Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Djuwita
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan telaahan kepuasan kerja dan kinerja serta hubungannya satu sama lain diantara perawat di RS Islam Jakarta Timur (RSIJT}. Guna mengetahui hal tersebut, maka disain penelitian merupakan suatu studi deskriptif analistik dengan pengambilan data secara cross sectional, Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja perawat. Sedangkan analisis statistik dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja, faktor-faktor kepuasan apa yang paling erat hubungan/pengaruhnya terhadap kinerja, serta komponen kepuasan kerja yang mana yang paling penting peranannya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kepuasan kerja dan kinerja perawat di RSIJT umumnya cukup baik. Faktor finansial merupakan penyebab utama ketidakpuasan, kemudian didapatkan bahwa seluruh faktor kepuasan mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja baik secara sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan. Sedangkan faktor kepuasan yang paling erat hubungan/pengaruhnya terhadap kinerja adalah faktor psikologi. Selain hasil di atas, terbukti pula bahwa masing-masing faktor kepuasan saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu dalam upaya perbaikan tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja perawat tidak dapat dilakukan hanya terhadap faktor psikologi saja, melainkan harus menyeluruh agar didapatkan hasil yang optimal. ......The Relationship between Nurse?s Job Satisfaction and Job Performance in Jakarta Timur Islamic Hospital The purpose of this study was to get a description of job satisfaction and job performance and also the connection of each other among nurses in Jakarta Timur Islamic Hospital (JTIH). For this purpose a study has been conducted using a descriptive analytic design with cross sectional data collection. This descriptive analytic was cultivating nurse?s job satisfaction and job performance degree. Statistic analysis was used to observe the existence of relation between job satisfaction and job performance, and also to found out job satisfaction factors which has the closest relationship with job performance, and job satisfaction component which played the main role. The result of this study showed that the degree of nurse?s job satisfaction and job performance in JTIH was generally good. The financial factor that was the main cause of job dissatisfaction. All job satisfaction factors had significant relationship with all job performances, but among those job satisfaction factors, psychological factor that had the most significant relationship with each and the whole job performance. Its also proved that job satisfaction factors were connected to each other. Based on the above, the improvemental effort to nurse's job satisfaction and job performance degree cannot only be done to psychological factor, but comprehensively to all factors to get the optimal results.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T1472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Rudianto
Abstrak :
Tujuan : Pekerja di RS P merupakan pekerja yang harus menghadapi situasi kerja yang sangat berisiko terjadinya kejadian bullying dari berbagai pihak dan menuntut perfoma yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan Workplace Bullying, Psychological Distress, dan Job Performance pada pekerja di RS P. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectionaldengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara acak kepada kelompok pekerja yang bekerja di RS P dengan jumlah responden sebanyak 195 orang. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan tabel distribusi frekuensi, cross tabulasi dan dianalisis hubungannya dengan metode uji korelasi Spearman. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif (signifikansi 0,000) dengan kekuatan korelasi yang cukup (0,412) antara Workplace Bullying dengan Psychological Distress. Namun tidak terdapat korelasi (signifikansi 0,350) terkait kejadian workplace bullying dengan peningkatan maupun punurunan dari job performance pekerja di RS P.Tidak terdapat korelasi antara psychological distress dengan job performance (signifikansi 0,158).Mayoritas responden tidak mengalami bullying (84,6 %), tidak mengalami psychological distress (77,4 %), danjob performance dari pekerja di RS P mayoritas sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan (93,8 %). Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen masih dipengaruhi oleh faktor-faktor mediator yang lain. Walaupun didapatkan kejadian bullying yang rendah di RS P,manajemen harus tetap waspada dan segera bertindak untuk mengidentifikasi dan mencegah terjadinya perilaku bullying tersebut.Hal ini penting untuk mencegah terjadinya korban bullying dan penerapan program anti bullying yang tepat di tempat kerja, sehingga tingkat psychological distress tidak meningkat dan job performance tetap terjaga dengan baik. Disamping itu perlunya meningkatkan motivasi pekerja dan fasilitas-fasilitas yang didapat oleh pekerja, sehingga mengurangi dampak bullying di tempat kerja maupun psychological distress di RS P ......Objective : Workers in RS P are workers who have to face a work situation that is very risky for bullying from various parties and demands high performance. This study aims to assess the relationship between Workplace Bullying, Psychological Distress, and Job Performance on workers at RS P. Methods : This study is a cross-sectional study using a questionnaire that was distributed randomly to groups of workers who work in RS P with a total of 195 respondents. The collected data was then processed using a frequency distribution table, cross tabulation and analyzed its relationship with the Spearman correlation test method Results : The results showed that there was a positive correlation (significance 0.000) with sufficient correlation strength (0.412) between Workplace Bullying and Psychological Distress. However, there is no correlation (significance 0.350) related to the incidence of workplace bullying with an increase or decrease in the job performance of workers at RS P. There is no correlation between psychological distress and job performance (significance 0.158). The majority of respondents did not experience bullying (84.6 %), did not experience psychological distress (77.4% %), and the job performance of the workers in RS P was the majority according to the standards set by the company (93.8 %). Conclusion : The results of the study indicate that the relationship between the independent variable and the dependent variable is still influenced by other mediator factors. Even though there is a low incidence of bullying in RS P, management must remain vigilant and act immediately to identify and prevent the occurrence of bullying behavior. This is important to prevent bullying victims and to implement appropriate anti-bullying programs in the workplace, so that the level of psychological distress does not increase and job performance is maintained properly. Besides that, it is necessary to increase the motivation of workers and the facilities obtained by workers, thereby reducing the impact of bullying in the workplace and psychological distress at RS P..
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Sekarlita Andhika
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh locus of control terhadap kinerja karyawan PT Surya Toto Indonesia Tbk. Penelitian kuantitatif ini bersifat eksplanatif dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 20.0 serta aplikasi uji Regresi Linier Sederhana. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mendistribusikan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 123 karyawan PT Surya Toto Indonesia Tbk dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh locus of control terhadap kinerja. ...... This study aims to analyze the effect of locus of control on job pefromance of PT Surya Toto Indonesia Tbk employees. This is an explanative quantitive research using SPSS version 20.0 calculation and the application of Simple Linear Regression test. The study design used in this research is survey method by using a questionnaire. The sample used was 123 employees of PT Surya Toto Indonesia Tbk and use proportionate stratified random sampling method. The result of this study indicate an influence between locus of control on job performance.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S53913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Sarah Michiko
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh Perceived of Compensation dan Motivation pada JobPerformance. Penelitian dilakukan pada karyawan di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang specialty chemicals. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara Perceived of Compensation terhadap Motivation secara langsung, adanya pengaruh yang signifikan antara Motivation dengan Job Performance secara langsung. Untuk Perceived of Compensation agar dapat berpengaruh siginifikan langsung terhadap Job Performance harus dimediasi oleh motivation. Hasil penelitian ini memiliki perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya dikarenakan perbedaan profil responden yang diteliti.
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the influence of Perceived of Compensation and Motivation to JobPerformance. This study was conducted to employees in a few of specialty chemicals company. The research show that Motivation is significantly influenced directly by the Perceived of Compensation, Job Performance is significantly influenced directly by the Motivation. To be able to influenced significantly the Job Performance, Perceived of Compensation must be mediated by Motivation. Result of this study have differences with the result of previous studies because of differences in the nature of respondent.
