Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lutfiana Hartanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh jumlah jam kerja ibu pada perilaku pemberian asi. Penelitian ini berkontribusi melalui penggunaan variabel jumlah jam kerja yang selama ini masih terbatas. Jumlah jam kerja penting untuk diperhatikan karena alokasi waktu yang dimiliki ibu untuk mengurus rumah tangga termasuk menyusui anak adalah sisa waktu yang dimiliki setelah bekerja. Unit analisis dalam penelitian ini adalah bayi berumur 6-23 bulan sebanyak 26066 baik yang ibunya bekerja maupun tidak bekerja dari Susenas 2017 akan diuji menggunakan regresi logistik multinomial. Hasil yang didapatkan adalah terbukti ibu yang memiliki jumlah jam kerja lebih tinggi memiliki peluang lebih kecil untuk menyusui eksklusif maupun tidak eksklusif dibanding tidak menyusui.

This study aims to test the effect of mothers workhours on breastfeeding behavior. This research provides a theoretical contribution concerning the impact of mothers work hours, which is still relatively limited at present. It is essential to pay attention to work hours because it significantly affects time allocation for breastfeeding and homemaking. This study used 26066 mother-baby dyadic data from Susenas 2017. The data were analyzed using multinomial logistic regression. This study found that longer work hours resulted in a lower probability of exclusive or any breastfeeding."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tunjung Artha Trahtama Puri
"Indonesia telah bergerak menuju masyarakat menua, upaya telah dilakukan untuk menciptakan masyarakat Menua Aktif, di mana lansia tetap dalam kondisi sehat, mandiri, dan produktif. Penelitian ini meneliti kondisi keuangan lansia, salah satu persyaratan yang paling penting untuk mencapai masyarakat Menua Aktif. Kondisi keuangan digambarkan dengan menggunakan empat pengukuran: apakah lansia bekerja atau tidak, jumlah jam kerja, pendapatan lansia, dan apakah lansia miskin atau tidak. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logit untuk meneliti faktor-faktor penentu bekerja atau tidak, dan apakah miskin atau tidak. Menggunakan analisis OLS untuk menemukan faktor-faktor penentu jumlah jam kerja dan pendapatan. Semua analisis statistik menggunakan individu, rumah tangga dan variabel spasial. Beberapa temuan bahwa variabel individu dan rumah tangga (umur, jenis kelamin, tempat tinggal, hubungan dengan kepala rumah tangga, pengaturan tempat tinggal, status perkawinan, pendidikan, baca tulis, keluhan kesehatan, Raskin, dan asuransi kesehatan) secara signifikan mempengaruhi keputusan untuk bekerja, jumlah jam kerja, pendapatan, dan apakah menjadi miskin atau tidak. Rawat inap memiliki efek yang signifikan pada pekerjaan dan pendapatan saja. Kredit usaha dan jaminan sosial hanya secara signifikan mempengaruhi keputusan untuk bekerja, jumlah jam kerja dan pendapatan. Variabel spasial (mengukur dengan PDB, upah minimum, persen orang miskin) secara signifikan mempengaruhi keputusan untuk bekerja, jumlah jam kerja, pendapatan, dan apakah miskin atau tidak.

