Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudo Pramudyanto
Abstrak :
Pembangunan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga merupakan salah satu program prioritas nasional yang bertujuan untuk konversi energi dari LPG ke Gas alam, pengurangan subsidi serta penyediaan energi bersih dan murah. Saat ini upaya peningkatan pemanfaatan bahan bakar gas bumi hanya difokuskan untuk rumah tangga saja sehingga kurang diminati oleh pihak swasta karena kurang menguntungkan dan jangka waktu pengembalian investasi yang terlalu lama. Dengan adanya pengguna gas selain rumah tangga seperti pelanggan kecil tentu akan meningkatkan nilai keekonomian dari proyek ini dan mempercepat pengembalian investasi. Tesis ini bertujuan untuk menghitung berapa harga jual gas yang ekonomis bagi pelanggan khususnya apabila konsumennya merupakan gabungan dari pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil, serta membandingkan keekonomian dari pemanfaatan gas alam untuk rumah tangga jika dibandingkan dengan menggunakan LPG. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa skenario 1 menghasilkan harga gas Rp.11.560,00/m3 sampai Rp.17.620,00/m3, skenario 2 menghasilkan harga gas Rp.10.915,00/m3 sampai Rp.15.115,00/m3, skenario 3 menghasilkan harga gas Rp.8.865,00/m3, dan skenario 4 menghasilkan harga gas Rp.2.980,00/m3 sampai Rp.3.811,00/m3. Skenario terbaik adalah skenario 4 yang pelanggannya terdiri atas gabungan pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil yang memaksimalkan alokasi gas sebesar 2 MMSCFD. Dengan harga gas sebesar itu maka penghematan yang didapat dibandingkan dengan penggunaan LPG adalah sebesar Rp.64.780,00/m3 sampai dengan Rp.81.400/m3 per bulan untuk masing-masing rumah tangga. ......Construction of gas distribution networks to households is one of the national priority programs aimed at energy conversion from LPG to natural gas, reduction in subsidies and the provision of clean and cheap energy. Nowadays, efforts to increase fuel utilization of natural gas only focused for households and it less attractive to the private sector because it is less profitable and the investment payback period is too long. With the addition to household gas users such as small customers will certainly increase the economic value of this project and will accelerate the return on investment. This thesis aims to calculate how much gas price economical for customers, especially when the consumer is a combination of household customers and small customers, and comparing the economics of natural gas for households when compared with LPG. Based from the calculation, it is known that the first scenario gas prices is Rp.11.560,00/m3 to Rp.17.620,00/m3, scenario 2 gas prices is Rp.10.915,00/m3 to Rp.15.115,00/m3, scenario 3 gas prices is Rp.8.865,00/m3, and scenario 4 gas prices is Rp.2.980,00/m3 to Rp.3.811,00/m3. The best scenario is scenario 4 that its customers consist of a combined household customers and small customers that maximize the allocation of gas by 2 MMSCFD. Savings with the price of it compared to using LPG amounted Rp.64.780,00/m3 up to Rp.81.400/m3 per month for each household.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binarga Guchany
Abstrak :
Kurangnya infrastruktur distribusi gas bumi ke lokasi calon pelanggan merupakan kendala pemanfaatan gas bumi. Kurang berkembangnya infrastruktur gas bumi tersebut dikarenakan kendala keekonomian sehingga badan usaha belum tertarik mengembangkannya. Oleh karena itu perlu keterlibatan Pemerintah untuk mempercepat penggunaan bahan bakar gas tersebut melalui Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga (Jargas) yang salah satunya di Kota Depok pada Tahun Anggaran 2010. Jargas ini selanjutnya pada tahun 2011 diserahkan oleh Pemerintah kepada PT A sebagai operator yang ditunjuk Menteri ESDM untuk mengelolanya. Untuk tetap eksis maka PT A diharuskan untuk mengembangkan jaringan yang telah diserahkan Gas sebesar 1 MMSCFD yang dipasok dari PT B baru dikonsumsi sebesar 0,07 MMSCFD untuk 4000 SR. Sisa 0,93 MMSCFD digunakan untuk pengembangan jargas di sektor rumah tangga dan komersil. Studi ini menganalisis keekonomian terhadap pengembangan jaringan dengan 5 skenario pengembangan: 100% untuk rumah tangga, 75% untuk rumah tangga dan 25% untuk komersil; 50% rumah tangga dan 50% komersil; 25% rumah tangga dan 