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Hakim
Abstrak :
Penelitian ini berangkat dari ketertarikan penulis terhadap tesis Max Weber ?The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism? dan Clifford Geerlz dalam bukunya "Penjajah dan Raja? yang keduanya memperlihatkan adanya hubungan antara ajaran agama dengan prilaku ekonomi. Weber dan Geertz dalam kajiannya itu menunjukkan bahwa etika agama yang memberikan spirit pada prilaku ekonomi adalah agama yang bercorak progresif/reformatoris, bukan yang pasif dan tradisional. Dari pernyataan itu, peneliti mempertanyakan apakah betul anggapan selama ini bahwa lembaga tarekat merupakan paham tradisional yang tidak mendorong penganutnya untuk memiliki semangat produktif di bidang ekonomi, tarekat dianggap hanya membawa penganutnya ke ekapisme, melarikan diri dari dunia, mengatakan diri dari kebutuhan dunia dan membangun jalan kemunduran umat. Semua pandangan tersebut berubah ketika peneliti tidak menemukan relevansinya dalam kasus kehidupan komunitas tarekat Asy-syahadatain di desa Gebang Kulon. Komunitas tarekat Asy-syahadatain yang menjadi fokus penelitian ini, merupakan agen sosialisasi nilai yang dianut para pengikutnya. Karena itu, kepribadian, sikap dan etos kerja penganut tarekat ini merupakan realisasi dari sistem nilai ketarekatannya. Sebagaimana dikatakan Geertz bahwa etos yang dimiliki seseorang tidak bisa lepas sistem nilai dan pandangan hidup yang dianutnya. Secara metodologis peneiitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yakni pendekatan yang menempatkan pandangan peneliti terhadap sesuatu yang diteliti secara subyektif, dalam arti peneliti sangat menghargai dan memperhatikan pandangan subyektif setiap subyek yang ditelitinya. Pendekatan kualitatif selalu berusaha memahami pemaknaan individu (subjective meaning) dari subyek yang ditelitinya. Pengumpulan bahan dilakukan dengan tiga metode, kajian literatur (literature review), wawancara mendalam (indept interview) dan pengamatan (observation). Hasil data yang terkumpul kemudian dideskripsikan dan dianalisa. Dari penelitian ini diperoleh gambaran bahwa etos kerja pengikut tarekat Asysyahadatain berbeda antara pengikut satu dengan pengikut yang Iainnya, yakni ada yang memiliki etos kerja tinggi dan etos kerja rendah. Begitu juga dengan mata pencaharian dan pekerjaan yang bervariatif. Ini menandakan bahwa mereka adalah sebuah komunitas yang beragam status sosial maupun status ekonominya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kepribadian dan tinggi rendahnya etos kerja pengikut tarekat Asy-syahadatain, yaitu pengaruh dari ajaran tarekat itu sendiri dan beberapa faktor pendukung lainnya. Daya serap mereka terhadap ajaran tarekat dan ritual keagamaan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian seseorang dan etos kerjanya. Etos kerja pengikut tarekat Asysyahadatain selain pengaruh ajaran tarekat yang menjadi landasam moral, juga didukung adanya pengaruh lain seperti kebutuhan hidup, penguasaan terhadap aset produksi dan penguasaan terhadap pemasaran. Para ilmuan sosial sepakat bahwa etos atau sikap bekerja yang diperlukan dalam pembangunan adalah sikap bekerja yang bersifat rasional, seperti bekerja keras, memperhitungkan, inovatif, kejujuran, hemat dan kemandirian. Perbedaan etas kerja yang dimiliki penganut tarekat Asy-syahadatain ini, dapat dilihat atau diukur dengan melalui sikap bekerja diatas. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga tarekat cenderung febih berhasil pada sosialisasi sikap kejujuran, hemat dan kemandirian yang dimiliki oleh penganut tarekat yang memiliki etos kerja tinggi maupun etos kerja rendah. Sedangkan sikap kerja keras, memperhitungkan, dan inovatif Iebih ditentukan oleh jenis usaha pekerjaan, penguasaan terhadap aset produksi, penguasaan terhadap pemasaran dan pemenuhan kebutuhan hidup. Sejalan dengan temuan Weber ketika meneliti sekte Calvinis, penelitian ini juga menemukan fakta bahwa ajaran tarekat Asy-syahadatain yang dipahami oleh para pemeluknya temyata berdampak pula pada pemahaman yang progresif dan mengarah pada kemajuan dalam bidang ekonomi. Sedangkan prilaku asketis yang mengacu pada hidup menyendiri, mengasingkan atau mengisolasi diri tidak dipraktekan dalam kehidupan dan ritual keagamaan mereka. Inilah yang mungkin secara tepat dilukiskan oleh Weber sebagai inner wordy asceticism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Suyatni
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini didasari pada suatu anggapan bahwa setiap individu yang bekerja dalam suatu organisasi baik perusahaan, lembaga maupun departemen, mereka mempunyai harapan bahwa apa yang dikerjakan akan membuahkan hasil yang berupa imbalan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Ada tidaknya imbalan ini sedikit banyak akan mempengaruhi kepuasan kerja mereka yang pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi kerjanya. Setiap perusahaan, lembaga ataupun departemen baik swasta maupun pemerintah, profit maupun non profit perlu memelihara motivasi kerja, terutama dengan adanya persaingan pasar bebas, dimana banyak tenaga kerja yang sering berpindah-pindah tempat disebabkab perasaan tidak puas atas imbalan yang diterima.

Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan antara iklim komunikasi dengan motivasi kerja. Menurut Dennis dan Redding bahwa dalam iklim komunikasi terdapat 5 unsur utama, yaitu kepercayaan, dorongan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, keterbukaan komunikasi dan tujuan kinerja tinggi. Kelima faktor ini oleh Herzberg disebut faktor pemelihara Lebih jauh ingin melihat dari kelima faktor iklim komunikasi tersebut, faktor mans yang mempunyai pengaruh secara dominan terhadap motivasi kerja.

Dalam pengumpulan data, penulis mewawancarai semua pegawai lembaga penelitian yang jumlahnya 82 orang yang saat ini bekerja sebagai tenaga tetap. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan dua tahap yaitu analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda dan analisi regresi berganda inetode stepwise.

Dari hasil analisis deskriptif, diketahui bahwa terdapat sedikit perbedaan persepsi entara peneliti dan tenaga administrasi terhadap iklim komunikasi seperti yang diperlihatkan pada tabel 8 dan 9. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan secara bersamaan kelima variabel iklim komunikasi memiliki hubungan yang cukup signifikan terhadap motivasi kerja. Namun bila dilihat dari masingnasing variabel, maka dari kelima variabel iklim komunikasi ternyata hanya dua diantaranya yang memiliki hubungan yang signifikan yaitu variabel dorongan dan keterbukaan komunikasi. Sementara itu ketiga variabel lainnya mempunyai hubungan yang negatif. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor komunikasi cukup penting peranannya dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai. Ini dibuktikan bahwa sebesar 44 % dari motivasi kerja dipengaruhi oleh iklim komunikasi, sedangkan sisanya 56% dipengaruhi oleh faktor lain yang diduga faktor ekonomi.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasongko Aji
Abstrak :
Dewasa ini semakin banyak proyek-proyek yang menyertakan kinerja dare perusahaan sebagai salah sate kriteria untuk memenangkan suatu tender. Pemilik proyek berkepentingan melihat kinerja dari suatu perusahaan calon kontraktor/konsultannya mengingat resiko yang ditanggung pemilik proyek sangat besar. Kesalahan yang dibuat kontraktor dapat mengakibatkan keterlambatan proyek, peningkatan biaya bahkan sampai kegagalan proyek. Kontraktor minyak agar dapat terus berkembang dan bertahan harus berupaya menjaga kinerja dari proyek yang dikerjakannya_ Penerapan strategi sumberdaya manusia yang tepat bagi perusahaan yang sejalan dengan tujuan dan objektif perusahaan merupakan hat yang panting. Salah satunya adalah penerapan insentif bagi karyawan. Pemberian insentif kepada karyawan diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerja sehingga berdampak pada peningkatan kinerja proyek secara keseluruhan.
