Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1990
573.438 76 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Aulung
Abstrak :
Mesocyclops sp tersebar luas terdapat dalam jumlah. yang berlimpah di danau air tawar, reservoar, parit, kolam lubang pohon, sumur dan lain-lain. Telah dilakukan penelitian Mesocyclops sp sebagai pengendalian hayati jentik nyamuk vektor di laboratorium. Penelitian dilakukan di laboratorium Entomologi Eagian Parasitologi Universitas Indo - nesia. Waktu penelitian mulai bulan Juni 1996 sampai dengan bulan Nopember 1996. Penelitian dilakukan menurut metode Brown et al (1991) yang telah dimodifikasi. Jentik nyamuk uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Aedes aegypti, Culex quinquefasciatus dan Anopheles farauti, masing-masing jentik yang digunakan adalah instar I. Makanan dan media Mesocyclops diperoleh dari rendaman air jerami pada (damen) yang ditambah air comberan. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemampuan Mesocyclops sp sebagai predator jentik nyamuk vektor penyakit di laboratorium agar dapat digunakan sebagai cara pengendalian hayati jentik nyamuk vektor guna menekan kasus penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrin Nur Azizah
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit berbasis menular vektor menjadi salah satu masalah di Kecamatan Jonggol. Kecamatan Jonggol merupakan kecamatan bersatatus endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bogor dan satu-satunya dari 10 kecamatan dengan kasus DBD terbanyak yaitu 197 orang sepanjang 3 tahun (2013 ?2015) terakhir yang wilayahnya berkarakteristik pedesaan. Kasus DBD mengindikasikan adanya keberadaaan jentik Aedes Aegypti yang dipengaruhi oleh perilaku masyarakat serta kondisi kontainer. Angka bebas jentik Kecamatan Jonggol sebesar 68,45% masih dibawah target nasional sebesar 95%. Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan faktor yang mempengaruhi keberadaan jentik. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan populasi adalah semua rumah tangga yang memiliki kontainer dan sampel berjumlah 180 orang dengan tehnik multistage random sampling. Hasil uji statistic menunjukkan terdapat keberadaan jentik berhubungan dengan tindakan menutup (p= 0041) dan menguras ( p=0,032) kontainer. Adapun variabel yang tidak berhubungan adalah pengetahuan, tindakan menggunakan abate, memelihara ikan pemakan jentik, mengubur barang bekas, letak kontainer, keberadaan penutup kontainer, jumlah kontainer, dan sumber air (p>0,05).. Faktor yang paling berpengaruh terhadap keberadaan jentik adalah tindakan menguras kontainer dengan koef B=0,889 OR = 2,457 (95% CI 1,212 ? 4,981). Berdasarkan hasil tersebut masyarakat disarankan untuk menguras kontainer minimal seminggu sekali dan menutup dengan rapat kontainer setelah digunakan. Pemerintah hendaknya meningkatkan Program Jumantik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
ABSTRACT Vector Borne Desease Based is one of the problems in the Jonggol Subdistrict . Jonggol is a Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) endemic district in bogor and the only one of the 10 districts with the highest cases is 197 people throughout the three years (2013 -2015) and rural characteristics. Dengue cases indicate the existence of aedes agypti larvae which is affected by people's behavior and condition of the container. Free larvae number of Jonggol subdistrict 63 % still under national target of 95 % This study to determine factors that affect the existence of larva . The study used a cross-sectional design with the whole population is all households owning a container and a sample of 180 people with multistage random sampling technique. Statistical results showed the presence of mosquito larvae are associated with the cover (p=0,041) and drain (p=0,032) containers. The unrelated variables is human knowledge, the act of using abate, keep the fish-eating larvae, bury the junk, layout containers, where the container lid, the number of containers, and water resources (p>0,05). The most influence factor the existence of larva is the act of draining container with koef B = 0,889 OR = 2.457 (95% CI 1,212 to 4,981). Based on the results of the public are advised to drain the container of at least once a week and close the container tightly after used .The government should improve the Larvae monitoring Interpreter Program and mosquito nest eradication.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Firman
Abstrak :
