Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Perkembangan dan perubahan sistem pendidikan di Indonesia memberi dampak kepada berkembangnya lembaga pendidikan informal, dalam hal ini adalah lembaga bimbingan belajar. Seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan pendidikan yang lebih baik dan lebih berkualitas. Di kota Depok lembaga bimbingan belajar yang pertama kali berdiri adalah lembaga bimbingan belajar PRIMAGAMA pada tahun 1992 hingga saat ini memiliki jumlah 9 cabang. Dari kesemua cabang hanya 4 cabang yang dikelola oleh satu manajemen yang sama, yaitu cabang Margonda, Nusantara, Cilodong, dan Rivaria. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana jangkauan pelayanan lembaga bimbingan belajar PRIMAGAMA di kota Depok berdasarkan asal sekolah siswa dan lokasi tempat tinggal siswa, dengan menggunakan analisa deskriptif. Untuk mengetahui jangkauan pelayanannya, terlebih dahulu mengitung nilai indeks sentralitas. Dengan asumsi bahwa semakin besar nilai indeks sentralitas maka semakin jauh jangkauan pelayanannya. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil bahwa cabang Margonda adalah cabang yang memiliki indeks sentralitas terbesar, sehingga dapat dikatakan cabang Margonda adalah cabang yang memiliki jangkauan pelayanan paling jauh. Jangkauan pelayanan berdasarkan asal sekolah siswa ditemukan ketidak terkaitan antara jarak dan jumlah siswa PRIMAGAMA, sedangkan jangkauan pelayanan berdasarkan lokasi tempat tinggal siswa jumlahnya semakin berkurang seiring dengan bertambahnya jarak dari lokasi cabang PRIMAGAMA. Semakin jauh jangkauan pelayanannya maka dapat dikatakan jarak daya jual cabang PRIMAGAMA tersebut akan semakin jauh.
Universitas Indonesia, 2006
S34007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizil Fahmi
Abstrak :
Bimbingan belajar yang tersebar di DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi pilihan bagi siswa SMU untuk dapat belajar tambahan di luar sekolah. Bimbingan Tes Alumni 8 merupakan salah satu bimbingan belajar yang ada di Jakarta Selatan dan telah berhasil meluluskan siswanya ke PTN. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jangkauan pelayanan Bimbingan Tes Alumni 8 tahun 2009 di Jakarta Selatan berdasarkan faktor karakteristik, kualitas pelayanan dan aksesibilitasnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial dan deskripsi. Hasil penelitian ini adalah semakin jauh jarak tempat tinggal siswa terhadap BTA 8 maka jumlah siswa semakin menurun, Begitu juga dengan jarak dari asal sekolah siswa. Semakin jauh jarak asal sekolah terhadap BTA 8 maka jumlah asal sekolah yang terlayani juga sedikit. Jauhnya jangkauan pelayanan Bimbingan Tes Alumni 8 di Jakata Selatan berasosiasi dengan jumlah fasilitas, banyaknya lulusan PTN, dan kualitas pelayanan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S33563
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harjanti Wilujeng
Abstrak :
Kehidupan perkotaan yang dinamis dan meningkatnya aktivitas di luar rumah menyebabkan terciptanya gaya hidup yang sifatnya instant termasuk dalam hal menyediakan makanan. Pola ini menciptakan peluang dalam bisnis kuliner yaitu penyediaan makanan siap santap. Salah satu rumah makan yang cukup unik di Kota Depok adalah Rumah Makan Tiktok Van Depok (TVD). Rumah makan ini menghidangkan masakan berbahan baku unggas hasil persilangan itik dan entok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi serta konsumen pada outlet Rumah Makan Tiktok Van Depok yang dijelaskan dengan menggunakan analisis deskriptif dan pendekatan keruangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi outlet yang berdekatan atau bahkan berjejer berada pada jalur jalan yang sama menimbulkan persaingan antar outlet itu sendiri sehingga konsumen yang didapatkan/datang tidak maksimal. Jangkauan pelayanan ideal pada outlet TVD 1 lebih luas karena karakteristik lokasinya yang berbeda, yakni di wilayah permukiman dan posisinya yang terpisah dari ketiga outlet yang lain. Karakteristik konsumen tidak berbeda diantara outlet yang ada. Fasilitas dan lokasi setiap outlet tidak memperlihatkan adanya perbedaan karakteristik konsumen.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34160
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisayoesti Puspa
Abstrak :
Skripsi ini membahas bagaimana jangkauan pelayanan factory outlet yang dilihat berdasarkan karakteristik factory outlet dan karakteristik konsumen di Kota Bogor. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan analisis keruangan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah jangkauan pelayanan factory outlet Kota Bogor mencakup daerah Jabodetabek dan dibagi menjadi 3 kelas yaitu <20 km, 20-40 km, dan 40-60 km. Jika dilihat dari karakteristik factory outlet terdapat perbedaan persentase jumlah konsumen antara kategori yang satu dengan yang lainnya pada masing-masing jangkauan. Sedangkan jika berdasarkan karakteristik konsumen tidak terlihat perbedaan pada tiap jangkauannya. ......This thesis describes how the range of services is seen factory outlet based on the characteristics of factory outlet and characteristics of consumers in Bogor City. This research was a qualitative descriptive with a spatial analysis. The results of this research is range of services factory outlet in Bogor City covers Jabodetabek areas and divided into 3 classes which is <20 km, 20-40 km, and 40-60 km. When viewed from the characteristics of factory outlet there is a difference between the percentage of consumers that category to another at each range. Whereas, if based on consumer characteristics there is not seen significant differences on each reach.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1027
