Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lalitya Nada Tamaranny
Abstrak :
Sejak kurang lebih 3000 tahun yang lalu, muncul sebuah budaya pernikahan unik di Cina, yaitu pernikahan roh atau yang dikenal dengan sebutan Ming Hun (冥婚). Pada awalnya budaya ini memiliki makna dan esensi yang baik, yaitu harapan agar orang yang meninggal sebelum menikah bisa memiliki pasangan sehingga rohnya tenang di alam sana. Namun, di zaman modern seperti sekarang, karena pemikiran masyarakat yang sudah modern sehingga sudah tidak banyak yang mempercayai budaya Ming Hun. Pada akhirnya, budaya tersebut mengalami pergeseran makna dan komodifikasi, karena bagi beberapa masyarakat yang masih mempercayai dan menjalankan budaya tersebut kesulitan untuk mendapatkan jenazah baru yang akhirnya dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang melakukan praktik jual-beli jenazah hingga timbul kriminalitas pencurian jenazah di Cina. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pemaparan deskriptif secara menyeluruh melalui tulisan terdahulu dan berita untuk mengetahui pergeseran makna serta komodifikasi budaya Ming Hun di Cina pada zaman modern. ......Since approximately 3000 years ago, a unique marriage culture emerged in China, namely spirit marriage or known as Ming Hun (冥婚). At first this culture had a good meaning and essence, namely the hope that people who died before married could have a partner so that their spirit was calm in the spirit world. However, in modern times like nowadays, due to modern people's thinking, not many people believe in Ming Hun culture. In the end, the culture experienced a shift in meaning and commodification, because for some people who still believe in and practice this culture, it is difficult to get new bodies which are eventually used by people who carry out the practice of buying and selling corpses so that the crime of theft of bodies in China arises. This study uses a qualitative method with comprehensive descriptive exposure through previous writings and news to find out the shift in meaning and commodification of Ming Hun culture in China in modern times.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 1992
616.979 202 31 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 1994
616. 979 202 31 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Klarisa
Abstrak :
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih menjadi perhatian bagi masyarakat luas karena tidak dapat disembuhkan secara sempurna. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa virus HIV masih dapat ditemukan di jenazah sampai beberapa waktu setelah kematian, tanpa diketahui apakah masih mampu bereplikasi dan menginfeksi orang. Karena itu, penelitian ini ingin mengetahui kemampuan replikasi virus HIV di dalam sel darah putih secara in vitro dengan meniru kondisi seperti yang terjadi pada proses setelah kematian yaitu tidak terpapar oksigen. Penelitian menggunakan disain eksperimental dengan menggunakan darah 'Orang dengan HIV-AIDS' (ODHA) yang masih hidup untuk menggantikan darah jenazah ODHA terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan sulitnya mendapatkan sampel darah yang dapat diteliti hingga rentang waktu 48 jam dengan suhu 26-32°C seperti suhu yang lazim terjadi pada umumnya jenazah di Indonesia. Darah terinfeksi HIV tersebut diperiksa 'viral load' dan diambil sel darah putihnya. Sel darah putih tersebut dicampur kembali dengan plasma darahnya, dan ditutup minyak goreng yang sudah dipanaskan agar tidak terjadi paparan oksigen untuk mendekati kondisi postmortem. Suspensi dikultur dan supernatannya diperiksa dengan 'Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction' (RT PCR) untuk melihat hasil replikasi virus HIV. Hasil penelitian ini menunjukkan, virus HIV masih bereplikasi sampai waktu 48 jam setelah paparan oksigen dihentikan. Selain itu terdapat perubahan morfologi sel darah putih yaitu efek 'cytopathic effect' (CPE) pada sel di dalam kultur yang menunjukkan adanya infeksi antar sel. ...... HIV infection is still a community problem that cannot be solved perfectly. Recent studies show HIV virus can still be found in dead bodies, altough there were no evidence that indicate HIV infection from dead bodies. This research aims to elaborate HIV virus replication in leucocyte in vitro imitating dead bodies physiologic condition of oxygen deprivation. Research is conducted using experimental design using blood samples taken from living HIV-infected persons to substitute for HIV-infected dead bodies. This subtitution held because of the difficulty to obtain blood sample from dead bodies, and studied until 48 hours postmortem on 26-32°C. HIV-infected blood was examined for viral load. The leucocyte were separated from the blood and mixed with blood plasma. This suspension stored in the tube and the upper surface added with heated cooking oil to prevent oxygen exposure. The suspension was centrifuged, the leucocyte were cultured. After cultured, the supernatan was scanned with Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT PCR) to detect replication of HIV. The replication of HIV virus were detected up to 48 hours. The study also found morphologic changes of leucocyte due to cytopathic effect which showed cell-to-cell infections.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teks berisi uraian tatacara merawat jenazah. Teks juga memperbandingkan tradisi upacara kasripahan pada 30 tahun sebelumnya dengan saat naskah ini disalin (1931). Naskah tidak mencantumkan keterangan penulisan maupun penyalinan naskah.
UR.37-A 24.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Purwadianto
Abstrak :
Otopsi terhadap korban mati sebagai bagian utama dari pemeriksaan forensik di Jakarta masih sering ditolak oleh keluarga korban, walaupun pihak penyidik telah memintanya. Keluarga korban yang merupakan pemberi keputusan penolakan ini berciri-ciri sebagian besar pria, berusia antara 30 - 49 tahun, adalah saudara bukan sekandung dari korban, berpendidikan tamat SMTP atau SMTA , bersuku Jawa, Sunda atau keturunan Cina dan bekerja sebagai karyawan swasta. Ciri-ciri korban mati yang ditolak otopsinya pada umumnya adalah pelajar atau mahasiswa, berusia 10 - 29 tahun, merupakan golongan menengah ke bawah dengan kasus mati akibat kecelakaan lalu lintas.

Alasan penolakan otopsi forensik ini sebagian besar adalah faktor emosi berupa rasa sedih/kasihan (97,22%) dan pasrah terhadap keadaan (80,56%) serta faktor belum berpengalaman (merasa asing) karena baru pertama kali mengurus pencabutan Visum et Repertum (88,89%), pertama kali salah satu anggota keluarganya mati dengan permintaan harus diotopsi (83,33%) dan belum pernah melihat jenazah pasca otopsi (84,72%). Sedangkan faktor agama/kepercayaan dan adat serta faktor ketidaktahuan kegunaan otopsi forensik dan aspek medikolegal kasus keluarganya bukan merupakan alasan yang menonjol dari penolakan otopsi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1983
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library