Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farha Widya Asrofani
Abstrak :
Pesisir Kabupaten Tangerang mempunyai ekosistem alam yang luas namun pemanfaatannya belum optimal. Ekosistem tersebut memberikan jasa dan nilai yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Nilai setiap jasa ekosistem dapat dijadikan sebagai acuan dampak pembangunan agar tidak merugikan kesejahteraan masyarakat sekitar. Masalah dalam penelitian ini yaitu belum dilakukannya pengelolaan pesisir berbasis nilai jasa ekosistem, padahal mengetahui nilai jasa ekosistem pesisir dibutuhkan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan pengelola untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan penelitian adalah menganalisis jasa ekosistem pesisir yang tersedia berdasarkan tipologinya, menganalisis karakteristik jasa ekosistem pesisir berdasarkan hak kepemilikan, pengelolaan, dan penerima manfaatnya, menganalisis nilai ekonomi jasa ekositem pesisir, dan merumuskan pengelolaan pesisir untuk peningkatan nilai jasa ekosistem. Metode yang digunakan adalah analisis penggunaan lahan, statistik deskriptif dan valuasi ekonomi berupa surplus produsen dan replacement cost. Hasil penelitian menunjukan bahwa jasa ekosistem utama adalah jasa penyedia pangan dari ekosistem laut dan jasa ekosistem rekreasi. Desa yang potensial dikembangkan dengan membuka investasi pembangunan adalah Desa Tanjung Anom dan Desa Surya Bahari. Kesimpulan penelitian ini adalah pembangunan di kawasan pesisir harus memperhatikan nilai manfaat yang masyarakat terima selama ini dari jasa ekosistem yang tersedia.
Coastal Tangerang Regency has a wide natural ecosystem, but its utilization is not optimal. The ecosystem provides services and values ​​related to community welfare. The value of each ecosystem service can be used as a reference for development impacts so as not to harm the welfare of the surrounding community. The problem in this study is that the management of coastal ecosystems based on ecosystem service values ​​has not yet been carried out, whereas knowing the value of coastal ecosystem services is needed as consideration for management decisions to achieve sustainable development. The research objective is to analyze the available coastal ecosystem services based on their typology, analyze the characteristics of coastal ecosystem services based on ownership rights, management, and beneficiaries, analyze the economic value of coastal ecosystem services, and formulate coastal management to increase the value of ecosystem services. The method used is land use analysis, descriptive statistics, and economic valuations in the form of producer surpluses and replacement costs. The results showed that the main ecosystem services are food service providers from the marine ecosystem and recreational ecosystem services. The villages that have the potential to be developed by opening investment in development are Tanjung Anom Village and Surya Bahari Village. This study concludes that development in coastal areas must pay attention to the value of the benefits that people have received so far from the available ecosystem services.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayati
Abstrak :
Pengelolaan ekosistem lamun yang tepat perlu dilakukan untuk mencapai keberlanjutan. Pendekatan yang dapat digunakan yaitu jasa ekosistem. Tujuan riset ini adalah menganalisis struktur komunitas lamun, nilai ekonomi ekosistem lamun, serta persepsi pemangku kepentingan, penduduk, dan wisatawan. Penelitian dilakukan di pulau pemukiman di Kepulauan Seribu. Analisis yang digunakan yaitu analisis struktur komunitas lamun, analisis total nilai jasa ekosistem lamun, serta analisis deskriptif untuk menjelaskan persepsi masyarakat. Hasil riset menunjukkan bahwa ada enam jenis lamun yang ditemukan yaitu Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, dan Enhalus acoroides. Tutupan lamun berkisar antara 13,16 – 58,87%. Densitas lamun 57,00-246,86 ind/m2. Indeks diversitas 0,796-1,326, dan indeks dominansi 0,576-1,04. Status lamun di Kepulauan Seribu secara umum tergolong miskin. Total nilai ekonomi lamun di Kepulauan Seribu yaitu Rp21.501.460.102.547/tahun. Nilai ekonomi ekosistem lamun dipengaruhi oleh kondisi padang lamun. Ada perbedaan persepsi tentang ekosistem lamun antara pemangku kepentingan, penduduk, dan wisatawan. Perbedaan dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. ......The proper management of