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatisya Ilani Yusuf
Abstrak :
Kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pelayanan jasa bengkel untuk kendaraan pribadi seperti mobil semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan pribadi. Pada umumnya, masyarakat memilih bengkel yang terpercaya dan terjamin kualitasnya, salah satunya adalah Toko Model Bridgestone. Fasilitas dan pelayanan yang baik mendorong seseorang untuk pergi lebih jauh untuk mendapatkan pelayanan. Hal ini akan menyebabkan jangkauan pelayanan yang dimiliki oleh bengkel melebihi daerah dimana bengkel itu berada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jangkauan pelayanan bengkel di Kota Depok berdasarkan karakteristik lokasi, karakteristik toko model, dan karakteristik konsumen. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan komparatif keruangan. Hasil menunjukkan bahwa toko model yang memiliki karakteristik lokasi, yaitu berada di jaringan jalan kolektor dan berada pada penggunaan tanah wilayah usaha yang besar dan juga karakteristik toko model yang berupa fasilitas yang lebih lengkap dan kapasitas mobil yang lebih banyak, memiliki jangkauan pelayanan yang lebih jauh dan jumlah konsumen yang lebih banyak. Sedangkan toko model yang memiliki karakteristik lokasi, yaitu berada di jalan lokal dan berada pada penggunaan tanah wilayah usaha kecil, dan juga memiliki fasilitas dan kapasitas mobil yang lebih sedikit, ternyata memiliki jangkauan pelayanan yang lebih dekat dan jumlah konsumen yang lebih sedikit. ......Society's demand for motor vehicle repair service—such as car service station—increase simultaneously with the escalating number of private vehicle. Generally, people choose trustworthy service station with guaranteed quality, e.g. Bridgestone Authorized Outlet. Good facility and service pull a customer from a distance to come to the shop. This factor will cause the service station’s service reach to extend beyond the district it is located in. This research’s objective is to understand the car service station catchment area in Depok based on locational characteristic, authorized outlet characteristic, and consumer characteristic. Descriptive and spatial comparative analyses were used in this research. The result has shown that authorized outlet with locational characteristic namely, situated in the collector roads network and use a bigger land for its business complex, and also with authorized outlet characteristic namely more complete facility and larger capacity for cars, had reach more consumers including those who live within considerably long distance. Meanwhile, authorized outlet with locational characteristic namely situated in the local street network and use smaller land with less facility and car capacity, had shorter reach and less consumer.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Nadhif
Abstrak :
Kota Depok termasuk dalam model perwilayahan transportasi yang berarti wilayah ini mempunyai karakteristik sistem transportasi bersifat modern, berciri perkotaan yang dikaitkan dengan keterkaitan yang erat dengan sistem transportasi metropolitan Jakarta. Konsekuensi dari adanya pola komuter yang tinggi adalah dibutuhkannya sistem transportasi terpadu antara jalan rel dan jalan raya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan wilayah jangkauan pelayanan stasiun KRL Kereta Rel Listrik di kota Depok Stasiun Depok, Stasiun Depok Baru, Stasiun Pondok Cina dan Stasiun Universitas Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif dan analisis data deskriptif secara spasial. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Stasiun dengan karakteristik sangat strategis-fasilitas sangat baik memiliki aksesibilitas tinggi dan fasilitas terlengkap terdapat pada stasiun Depok Baru. Perubahan wilayah jangkauan pelayanan stasiun di Kota Depok yang signifikan dari wilayah pelayanan dan jangkauan pekerjaan penumpang memiliki karakteristik stasiun strategis-fasilitas baik dan stasiun sangat strategis-fasilitas sangat baik yaitu stasiun Pondok Cina dan stasiun Depok Baru. ......Depok become a part of transportation region model that means has transportation system characteristic that modern. This urban transport system link with Jakarta metropolitan transportation system. The consequence of commuter pattern that high is the need of integrated transportation system between rail and road. The purpose of this research is to know the change of service coverage area of KRL Railway Station in Depok city Depok Station, Depok Baru Station, Pondok Cina Station and University of Indonesia Station. Data analysis that used are comparative analysis and spatial descriptive data analysis. The results of this study indicate that stations with very good strategic facility characteristic have high accessibility and the most complete facilities. That characteristic of station is in Depok Baru station. The change of service coverage area in Depok significantly from the service area and the range of passenger occupations that have the characteristics of strategic facility station is good and strategic facility is very good are Pondok China Station and Depok Baru Station.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effitriana Ramadhiyanty
