Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johan Eko Prasetio
Abstrak :
ABSTRAK
Menghadapi kenyataan bahwa pendapatan telepon berbasis jaringan tetap tidak bergerak mengalami penurunan, Telkom sebagai pemain utama perlu mengimplementasikan teknologi jaringan yang mampu membangkitkan sumber pendapatan melalui pemenuhan permintaan layanan telepon dan penyediaan layanan new wave terintegrasi. Strategi yang tepat terkendala oleh beberapa hal antara lain: permintaan pelanggan akan jaringan telepon tidak bergerak tidak dapat digantikan oleh nirkabel (CDMA), jaringan kabel seharusnya kunci utama media yang membawa layanan pita lebar kepada pelanggan namun penetrasi ke seluruh cakupan pelanggan rnasih iambat karena investasi jaringan tembaga mahal dengan kondisi ARPU yang rendah, ditambah inefisiensi jaringan karena pemenuhan multi layanan kepada pelanggan menggunakan beberapa jaringan tembaga yang disebabkan keterbatasan teknologi ADSL yang hanya menyediakan satu saluran telepon dan G.SHDSL yang tidak dapat membawa saluran telepon dalam implementasinya. VoDSL merupakan teknologi jaringan tetap yang memungkinkan layanan integrasi multi akses data dan multi saluran suara didalam satu saluran fisik. Implementasi teknologi VoDSL secara efisien, dapat menjawab keterbatasaan jaringan telepon tetap dalam memenuhi permintaan saluran telepon baik untuk pasang baru, tambahan saluran telepon, fax, maupun dial-up (transaksi kartu kredit) hanya dengan satu saluran tembaga. VoDSL dapat mernberikan 2-6 sambungan telepon pada saluran ADSL dan 2 - 16 sambungan telepon pada saluran G.SHDSL. Teknologi ini menjadi enabler saluran G.SHDSL yang sebelurnnya hanya bisa digunakan untuk data saja. Perangkat VoDSL yang utama yaitu : IAD dan Voice Gateway. IAD berada di pelanggan dan merupakan alat penyedia multi layanan sehingga implementasi VoDSL menjadi enabler penyediaan layanan new wave yang terintegrasi kepada pelanggan baik itu IPTV, VOID, VoD maupun IP PBX. VoDSL dapat diimplementasikan kedalam jaringan ATM maupun 1P dengan topologi terpusatlterdistribusi. Berdasarkan analisa, implementasi teknologi ini mampu menghemat CAPEX sebesar 80% dan OPEX sebesar 23% dart investasi jaringan tembaga. Arsitektur jaringan Telkom mendukung implementasi VoDSL, kapasitas jaringan mampu mcngakomodasi proyeksi permintaan pelanggan, nilai NPV rencana investasi VoDSL positif dan IRR 72 - 26% sehingga implementasi VoDSL ini dinyatakan layak. Target aplikasi VoDSL antara lain koneksi residensial, corporate PBX, koneksi SME dan SOHO, wartel speedy dan tclum. VoDSL memiliki kemampuan inleroperabilitas baik dengan teknologi central non NGN maupun NGN sehingga .?'rruxith rali ;rutiwr ke teknologi NUN melalui iniplemenlasi softswitcli dapat diakomnclasi tanpa penggantian perangkal VoDSL.
