Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pane, Erlinawati
Abstrak :
Pembuangan kotoran manusia yang tidak memenuhi syarnt keschatan berperan langsung dalam meningkntnyn insiden penyalkil-penyaldit infeksi, seperti diare, kecacingan, dan lain-lain. Salah satu indikator Perilalu Hidup Bersih dan Sehat (PHIBS) adalah penggunaan jamban schat. Secara nasional persentase rumah tangga yang menggunakan jamban sehat sebesar 39 %, dipernkotaan (60 %) jauh lebih tinggi dibanding perdesaan (23 %). Penggunaan jamban merupalan salah satu prioritas masalah keschatan di perdesaan temasuk Desa Suknmuri yang berada di wilayah Kabupaien Bckasi, dimana hanya 19,8 % rumah tangga yang memiliki jamban. Tujuan penelitian ini adalab untuk mengetahul determinan perilaku keluarga terhadap penggunaan jamban di Desa Suamuni. Penclitian ini menggunalan desain cross-sectional. Sunpel adaldh ibu rumuh tangga yang mempunyai annk balita sebanyak 196 responden yaug dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2008. Pengumpulan data dilalcukan dengan wawancara langsung menggunakan kucsioncr. Hasil penclitian menunjukkan bahwa hanya 46,4 % kcluarga yang menggunakan jamban, scdangkan yang tidak menggunakan jamban (53.6 %) unumnya menggunakan sungai (55,2 %) dan cmpang (38,1 %) sebagai saruna buang air besar. Analisis bivariat dengan uji statistik Chi Squore menunjuklan semua variabel yang dileliti nempunyai hubungan bemakna, yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, kepemilikan jamban. kctersediaan sarana air bersih, pembinaan oleh petugas Puskesmas dan dukungan aparat desa, kader Posyandu & LSM dengan perilaku kelunrga terhadap penggunaan jamnban.It has been lcnown that human wasto disposal which not meet bealth quirement will yield direct impact on clevating tho Incidences of various ses, such as diamhez, worm infoction, and many more. One of ind Clean and Hcalthy Life Behavior (PHBS-Periaku Bersih dan Schat) is the utilization of hcalthy latine. National figure showed that only 399 houschold are using hcalthy latrine, which 60% in the city, which is very much higher compare to 23% in countryside or rural area. Latrine utilization is one of important health probiem in rural area as in Desa Sukamumi where is located under the area of Kabupaten Bekasi. There are only 19.89o of bousehold have its own latrine in Desa Sulamumi. The purpose of the study is to cxplore the family bchavior determinant on latrine utilization at Desa Sukamumi, using cross sectional design. The sample is women who have child or children under five. Samplc is then comprises of 196 respondents. Data are collected from April to May 2008, using direct interview with a structured questionnaire. Result showed that only 46.4% households are occupying latrine, and the restare using a river (55.2%) and pond (38.1%) to defecate. As bivariate analysis of Chi Square test showed that all variables are statistically have significant relationship with family's behavior on latrine utilization. Those variables are: education, knowledge, attitude, latrinc ownership, availability on clcan water, IEC from health provider of puskesmas, and support from village leader, posyandu cadres, and related.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjannah
Abstrak :
Hepatitis A merupakan penyakit hepatitis akut yang disebabkan oleh virus RNA golongan picornaviridae yang dapat ditemukan dalam tinja penderita. Sarana utama penyebaran Hepatitis A ini melalui fecal-oral yang erat kaitannya dengan 3 hal yaitu air, sanitasi, dan higiene. Tiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan dikarenakan tanpa toilet atau sanitasi yang baik, air akan mengontaminasi feses dan tanpa air bersih praktek higiene tidak dapat dilaksanakan. Hal ini yang menjadi landasan penelitian ini dilakukan, untuk mengetahui hubungan penggunaan dan kepemilikan jamban dengan kejadian Hepatitis A di Sekolah X Kabupaten Bogor tahun 2019 sebelum dan sesudah dikontrol oleh variabel kovariat. Penelitian ini menggunakan desain penelitian case-control dan pendekatan kualitatif dengan metode forum group discussion (FGD) untuk mendapat gambaran kondisi lingkungan sekolah dan penjamah makanan. Jumlah sampel kasus dalam penelitian ini adalah 30 orang dengan perbandingan kelompok kontrol 1:5 yaitu sebanyak 150 orang. Hasil penelitian ini tidak mampu membuktikan adanya hubungan secara statistik antara penggunaan dan kepemilikan jamban dengan kejadian hepatitis A sebelum dikontrol dengan variabel kovariat dengan p-value 0,254 dan OR 0,591 (CI 95% 0,239-1,462) dan sesudah dikontrol dengan variabel kovariat (kebiasaan mencuci tangan pakai sabun setelah BAB, kebiasaan membawa air minum dari rumah, pengolahan air minum, dan jenis kelamin) dengan p-value 0,146 dan OR 0,488 (CI 95% 0,185-1,284). ......Hepatitis A is an acute hepatitis illness caused by RNA virus within the family of picornaviridae that could be found inside the feces of the infected subject. The main medium of dissemination of this illness is through fecal-oral