Abstrak :
Kecamatan Bogor Tengah merupakan ‘jantung’ Kota Bogor. Aktivitas perdagangan dan jasa di Kecamatan Bogor Tengah termasuk yang terbesar di Kota Bogor maka disebut sebagai magnet perekonomian. Munculnya bisnis ritel modern membuat adanya persaingan terhadap keberadaan pasar tradisional di Kota Bogor semakin tak terkendali. Kemudian kegiatan berbelanja dengan kehadiran secara fisik seperti pasar tradisional menjadi pilihan utama masyarakat. Dengan menggunakan metode Buffer dan analisis Crosstab, dilakukan penelitian untuk mengetahui jangkauan pelayanan pasar tradisional di Kecamatan Bogor Tengah dan bagaimana hubungannya dengan karakteristik konsumen. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa Pasar Kebon Kembang dan Pasar Bogor merupakan Pasar Regional dengan aksesibilitas strategis (penggunaan lahan) dan mudah (kelas jalan). Kemudian Pasar Merdeka termasuk Pasar Sub Kota dengan aksesibilitas cukup strategis (penggunaan lahan) dan cukup mudah (kelas jalan), sedangkan Pasar Padasuka adalah Pasar Lokal dengan aksesibilitas cukup strategis (penggunaan lahan) dan kurang mudah (kelas jalan). Pasar dengan jangkauan pelayanan Pasar Regional memiliki karakteristik konsumen yang berbelanja sangat jarang dengan pengeluaran berbelanja sedang dan sangat tinggi dalam sekali berbelanja, lama berbelanja sebentar, serta waktu tempuh yang cukup sesuai pada jarak dekat dan sedang menggunakan angkot, dan jarak jauh waktu tempuh yang tidak sesuai menggunakan motor. Barang yang dibeli oleh konsumen Pasar Regional lebih beranekaragam seperti pakaian, sembako, sayuran, dan lain-lain. Selanjutnya pasar dengan jangkauan pelayanan Pasar Sub Kota memiliki karakteristik konsumen yang berbelanja jarang dengan pengeluaran berbelanja sedang, lama berbelanja sebentar, serta waktu tempuh yang cukup sesuai dengan kendaraan bermotor. Barang yang dibeli oleh Pasar Sub Kota lebih berfokus membeli aneka pangan. Sedangkan pasar dengan jangkauan pelayanan Pasar Lokal memiliki karakteristik konsumen yang berbelanja sangat sering dengan pengeluaran berbelanja rendah, lama berbelanja sebentarm serta waktu tempuh yang sesuai dengan berjalan kaki. Barang yang dibeli oleh konsumen Pasar Lokal sama dengan Pasar Sub Kota yaitu hanya berfokus terhadap aneka pangan. ......Central Bogor Sub-district is the 'heart' of Bogor City. Trade and service activities in Central Bogor Sub-district are among the largest in Bogor City, hence the name 'economic magnet'. The emergence of modern retail businesses makes competition for the existence of traditional markets in Bogor City increasingly uncontrollable. Then shopping activities with physical presence such as traditional markets become the main choice of the community. Using the Buffer method and Crosstab analysis, research was conducted to determine the range of traditional market services in Central Bogor District and how it relates to consumer characteristics. The results of the study found that Kebon Kembang Market and Bogor Market are Regional Markets with strategic (land use) and easy (road class) accessibility. Then Pasar Merdeka is a Sub-City Market with strategic accessibility (land use) and fairly easy (road class), while Pasar Padasuka is a Local Market with strategic accessibility (land use) and less easy (road class). Markets with a service range of Regional Markets have the characteristics of consumers who shop very rarely with moderate and very high shopping expenditures in one shopping trip, shopping time is short, and travel time is quite suitable at close and medium distances using angkot, and long distances with inappropriate travel time using motorbikes. Goods purchased by Regional Market consumers are more diverse such as clothing, groceries, vegetables, and others. Furthermore, markets with a range of Sub-City Market services have the characteristics of consumers who shop infrequently with moderate shopping expenses, short shopping time, and travel time that is quite suitable for motorized vehicles. Goods purchased by the Sub-City Market are more focused on buying various foods. Meanwhile, markets with a range of Local Market services have the characteristics of consumers who shop very often with low shopping expenditures, short shopping times and travel times that are suitable for walking. Goods purchased by Local Market consumers are the same as Sub-City Markets, which only focus on various foods.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library