As Indonesia has been moving toward an ageing society, efforts have been made to create an Active Ageing society, where the elderly are and remain healthy, independent, and productive. This study is examining the elderly?s financial condition, one of the most important requirements to achieve an Active Ageing society. It uses four measurements of the financial condition: whether or not the elderly works, the number of working hours, the income of the elderly, and whether or not the elderly is poor. The study uses a logit regression analysis for examining the determinants of working or not, and whether the elderly is poor. It uses an OLS analysis for finding the determinants of number of hours working and income. All statistical analyses employ individual, household and spatial variables. Some of the findings are that individual and household variables (age, sex, place of residence, relationship to head of household, marital status, living arrangement, education, literacy, health complaints, Raskin, and health insurance) significantly influence decision to work, the number of working hours, incomes, and whether being poor or not. Hospitalization has a significant effect on work and income only. Business credit and social security only significantly influence decision to work, the number of working hours and incomes. Spatial variables (measure with GDP, the minimum wage, percent of poor people) significantly influence decision to work, the number of working hours, income, and whether poor or not.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Ayu Dini Safitri
"Pendahuluan: Pekerjaan basah merupakan faktor risiko utama terjadinya dermatitis kontak akibat kerja (DKAK) pada tangan. Terdapat dua jenis faktor risiko DKAK yaitu faktor eksogen, seperti jenis pekerjaan dan jumlah jam kerja mingguan; dan faktor endogen, seperti jenis kelamin, usia, dan riwayat penyakit atopik. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DKAK pada pekerja basah. Metode: Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 134 orang. Kriteria inklusi yaitu pekerja basah yang telah bekerja minimal 6 bulan dan tidak berganti pekerjaan minimal 6 bulan. Kriteria eksklusi yaitu pekerja basah yang mengalami dermatitis kontak bukan akibat kerja. Variabel independen yaitu jenis pekerjaan, jumlah jam kerja mingguan, usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit atopik. Variabel dependen yaitu DKAK. Hasil: Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan (p value = 0,283), jumlah jam kerja mingguan (p value = 0,313), jenis kelamin (p value = 0,652), dan usia (p value = 0,556) terhadap kejadian DKAK pada pekerja basah. Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat atopi dengan kejadian DKAK pada pekerja basah. Riwayat atopi memiliki pengaruh terhadap hubungan antara jenis pekerjaan dengan DKAK (p value < 0,001). Pekerjaan sebagai tenaga kesehatan dapat mencegah kejadian DKAK sebesar 90,3% dibandingkan dengan pekerjaan sebagai non tenaga kesehatan setelah dikontrol dengan faktor risiko riwayat atopi. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan, jumlah jam kerja mingguan DKAK lebih tinggi pada tenaga non kesehatan dibandingkan tenaga kesehatan karena tenaga non kesehatan memiliki lebih banyak pajanan terhadap pekerjaan basah dan pajanan bahan iritan dibandingkan dengan tenaga kesehatan serta tindakan pencegahan terhadap kejadian DKAK yang dilakukan tenaga non kesehatan lebih sedikit dibandingkan oleh tenaga kesehatan. Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat atopi dengan kejadian DKAK. Tenaga non kesehatan dengan riwayat atopi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian DKAK pada pekerja basah.

Introduction: Wet work is the main risk factor for Occupational contact dermatitis (OCD) on the hands. Risk factors for OCD consist of two types: exogenous factors, such as type of occupation and number of weekly working hours; and endogenous factors, such as gender, age, and history of atopic disease. This study aims to analyze the factors related to the incidence of OCD in wet workers. Method: The study design is cross-sectional. The sampling technique used total sampling. There were 134 research samples. Inclusion criteria are wet workers who have worked for at least 6 months and have not changed occupations for at least 6 months. Exclusion criteria include wet workers who experience non-occupational contact dermatitis. The independent variables are type of occupation, number of weekly working hours, age, gender, and history of atopic disease. The dependent variable is OCD. Result: This study did not find any relationship between type of occupation (p value = 0,283), number of weekly working hours (p value = 0,313), gender (p value = 0,652), and age (p value = 0,556) on the incidence of OCD in wet workers. Meanwhile, this study found a significant relationship between history of atopic disease and incidence of OCD in wet workers. History of atopic disease has an influence on the relationship between type of occupation and OCD (p value < 0,001). An occupation as a health worker can prevent the incidence of OCD by 90,3% compared to an occupation as a non-health worker after being controlled by the risk factor of a history of atopic disease. Conclusion: There is no relationship between type of occupation, number of weekly working hours, gender and age to the incidence of OCD in wet workers. The proportion of OCD incidence is higher in non-health workers than health workers due to non-health workers having more exposure to wet work and irritant exposure than health workers. Besides that, the number of non-health workers who take preventive measures to prevent OCD incidence is less than health workers. There is a significant relationship between history of atopic disease and the incidence of OCD. Non-health workers with a history of atopic disease is the most influential factor in the incidence of OCD in wet workers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library