam yang mengakibatkan erosi. Erosi pada permukaan email gigi dapat dilihat dengan mengukur kekasarannya. Tujuan : Mengetahui perbedaan kenaikan kekasaran permukaan email antara perendaman jus jeruk kemasan dan segar. Metode : 60 gigi premolar dibagi dalam 2 kelompok untuk direndam jus jeruk kemasan dan segar selama waktu tertentu. Hasil : Perbedaan kenaikan kekasaran permukaan email pada perendaman jus jeruk kemasan dan segar berbeda bermakna dengan p<0.000 Kesimpulan : Terjadi peningkatan kekasaran permukaan email gigi yang lebih tinggi pada pemaparan dengan jus jeruk kemasan dibandingkan dengan pemaparan pada jus jeruk segar.

Background: Despite the health benefits, orange juice has acidic contents, which may cause tooth erosion. Objective: Know increase enamel roughness between submerge in commercial and fresh orange juice. Method: 60 premolar teeth are divided in 2 groups to be submerged in commercial and fresh orange juice at a certain point of time. Result: Different increasing levels of roughness in tooth’s enamel surface between the submergence in commercial and fresh juice has a significant value of p<0.000 Conclusion: Increase of roughness in tooth’s enamel submerge in commercial fruit juice are greater than submerge in fresh fruit juice.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saha, N.N
"it would be better if you follow natural ways to health you should take food as nature has made it , i.e. raw fruits and vedetables . This book helps you to select the right fruit for a specific disease."
New Delhi: B. Jain Publisher, 1996
615.854 SAH f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Manohara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus anggur 300 gram per hari selama dua minggu terhadap kadar kolesterol LDL laki danperempuan dengan kolesterol total batas tinggi. Penelitian ini merupakan uji klinik para!el, membandingkan 18 orang dalam kelompok yang mendapat jus anggur disertai penyuluhan gizi dengan 17 orang daJam kelmnpok yang hanya mendapat penyuluhan gizi. Subyek yang memenuhi kriteria penelitian dibagi menjadi dua kelompok dengan randomisasi sederhana. Data yang diambil meliputi usia. jenis kelamin1 tingkat pendidikan, indeks massa tubuh (IMT), aktivitas ftSik, riwayat hiperkolesterolemia, asupan energi, lemak, serat kolesterol dan polifenol. Pemeriksaan IMT, asupan energi) lemak, serat, kofesterol, dan polifenol serta kolesterol LDL dlakukan pada awal, selama dan akhir perlakuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan dan Mann wliitncy dengan batas kemaknaan 5%. Sebanyak l8 orang kelompok P dan 14 orang ke!ompok K dengan usia 25-44 tahun dapat mengikuti penelitian seear.t. fengkap, Indeks aktivitas fisik rata rata termasuk eukup. Data awal menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Setelah 14 hari perlakuan. diketahui persentase asupan energi subyek terhadap kebutuhan energi total termasuk kategori cub.'Up pada kelompok perlakuan (89,1 ± 21,6%) dan kurang pada kelompok kontrol (78,8 ± 17,2%). Asupan lemak kedua kelompok seiama pedakuan tergolong cukup. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Asupan serat dan kolesterol kedua kelompok selama perlakuan tidak berbeda bermakna. Asupan polifenol lebih tinggi pada kelompok perlakuan 631,9 (594,4-753,4) mg/hari dibandingkan dengan asupan kelompok kontrol 63,1 (4,5-140,4) mg/hari Pada kedua kelompok didapatkan penurunan kadar kolesterol LDL. Penurunan yang lebih besar teijadi pada kelompok perlakuan, namun tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan penurunan pada kelompok kontrol. Dengan pemberian 300 gram jus anggur scJama dua minggu tidak didapatkan perbedaan bermakna penurunan kolestcrot LDL antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

