Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herdenny Oetomo
"Latar belakang penulisan skripsi ini karena pesatnya perkembangan industri konstruksi, khususnya apartemen pada saat ini. Adapun tujuan penulisan adalah memberikan gambaran tentang perhitungan harga pokok jasa konstruksi apartemen serta penilaian hasil suatu proyek bagi kontraktor. Metode penulisan yang digunakan adalah pendekatan kasus terhadap suatu proyek apartemen. Hasil penelitian menunjukkan akuntansi industri konstruksi sangat membutuhkan perencanaan serta pengendalian biaya pelaksanaan yang tepat. Nilai kontrak proyek ditentukan berdasarkan anggaran atau estimasi biaya pelaksanaan serta marjin keuntungan yang diinginkan. Dengan demikian agar marjin tersebut dapat dicapai maka estimasi harus tepat dan segi pengendalian biaya pelaksanaan harus baik. Selain biaya, faktor waktu harus diperhitungkan pula dalam industri konstruksi karena pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya biaya pelaksanaan suatu proyek. Proyek Apartemen Mangga Dua dikatakan mengalami kerugian dibandingkan rencana awalnya. Marjin keuntungan yang diperoleh jauh di bawah persentase yang telah ditetapkan. Hal ini terutama disebabkan karena banyak estimasi biaya yang tidak tepat baik karena gambar yang kurang informatif, maupun karena satuan standar yang terlalu rendah. Terlambatnya waktu penyelesaian proyek selama 6 bulan semakin memperbesar biaya pelaksanaan proyek. Penulis menyarankan agar estimasi biaya pelaksanaan suatu proyek dapat dihitung dengan lebih tepat serta lebih memperhatikan jenis serta kuantitas dari pekerjaan konstruksi yang harus dilakukan. Pengendalian biaya serta mutu pekerjaan harus lebih ditingkatkan agar biaya aktual maupun waktu penyelesaian dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wishnu Handika
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S10219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiyanto
Jakarta: Pradnya paramita, 2005
658.5 ASI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3305
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastutik
"Abstract
The implication of ASEAN Economic Community (AEC) in 2015 is free mobilization of goods, services, labours, and capital among the member countries. This encourages Indonesia to strengthen its commitments on the construction service sector. This study aims to map Indonesia's commitments in the construction service sector under the ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) with Hoekman Index and investigates the impacts on the macroeconomic and sector performances. The GTAP model analysis shows that Indonesia does not gain from the service liberalization, there is only slight increase of macroeconomic and sector performance. A 50% or full liberalization cause few increase on the real GDP. Positive impact of liberalization is only seen in the construction sector itself.
Abstrak
Implikasi terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 adalah kawasan ASEAN akan menjadi suatu kawasan bebas mobilisasi barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan arus modal. Kondisi ini mendorong peningkatan komitmen Indonesia, salah satunya di sektor jasa konstruksi. Studi ini bertujuan memetakan posisi komitmen sektor jasa konstruksi Indonesia di AFAS berdasarkan indeks Hoekman dan menganalisis dampak peningkatan komitmen tersebut. Hasil analisis GTAP menunjukkan bahwa Indonesia belum memperoleh manfaat dari adanya implementasi komitmen tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan yang relatif kecil terhadap indikator ekonomi makro dan sektoral Indonesia. Liberalisasi 50% maupun penuh hanya menyebabkan peningkatan PDB riil yang kecil. Dampak sektoral hanya tampak pada peningkatan di sektor konstruksi sendiri."
2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Werdoyo Santosa; Sutedjo Wirokusumo
"Pengaruh globalisasi pada industri jasa konstruksi tercermin pada tiga trend yang dirasakan oleh perusahaan konstruksi diseluruh dunia. Tiga trend tersebut adalah pertama, pergeseran konstruksi dunia dari pusat pasar lama di Timur tengah, Asia Afrika ke pusat pasar yang baru yaitu Asia, Eropa, dan pasar dan Timur Tengah, kedua, kelangkaan dana internasional akibat tidak seimbangnya permintaan dan penawaran dan ketiga semakin menggejalanya proteksionisme dalam perdagangan antar negara.
