Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raditya Brahmantyo Zoelkarnain
"ABSTRAK
Tingkah laku tidak jujur merupakan tingkah laku yang kerap ditemui dalam
kegiatan sehari-hari dan juga dalam situasi yang berbeda-beda. Tingkah laku
tidak jujur dapat menimbulkan berbagai kerugian yang cukup berarti, baik
kerugian yang berupa finansial ataupun kerugian yang bukan merupakan
kerugian finansial. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menyelidiki dampak
risiko eksplisit tertangkap terhadap tingkah laku tidak jujur dengan anticipated
shame, atau ekspektasi seseorang akan emosi shame yang akan ia rasakan
apabila melakukan tingkah laku tidak jujur, sebagai variabel moderator.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain 2 x 2 beetween-subjects
factorial design kepada 90 orang partisipan. Temuan yang diperoleh melalui
penelitian menunjukkan bahwa, risiko eksplisit tertangkap tidak secara
signifikan mempengaruhi tingkat tingkah laku tidak jujur F (1, 89) = 0,396, p =
0,531, anticipated shame tidak secara signifikan mempengaruhi tingkat tingkah
laku tidak jujur F (1, 89) = 0,396, p = 0,507, dan bahwa anticipated shame
tidak berperan sebagai moderating variable dalam hubungan antara risiko
eksplisit tertangkap dengan tingkah laku tidak jujur F (1, 89) = 0,02, p = 0,965.

ABSTRACT
Dishonest behaviors could be found in various situations in our daily lives and
could give rise to negative consequences, whether financially or not financially.
This study is conducted to explore the effect of explicit risk of getting caught
towards dishonest behaviors, with anticipated shame, someone?s expectation
about the shame they will experience should they decided to commit dishonest
behaviors, as moderating variable. This study uses 2 x 2 beetween-subjects
factorial research design, and is conducted with 90 participants. The results
shows that, explicit risk of getting caught does not significantly affect dishonest
behavior F (1, 89) = 0,396, p = 0,531, anticipated shame does not significantly
affect dishonest behavior F (1, 89) = 0,396, p = 0,507, and there are no
interaction effect of risk of getting caught and anticipated shame toward
dishonest behavior F (1, 89) = 0,02, p = 0,965."
2016
S62774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin berkembangan dalam suatu masyarakat yang tidak siap menerima hal-hal baru dan bersedia merubah prinsip dan pengetahuan yang selama ini diakui kebenerannya, jika kemudian terdapat fakta ilmiah yang membuktikan kesalahan pengetahuan tersebut. Ilmu pengetahuan dan teknologi hanya akan lahir dan berkembang di tengah masyrakat yang bersikap kritis empiris. Pendidikan ilmu pengetahuan sejak dini merupakan upaya untuk menanamkan budaya ilmiah pada anak didik. Ada lima sikap ilmiah yang perlu ditanamkan sejak dini, yakni komunalisme, universalisme, ketidakberpihakan, skeptisme terorganisir dan kejujuran. Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh nilai budaya yang terdapat dalam suatu masyarakat, karenanya membangun masyarakat berbudaya iptek adalah dengan membangun sikap kritis, jujur dan adil melalui pendidikan di masyarakat sejak usian dini."
Jakarta: Kementerian Riset dan Teknologi, {s.a.}
600 TEKIN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Kenakalan remaja bukanlah masalah yang berdiri sendiri. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, baik internal maupun eksternal . Pengawasan yang berlebihan menyebabkan mereka menjadi terkekang dan tergantung kepada orang tua...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Naazhiroh
"Moral reminder Sepuluh Perintah Tuhan telah diuji dapat mengurangi perilaku tidak etis secara signifikan walaupun individu mendapat godaan untuk berperilaku tidak etis. Godaan tersebut tidak akan berpengaruh apabila individu memiliki perhatian penuh terhadap standar moralnya dan internal reward mechanism yang berfungsi dengan baik melalui pemberian moral reminder. Pada penelitian ini, penulis hendak menguji kembali pengaruh moral reminder Sepuluh Perintah Tuhan terhadap perilaku tidak etis pada siswa kelas 3 SMA yang beragama Nasrani.
Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa partisipan yang diberikan moral reminder melalui tugas menulis Sepuluh Perintah Tuhan memiliki rata-rata ketidakjujuran lebih tinggi M = 0,24; SD = 0,60 dibandingkan partisipan yang tidak diberikan moral reminder dengan tugas menulis sepuluh judul film M = 0,05; SD = 0,28. Perbedaan mean tidak signifikan, t 58,64 = 1,98 ; p > 0,05. Akibatnya, siswa tetap berperilaku tidak jujur saat melaporkan skor jawaban pada eksperimenter meskipun diberikan moral reminder Sepuluh Perintah Tuhan. Hal itu terjadi karena moral reminder hanya meningkatkan atensi partisipan terhadap standar moralnya, tetapi internal reward mechanism tidak berfungsi dengan baik.