that is related to 3 points, which are; water, sanitation and hygiene. These 3 points can not be divided as without the existence of toilet or good sanitation, the water would be contaminated with feces, and without clean water, the practice of good hygiene would not be possible. This point then became the basis of this research, to find out the relationship between the usage and ownership of toilet with cases of Hepatitis A found in School X, Kabupaten Bogor in 2019 before and after being controlled by convariate variable. This research is using research design case-control and quantitative approach with the forum group discussion method of FGD to get an overview about the situation in the school’s environment and food’s handler. The amount of case’s sample in this research is 30 people with group’s control comparison 1:5 which is 150 people. The result of this research could not prove the relationship between the usage and ownership of toilet with cases of Hepatitis A before being controlled with convariate variable with p-value of 0,254 and OR 0,591 (CI 95% 0,239-1,462) and after being controlled with convariate variable (the habit of washing hands with soap after cleaning the bowel, the habit of carrying bottled water from home, water’s cultivation and gender) with p-value of 0,146 and OR 0,488 (CI 95% 0,185-1,284).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Kabisat
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang analisis perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok, analisis faktor - faktor yang menentukan perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok dan analisis efektifitas pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Depok. Yang diharapkan dari adanya program STBM adalah menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total. Penelitian ini merupakan kajian empiris yang lebih banyak menggunakan data kuantitatif, baik sekunder maupun primer. Hasil penelitian melihat perkembangan sanitasi di Kota Depok dan Daerah Survey, efektivitas pelaksanaan STBM terjadi penurunan dari persentase rata ? rata kasus diare tahun 2007 ? 2011 sebesar 1,95% menjadi sebesar 1,52% pada tahun 2012 - 2014. Jadi program STBM cukup efektif menurunkan angka kasus diare. Terdapat peningkatan dalam efektivitas pelaksanaan STBM di Kota Depok, yang tadinya hanya mencakup 1 lokasi (1,59%) pada tahun 2012 menjadi 32 lokasi pada tahun 2013 (50,79%) dan pada tahun 2014 menjadi 60 lokasi (95,24%). Berdasarkan pengumpulan data primer, ditunjukkan bahwa rata-rata lama sakit akibat diare adalah 5 hari, dengan kerugian akibat kehilangan pendapatan sekitar Rp. 500.000,-. Karena itu benefit dari perbaikan sanitasi lingkungan adalah amat besar. Hampir seluruh rumah tangga, menggunakan dana sendiri untuk membuat jamban, tetapi umumnya tidak memiliki dana untuk membuat septic tank karena 61,1% responden tidak memiliki septic tank. Faktor yang mempengaruhi adalah kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan dan kebiasaan.
This thesis discusses the analysis of the development of environmental sanitation in the city of Depok, analysis of factors that determine the development of environmental sanitation in Depok and analysis of the effectiveness of the implementation of the Community Based Total Sanitation program in the city of Depok. Expected from the program CBTS is decreasing the incidence of diarrhea and disease based on environment related to sanitation and behavior through the creation of sanitary conditions in total. This research is more empirical studies using quantitative data, both secondary and primary. Results of the study saw the development of sanitation in the city of Depok and Regional Survey, effectiveness of implementation CBTS decrease of the percentage of the averages incidence of diarrhea in 2007 - 2011 of 1.95% to 1.52% in 2012 - 2014. So the program is quite effective CBTS reduce the number of cases of diarrhea. There is an increase in the effectiveness of the implementation of CBTS in Depok, which was only includes 1 location (1.59%) in 2012 to 32 locations in 2013 (50.79%) and in 2014 to 60 locations (95.24%). Based on primary data collection, indicated that the average length of illness due to diarrhea was 5 days, with losses due to lost revenues of approximately Rp. 500.000,-. Therefore benefit from the improvement of environmental sanitation is enormous. Almost all households use their own funds to make a latrine, but generally do not have the funds to make the septic tank because 61.1% of respondents do not have a septic tank. Factors that influence the government policy, the level of revenue and habits.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Ratna Sari
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis pelaksanaan program peningkatan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2014. Konsep yang digunakan adalah kerangka kerja Laverack (2000) dan data dikumpulkan dengan kuesioner rumah tangga dan wawancara mendalam. Temuan adalah sebagai berikut:
  1. Tujuan program puskesmas merujuk pada tujuan dan prioritas Suku Dinas Kesehatan.
  2. Belum ada keselarasan antara pelaksanaan program dengan pemberdayaan masyarakat.
  3. Untuk melaksanakan program, puskesmas kecamatan hanya memiliki dua sanitarian sedangkan idealnya terdapat 5 orang.
  4. Belum terdapat peraturan tentang pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
  5. Baru 37% responden rumah tangga mengikuti 1 kali pemicuan STBM.
  6. Ketua RT mendukung penggunaan jamban sehat namun rencana pembuatan septic tankbelum terlaksana.
  7. Hingga saat ini. pencapaian penggunaan jamban sehat puskesmas adalah 73.92% masih jauh dari target Suku Dinas Keshatan (100%).
Saran peneliti adalah dalam melakukan program STBM harus disesuaikan dengan karakteristik masyarakat, Suku Dinas Kesehatan agar menyusun kebijakan operasional dari peraturan STBM, dan meresmikan tim kerja masyarakat menjadi tim kerja khusus sesuai peraturan menteri kesehatan.


ABSTRACT This study identified and analyzed the implementation of healthy latrine usage at Kecamatan Kramat Jati,2014. Laverack theory was used to build the conceptual work and data was collected through questionnaire to households and in-depth interview to the health center staff. The findings were
  1. The program?s objectives of the health center referred to the vision and mission of the Sub District Health Office.
  2. The program implementation is yet to be aligned with the community empowerment.
  3. Health center only has two sanitarians whereas ideally has 5 sanitarians.
  4. There is no operational regulation for the STBM program.
  5. Only 37% respondents attended the trigger activities which was only once.
  6. The formal head of RT support the healthy latrine usage but septic tank was not built so far.
  7. Target of healthy latrine usage in health center is 73,92%, which is still so far from sub district health office target.
Recommendations given in implementing CLTS program should be adjusted with community characteristics,Sub District Health Office should arrange operational regulationsof CLTS programs, andformalizethe community workingteambecomesa specialteamwork according to the rulesof health minister.
2015
S60002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Erlinawati
Abstrak :
Secara nasional , hanya 39% rumah tangga yang menggunakan jamban yang sehat, di daerah perkotaan (60%) lebih tinggi daripada di perdesaan (23%). Penggunaan jamban merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di daerah perdesaan seperti Desa Sukamurni di Kabupaten Bekasi. Hanya 19,8% rumah tangga yang mempunyai jamban sendiri di Desa Sukamurni. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui determinan perilaku keluarga terhadap penggunaan jamban di Desa Sukamurni. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel adalah ibu rumah tangga yang mempunyai anak balita sebanyak 196 responden yang dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2008. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 46,4% keluarga yang menggunakan jamban, sedangkan yang tidak menggunakan jamban (53,6 %) umumnya menggunakan sungai (55,2%) dan empang (38,1%) sebagai sarana buang air besar. Semua variabel yang diteliti berhubungan bermakna, meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap, kepemilikan jamban, sarana air bersih, pembinaan petugas puskesmas dan dukungan aparat desa, kader Posyandu & LSM terhadap penggunaan jamban. Pendidikan dan pengetahuan merupakan variabel konfounder, dan kepemilikan jamban merupakan faktor dominan sebagai determinan perilaku keluarga terhadap penggunaan jamban dengan nilai OR = 27,03 (5,224 ? 139,912).
National figure showed that only 39% household are using healthy latrine, in which 60% was in the city, much higher than 23% in rural area. Low latrine utilization is one of important health problem in rural area such as in Sukamurni Village, Bekasi District. There is only 19.8% of household have own latrine in Sukamurni Village. The purpose of the study is to explore the family behavior determinant on latrine utilization at Sukamurni Village, using cross sectional design. The sample is women who have child or children under five. Sample is then comprises of 196 respondents. Data are collected from April to May 2008, using direct interview with a structured questionnaire. Result showed that only 46.4% households are occupying latrine, and the rest are using river (55.2%) and pond (38.1%) to defecate. As bivariate analysis of Chi Square test showed that all variables are statistically have significant relationship with family?s behavior on latrine utilization. Those variables are: education, knowledge, attitude, latrine ownership, availability on clean water, IEC from health provider, and support from village leader, posyandu cadres, and related NGO. Advance analysis with Logistic Multiple Regression found that variables of education and knowledge are confounder. Meanwhile, latrine ownership is the dominant factor of family behavior determinant on latrine utilization, with OR= 27.036.