Seiring dengan kemajuan ekonomi Indonesia dan tiga trend di atas maka saat ini industri jasa konstruksi nasional menghadapi dua masalah pokok yaitu pertama masalah susutnya proyek prasarana tradional-agraris dan lahirnya proyek-proyek baru berskala besar untuk mendukung industrialisasi, yang belum banyak kita kuasai sehingga diisi oleh kontraktor asing. Hal ini berarti penetrasi pasar (produk lama di pasar lama yang walaupun besar namun tidak lagi berkembang), namun sekaligus tantangan pengembangan produk (permintaan baru) di pasar lama, kedua, pergeseran alokasi dana internasional untuk pembangunan prasarana tradisional (dimana teknologi dan manajemennya telah kita kuasai, dan reputasi kita sudah dikenal/diakui oleh pemilik dana) ke negara berkembang lain yang lebih terbelakang.
Kedua masalah tadi sangat penting untuk diselesaikan, dan tulisan ini membahas peluang dan tantangan upaya internasionalisasi jasa konstruksi nasional sebagai jawaban atas masalah kedua. Solusi ini penting bagi perusahaan konstruksi besar yang ingin terus tumbuh dan terjaga kemampu-labaannya dengan mengandalkan produk unggulan di pasar tradisional, mengingat pertambah an jumlah pemain yang tidak seimbang dengan pertumbuhan pasar. Dengan mengambil contoh perusahaan kontraktor-eksportir luar negeri yang berhasil, mula-mula diidentifikasi siapa yang berpotensi dan layak ekspor. Dari kesiapan sumberdaya dan skala ekonomi maka ditemukan hanya anggota AKI-lah yang dinilai berpotensi ekspor.
Mengingat dominannya peran kontraktor BUMN (apalagi bila kuasi-BUMN dimasukkan) dan sulitnya mendapatkan data yang lengkap, berurut dan aktual, maka sebagai sample digunakan data 7 BUMN konstruksi untuk pembahasan lebih detil. Namun demikian kami lengkapi juga dengan ulasan beberapa perusahaan kontraktor besar swasta. Selanjutnya dari evaluasi internal dilakukan identifikasi produk unggulan kontraktor nasional, yaitu produk yang teknologi dan manajemennya telah kita kuasai dan teruji keberhasilannya melalui pengalaman dalam negeri.
Analisa pasar industri jasa konstruksi dunia dilakukan untuk secara bertahap menemukan negara sasaran dan produk /jenis proyek yang dibutuhkan dan yang sekiranya mampu dipenuhi oleh kontraktor nasional. Ditemukan pasar Malaysia untuk saat sekarang dan pasar Vietnam untuk beberapa tahun mendatang. Peluang yang ada di negara sasaran dan sesuai dengan produk unggulan kita disebut peluang yang mungkin. Selanjutnya peluang yang mungkin ini diseleksi berdasarkan kesesuaiannya dengan misi ekspor jasa konstruksi Indonesia yaitu untuk tujuan bertumbuh dan kemampu-labaan. Hasilnya adalah peluang yang diminati. Peluang yang diminati inilah yang selanjutnya disusun rencana strategisnya berupa sasaran jangka panjang dan strategi utamanya.
Dari rumusan target pasar dan akar daya saing kontraktor Indonesia disimpulkan bahwa strategi generik yang tepat untuk ekspor jasa konstruksi ini adalah strategi 'focus - cost leadership'. Dari analisa SWOT kita hasilkan arahan profil 'agresif' yang bila digabungkan dengan analisa portofolio 'strategic option'-nya Igor Ansoff berarti ekspansi geografis. Selanjutnya dengan 'grand strategy selection matrix' untuk mempercepat menembus pasar dan menangkap peluang yang berlimpah disarankan strategi 'integrasi horizontal'. Strategi ini juga disarankan oleh analisa 'grand strategy cluster' yaitu dengan maksimisasi kekuatan dan akuisisi sumberdaya eksternal untuk menutupi kelemahan yang ada. 'Integrasi horizontal' ini dapat berupa patungan/kerjasama operasi dengan kontraktor lokal (sekaligus untuk menembus hambatan proteksi lokal) atau dengan kontraktor internasional lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Averus Damciwar
"ABSTRAK
Pada umumnya perusahaan memulal usahanya sebagai bisnis tunggal dan melayani pasar tertentu. Sejalan dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka semakin bertambah luas pasar yang dilayaninya. Selanjutnya perusahaan akan dihadapkan pada suatu strategi pengembangan usaha, yaitu strategi diversifikasi usaha. Hal ini biasanya dihadapi oleh perusahaan bila berada pada kondisi:
a. Perusahaan merasakan profit dan pertumbuhan perusahaan mulai menurun dikarenakan industri dimana perusahaan melakukan bisnis mulai memperlihatkan daya tarik yang menurun dan prospek yang kurang cerah.