seagrass ecosystems needs to be done to achieve sustainability. The approach that can be used is ecosystem services. The purpose of this research is to analyze the structure of seagrass communities, the monetary value of seagrass ecosystems, as well as perceptions of stakeholders, residents and tourists. The research was conducted on residential islands in Kepulauan Seribu, Jakarta. The method used is analysis of seagrass community structure, analysis of the total value of seagrass ecosystem services, and comparing people's perceptions. Research shows that there are six types of seagrass found, namely Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, and Enhalus acoroides. Seagrass cover ranges from 13.16 - 58.87%. Seagrass density 57.00-246.86 ind/m2. Diversity index 0.796-1326, and dominance index 0.576-1.04. The status of seagrass in the Kepulauan Seribu is classified as poor. The total economic value of seagrass in the Kepulauan Seribu is IDR 21,501,460,102,547/year. The economic value of seagrass ecosystems is affected by seagrass conditions. There are differences in perceptions of seagrass ecosystems between stakeholders, residents, and tourists. Differences are affected by the knowledge and experience.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T51742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Diah Kusumawardhani
Abstrak :
Keberlanjutan ekosistem pesisir rentan terhadap bebagai aktivitas manusia, dan bencana alam salah satunya tsunami. Pada Desember 2018, tsunami akibat dari longsoran dinding Anak Krakatau, mengakibatkan 207 orang meninggal dunia dan 11.453 orang mengungsi di Kabupaten Pandeglang. Masalah pada penelitian ini adalah tsunami berdampak pada menurunnya kemampuan ekosistem menghasilkan jasa sehingga diperlukan perencanaan spasial yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah membangun skenario model perencanaan spasial untuk pengurangan risiko bencana tsunami. Metode yang digunakan adalah analisis spasial, valuasi ekonomi jasa ekosistem, analisis statistik bivariat, dan permodelan system dynamics untuk menyusun skenario model perencanaan spasial. Hasil penelitian menunjukan 16 kelas jasa ekosistem yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Pandeglang. Tsunami Anak Krakatau 2018 menggenangi 5.793 hektar daerah pesisir, dengan nilai kerugian sebesar 133.204.353.760 Rupiah. Sebanyak 47% masyarakat memiliki tingkat pengetahuan jasa ekosistem menengah, sementara 45% masyarakat memiliki tingkat pengetahuan bencana tsunami yang rendah. Kesimpulan penelitian ini adalah sekenario intervensi peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan ekosistem mangrove dengan memanfaatkan produk olahan mangrove, serta pengurangan konversi mangrove menjadi tambak dapat menaikan luas area mangrove, dan luas pesisir terlindung. ......Sustainability of coastal ecosystems is threatened by various human activities, and natural disasters, such as tsunami. In December 2018, tsunami resulted from Anak Krakatau flank collapsed caused in 207 casualties and 11,453 people being displaced in Pandeglang Regency. Research problem is that the tsunami reducing the ecosystem's ability to produce services, therefore, appropriate spatial planning is needed. This research aims to build a spatial planning model scenario for tsunami disasters risk reduction. Methods used in this research are spatial analysis, economic valuation of ecosystem services, bivariate analysis to assess relationships between variables, and system dynamics modeling to develop spatial planning model scenarios. This research shows 16 classes of ecosystem services have been utilized by Pandeglang coastal community. The 2018 Anak Krakatau tsunami inundated 5,793 hectares of coastal areas, and caused economic loss 133,204,353,760 Rupiah. 47% of coastal community have a medium knowledge of ecosystem services level, while 45% of people have a low tsunami disaster level knowledge. In conclusion, scenario of increasing community participation in mangrove ecosystem management by cultivating mangrove products, as well as reducing the conversion of mangroves able to increase mangroves area, and coastlines protection.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Dwi Lestari
Abstrak :
