Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Bilqis Fitria Salsabiela
"Studi ini membahas tentang risk assessment pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX dalam kerjasama joint development antara Indonesia dan Korea Selatan untuk tahapan Engineering and Manufacturing Development Phase (EM DP). Risiko-risiko dalam Tahapan EM DP ditinjau dari aspek Life Cycle of Weapon System. Risk assessment dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi, Menganalisis risiko serta menilai tingkat risiko sebagai kalkulasi matang untuk menggiring proyek ini agar dapat berjalan lancar dan menghindarkan dari risiko default atau kegagalan proyek mahabesar yang sudah menelan biaya yang tidak sedikit bagi Indonesia. Apalagi ini merupakan pengalaman Pertama dalam membuat pesawat tempur. Selain itu, pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX Merupakan salah satu program nasional yang bertujuan untuk membangun kemandirian industri pertahanan dan membuka peta jalan penguasaan pesawat tempur bagi PT.Dirgantara Indonesia"
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2017
345 JPUPI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Anak Agung Bagus Oka W
"Penelitian berawal dari adanya kendala pada lanjutan program joint development & production (JDP) Korean-Indonesia Fighter (KFX/IFX) karena banyak pro dan kontra dari berbagai sudut pandang. Penelitian ini bertujuan memberikan sudut pandang lebih jauh dari sisi competitive intelligence agar bisa memberikan pertimbangan layak atau tidaknya program ini untuk dilanjutkan oleh Indonesia.
Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini melakukan wawancara terhadap sejumlah narasumber yang mewakili sudut pandang pelaku industri dan instansi pertahanan Indonesia. Penelitian ini juga dilengkapi dengan data sekunder melalui sejumlah dokumen terkait dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya tentang program JDP-KFX/IFX.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa adanya titik terang kelanjutan program yang terindikasi melalui flight test KF-21 Boramae di bulan September 2022 sebagai bentuk kuatnya komitmen yang dimiliki Indonesia dan Korea Selatan dalam melanjutkan program pengembangan pesawat tempur KFX/IFX. Program ini jika dijalankan dengan pendekatan yang sesuai akan mendatangkan banyak nilai bagi Indonesia. Dari sisi teknologi pertahanan JDP KFX/IFX ini adalah bagian dari upaya atau strategi yang baik untuk menghasilkan transfer teknologi untuk meningkatkan kemampuan PTDI dalam membuat pesawat, khususnya pesawat tempur yang berdampak langsung pada daya saing penjualan produk pertahanan Indonesia di masa yang akan datang. Program JDP KFX/IFX termasuk memperkecil jarak dengan industri pertahanan yang lebih maju. Faktor great power competition pada program JDP KFX/IFX juga akan memberikan implikasi yang sangat besar pada penambahan nilai ketahanan nasional Indonesia secara keseluruhan.
The research started with the existence of obstacles in the continued Korean-Indonesia Fighter (KFX/IFX) joint development & production (JDP) program because there were many pros and cons from various points of view. This research aims to provide a further perspective from the point of view of competitive intelligence in order to be able to give consideration to whether or not this program is appropriate for Indonesia to continue.Using a qualitative approach, this study conducted interviews with a number of sources representing the perspectives of industry players and the Indonesian defense agencies. This research is also equipped with secondary data through a number of related documents and previous research on the JDP-KFX/IFX program.The results of this study found that there was a bright spot for the continuation of the program as indicated by the KF-21 Boramae flight test in September 2022 as a form of the strong commitment that Indonesia and South Korea have in continuing the KFX / IFX fighter development program. This program, if carried out with the right approach, will bring a lot of value to Indonesia. From a defense technology standpoint, the JDP KFX/IFX is part of a good effort or strategy to generate technology transfer to increase PTDI's ability to make aircraft, especially combat aircraft, which has a direct impact on the competitiveness of Indonesian defense product sales in the future. The JDP KFX/IFX program includes closing the gap with more advanced defense industries. The great power competition factor in the JDP KFX/IFX program will also have enormous implications for adding to the value of Indonesia's national resilience as a whole."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Bilqis Fitria Salsabiela
"This article is about the activity of risk assessment in developing KFX/IFX Fighters through joint development cooperation between Indonesia and South Korea for Engineering and Manufacturing Development Phase (EMDP). The Risks in EMDP found by using the Life Cycle of Weapon System. Risk assessment aims to identify, analyze and assess the level of risk as a calculation so that the program will always be on the track and and the default of the project will be avoided. Moreover, this is the first experience for Indonesia to make fighters. Besides that, KFX/IFX fighters is one of our national program which aims to built the independence of defense industry and to open the road map in mastering on making fighter for PT.Dirgantara Indonesia (PT.DI)."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2017
345 JPUPI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
William Muliawan
"Fokus dari tesis ini di sini adalah Laut Timor yang merupakan daerah terbesar di mana zona maritim negara negara tetangga tumpang tindih satu sama lain yaitu Indonesia Australia dan Timor Leste Tumpang tindih yurisdiksi ini disebabkan karena prinsip yang berbeda dari batas maritim delimitasi diadopsi oleh negara negara yang berbeda Itu wajar bahwa setiap negara akan mengadopsi prinsip prinsip delimitasi batas maritim yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka masing masing negara yang terlibat akan gigih dan keras kepala dalam memegang posisi masing masing dan kesepakatan bersama belum pernah tercapai meskipun adanya negosiasi dan perdebatan yang luas diantara para pihak
Melalui tesis ini kita akan pergi melalui pengembangan negosiasi dan kesepakatan yang berkaitan dengan masalah ini yang mengakibatkan beberapa perumusan perjanjian bilateral Selanjutnya tesis ini akan mengeksplorasi pembentukan Zona Pengembangan Bersama Joint Development Zone sebagai tindakan sementara untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang tersedia dari wilayah sengketa Ini akan membuat semua klaim atas batas delimitasi maritim ditahan sementara negara negara tetangga akan bekerja sama untuk memanfaatkan sumber daya tersebut Tesis ini akan menunjukkan apakah skema tersebut memang akan menguntungkan atau kurang menguntungkan bagi pihak yang terlibat Tujuan dari tesis ini adalah untuk menemukan solusi optimal untuk menyelesaikan sengketa yang sedang berlangsung pada klaim batas maritim untuk selamanya.
The focus of this thesis here is the Timor Sea, which represent the largest area where the maritime zones of neighboring countries overlapping each other, namely Indonesia, Australia and Timor Leste. This overlapping of jurisdiction is caused due to different principles of maritime boundaries delimitation adopted by different countries. It is natural that each country will adopt principles of maritime boundaries delimitation that will best suit their needs, each countries involved are persistent and stubborn in holding their respective positions and mutual agreement has never been reached albeit such extensive and contentious negotiations among the parties. Through this thesis, we will go through the development of negotiations and agreements relating to this issue that resulted in the formulation of multiple bilateral treaties. Furthermore, this thesis is going to explore the establishment of Joint Development Zone (JDZ) as temporary provisional measures to exploit available natural resources from the disputed area. This will put all maritime boundary delimitation claims on hold while neighboring countries will cooperate to utilize such resources. This thesis will show whether such scheme will indeed be beneficial or less beneficial for the parties involved. The purpose of this thesis is to find the optimal solution to settle this ongoing dispute on maritime boundary delimitation claims once and for all."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46886
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library