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia mengingat angka kejadiannya yang tinggi. Kelurahan Rawasari, Jakarta Pusat dikenal sebagai daerah 'zona merah' di mana transmisi DBD tinggi. Pencegahan DBD telah dilakukan untuk menekan pertumbuhan Ae. aegypti, seperti penggunaan agen biologis. Dalam penelitian ini, Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) digunakan sebagai intervensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas Bti dalam mengurangi penyebaran nyamuk Ae. aegypti di kelurahan Rawasari. Pengumpulan data dilakukan dua kali yaitu sebelum (14 Februari 2010) dan setelah (14 Maret 2010) intervensi Bti dengan metode single-larvae. Dari 100 rumah yang dievaluasi, House index (HI) menunjukkan 18% pada pre-test dan 12% pada post-test. Penurunan ini signifikan secara statistik (p = 0,00 pada tes McNemar). Meskipun hasil statistik menunjukkan signifikansi, perbaikan ditemukan terutama pada tempat penampungan air sementara (non-TPA) yang justru tidak mendapat intervensi Bti. Hal ini menunjukkan bahwa pengurangan HI bukan disebabkan dari penggunaan BTI. Dismpulkan penggunaan BTI tidak efektif dalam mengurangi distribusi nyamuk Ae. aegypti di kelurahan Rawasari. ...... Dengue hemorrhagic fever (DHF) is one of the major public health problem in Indonesia because of its high incidence. Specifically one area in Jakarta which is Rawasari village is known as a ?red zone? area in which the transmission of DHF is high. Several preventive measures were proposed to control the vector, Ae. aegypti, such as the use of biological agent. In the current study, Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) was used. Hence this study aimed to evaluate the effectiveness of Bti in reducing the distribution of Ae. aegypti in Rawasari village. Data collection were done before (14th of February 2010) and after (14 th of March 2010) the intervention of Bti. Out of 100 houses included, House index was 18% in pre-test and 12% in post-test. This decreament is statistically significant (p = 0.00 on McNemmar test). Despite this significance result, improvement were found mostly on non-water containers (non-TPA) that did not receive Bti. This suggests that the reduction of HI was not due to the use of Bti and that the use of Bti is not effective in reducing the distribution of Ae. aegypti.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Gede Dharma Putra
Abstrak :
Penyakit demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan nasional. Salah satu daerah yang masih mengalami masalah tersebut adalah wilayah Jakarta Barat. Diduga sebagai penyebab dari permasalahan demam berdarah di Jakarta Barat adalah kurangnya peran serta masyarakat padahal angka kepadatan jentik nyamuk masih tinggi. Untuk itulah dilakukan penelitian melalui survey dengan rancangan "cross sectional" untuk mengetahui hubungan antara peran serta masyarakat dengan kepadatan jentik nyamuk di wilayah Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah semua keluarga di wilayah Jakarta Barat sedang sampel dipilih dengan cara "multi stage random" sebanyak 5600 kepala keluarga dalam 56 kelurahan. Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan antara peran serta masyarakat dengan kepadatan jentik nyamuk di wilayah Jakarta Barat. Dalam hubungan tersebut berpengaruh juga faktor lain terutama status sosial ekonomi. Didapatkan bahwa peran serta masyarakat pada masyarakat dengan status sasial ekonomi rendah mempunyai dampak terhadap penurunan kepadatan jentik sebesar 50%, artinya dengan peran serta masyarakat maka jumlah keluarga yang mempunyai kepadatan jentik tinggi akan dikurangi setengahnya. Sehingga saran yang diusulkan untuk pemecahan masalah adalah penggalangan peran serta melalui swadaya masyarakat. Diharapkan masyarakat ikut mendanai program-program pemberantasan vektor di wilayah Jakarta Barat. ......Dengue Hemorrhagic fever still represents a national health issue. One of The area such disease is west Jakarta. Lack of Community Participation to eradicate the disease is suspected to be one of the factor influencing the high density of mosquito larvae population. Using a Cross sectional surveys thus study is aimed of community participation with the high density of mosquito larvae in west Jakarta. Household in west Jakarta are selected as samples using multi stage random in total 5600 household are selected among 56 kelurahan. This research shows that there is correlation between community participation and the density of mosquito larvae population in west Jakarta. It was absolved that community participation among low socio econ3mic status will reduce least S0 % of the population mosquito larvae. This Study suggests that programs to in crease community participation to eradicate the vector of dengue hemorrhagic fever should he encouraged.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Abidin
Abstrak :
Latar Belakang: Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengimplementasikan transaksi nontunai pada penerimaan dan pengeluaran keuangan daerah termasuk pembayaran honor surveyor jentik DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan transaksi nontunai pada pembayaran honor surveyor jentik DBD di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2018. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui telaah dokumen yang diperkuat dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Didapatkan informan sebanyak 20 orang dari latar belakang peran yang berbeda. Teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode digunakan untuk cross check data informan. Analisis disajikan dalam bentuk empirical problem tree. Hasil: Evaluasi transaksi nontunai pada pembayaran honor surveyor jentik DBD mengalami keterlambatan hingga 6 bulan. Penelusuran lebih lanjut ditemukan adanya hambatan komunikasi pada un-fully information, sehingga terjadi panic disorder dan denial mechanism. Pada aspek birokrasi ditemukan perubahan SOP pola dan cara pembayaran berdampak berkas-berkas SPJ in-complete, data penerima invalid, dan nomor rekening inactive, serta multi-level verification yang lama. Aspek sumber daya ditemukan kuantitas dan kualitas SDM tidak memadai, sehingga terjadi high workload. Adanya fasilitas internet banking corporate (IBC) dapat mempercepat proses pembayaran, namun masih kekurangan fitur saving, verification, dan validation, serta jumlah ATM yang kurang. Aspek disposisi ditemukan kecenderungan kebijakan Pemkot tanpa tahapan atau zero cashless transaction dan honor surveyor DBD yang rendah. Aspek kondisi lingkungan ditemukan dukungan infrastruktur teknologi, kondisi geografis, dan bank BJB, namun menghadapi hambatan pada poor banking habits. Pada capaian program penanggulangan DBD diketahui terjadi incidence rate penyakit DBD secara signifikan, meskipun capaian Angka Bebas Jentik (ABJ) telah diraih dengan baik. Kesimpulan: Transaksi nontunai pada pembayaran honor surveyor jentik DBD belum berjalan secara efektif yang berakibat terjadinya keterlambatan pembayaran. Disarankan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk menggunakan aplikasi berbasis android atau financial technology (fintech) agar transaksi dapat berjalan lebih cepat dan mudah digunakan, serta menyiapkan support system-nya.
Background: To realize good governance, the Government of South Tangerang City implements cashless transaction in revenues and expenditures of regional finance including honorarium payments of dengue larvae surveyor. This study aims to evaluate the implementation of cashless transaction on honorarium payments of dengue larva surveyors in South Tangerang City in 2018. Method: This study use a qualitative approach. Data was obtained through document review which was strengthened by in-depth interviews and focus group discussion. It was found 20 informants from different backgrounds. It use the techniques of source and method triangulations to cross check the informants data. The analysis was presented by form of empirical problem tree. Result: The evaluation of cashless transaction on honorarium payments of dengue larvae surveyors has been delayed for 6 months. The advanced searching was found communication problem un-fully information, inducing the panic disorder and denial mechanism. Bureaucratic aspects were found procedure changes of pattern and method payment affecting in-complete SPJ files, invalid recipient data, inactive account numbers, and long-time of multi-level verification. Resource aspects were found inadequate on the quantity and quality of human resources, resulting in high workload. The facility of internet banking corporate (IBC) can speed up the payment process, but lacks of saving, verification, and validation features, and less number of automated machine teller (ATM). Disposition aspects were found Government tendency on zero cashless transaction and low of honorarium of dengue larvae surveyor honorariums. Environmental aspects were found the supports of technology infrastructure, geographical conditions, and BJB bank, but faced obstacles up in poor banking habits. The DHF prevention program were achieve a significant incidence rates of dengue disease, even though larva free amount (ABJ) has been achieved well.

Conclusion: Cashless transactions on honorarium payments of dengue larvae surveyors have not implemented yet effectively which happen delay payments. The recommendation for Government of South Tangerang City to use an Android-based application or financial technology, so that the transactions can be implemented faster and easier to use, and prepare the support system.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Ilham Ramadhan
Abstrak :
ABSTRACT
Pendahuluan. Kelurahan Duren Sawit merupakan kelurahan tertinggi ditemukannya kasus PE dan kematian DBD pada anak umur Sekolah Dasar di Kecamatan Duren Sawit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberadaan jentik Aedes aegypti dan Aedes albopictus berdasarkan karakteristik kontainer meliputi jenis, bahan, volume, kondisi air dan warna pada SD, Kelurahan Duren Sawit. Berdasarkan karakteristik kontainer yang di identifikasi, kemudian dapat diketahui tingkat potensial perindukan keberadaan jentik Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Metode. Penelitian ini menggunakan data primer dengan melihat seluruh kontainer di Sekolah Dasar Kelurahan Duren Sawit. Desain studi adalah cross-sectional dan data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan chi-square. Hasil dan Pembahasan. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan dan perbedaan yang bermakna antara warna kontainer dengan keberadaan jentik Ae. aegypti dan Ae. albopictus nilai p 0,001; OR 5,38 dan pengurasan dengan keberadaan jentik Aedes nilai p= 0,002; OR=4,28. Simpulan. Warna gelap dan pengurasan kontainer memiliki perbedaan dan hubungan yang signifikan, sehingga SD Kelurahan Duren Sawit perlu merubah kontainer