Kajian ini merupakan karya akhir dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial, yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai topik jasa ekosistem khususnya ekosistem lamun yang mempunyai peran dalam kesejahteraan masyarakat pesisir. Ekosistem lamun adalah salah satu dari tiga ekosistem yang mempunyai peran penting di pesisir, selain terumbu karang dan mangrove. Indonesia adalah negara yang mempunyai jumlah lamun tertinggi di Asia Tenggara, akan tetapi masih belum banyak penelitian yang membahas mengenai ekosistem ini, terlebih dalam kaitannya dengan aspek kesejahteraan sosial. Metode penulisan yang digunakan dalam kajian literatur ini adalah tinjauan naratif dengan menggunakan data-data sekunder yang ditelusuri pada November-Desember 2022 melalui Google Scholar, Connected Papers, dan Open Knowledge Maps dengan kata kunci “ekosistem lamun”, “jasa ekosistem lamun”, “ekosistem lamun dan masyarakat pesisir”, “seagrass dan coastal people”, dan “seagrass fisheries Indonesia” untuk mendapatkan informasi mengenai ekosistem lamun, jasa ekosistem yang diberikan, dan juga kesejahteraan masyarakat sekitarnya yang akan digunakan untuk menunjang kajian ini. Selanjutnya bahan-bahan yang berisi tentang tema jasa ekosistem dan kaitannya dengan kesejahteraan manusia tersebut akan dianalisis untuk menjawab tujuan kajian ini. Lamun sebagai sebuah ekosistem memberikan jasa ekosistem yang dapat dimanfaatkan oleh manusia yang tinggal di sekitar ekosistem tersebut, yaitu masyarakat pesisir. Dari hasil kajian, diketahui bahwa ekosistem lamun memberikan manfaat untuk masyarakat pesisir melalui adanya perikanan yang dapat bermanfaat untuk mata pencaharian dan juga menyediakan rasa aman pangan, di mana keduanya akan berkontribusi terhadap kondisi kesejahteraan. Selain itu, ekosistem lamun juga berperan dalam penyerapan karbon yang nantinya akan berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim. Adanya pemahaman mengenai jasa ekosistem yang diberikan oleh lamun dapat menjadi informasi penting bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan upaya pengelolaan lamun secara tepat, baik melalui rehabilitasi maupun konservasi. ......This study is the final work of the Social Welfare discipline, which aims to provide an overview of ecosystem services, especially seagrass ecosystems that have a role in the welfare of coastal communities. The Seagrass ecosystem is one of three ecosystems that have an essential part in the coast, besides coral reefs and mangroves. Indonesia is a country that has the highest number of seagrasses in Southeast Asia. However, there are still not many studies discussing this ecosystem, especially about social welfare aspects. The writing method used in this literature review is a narrative review using secondary data traced in November-December 2022 through Google Scholar, Connected Papers, and Open Knowledge Maps with the keywords “ekosistem lamun”, “jasa ekosistem lamun”, “ekosistem lamun DAN masyarakat pesisir”, “seagrass AND coastal people”, and “seagrass fisheries Indonesia” to obtain information about seagrass ecosystems, the ecosystem services provided, and also the welfare of the surrounding communities which will be used to support this study. Furthermore, the materials containing the theme of ecosystem services and their relation to human welfare will be analyzed to answer the objectives of this study. Seagrass as an ecosystem provides ecosystem services that can be utilized by humans who live around the ecosystem, namely coastal communities. From the results of the study, it is known that seagrass ecosystems benefit coastal communities through the existence of fisheries that can be beneficial for livelihoods and provide a sense of food security, both of which will contribute to welfare conditions. In addition, seagrass ecosystems also play a role in carbon sequestration, which will later contribute to climate change mitigation. Understanding the ecosystem services of seagrass can be important information for stakeholders in formulating appropriate seagrass management efforts through rehabilitation and conservation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Ayu Permatasari
Abstrak :