Today's it is found that many more procurement projects include company performance as one of criteria for winning a project. The owner has an interest for contractor performance due to high risk of the project Failure to comply the standard can cause delay of the project, running of budget even project closing. In order to sustain its growth and development oil company as well as oil service company has to keep its performance. A good implementation of human resources strategy in the company has to be aligning either the company objective and its goals. One of human resources strategy is the implementation of incentive program. Being a summary, incentive program is being expected to increase work motivation and as the end result is improving the project performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Amperawati
Abstrak :
Employee performance is a key factor which determines the success of an organization, since employee performance is both a prerequisite and fundamental capital for developing an organization's performance. There are two potential factors which influence performance; career development and job characteristics. The purpose of this research was to examine the relationship between career development and job characteristics and the performance of employees of the bureau for logistical Affairs of the Department of Foreign Affair of the Republic of Indonesia. This research use quantitative approach with survey type. 71 respondents participated in this study that used census sampling. Questionnaires deemed valid and reliable were used to collect data. Data obtained were then were examined using the Rank Spearman Correlation method assisted by SPSS version. 13. Descriptive analysis result showed that generally, employee performance, career development, and job characteristics were rated as good. Hypotheses testing also showed that career development had a positive and significant relationships with performance, with a coefficient of correlation of 0.634. Whereas the job characteristics also had positive and significant relationship with performance, coefficient of correlation was 0.581. It can be concluded that the performance of employees can be raised by improving the career development system and job characteristics. Career development should be implemented objectively, fairly, and transparently so that each employee will be more motivated. Moreover, attitudinal factors and achievements should also be given greater consideration. Job characteristic that can be improved include giving authority to employees to do their jobs, and giving rewards fairly to high achieving employees.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Mutiara Putri Fani
Abstrak :

Penelitian tesis ini bertujuan untuk mendalami hubungan antara psychological capital dan job performance, serta melihat efektifitas intervensi pelatihan untuk meningkatan psychological capital dan job performance. Partisipan dalam penelitian ini adalah karyawan lembaga pemerintahan instansi TCA. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner job performance (Koopmans, 2014) (Alpha Cronbach =0.88) dan kuesioner psychological capital (Lunthas et al., 2015) (Alpha Cronbach =0.92). Hasil uji korelasi person menunjukkan hubungan positif signifikan antara psychological capital dan job performance (r=.79 dan p<0.01). Selanjutnya dari hasil korelasi dilakukan intervensi berupa pelatihan How To Become A Super HERO untuk meningkatkan psychological capital dan job performance. Intervensi yang dilakukan merupakan adaptasi dari Lunthans et al., (2006). Pada penelitian ini evaluasi pelatihan dilakukan hingga tahap pengetahuan  psychological capital. Hasil uji Wilcoxon Signed Rangks Test menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan psychological capital dari karyawan setelah diberikanya intervensi pelatihan psychological capital (Z =-3.283 dan p<.05). Dengan demikian program How To Become A Super HERO dapat dijadikan program pengembangan diri karyawan agar dapat meningkatkan job performance.

 


This thesis research aims to explore the relationship between psychological capital and job performance and to see the effectiveness of training interventions to improve psychological capital and job performance. Partisipants in this study were employees of the government agency TCA. The measuring instruments used in this study were job performance questionnaires (Koopmans, 2014) (Cronbach Alpha = 0.88) and psychological capital questionnaires (Lunthas et al., 2015) (Cronbach Alpha = 0.92). The results of the person correlation test showed a significant positive relationship between psychological capital and job performance (r = .79 and p <0.01). Based on the correlation results, the intervention was conducted in the form of How To Become A Super HERO training to increase psychological capital and job performance. The intervention organised was an adaptation of Lunthans et al., 2006). In this study, the training was evaluated to the stage of psychological capital knowledge. The Wilcoxon Signed Test results showed that there was an increase in psychological capital knowledge of employees after the psychological training intervention (Z = -3,283 and p <.05) were given. Thus, the How To Become A Super HERO program can be used as an employee self-development program in order to improve job performance.