2008
T24270
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Effendy
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan rancangan fungsional dari sistem pemeliharaan pelanggan dan penjualan sebagai bagian dari inisiatif Manajemen Hubungan Pelanggan, dengan mengambil industri telekomunikasi pada umumnya dan PT X sebagai pemain mayor di bidang ini pada khususnya, sebagai fokus penelitian. Di bawah kerangka kerja proses kebutuhan Volere, penelitian berhasil menguasai kebutuhan pelanggan. Proses iteratif dan inkremental ini berawal dengan peluncuran proyek, penjaringan kebutuhan, purwa rupa kebutuhan, penulisan kebutuhan, dan gerbang kualitas untuk mengumpulkan kebutuhan. Ia kemudian diteruskan kepada perancangan dan pembangunan, purwa rupa kebutuhan lanjutan, penggunaan ulang kebutuhan, peninjauan ulang kebutuhan, serta penggunaan dan evolusi produk untuk memproses kebutuhan dan mencapai tujuan pokok dari pembangunan rancangan fungsional. Penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Sistem pemeliharaan pelanggan dan penjualan mencakup manajemen interaksi, manajemen akun, manajemen pesanan, manajemen permohonan layanan (PL), dan manajemen tagihan; 2) Manajemen interaksi melibatkan pengelolaan interaksi/ kontak; 3) Manajemen akun melibatkan pengelolaan permohonan pelanggan, akuisisi prospek dan akuisisi pelanggan; 4) Manajemen pesanan melibatkan kelayakan pra pemesanan, penerbitan pesanan serta penelusuran pesanan dan pengelolaan risiko; 5) Manajemen PL melibatkan isolasi permasalahan dan inisiasi resolusi, eskalasi dan tindak lanjut PL serta penutupan/ pembatalan PL; dan 6) Manajemen tagihan melibatkan pengelolaan penyelidikan tagihan, penerapan penyesuaian, pengelolaan tagihan pelanggan, dan pengelolaan koleksi. ......The purpose of this study is to obtain the functional design of customer care and sales system as part of Customer Relationship Management (CRM), with telecommunication industry, generally, and PT X as the major player in this field, specifically, as the focus. Within the framework of Volere Requirement Process, the study manages to master customer requirements. This iterative and incremental process starts with project blast-off, requirements trawling, initial requirements prototyping, requirements writing, and quality gateway to gather requirements. It then proceeds to design and build, advanced requirements prototyping, requirements reuse, requirements review, and product use and evolution to process requirements and attain the ultimate objective of establishing functional design. The study concludes that: 1) Customer care and sales system encompasses interaction management, account management, order management, service request (SR) management, and billing management; 2) Interaction management involves interaction/ contact management; 3) Account management involves customer's requests management, prospect acquisition, and customer acquisition; 4) Order management involves pre-order feasibility, order issue, and order tracking and jeopardy management; 5) SR management involves problem isolation and resolution initiation, SR escalation and follow up, and SR closing/ cancellation; and 6) Billing management involves billing inquiries management, adjustment application, customer billing management, and collection management.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50287
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niftahul Janah
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong pesatnya penggunaan telepon selular dan nirkabel sehingga pertumbuhan telepon tetap kabel di Indonesia kian melambat. Melalui penelitian ini, akan dikaji struktur, perilaku, kinerja dan sistem monopoli dalam industri jaringan tetap kabel di Indonesia untuk mengetahui gambaran yang komprehensif mengenai kondisi industri ini. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sebagian besar merupakan data dari laporan tahunan dan keuangan perusahaan monopolis (yang menguasai 99% pasar). Selain itu, digunakan juga data penunjang dari lembaga peneliti terkait, seperti BPPT, BPS, KPPU dan LAPI ITB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri jaringan tetap kabel di Indonesia memiliki tingkat konsentrasi yang sangat tinggi. Kekuatan monopoli ini awalnya diperoleh dari proteksi pemerintah, tetapi setelah diberlakukannya liberalisasi telekomunikasi, sumber monopoli industri ini diperoleh secara alamiah. Berdasarkan analisis Porter, kekuatan industri ini terletak pada rendahnya ancaman dari pendatang baru, besarnya hambatan masuk serta lemahnya daya tawar pembeli dan penjual. Ancaman terbesar industri ini adalah keberadaan barang substitusi/pelengkap. Dengan kekuatan pasar yang besar, monopolis hanya mampu melakukan diskriminasi harga karena pemerintah telah mencanangkan regulasi penetapan tarif yang ketat dalam industri ini. Hal ini mendorong buruknya kinerja keuangan industri ini dibandingkan dengan industri selular yang berada di pasar kompetitif. Akan tetapi, dengan peran pemerintah sebagai monopolis itu sendiri, biaya kesejahteraan sosial industri ini menjadi lebih kecil daripada industri selular. ......The wide use of cellular and wireless phone, as a result of the growing development in ICT, has had a major contribution to the decrease of the fixed wire line industry's growth in Indonesia. Thus, this research studied the structure, conduct, performance and the monopoly system of the fixed wire line industry in Indonesia so as to get a more comprehensive observation over the cited industry. The major secondary data used in this research was taken from the major player in the industry (Telkom) for its control over 99% of the market, and also from the related research institution, such as BPPT, BPS, KPPU and LAPI ITB. The study shows that the fixed wire line industry is concentrated over one major player. This market power initially came from the government protection. However, after the liberalization of telecommunication was implemented, it has come as the natural one. From the Porter framework, the power belongs to the lack of industry rivalry, the huge entry barrier, and the weakness of buyer and seller bargaining power, while the biggest threaten comes from the substitution products. The monopoly analysis shows that as a result of the price regulation's implementation, the game tool left for the monopolist has come only from the price discrimination. The regulation has also directed to the poor performance of this industry compared with the cellular one in competitive market. However, as the government takes part as a major shareholder in the monopolist, the social expenses of the industry were lower than that of the cellular.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50283
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library