b. Dalam rangka memperkuat keunggulan bersaing terhadap kompetitor.
c. Dalam rangka memperkecil resiko investasi, karena bila hanya melakukan
bisnis tunggal resiko investasi cukup besar.
Alternatif strategi diversifikasi usaha itu antara lain adalah melakukan integrasi vertikal (vertical integration), cliversifikasi berhubungan (related diversification) dan diversifikasi tak berhubungan (unrelated diversification). Pada integrasi vertikal perusahaan melakukan pengembangan usaha di sepanjang rantai nilai (value chain) dan bisnis yang dijalaninya saat ini, bisa ke arah hulu atau ke arah hilir. Pada related diversification perusahaan mefakukan pengembangan usaha ke bisnis yang masih berhubungan dengan bisnis yang dijalaninya saat ¡ni dan pada unrelated diversification pengembangan usaha dilakukan ke bisnis yang tidak berhubungan dengan bisnis yang ada. Masing-masing alternatif tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan yang bisa berbeda-beda bagi tiap perusahaan tergantung pada posusi dan kondisiperusahaan dalam persaingan di industririya. Oleh karena itu pemilhan strategi diversifikasi usaha yang paling tepat adalah yang dapat memperkuat keunggulan bersaing perusahaan tersebut.
PT. X adalah sebuah perusahaan yang menjadi market leader di industri jasa konstruksi. Perusahaan ini barn memulai diversifikasi usahanya di tahun 1990 dan saat ini memiliki 5 unit bisnis, yaitu jasa konstruksi, karya peralatan properti, realty dan beton ready mix. Unit bisnis jasa konstruksi merupakan core bisnis perusahaan. Strategi diversifikasi yang dipilih oleh PT. X adalah related diversification. Pilihan ¡ni dilatarbelakangi oleh usaha PT. X untuk memperkuat keunggulan bersaing dan mempertahankan diri sebagai market leader. Oleh karena ¡tu diversifikasi usaha ini diharapkan akan dapat memperkuat keunggulan bersaing perusahaan dan sekaligus juga menciptakan keunggulan bersaing bagi unit bisnis ¡tu sendiri.
Pada saat ini, setelah lebih kurang tujuh tahun PT. X melakukan diversifikasi usaha, terlihat bahwa kontnbusi unit-unit bisnis selain unit bisnis jasa konstruksi terhadap nilai penjualan dan laba perusahaan sangatlah kecil. Disamping itu kegiatan unit-unit bisnis tersebut dirasakan belumlah efisien, bahkan unit bisnis ready mix baru pada tahun 1996 ini bisa meraih taba. Permasalahan yang muncul adalah apakah diversifikasi usaha yang dilakukan PT. X tidak tepat atau tidak berhasil ? Apakah keunggulan bersaing yang diinginkan PT. X melalui diversifikasi usaha ¡tu dapat dicapai ? Apa langkah-langkah yang harus diambil oleh manajemen perusahaan selanjutnya? Sebagai sebuah perusahaan multibisnis tentu tidak mudah untuk mencari solusi bagi permasalahan ini. Sebuah analisa terhadap strategi diversifikasi usaha PT. X haruslah dilakukan terlebih dahulu, sebelum manajemen menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Analísa terhadap strategi diversifikasi sebuah perusahaan multibisnis dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap strategi yang dipakai perusahaan saat ini. Kemudian dilanjutkafl dengan menyusun matriks portfolio bisnis perusahaan untuk menunjukkafl karakter portfolio bisnis perusahaan. Langkah berikutnya adalah membuat perbandingan prospek jangka panjang tiap industri, kekuatan bersaing, kinerja dan prospek masa depan dan tiap unit bisnis yang ada pada perusahaan. Selanjutnya dilakukan evaluasi kompatibilitas tiap unit bisnis dengan strategi perusahaan dan kecocokan strategi yang ada antara unit bisnis. Tahap selanjutnya adaiah melakukan penyusunan ranking setiap unit bisnis berdasarkan pada prioritas untuk investasi modal baru. Dan setelah itu baru bisa ditentukan strategi baru untuk meningkatkan kinerja dari perusahaan secara keseluruhan.