Tingginya tingkat pembangunan di kawasan perkotaan telah meningkatkan degradasi lingkungan pada berbagai ekosistem termasuk danau dan waduk. Degradasi ini mengancam keberlanjutan dan kemampuan ekosistem danau dan waduk untuk memberikan jasa ekosistem kepada masyarakat. Jakarta adalah salah satu kota megapolitan di Indonesia yang memiliki potensi ekosistem danau dan waduk cukup tinggi. Masalah dalam penelitian ini adalah belum dilakukannya pengelolaan ekosistem danau dan waduk secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi jasa ekosistem danau dan waduk di lokasi penelitian; menganalisis keberlanjutan jasa ekosistem pada ekosistem danau dan waduk di lokasi penelitian; dan menyusun konsep keberlanjutan ekosistem danau dan waduk di kota megapolitan berdasarkan hasil analisis. Metode yang digunakan terdiri atas analisis penggunaan lahan, potensi produksi ikan, indeks kualitas air, statistik deskriptif, serta metode lain terkait pendugaan jasa ekosistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi penelitian belum secara optimal memberikan jasa penyedia air, ikan, dan produk pertanian karena rendahnya jasa pengaturan kualitas air. Jasa pengaturan iklim mikro dan banjir serta jasa budaya menunjukkan kualitas yang cukup baik sedangkan jasa pendukung ekosistem menunjukkan hasil yang beragam di setiap lokasi. Terdapat beberapa hal yang menghambat keberlanjutan ekosistem seperti program pengelolaan, adanya konflik penyediaan jasa ekosistem dengan pilar keberlanjutan, serta masih rendahnya pemahaman dan kesediaan masyarakat dalam pengelolaan danau dan waduk. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa 4 pilar keberlanjutan (pengelolaan lingkungan, pembangunan sosial, peningkatan ekonomi, dan perbaikan tata kelola) diperlukan untuk mewujudkan ekosistem danau dan waduk perkotaan berkelanjutan yang dapat dicapai dengan perbaikan program optimalisasi jasa ekosistem, sistem tata kelola, dan partisipasi masyarakat. ......The high level of development in urban areas has increased environmental degradation in various ecosystems including lakes and reservoirs. This degradation threatens the sustainability and ability of lake and reservoir ecosystems to provide ecosystem services to the community. Jakarta is one of megapolitan cities in Indonesia that has quite high potential for lake and reservoir ecosystems. The problem in this research is that the management of lake and reservoir ecosystems has not been carried out sustainably. The objectives of this study were to analyze the condition of ecosystem services in lakes and reservoirs in the research location; analyze the sustainability of ecosystem services related to environmental, social, and economic aspects of lakes and reservoirs ecosystem in the research location; and develop the concept of sustainable lake and reservoir ecosystems in the megapolitan cities based on the analysis results. The method used consists of land use analysis, fish production potential, water quality index, descriptive statistics, and other methods related to ecosystem services estimation. The results showed that the study site had not optimally provided water, fish and agricultural products due to low water quality regulating services. Microclimate regulating, flood regulating, and cultural services show good quality while ecosystem support services show varying results in each location. There are a number of things that impede ecosystem sustainability such as management programs, conflicts over the supply of ecosystem services with the pillars of sustainability, and the low comprehension and willingness of the community in managing lakes and reservoirs. The conclusion of this study is the 4 pillars of sustainability (environmental management, social development, economic improvement, and good governance) are needed to realize sustainable urban lake and reservoir ecosystems which can be achieved by improving ecosystem service optimization programs, governance systems, and community participation.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Avifah
Abstrak :
Studi mengenai keragaman burung penyedia jasa ekosistem telah dilakukan pada dua tipe habitat yaitu kawasan perkebunan dan kawasan tepi hutan Suaka Margasatwa Cikepuh (SM Cikepuh). Studi dilakukan pada bulan Maret 2016. Metode yang digunakan adalah point count dalam transek sejauh 1 km yang dibuat masing-masing ke arah hutan dan ke arah perkebunan dengan jarak antar titik 200 m. Total titik yang digunakan yaitu 30 titik. Hasil penelitian menunjukan terdapat 37 jenis burung penyedia jasa ekosistem yang terdapat di hutan dan perkebunan. Komposisi jenis burung penyedia jasa ekosistem di kedua habitat secara umum berbeda. Jenis yang mendominasi di kedua habitat yaitu jenis Pycnonotus aurigaster. Hasil korelasi Spearman menunjukan di habitat hutan terdapat korelasi antara jumlah jenis burung Pycnonotus aurigaster