 

2019
T53168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Susanto
Abstrak :
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam menjalankan sebuah organisasi. Apa yang mereka rasakan tentang pekerjaan dan hasil dari pekerjaannya, berdampak langsung pada pencapaian dari sebuah organisasi. Kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh kepuasan mereka terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Rumah sakit perlu memiliki sistem pengelolahan SDM yang baik dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat mendorong motivasi kerja dari tenaga kerjanya. Tingkat kepuasan karyawan RS Eka Pekanbaru berdasarkan survei kepuasan karyawan pada tahun 2018, menunjukkan terdapat beberapa hal yang memiliki tingkat kepuasan rendah. Faktor atasan langsung, pelatihan dan pengembangan karir, rekan kerja, kompensasi, dan kondisi lingkungan kerja merupakan faktor kepuasan karyawan yang dinilai rendah (80%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor kepuasan kerja (pendapatan, pelatihan, penyelia/ atasan, kondisi dan lingkungan kerja, serta rekan kerja) yang mempengaruhi kinerja karyawan di RS Eka Pekanbaru. Penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metodologi cross-sectional design yang dilakukan pada Bulan April 2019. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner tertulis. Teknik pengambilan sampling dilakukan dengan teknik Incidental/ convinience sampling dengan jumlah responden 257. Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode analisa data statistik deskriptif dan analisa jalur menggunakan pemodelan Structural Equational Modelling dengan pendekatan Partial Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan baik secara langsung terhadap Kinerja Karyawan, dengan nilai p-value sebesar 0.001 dan koefisien jalur senilai 0.5 maupun melalui komitmen Kerja karyawan sebagai variabel pemediasi, dengan nilai pengaruh 0.001 dan koefisien jalur 0.629, sehingga variabel komitmen bersifat partial mediation, dengan determinasi model sebesar 41%. Faktor yang dominan dalam mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan adalah kepuasan dalam hubungan antara atasan dan bawahan, serta hubungan dengan rekan kerja, yang menunjukkan kenyamanan dalam bekerja sebagai faktor penting bagi karyawan agar memiliki kinerja yang baik, dan pendapatan sebagai faktor yang paling kecil pengaruhnya dalam menciptakan kepuasan kerja. Sedangkan pada pengukuran kinerja lebih ditekankan dengan memperhatikan efektivitas kerja karyawan, sebagai faktor yang dianggap paling kuat pengaruhnya.
Human Resources (HR) is an important factor in running an organization. What they feel about work and the results of their work has a direct impact on the achievement of an organization. Employee performance is strongly influenced by their satisfaction with the work and work environment. Hospitals need to have a good HR management system and identify things that can encourage work motivation from their workforce. The level of employee satisfaction at Eka Hospital Pekanbaru based on the employee satisfaction survey in 2018, shows that there are a number of things that have low satisfaction levels. Direct supervisor factors, career training and development, coworkers, compensation, and working environment conditions are considered employee satisfaction factors that are considered low (80%). This study aims to analyze job satisfaction factors (income, training, supervisor / supervisor, working conditions and environment, and coworkers) that affect employee performance at Eka Hospital Pekanbaru. The study used a quantitative research design with a cross-sectional design methodology carried out in April 2019. The instrument used for collecting data in this study was a written questionnaire. The sampling technique was done by incidental / convinience sampling technique with the number of respondents 257. The collected data was analyzed using descriptive statistical data analysis methods and Structural Equational Modelling with Partial Least Square approach. The results showed that Job Satisfaction had a positive and significant effect both directly on Employee Performance, with a p-value of 0.001 and a path coefficient of 0.5 and through employee commitment as a mediating variable, with the effect of 0.001 and path coefficient 0.629, so commitment variables partial mediation, with a model determination of 41%. The dominant factor in influencing Employee Satisfaction is satisfaction in the relationship between superiors and subordinates, as well as relations with colleagues, which shows comfort in work as an important factor for employees to have good performance, and income as the least influential factor in creating satisfaction work. While the performance measurement is more emphasized by considering the work effectiveness of employees, as a factor that is considered to be the most influential.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>