The aim of this study was to investigate the effect of 300 gram per day grape juice for two weeks on LDL-cholesterol le""is in borderline total cholesterol of male and female subjects. The study is a parallel! randomized clinical trial. The subjects random were divided into two groups using simple randomization. The treatment group was given grape juice and nutrition counseling (n = 18) and the control group received nutrition counseling alone, n=l7. Data collected including age, sex, Jevel of education, physical activity, body mass index (BMl), hypercholesterolemic intake of energy, fat, fiber, cho!esteroand polyphenol. Laboratory findings of LDL­ cholesterol levels and BMI examination were done before and after treatment Intake of energy, fut, fiber, cholesterol, and polyphenoi were examined before) during, and after the treatment Statistical analysis, was done using unpaired t and Mann Whitney tests with the signnficant level of 5%. Eighteen subjects. were age 25-44 years old, in the treatment group and fourteen subjects in the control group completed the study. The physical activity index in both groups is categorized as sufficient. The characteristics of the two groups not significantly different at base line (p >0,05). After fourteen days of treatment, ail subjects in the treatment group had energy intake meet the requirement of&9,1 ± 21,6 %whereas the control group average did not 7&,& ± i7.2 %. Intake off in both groups was sufficient, the control group had above recommended intake. Intake of fiber and cholesterol in both group was not significantly different. The average intake of polyphcnol in the treatment group increased significantly higher than in the control group 631,9 (594,4-753,4) and 63,12 (4,5-140,4) mg/day respectively. There was a greater decrease in LOL-cholesterol levels in the treatment group compared to the control group.although not statistically significant (p >0,05). In conclusions, the effects of 300 gram per day grape juice for two weeks decrease LDL-cholesterol the treatment group higher than the control but was not significantly."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T31663
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Maria Wahyuningtyas
"Penelitian ini adalah diketahuinya pengarub pemberian jus anggur 300 gram per hari selama dua minggu terhadap kadar NO serum laki-laki dan perempuan dengan kadar kolesterol total batas tinggi. Penelitian ini merupakan sebuab field trial, membandingkan Ul subyek dalam kelompok yang mendapatkan jus anggur disertai penyuluhan TIC (P) dengan 17 subyek dalam kelompok yang hanya mendapatkan penyuluhan 1LC (K). Subyek yang memenuhi kriteria penelitian dibagi menjadi dua kelompok dengan randomisasi sederhana. Data yang diambil melipoti usia, jenis kelamin, riwayat hiperkolesterolemia dalam keluarga, akrivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), asupan energi, lernak, kolesterol, serat, dan polifenol dengan food record. Pemeriksaan kadar kolesterol total dan NO serum dilekukan di awal dan ekhir perlekuan. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan dan uji Mann Whitney dengan batas kernaknaan 5%. Sebanyak 18 subyek pada kelompok P dan 14 subyek pada kelompok K, dengan rerata usia 35,57±5,20 tahun mengikuti penelitian secara lengkap. Indeks akrivitas fisik subyek kedua ke!ompok termasuk di bawah rata-rata. Data awal tidak didapatkan perbedaan bermakna (p>O,OS). Setelah dua minggu perlakuan, didapatkan persentase asupan energi terbadap kebutuhan energi total termasuk kategori cukup pada kelompok perlakuan dan kurang pada kontrol. Asupan lemak total dan kolesterol kadua kelompok adalah tergolong cukup. Asupan serat tergolong kurang. Terdapat perbadaan bermakna asupan polifenol pada kedua kelompok selama perlakuan (p<0,05). Terdapat peningkatan kadar NO serum sesudab perlekuan pada kedua kelompok yang tidak berbeda bermakna (p>O,OS), bahkan terdapat penurunan kadar kolesterol total serum pada kedua kelompok sesudah perlekuan meskipun tidak berbeda bermakna (p>0,05) dan masih dalam kategori batas tinggi. Pemberian jus anggur 300 gram per han tidak didapatkan perbedaan bermakna peningkatan kadar NO serum antara kelompok perlakuan dan kontrol.

The aim of this study was to investigate the effect of grape juice (that made from 300 grams of grapes per day) during two weeks on serum NO level in male and female subjects with borderline high total cholesterol level. The study was a field trial Thirty five subjects were selected using certain criteria and randomly (simple randomization) divided into two groups. The treatment group (n=18) received grape juice and nutrition counseling; the control group (n=l7) received nutrition counseling. Data obtained directly from the subjects were age, gender, history of hypercholesterolemia in .subject's family, physical activity, and body mass index, intake of energy, fat, cholesterol~ fiber and polyphenol using food record. Laboratory findings of serum NO level and total cholesterol level were done before and after intervention. For statistical analysis, unpaired t-test and Mann Whitney were used with the level of significance was S%. Eighteen subjects in the treatment group and fourteen subjects in the control group completed the study and analyzed. Mean of age was 35.57±5.20 years old. The physical activity index of bath groups were low. The characteristics of the two groups were closely matched at base line (p>O.OS). After two weeks intervention, subjects? energy consumed in the treatment group achieved the recommended diet, while in the control group was below. The average intake of total fat and cholesterol in both groups achieved the recommended diet, but the fiber intake were below. The average intake of polyphenol in the treatment group was increased significantly than the control group (pQ.05). There were decreased on serum total cholesterol level in bath groups, although not statistically significant (p>O.OS). The effect of gyape juice for two weeks did not significantly increase serum NO level in the treatment group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32824
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>