dengan jumlah tumbuhan Microcos tomentosa (Sig 2-tailed 0,028 P < 0,05). Diketahui bahwa Pycnonotus aurigaster merupakan agen penyebar biji dari Microcos tomentosa. Jenis burung yang berpeluang sebagai agen penyerbuk di perkebunan jati maupun kelapa yaitu Nectarinia jugularis. ......A study on bird diversity as ecosystem services provider was conducted on two types of habitat namely agriculture and forest edge Suaka Margasatwa Cikepuh (SM Cikepuh) on March 2016. The method used in this study was point count within 1 km transects that made toward the forest edge and the agriculture by 200 m distance between point, respectively. Thirty points were used. The result showed that there were 37 species of bird ecosystem services provider lived in forest edge and agriculture. The composition of bird species ecosystem services provider both in forest edge and agriculture was generally different. Dominant species in both habitat was Pycnonotus aurigaster. Spearman correlation showed that there was correlation between Pycnonotus aurigaster with Microcos tomentosa in the edge forest (Sig. 2-tailed 0,028 P < 0,05). The Pycnonotus aurigaster was known as agent seed dispersal at Microcos tomentosa. Bird species that was likely had a role as pollinators in agriculture was Nectarinia jugularis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawaroh
Abstrak :
Banyaknya jasa yang diberikan oleh ekosistem kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dilihat dapat memberikan kontribusi pada kesejahteraan manusia. Seperti halnya danau sebagai perairan darat yang dapat memberikan manfaat untuk manusia, seperti penyediaan makanan, sebagai penampungan air dan penyedia air, kegiatan rekreasi, nilai edukasi, transportasi, dan olahraga. Melihat hal tersebut, penelitian ini membahas terkait dengan jasa ekosistem budaya dan kontribusinya pada kesejahteraan manusia di Setu Babakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini, informan yang dipilih berdasarkan pada teknik non-probability sampling dan bentuk yang digunakan adalah purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi literatur, wawancara, dan observasi. Informan dalam penelitian mencakup pekerja, pengunjung, organisasi masyarakat, pemancing, dan pedagang. Setu Babakan merupakan sebuah danau di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Berawal dari sumber mata air, kini Setu Babakan dimanfaatkan sebagai kawasan wisata air di Perkampungan Budaya Betawi (PBB). Berangkat dari kerangka Millennium Ecosystem Assessment, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jasa ekosistem budaya di Setu Babakan, seperti nilai pendidikan, sense of place, rekreasi, hubungan sosial, nilai-nilai warisan budaya, dan nilai-nilai spiritual dan agama berkontribusi pada kesejahteraan manusia. Unsur kesejahteraan manusia yang terpenuhi dari adanya Nilai pendidikan tidak berkaitan dengan unsur kesejahteraan secara langsung. Selanjutnya sense of place memberikan hubungan yang baik. Fungsi rekreasi yang memberikan kesehatan, keamanan personal, hubungan sosial yang baik, dan kebebasan memilih dan bertindak. Hubungan sosial memberikan kesejahteraan dalam keamanan dari bencana alam yang mengakibatkan kerugian ekonomi, dapat terpenuhinya kebutuhan dasar yang layak, dan terciptanya hubungan sosial yang baik. Nilai-nilai warisan budaya dapat memberikan kesejahteraan dalam hubungan sosial relasi yang baik berupa mengekspresikan nilai-nilai budaya. Terakhir, nilai-nilai spiritual dan agama berkaitan dengan hubungan sosial yang baik dengan mengekspresikan nilai-nilai budaya dan spiritual. Dengan adanya jasa ekosistem budaya, kesejahteraan manusia baik dari kebutuhan material, sosial, dan spiritual dapat terpenuhi. ......The many services that ecosystems provide to humans to meet their daily needs are considered to contribute to human well-being. Such as lakes as inland waters that can provide benefits to humans such as food supply, as a water reservoir and water provider, recreational activities, educational value, transportation and sports. Seeing this, this research discusses related to cultural ecosystem services and their contribution to human well-being in Setu Babakan. This research uses a qualitative research method with a descriptive research type. In this study, informants were selected based on non-probability sampling techniques and the form used was purposive sampling. While the data collection techniques in this study used