Moral reminder the Ten Commandments been tested could reduce unethical behavior significantly although individual received the temptation to behave unethical. The temptation would not affect if individual having full attention towards moral standard and internal reward mechanism functioning well through the provision of moral reminder. In this research, the writer is about to examine more the moral reminder 'Ten Commandments' on the students of 3rd grade of high school whose religion is Christian.
The result of the independent sample t test has shown that the participants who were given moral reminder by having 'Ten Commandments' task have the higher level of dishonesty M 0,24 SD 0,60 compared with those who were not with the task writing 10 names of movies M 0,05 SD 0,28 . The difference of mean was not significant is t 58,64 1,98 p 0,05. As the consequence, students are still being dishonest during reporting their results to the experimentalist even though they were given moral reminder. This is because moral reminder just increased participant attention towards moral standard, but internal reward mechanism did not function properly.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Dwiwanti
"Kenakalan remaja semakin meningkat di Indonesia. Kenakalan tersebut tidak menutup kemungkinan karena menurunnya karakter jujur dan bertanggung jawab. Perilaku remaja tersebut dipengaruhi oleh pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh terhadap perkembangan karakter jujur dan bertanggung jawab pada anak usia remaja. Teknik sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Data penelitian diuji menggunakan Chi-Square. Penelitian ini dilakukan di SMPN 8 Tambun Selatan dengan jumlah sample 147 anak. Hasil penelitian menunjukkan (15,65%) remaja berperilaku jujur, (6,12%) tidak jujur, bertanggung jawab (12,93%) dan (8,84%) tidak bertanggung jawab dengan pola asuh otoriter. (9,52%) remaja berperilaku jujur, (19,05%) tidak jujur, bertanggung jawab (10,20%) dan (18,37%) tidak bertanggung jawab dengan pola asuh demokratis (31,97%) remaja berperilaku jujur, (17,69%) tidak jujur, bertanggung jawab (29,93%) dan (19,73%) tidak bertanggung jawabdengan pola asuh permisif. Hasil analisis bivariate menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara pola asuh dan perkembangan karakter jujur (p=0,001) dan bertanggung jawab (p=0,029) pada anak usia remaja, hasil ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk perawat dalam memberikan edukasi mengenai pola asuh yang tepat pada orang tua terutama dalam membangembangkan karakter jujur dan bertanggung jawab.

Juvenile delinquency is increasing in Indonesia. The delinquency does not rule out the decline in honest and responsible character. Adolescent behavior is influenced by parenting applied by parents in the family. This study aims to determine the correlation between parenting and the development of honest and responsible character in adolescent. The sampling technique used is non-probability sampling with a purposive sampling approach. Research data tested using Chi-Square. This research was conducted at SMPN 8 Tambun Selatan with 147 adolescent. The results showed (15.65%) adolescents behaved honestly, (6.12%) dishonest, responsible (12.93%) and (8.84%) irresponsible with authoritarian parenting. (9.52%) adolescents behave honestly, (19.05%) dishonest, responsible (10.20%) and (18.37%) irresponsible with democratic parenting (31.97%) adolescents behave honestly , (17.69%) dishonest, responsible (29.93%) and (19.73%) irresponsible with parenting. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant correlation between parenting and the development of honest (p=0.001) and responsible (p=0.029) in adolescent, these results are expected to be the basis for nurses in providing education about appropriate parenting styles. right on parents, especially in developing honest and responsible character."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library