ABSTRACT
Background. Kelurahan Duren Sawit is the highest kelurahan found cases of PE and death cases of DHF in Primary school aged children in Kecamatan Duren Sawit. This study aimed to see larva Aedes aegypti and Aedes albopictus based on container chracteristics include types, materials, volume, water condition and color in SD, Kelurahan Duren Sawit. Based on the identified container characteristics, then we can know the potential level of longing for the presence of larva Ae. aegypti and Ae. albopictus. Method. This study uses primary data by looking all containers in Kelurahan Duren Sawit Primary School. The design study was cross sectional, data were analyzed univariat and bivariate using chi square. Results and Discussion.In this study we found significant relationship and difference between color of container with presence of Ae. aegypti dan Ae. albopictus larva p value 0,001, OR 5,38 and also containers draining with presence of Aedes larva Value p 0,002 OR 4,28. Conclusions and suggestions.Dark colors and draining containers have significant relationships and difference, SD Kelurahan Duren Sawit need to.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Aditama
Abstrak :
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Banda Aceh. Banda Aceh merupakan daerah endemik DBD dengan meningkatnya angka kejadian dan case fatality rate setiap tahun. Insiden tertinggi DBD berada di Kecamatan Baiturrahman dengan angka kejadian 120 per 100.000 penduduk dan tertinggi kedua adalah Kecamatan Jaya Baru dengan angka kejadian 84 per 100.000 penduduk. Keberadaan larva Aedes sp di masyarakat merupakan salah satu indikator populasi nyamuk Aedes aegypti di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah jentik nyamuk Aedes sp yang terperangkap pada masing-masing wadah ovitrap (tempurung kelapa, gelas plastik, dan potongan bambu) serta tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes sp sebelum dan setelah pemasangan wadah ovitrap. Jenis penelitian adalah explanatory study dengan desain eksperimental quasi. Teknik pengambilan sampel adalah proportional sampling. Populasi unit penelitian adalah 30 rumah. Ovitrap diletakkan merata pada 30 titik lokasi dari 10 kelurahan secara acak. Data jumlah jentik nyamuk Aedes yang terperangkap diambil empat kali secara berulang dengan selang waktu satu minggu. Analisis dengan rerata jumlah jentik di dalam ovitrap dan indeks ovitrap. Hasil jumlah jentik Aedes aegypti yang terperangkap sebanyak 1.265. Ovitrap yang paling efektif, yaitu potongan bambu rerata = 123, nilai p = 0,006, HI = 10,01% (16,66 ? 26,67%), CI = 36,8% (336,06 ? 39,74%), BI = 29,97% (73,33 - 103,3%). Otoritas kesehatan harus mempromosikan ovitrap bambu kepada masyarakat sebagai upaya pengendalian Aedes sp.
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a public health problem in Banda Aceh. Banda Aceh is a DHF endemic city by increasing incidence rate (IR) and case fatality rate every year. The highest DHF incidence was in Baiturrahman District (IR = 120 per 100,000 people) and Jaya Baru District (IR = 84 per 100,000 people). Aedes sp larvae existence among people is one of Aedes aegypti population indicators in such region. This study aimed to find out numbers of Aedes sp trapped in each ovitrap (coconut shell, plastic cup, and piece of bamboo) and Aedes sp density level before and after ovitrap installation. This study was explanatory study using quasi-experimental design. The sampling technique was proportional sampling. Population of study was 30 houses. Ovitraps were randomly located in 30 places of 10 subdistricts. Data of trapped Aedes sp larvae numbers was collected four times repeatedly within one week time-lapse. Analysis was conducted using the mean number of larvae in ovitraps and ovitrap index. The number of Aedes sp larvae trapped was 1,265. The most effective ovitrap is piece of bamboo, mean = 123, p value = 0.006, HI = 10.01% (16.66 - 26.67%), CI = 36.8% (336.06 - 39.74%), BI = 29.97% (73.33 - 103.3%). Health authorities should promote bamboo ovitrap, especially to public as an act to control Aedes sp.
[Place of publication not identified]: Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Kadafi
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue. Kota Tanjungpinang merupakan daerah endemis DBD karena sejak tahun 2005 hingga 2015, selalu ada kasus DBD.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara keberadaan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian DBD di Kota Tanjungpinang Propinsi Kepulauan Riau tahun 2015. Penelitian ini menggunakan studi analitik dengan rancangan studi kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini ini adalah penduduk kota Tanjungpinang. Hasil penelitian ini menemukan, hubungan antara Keberadaan Jentik dengan DBD adalah sebesar OR = 1,9 ; (95 % CI = 0,939 ? 3,955) dan hubungan antara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan DBD adalah sebesar OR = 0,9 ; (95 % CI = 0,478 ? 1,758) setelah dikontrol variabel kovariat.
Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) is an acute infectious disease caused by the dengue virus. Tanjungpinang a dengue endemic area because since 2005 until 2015 , there is always a case DBD.Tujuan this study was to determine the relationship between the existence of larva and mosquito nest eradication ( PSN ) with incidence of dengue in Tanjungpinang , Riau Islands Province in 2015. This research used studies analytical case control study . The population in this study are the city dwellers Tanjungpinang. Results of this study found that the relationship between the presence of the dengue larva amounted OR = 1.9 ; ( 95 % CI = 0.939 to 3.955 ) and the relationship between mosquito nest eradication ( PSN ) with DBD amounted OR = 0.9 ; ( 95 % CI = 0.478 to 1.758 ) after controlling for covariates variables.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggariwati
Abstrak :
ABSTRAK
Awal tahun 2019 terjadi peningkatan insiden DBD di hampir seluruh wilayah Indonesia. Data 2014-2015 menunjukkan DKI Jakarta selalu memiliki IR DBD di atas angka Nasional. Pola peningkatan IR DBD di DKI Jakarta sangat bervariasi antar Kelurahan, beberapa Kelurahan mengalami peningkatan kasus sangat tinggi sementara Kelurahan lain justru turun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan IR DBD per Kelurahan periode Januari-Mei 2019. Jenis penelitian observasional analitik dengan disain cross sectional. Hasil penelitian mendapatkan model fit multivariat memuat 3 variabel yang mempengaruhi peningkatan IR DBD per Kelurahan, yakni Angka Bebas Jentik (ABJ) dengan nilai Prevalens Rasio (PR) 1,66 (95% CI= 1,14-2,41), IR DBD sebelumnya, PR 0,60 (95% CI = 0,42-0,86) dan proporsi umur 6-17 tahun PR sebesar 1,52 (95% CI= 1,06-2,16). Untuk mencegah peningkatan IR DBD tingkat Kelurahan maka ABJ perlu ditingkatkan minimal 90-95% dan dipertahankan bagi yang telah mencapai ≥ 95% melalui upaya pokok pengendalian vektor DBD yakni dengan melaksanakan kegiatan PSN 3 M Plus dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), pihak Sekolah perlu dilibatkan dalam gerakan PSN ini sebab proporsi usia Sekolah SD sd SMA yang tinggi berperan dalam peningkatan IR DBD, Dinas Kesehatan beserta jajarannya perlu memberikan feed back pelaporan DBD kepada masyarakat dan lintas sektor di tingkat Kelurahan secara rutin agar masyarakat dan aparat Kelurahan senantiasa waspada terhadap potensi peningkatan kasus DBD di wilayahnya, untuk menjaga kualitas PE DBD hendaknya senantiasa mendapat pembinaan dari Dinkes dan Sudinkes.
ABSTRACT
Beginning 2019 year the incidence of dengue was increase in almost all of regions in Indonesia. Data from 2014 to 2015 shows that DKI Jakarta always has a DHF incidence rate above the national rate. The pattern of increasing DHF IR in DKI Jakarta varies greatly among urban villages, some urban villages have experienced very high increase in cases while other urban villages have actually declined. This study aims to determine the factors associated with an increase in DHF Incidence Rate by urban village in the period January to May 2019. This research is an analytic observational type with cross sectional design. The results get a multivariate fit model containing 3 variables that affect the increase in DHF per village, namely larvae free rate (ABJ) with a Prevalence Ratio (PR) 1.66 (95% CI = 1.14-2.41), DHF Incidence Rate previously, PR was 0.60 (95% CI = 0.42-0.86) and the proportion of ages 6-17 years of PR was 1.52 (95% CI = 1.06- 2.16). To prevent an increase in DHF at the Village level, the ABJ needs to be increased by at least 90-95% and maintained for those who have reached ≥ 95% through the main efforts to control the DHF vector, namely by carrying out the activities of the PSN 3M Plus and Movement 1 House 1 Larva Monitor (G1R1J), parties Schools need to be involved in this PSN movement because a high proportion of elementary school age to senior high school plays a role in increasing DHF Incidence Rate, the Health Office and its staff need to provide DBD reporting back to the community and cross-sectoral at the urban village level regularly so that the community and village's officials are always on the lookout for the potential increase in dengue cases in their region, to maintain the quality of DHF Epidemiological Investigation should always receive guidance from the Public Health Office of DKI Jakarta Provincial.
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>