literature study techniques, interviews and observations. Informants in the study included employees, visitors, community organization, fishermen and traders. Setu Babakan is a lake located in Jagakarsa, South Jakarta. Originally a spring, Setu Babakan is now used as a water tourism area in the Betawi Cultural Village (PBB). Based on the Millennium Ecosystem Assessment framework, the results of this study show that cultural ecosystem services in Setu Babakan, such as educational values, sense of place, recreation, social relations, cultural heritage values, and spiritual and religious values, contribute to human well-being. The element of human well-being fulfilled by the value of education is not directly related to the element of well-being. A sense of place provides good social relationships. Recreational functions that provide health, personal security, good social relations, and freedom of choice and action. Social relations provide well-being in the form of safety from natural disasters that cause economic losses, the basic material for a good life, and the creation of good social relations. Cultural heritage values can provide well-being in the form of good social relations by expressing cultural values. Finally, spiritual and religious values are related to good social relations through the expression of cultural and spiritual values. With the existence of cultural ecosystem services, human well-being can be met in terms of material, social and spiritual needs.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Fitriani
Abstrak :
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sukabumi terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pangan yang memiliki keterbatasan. Alih fungsi lahan pertanian yang meningkat dapat menurunkan produktivitas lingkungan dalam menyediakan modal alam untuk ketersediaan pangan. Salah satu bentuk perwujudan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan terhadap penyedia pangan dengan menghitung daya dukung. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status DDLH penyedia pangan di Kabupaten Sukabumi dan melihat pengaruh perubahan penutupan lahan pertanian terhadap status DDLH penyedia pangan pada tahun 2009 - 2019. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan pendekatan konsep supply dan demand pada jasa ekosistem penyedia pangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi yaitu, Kecamatan Cicurug, Cibadak, dan Cicantayan memiliki kondisi lingkungan yang sudah melewati ambang batas untuk mendukung kebutuhan penduduk diatasnya, sedangkan kecamatan lainnya memiliki kondisi lingkungan yang masih mampu mendukung kebutuhan penduduk di wilayahnya. Perubahan penutupan lahan pertanian memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap status DDLH penyedia pangan. Hal ini dibuktikan melalui analisis regresi linier dengan signifikansi < 0,05 dengan hasil persamaan apabila terjadi penambahan nilai satuan pada luas penutupan lahan pertanian, maka akan meningkatkan nilai selisih ambang batas atau DDLH Penyedia Pangan. ......The population growth rate in Sukabumi Regency continues to grow along with the increasing need for food limitations. Increasing changes in agricultural land cover can reduce environmental productivity in providing natural capital for food availability. Therefore, this study aims to analyze the condition of carrying capacity of food providing in Sukabumi Regency and see the effect of agricultural land cover changes on the condition of carrying capacity in 2009 – 2019. This study used a quantitative calculation method using the Supply and Demand Concept Approach of Ecosystem Services-Food Providing. The results showed that three sub-districts in Sukabumi Regency, Cicurug, Cibadak, and Cicantayan District, had an environmental condition that already passed the threshold to support the population's needs on it, while other sub-districts have environmental conditions that are still able to support the needs of the population on it. Changes in agricultural land cover have a significant influence on the carrying capacity status of food providing. This is evidenced by linear regression analysis with significance <0.05 and the result of the equation shows that if the unit value of the area of agricultural land cover increased, it would increase the value of threshold or carrying capacity status of the food providing value.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library