Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Euis Ratna Sari
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis pelaksanaan program peningkatan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2014. Konsep yang digunakan adalah kerangka kerja Laverack (2000) dan data dikumpulkan dengan kuesioner rumah tangga dan wawancara mendalam. Temuan adalah sebagai berikut:
  1. Tujuan program puskesmas merujuk pada tujuan dan prioritas Suku Dinas Kesehatan.
  2. Belum ada keselarasan antara pelaksanaan program dengan pemberdayaan masyarakat.
  3. Untuk melaksanakan program, puskesmas kecamatan hanya memiliki dua sanitarian sedangkan idealnya terdapat 5 orang.
  4. Belum terdapat peraturan tentang pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
  5. Baru 37% responden rumah tangga mengikuti 1 kali pemicuan STBM.
  6. Ketua RT mendukung penggunaan jamban sehat namun rencana pembuatan septic tankbelum terlaksana.
  7. Hingga saat ini. pencapaian penggunaan jamban sehat puskesmas adalah 73.92% masih jauh dari target Suku Dinas Keshatan (100%).
Saran peneliti adalah dalam melakukan program STBM harus disesuaikan dengan karakteristik masyarakat, Suku Dinas Kesehatan agar menyusun kebijakan operasional dari peraturan STBM, dan meresmikan tim kerja masyarakat menjadi tim kerja khusus sesuai peraturan menteri kesehatan.


ABSTRACT This study identified and analyzed the implementation of healthy latrine usage at Kecamatan Kramat Jati,2014. Laverack theory was used to build the conceptual work and data was collected through questionnaire to households and in-depth interview to the health center staff. The findings were
  1. The program?s objectives of the health center referred to the vision and mission of the Sub District Health Office.
  2. The program implementation is yet to be aligned with the community empowerment.
  3. Health center only has two sanitarians whereas ideally has 5 sanitarians.
  4. There is no operational regulation for the STBM program.
  5. Only 37% respondents attended the trigger activities which was only once.
  6. The formal head of RT support the healthy latrine usage but septic tank was not built so far.
  7. Target of healthy latrine usage in health center is 73,92%, which is still so far from sub district health office target.
Recommendations given in implementing CLTS program should be adjusted with community characteristics,Sub District Health Office should arrange operational regulationsof CLTS programs, andformalizethe community workingteambecomesa specialteamwork according to the rulesof health minister.
2015
S60002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Meliana
Abstrak :
ABSTRAK
Berdasarkan laporan Join Monitoring Program JMP WHO/Unicef 2015, sekitar 51 juta penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan. Mereka masih buang air besar di samping sungai dan di pantai. Buang Air Besar Sembarangan BABS sudah merupakan kebiasaan yang tertanamsejak kecil, sehingga sulit dihilangkan saat dewasa. Desa Sukajaya adalahsalah satu desa yang berada di Kecamatan Jonggol, Kabupaten BogorJawa Barat, dengan luas wilayah 1.182 hektar. Secara administratif desaSukajaya terbagi dalam 2 dusun, 5 Rukun Warga dan 15 Rukun Tetangga.Wilayah Desa Sukajaya dikelilingi perbukitan kecil dan berada di dekatsungai Cipamingkis yang menampung aliran air dari sungai-sungai kecildisekitarnya. Kondisi sanitasi di Desa Sukajaya saat ini cukup memperihatinkan karena masih banyak yang belum memiliki jamban dansumber air bersih sumur . Hampir sebagian besar masyarakat desaSukajaya tinggal di rumah semi permanen dan banyak diantaranya tidak memenuhi syarat rumah sehat seperti terdapat kandang ternakmasih terletak bersebelahan dengan dapur. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melihat bagaimana Gambaran masyarakat tentang konsep preventif terkait perilaku penggunaan jamban sehatmasyarakat desa Sukajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor tahun 2017.
ABSTRAK
Based on the report of WHO Unicef 2016 Join Monitoring Program JMP , about 51 million Indonesians still defecate indiscriminately. Theystill defecate beside the river and on the beach. Open Defecation has beena habit that is embedded since childhood, making it difficult to be removedas an adult. Sukajaya Village is one of the villages located in DistrictJonggol, Bogor regency of West Java, with an area of 1,182 hectares.Administratively Sukajaya village is divided into 2 hamlets, 5 RW and 15RT. Sukajaya Village area surrounded by small hills and located near theriver Cipamingkis that accommodate the flow of water from thesurrounding small rivers. The condition of sanitation in Sukajaya Villageis quite worrying because there are still many who do not have latrinesand clean water sources wells . Almost the majority of Sukajaya villagerslive in semi permanent homes and many of them do not meet therequirements of healthy homes as there are livestock pens still locatedadjacent to the kitchen. Based on the above background the authors areinterested to see how the public description of the concept of preventivebehavior related to the use of healthy latrine community Sukajaya, DistrictJonggol, Bogor regency in 2017.