75% komersil: dan 100% komersil. Dari studi dihasilkan Investasi untuk masing-masing skenario sebagai berikut: Rp 75.288.221.200; Rp 59.472.837.830 ; Rp 51.157.934.290; Rp 33.300.236.800, Rp 25.548.567.780. NPV untuk masing-masing skenario: - Rp 56.005.906.943; - Rp 15.773.305.454; Rp 17.502.346.902; Rp 59.477.612.337; Rp 97.298.270.687. Internal Rate of Return (IRR) untuk masing-masing skenario: - 5%, 4,4%; 13% ; 28% ;48%. Payback Period untuk masing-masing skenario adalah: tidak bisa dihitung,13,8,4,2 tahun. Dengan asumsi bahwa Minimum IRR 13% dan Payback Period maksimal 8 tahun maka skenario 3,4 dan 5 saja yang layak. Dengan berbagai pertimbangan maka skenario 4 yang layak untuk direkomenadasikan ke PT A untuk pengembangan Jaringan Gas Bumi di Kota Depok. ......Lack of gas infrastructure to consumer is barrier in utilizing natural gas. Undeveloped of gas infrastructure is caused by economic threat in which companies are not interesting to develop. That is why it is needed government’s role to speed up utilization of natural gas fuel through construction of gas pipeline network for household in which Depok is chosen as a city which is built at 2010. The network then was given to Jabar Energi as company appointed as operator of Depok’s gas pipeline network to develop. To become exist, PT A is obliged to develop network which was constructed. 1 MMSCFD of natural gas supplied by PT B is only consumed 0,07 MMSCFD for 4000 house hold. 0.93 MMSCFD excess gas is used to household and commercial. This study is to analyze economic feasibily for 5 scenarios i.e: 100% for household; 75% for household and 25% commercial; 50% for household 50% commercial; 25% household and 75% commercial; and 100% commercial. Study shows amount of Investment for each scenarios: Rp 75.288.221.200; Rp 59.472.837.830 ; Rp 51.157.934.290; Rp 33.300.236.800, Rp 25.548.567.780. NPV for each scenarios: - Rp 56.005.906.943; - Rp 15.773.305.454; Rp 17.502.346.902; Rp 59.477.612.337; Rp 97.298.270.687. Internal Rate of Return (IRR) for each scenarios – 5% ; 4,4%; 13% ; 28% ;48%. Payback Period for each scenarios: can’t be calculated,13,8,4,2 years. By assumption Minimum IRR 13% study shows 4th and 5th will be feasible and Maximum Payback Period 8 yeras, study show 3th, 4th and 5th will be feasible. By various consideration 4th is the most feasible to be recommended to PT A to develop the gas network within Depok.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Badrus Soleh
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangunan infrastruktur jaringan gas kota untuk rumah tangga di Indonesia saat ini dilakukan melalui penunjukan langsung kepada BUMN migas dengan pembiayaan dari anggaran APBN tanpa melalui uji Value for Money VfM dan analisa risiko. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui risiko-risiko beserta dampaknya terhadap kinerja biaya Life Cycle Cost LCC proyek serta untuk mengetahui besaran nilai VfM pada pembiayaan proyek infrastruktur antara skema pembiayaan 100 APBN PSC dengan skema KPBU melalui uji Value for Money kuantitatif pada contoh studi kasus proyek jargas kota di Prabumulih Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proyek tersebut memiliki 3 tiga faktor risiko dominan terhadap kinerja biaya LCC proyek serta skema KPBU merupakan skema pembiayaan yang dapat menghasilkan nilai penghematan sebesar 21 terhadap LCC proyek apabila dibandingkan dengan PSC 100 APBN.
ABSTRACT
City gas network infrastructure for households in Indonesia is currently developed through direct appointment to state owned oil and gas company with financing from state budget APBN without going through Value for Money VfM test risk analysis. This research conducted to obtain risks and impact of project life cycle cost LCC performance and to obtain the VfM between 100 state fund PSC financing scheme and Public Private Partnership PPP scheme through quantitative value for money test with a case study of the city gas network project in Prabumulih South Sumatra. The results show that the project has 3 three dominant risk factors againts the project LCC performance and the PPP scheme can generate saving of LCC cost of 21 when compared to PSC 100 state fund .Keywords City gas network for households Project financing scheme Value for Money.
2017
T49178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library