Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Hanani
Abstrak :
Anacardium Occidentale L atau yang lebih dikenal masyarakat Indonesia dengan nama daerah jambu mede, jambu mente, merupakan salah satu tumbuhan multiguna, karena selain dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, bagian biji dapat dimakan sebagai makanan kecil, bagian buah sebagai buah segar atau sari buah dan bagian daun muda untuk lalap ( sayur mentah ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgetik hasil fraksinasi sari metanol daun jambu mede yang diberikan secara oral pada hewan coba mencit putih yang diberi asam asetat sebagai pembangkit rangsang nyeri. Penelitian dilakukan menurut metode writhing test atau test peritoneal, menggunakan pembanding asam asetil salisilat ( asetosal ). Bahan uji diberikan secara oral dalam bentuk suspensi dalam larutan CMC 0,5 %, diberikan tiga puluh menit sebelum pemberian asam asetat. Pengamatan jumlah geliat dilakukan 10 menit setelah penyuntikan asam asetat, selang waktu 5 menit selama 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari etil asetat dosis 47 mg/20 g berat badan dan sari butanol dosis 26 mg/20 g berat badan mempunyai efek analgetik yang secara statistik tidak berbeda bermakna dengan efek yang ditimbulkan oleh asam asetil salisilat dosis 1,30 mg/20 g berat badan. Sari air dan residu tidak menunjukkan efek analgetik. Ketiga macam dosis sari etil asetat yaitu 31, 47 dan 71 mg/20 g berat badan memberikan efek analgetik tetapi peningkatan dosis ini tidak diikuti dengan peningkatan efek.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Hanani
Abstrak :
ABSTRAK
Anacardium occidentale Linn atau dikenal dengan nama daerah jambu mede merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional disamping biji yang sering dimanfaatkan sebagai makanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu kandungan kimia golongan flavonoid yang terdapat dalam daun jambu mede muda yang terkandung dalam fraksi etilasetat. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur panjang gelombang serapan maksimum senyawa flavonoid dengan penambahan beberapa pereaksi geser.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam daun jambu mede muda terdapat senyawa golongan flavonoid turunan flavonol yang mempunyai gugus hidroksil pada posisi 3,7, 3 dan 4.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Febrina
Abstrak :
Jambu mede (Anacardium occidentale Linn.) digunakan dalam pengobatan tradisicnal di Indonesia karena khasiatnya yang beraneka ragam. Salah satu khasiat jambu mede adalah sebagai analgesik. Beberapa jamu pegal linu yang beredar di pasaran juga menggunakan daun Jambu mede sebagai salah satu kompónennya. Pada percQbaan terdahulu (23) pemeriksaan efek analgesik infus daun j ambu mededilakukan pada mencit dengan metode hot-plate. Data ilmiah yang menuniang khasiat analgesik daun j ambu mede masih dirasakan kurang. Karena itu peneliti ingin melakukan pemeriksaan pada tikus putih. Dalam penelitian dilakukan pula pemisahan antara daun yang muda dan daun yang tua untuk mengetahui daun -mana yang iebih kuat memberikan efek analgesik, sebab pada penelitian yang terdahuludigunakan campuran keduanya Tujuan penelitian mi adalah untuk mengetahui apakah daun jambu mede mempunyai efek analgesik. Selain itu Juga untuk mengetahui daun mana yang lebih kuat sebagai analgesik. Metode yang digunakan adalah metode rat tail-flick menurut D'Amour dan Smith dengan alat analgesimeter. Sebagai zat pembanding digunakan Dipiron dengan dosis 300 mg per kg B. Pemberian obat dilakukan peroral dan efek analgesik ditentukan berdasarkan perpanjangan waktu reaksi tikus terhadap rangsang nyeri sampai menit ke-300 setelah petnberian obat. Hasil pengukuran dan analisis statistik menunjukkan baha efek analgesik infus daun muda lebih kuat daripada iflfL(S daur) tua. Pada infus daun muda, efek analgesik terlihat pada pernberian dosis 600 mg per 200 gr BB terutama pada menit ke-60 5 905 dan 120. Pecnberian infus daun muda dengan dosis 1200 mg per 200 g BB rnemperlihatkan efek analgesik sampai menit ke-300 Sedangkan pemberian infus daun muda dengan dosis 300 mg per 200 g BB, tidak mernperlihatkan efek analgesik yang berarti dari menit ke-30 sampai men-it ke-300 setelah pemberian. Bila dibandingkan dengan obat analgesik Dipiron5 ternyata efek analgesik infus daun j ambu rnede lebih lemah.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library