2017
S68790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armaji Kamaludi Syarif
Abstrak :
ABSTRAK
Laporan UNICEF pada tahun 2014 menyatakan bahwa Indonesia adalah negara terbesar kedua di dunia dengan praktik buang air besar sembarangan. Puskesmas adalah garis depan dalam menangani masalah ini, salah satu programnya adalah memastikan cakupan sanitasi air bersih dan jamban sehat di wilayahnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi terkait pengaruh kepemimpinan dan kegiatan operasional terhadap kinerja UKM terkait cakupan sanitasi air bersih dan jamban sehat dengan menggunakan kriteria Baldrige Excellence Framework. Data yang relevan dari penelitian indeks kualitas pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh Badan Litbangkes dianalisis lanjut secara deskriptif dan analitik dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Kepemimpinan berhubungan signifikan dengan kegiatan operasional dengan standardized coefficient 0,99 (p-value 0,05); kegiatan operasional berhubungan tidak signifikan dengan kinerja dengan standardized coefficient 0,09 (p-value 0,05); kepemimpinan berhubungan tidak langsung secara tidak signifikan dengan kinerja melalui kegiatan operasional dengan standardized coefficient 0,09 (p-value 0,05). Berbagai faktor dapat menyebabkan hal tersebut namun ketidakcocokan kovarian dari variabel di populasi dan sampel serta kemungkinan peran sektor lain yang lebih besar menjadi dua hal yang menonjol. Kesimpulannya, kinerja UKM puskesmas terkait cakupan sanitasi air bersih dan jamban sehat masih kurang baik, sehingga perlu adanya peningkatan capaian indikator-indikator kepemimpinan dan kegiatan operasional yang harus bekerjasama erat dengan sektor lain.
ABSTRACT
The 2014 UNICEF report stated that Indonesia is the second largest country in the world in practicing open defecation. The puskesmas is the front line in dealing with this problem, one of the programs is to ensure the coverage of clean water sanitation and healthy toilets in the area. This study aims to obtain information regarding the influence of leadership and operational activities on the performance of public health effort related to the coverage of clean water and healthy toilet by using the Baldrige Excellence Framework criteria. Relevant data from the research on the quality index of public health services carried out by the National Institute of Health and Research Development were further analyzed descriptively and analytically using Structural Equation Modeling (SEM). Leadership was significantly related to operational activities with a standardized coefficient of 0.99 (p-value 0.05); operational activities were not significantly related with performance with a standardized 0.09 coefficient (p-value 0.05); leadership was not indirectly related significantly to performance through operational activities with a standardized coefficient of 0.09 (p-value 0.05). Various factors can cause this situation but covariance mismatches of variables in the population and the sample; and the possibility of the role of other sectors are the two most probable explanations. In conclusion, the performance of UKM health centres related to the coverage of clean water and healthy latrines is still not good, so there are needs to increase in the achievement of leadership indicators and operational activities which are followed by working closely with other sectors.
2019
T53871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Andreas Hasoloan Oscar Putra
Abstrak :
Latar Belakang: Demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dengan gejala berupa demam, lemas, batuk ringan, sembelit, ketidaknyamanan perut, sakit kepala, dan muntah.Kasus demam tifoid di Kota Jakarta Timur menjadi yang tertinggi dari 6 kabupaten/kota yang berada di Provinsi DKI. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor lingkungan (jamban sehat), faktor invidu (usia), faktor iklim (curah hujan), dan faktor kependudukan (kepadatan penduduk) dengan proporsi kasus demam tifoid di Kota Jakarta Timur pada tahun 2020-2023. Metode: Penelitian ini menggunakan studi ekologi dengan uji korelasi. Hasil: Proporsi demam tifoid di Kota Jakarta Timur memmpunyai persebaran yang fluktuatif dengan penurunan pada tahun 2021 dan peningkatan pada tahun 2023. Proporsi demam tifoid pada kota Jakarta Timur memiliki nilai total sebesar 2,34 % dan lebih tinggi proporsi demam tifoid di DKI Jakarta sebesar 0,2 % dengan proporsi tertinggi terdapat pada Kecamatan Pasar Rebo sebesar 0.17 %, dan proporsi demam tifoid terendah terdapat pada Kecamatan Jatinegara dan Cakung sebesar 0,02 %. Pada penelitian ini, faktor resiko yang berkaitan dengan kejadian demam tifoid meliputi variabel usia (p = 0.000) dan curah hujan (p = 0.003). Kesimpulan: Proporsi demam tifoid di Kota Jakarta Timur Tahun 2020-2023 mencapai 2,34 % dan lebih tinggi dari proporsi demam tifoid di DKI Jakarta. Faktor resiko demam tifoid yang terjadi di Kota Jakarta Timur, Saran: Pemerintah dan masyarakat dapat berkolaborasi untuk meningkatkan higiene dan sanitasi makanan di perumahan dan lingkungan sekolah ......Background: Typhoid fever is a disease caused by the bacterium Salmonella typhi, with symptoms including fever, weakness, mild cough, constipation, abdominal discomfort, headache, and vomiting. The incidence of typhoid fever in East Jakarta is the highest among the six districts/cities in the DKI Jakarta Province. Objective: This study aims to analyze the relationship between environmental factors (sanitary latrines), individual factors (age), climate factors (rainfall), and demographic factors (population density) with the proportion of typhoid fever cases in East Jakarta from 2020 to 2023. Methods: This study uses an ecological study with correlation tests. Results: The proportion of typhoid fever in East Jakarta City has shown a fluctuating distribution, with a decrease in 2021 and an increase in 2023. The proportion of typhoid fever in East Jakarta City is 2.34%, which is higher than the proportion in DKI Jakarta at 0.2%. The highest proportion of typhoid fever is in the Pasar Rebo District at 0.17%, while the lowest proportions are in the Jatinegara and Cakung Districts at 0.02%. In this study, risk factors related to typhoid fever incidence include age (p = 0.000) and rainfall (p = 0.003). Conclusion: The proportion of typhoid fever in East Jakarta City from 2020 to 2023 reached 2.34%, which is higher than the proportion of typhoid fever in DKI Jakarta. The risk factors for typhoid fever in East Jakarta City include rainfall and age. Recommendations: The government and the community can collaborate to improve food hygiene and sanitation in residential and school areas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library