Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tulus Setiyadi
Temanggung: Raditeens, 2016
306 TUL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mashadi Said, 1961-
Jakarta: Prodeleader, 2016
305.8 MAS j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pekanbaru: Yayasan Sagang, 2010
899.221 SAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Syafitri Widianti
Abstrak :
ABSTRAK
Pada awalnya kompetisi atau persaingan merupakan bagian dari hidup manusia. Pada awalnya persaingan yang terjadi antara saudara kandung bertujuan untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua. Bagaimana seorang anak mengembangkan tingkah laku kompetitif tergantung dari sikap orang tua dan masyarakat dalam memandang kompetisi, apakah mendukung atau tidak mendukung terjadinya suatu kompetisi (Medinnus & Johnson, 1969).

Menurut Scheinfeld (1973), sekolah merupakan salah satu media yang memiliki pengaruh dalam menengahi perbedaan dan kompetisi di antara anak kembar dengan memisahkan mereka ke dalam kelas yang berbeda. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat gambaran kompetisi yang terjadi pada remaja kembar identik ketika mereka berada pada satu kelas dan ketika berada pada pisah kelas dan bagaimana pengaruh kompetisi terhadap kegiatan belajar dan prestasi belajar mereka di sekolah, serta faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya kompetisi.

Subyek yang dipilih adalah remaja kembar identik yang pernah berada pada satu kelas dan pisah kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan melakukan wawancara terhadap enam orang subyek (3 pasang remaja kembar identik).

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa kompetisi yang terjadi pada subyek adalah kompetisi dalam hal berprestasi di sekolah. Kompetisi ini terjadi karena adanya sikap membandingkan dari teman, guru atau orang tua dalam masalah prestasi belajar. Perbandingan dalam masalah fisik atau masalah lainnya tidak menimbulkan kompetisi pada subyek. Faktor utama yang mendorong subyek untuk berkompetisi adalah keinginan untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik atau paling tidak sama baiknya dengan saudara kembamya. Pada umumnya adanya perasaan kompetisi juga menjadikan subyek menjadi lebih bersemangat dalam belajar, walaupun belum tentu meningkatkan prestasi seperti yang dicapai saudara kembarnya. Subyek juga merasa berkompetisi dengan saudara kembamya ketika mereka berada pada satu kelas karena lebih sering diperbandingkan dan kondisi yang mereka hadapi sama.
1998
S2682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunardi Endro
Abstrak :
Gotong royong adalah ungkapan yang menyatakan saling membantu dan sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Gotong royong menyatakan apa yang dipahami sebagai solidaritas dan kesatuan maka diangkat dan dikembangkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila merupakan kristalisasi jiwa dan semangat gotong royong tersebut dalam membangun solidaritas dan kesatuan bagi perwujudan kejayaan Indonesia. Kini kebutuhan mengenai solidaritas dan kesatuan tidak bisa lagi diperlakukan sama dengan lazim dalam kehidupan tradisional. Oleh sebab itu, paper ini bertujuan memberi jalan keluar bagi penguatan semangat dan jiwa gotong royong berdasarkan filsafat Aristoteles mengenai pertemanan sedemikian rupa sehingga dalam konteks kekinian Indonesia mampu berhadapan dengan globalisasi tanpa harus kehilangan identitas nasionalnya.
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2016
300 RJES 21:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Samsudin
Abstrak :
Sastra remaja adalah karya sastra yang menampilkan persoalan remaja supaya memenuhi selera remaja. Salah satu persoalan yang dapat dibahas adalah pencarian jati diri remaja. Novel Kata merupakan karya sastra yang menampilkan pencarian jati diri remaja. Permasalahan dirumuskan pada dua pertanyaan penelitian, yaitu (1) bagaimana pencarian jati diri dari tokoh remaja dalam novel Kata? (2) dan bagaimana karakter remaja digambarkan dalam novel Kata? Sehubungan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pencarian jati diri dan karakter remaja dalam novel Kata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra, serta konsep karakter dan jati diri remaja. Penelitian ini memberikan hasil bahwa Binta dan Biru merupakan remaja yang bebas untuk mengekspresikan pendapatnya. Sementara itu, Nugraha adalah remaja yang rasional. Karakter remaja dalam novel Kata dipengaruhi oleh faktor keluarga, pertemanan, dan lingkup masyarakat yang membesarkannya dengan nilai-nilai sosial, ekonomi, etika, dan keluarga. Faktor tersebut memengaruhi karakter Binta menjadi remaja koleris, sedangkan Biru merupakan remaja plegmatis dan Nugraha adalah remaja sanguinis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa novel Kata memberikan sebuah gambaran mengenai proses pencarian jati diri serta terbentuknya karakter remaja yang dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan, dan teman. ......Teen literature is a literary work that presents issues related to teenagers to cater to their tastes. One of the issues that can be explored is the search for teenage identity. The novel "Kata" is a literary work that portrays the search for teenage identity. The research questions are formulated as follows: (1) How is the search for identity of the teenage characters depicted in the novel "Kata"? (2) How are teenage characters portrayed in the novel "Kata"? This study aims to describe the search for identity and the characterization of teenagers in the novel "Kata." This research employs a qualitative descriptive research method with a literary sociology approach, as well as concepts of teenage character and identity. The study reveals that Binta and Biru are teenagers who are free to express their opinions. Meanwhile, Nugraha is a rational teenager. The characters of the teenagers in the novel "Kata" are influenced by family factors, friendships, and the societal environment that shapes their social, economic, ethical, and familial values. These factors influence Binta's character, making her a choleric teenager, while Biru embodies a phlegmatic teenager, and Nugraha represents a sanguine teenager. Consequently, it can be concluded that the novel "Kata" provides an illustration of the process of searching for identity and the formation of teenage characters influenced by family, environment, and friends.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library