Berdasarkan analisa terhadap strategi diversifikasi usaha PT. X, maka dapat disimpulkan bahwa diversifikasi usaha tersebut belumlah dapat dikatakan berhasil, karena masih belum baiknya kinerja unit-unit bisnis selain unit bisnis jasa konstruksi. Akan tetapi unit-unit bisnis tersebut masih berada dilingkungan industn yang cukup menarik dan kinerja masing-masing unit bisnis masìh berpeluang untuk dapat ditingkatkan. Secara umum strategi baru yang tepat untuk dilakukan PT. X adalah turnaround, yaitu dengan memfokuskan diri pada usaha untuk memperbaiki pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia yang menyebabkan turunnya kinerja perusahaan.
Adapun temuan (finding) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pertarna, belum disadarinya bahwa tiap bisnis mempunyal karakteristik yang berlainan baik dalam hal permodalan jangka waktu pengembalian investasi dan juga dalam hal strategi bersaing. Hal ini mengakibatkan akan sangat berbedanya strategi manajemen yang harus diterapkan pada tiap-tiap unit bisnis. Tampaknya hal ini kurang diperhatikan oleh PT. X pada waktu memulai diversifikasi usahanya. Kedua, belum tegasnya komitmen perusahaan untuk melakukan diversifikasi usaha, sehingga budaya kerja perusahaan masih terpaku pada kegiatan bisnis jasa konstruksi, sedangkan unit bisnis lainnya hanya sebagai kegiatan penunjang saja. Kondisi ini mengakibatkan rendahnya motivasi perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing bagi unit-unit bisnis ¡tu. Sedangkan yang ketiga adalah bentuk struktur organisasi perusahaan yang dipakai pada saat ini juga kurang menunjang, karena belumlah dapat menangani seluruh kegiatan operasional sebuah perusahaan multibisnis.
Beberapa hal yang direkomendasikan bagi PT. X adalah pertama, agar manajemen mempertegas komitmen perusahaan untuk melakukan diversifikasi usaha, sehingga setiap unit bisnis dapat diperlakukan dan dikembangkan sebagai uñit bisnis yang mempunyai keunggulan bersaing dan bukan sekedar sebagai penunjang kegiatan unit bisnis lainnya. Kedua, agar struktur organisasi perusahaan dirubah menjadi berbentuk divisional, karena dianggap lebih bisa mengakomodir kegiatan perusahaan multibisnis. Ketiga, untuk jangka waktu dekat ini, disarankan agar PT. X tidak melakukan ekspansi usaha ke bisnis barn. Konsentrasi strategi PT. X sebaiknya diarahkan kepada pembenahan intern dan melakukan konsolidasi perusahaan."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S10162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Ferdinand E. B. H.
"ABSTRAK
Piutang termin adalah piutang yang biasa digunakan pada perusahaan jasa, khususnya jasa konstruksi. Piutang termin adalah komponen yang mendominasi pendapatan pada perusahaan jasa konstruksi. Piutang termin dibayar per termin sesuai penyelesaian pekerjaan Dalam hal ini piutang termin sudah boleh diakui sebagai pendapatan. Laporan magang ini berisi cara mengaudit piutang termin dari proses awal sampai akhir, juga cara menghitung dan menjurnal. Dalam proses penyajian piutang termin pada PT Sukasuka, telah dicatat sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, yaitu sesuai PSAK No 23 (Revisi 2010).

ABSTRACT
Accounts receivable terms are commonly used in service companies, especially construction. Accounts receivable is a part that dominant in income component of the construction company. Term receivables are paid per term according completion of the work, in this case the receivable billings already be recognized as revenue. This internship report covers how to audit the accounts receivable billings from the beginning to the end, as well as how to calculate and journaling. In the process of presenting the PT Sukasuka term receivables, has been recorded in accordance with applicable accounting standards, due to PSAK No 23 (Revised 2010)."
2013
S43985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>