2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Magdalena Killis
Abstrak :
ABSTRAK
Ketersediaan Sarana Air Bersih dan Jamban Dengan KejadianSchistosomiasis japonicumdi Kabupaten Poso dan KabupatenSigi Tahun 2014 - 2016Latar Belakang : Scistosomiasis termasuk dalam Penyakit Tropis yangTerabaikan NTD-Neglected Tropical Diseases . disebabkan oleh cacing pipihtrematoda darah dari genus Schistosoma. Schistosoma pada manusia yang dikenalada 3 tiga jenis yaitu: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni danSchistosoma haematobium. Berdasarkan tempat hidupnya dalam tubuh manusia,terbagi menjadi dua jenis yaitu dalam pembuluh darah vena usus Schistosomajaponicum dan Schistosoma mansoni , sedangkan dalam pembuluh darah venavesica urinari Schistosoma haematobium . Schistosomiasis masih menjadimasalah kesehatan masyarakat, terutama di 77 negara berkembang di daerahtropis maupun subtropis. Diperkirakan 240 juta orang yang terinfeksiSchistosomiasis, dengan sekitar 700 juta orang di seluruh dunia berisikoterinfeksi Schistosomiasis, di Indonesia prevalensi Schistosomiasis tahun 2015sebesar 1,7 , sama dengan prevalensi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 1,7 . Tujuan: penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara SaranaAir Bersih SAB dan jamban terhadap kejadian Schistosomiasis di KabupatenSigi dan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Metode : Penelitian iniadalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan analisisdesain studi ekologi, desa sebagai unit analisis. Hasil : Hasil analisis hubunganantara SAB dengan Kejadian Schistosomiasis dan Jamban di Kabupaten Poso danKabupaten Sigi selama tahun pengamatan 2014-2016, secara statistik tidakterdapat hubungan. Hasil analisis yang berhubungan adalah pelaksanaan ProgramSTBM dengan p-value = 0,010 Poso dan p-value = 0,0005 Sigi sertakeberadaan kader kesehatan lingkungan Kabupaten Poso p-value=0,001,pekerjaan p-value = 0,000 Sigi . Kesimpulan : Variabel pelaksanaan programSTBM dan ketersediaan kader kesehatan lingkungan, Penyuluhan Kesehatanlingkungan, pekerjaan dan kepadatan penduduk merupakan variabel yangberhubungan signifikan dari pada variabel lainnya.Kata Kunci : Schistosomiasis japonicum, SAB, Jamban dan ProgramSTBM
ABSTRACT
Availability of Water and Latrine Facility With the Incidenceof Japonicum Schistosomiasis at Kabupaten Poso andKabupaten Sigi in 2014 ndash 2016Introduction Scistosomiasis is included in the Neglected Tropical Diseases NTD , caused by flatworms of blood trematoda from the genus Schistosoma.There are three known Schistosoma in human, which are Schistosoma japonicum,Schistosoma mansoni and Schistosoma haematobium. Based on the place of itslife in the human body, is divided into two types, that is in the veins of intestinalveins Schistosoma japonicum and Schistosoma mansoni , and in the veins ofvenous vesica urinary Schistosoma haematobium . Schistosomiasis is still apublic health problem, especially in 77 developing countries in the tropics andsubtropics. Estimated, 240 million people infected with Schistosomiasis and about700 million people worldwide at risk of being infected with Schistosomiasis. InIndonesia the prevalence of Schistosomiasis by 2015 was 1.7 , is similar to theprevalence in Central Sulawesi. Objective This study was to analyze therelationship between the clean water facility and latrines against the incidence ofSchistosomiasis in Sigi and Poso districts of Central Sulawesi Province. Method This research is a descriptive quantitative research using ecological study designanalysis, and the village as unit of analysis. Result Result of analysis ofrelationship between SAB with insidence of Schistosomiasis and Jamban in Posoand Sigi District during observation year 2014 2016 showed statistically there wasno relationship. The result of related analysis is the implementation of TotalSanitation Based on Community Program with p value 0,010 Poso and pvalue 0.0005 Sigi and presence of health cadre of Kabupaten Poso p value 0,001, job p value 0,000 Sigi . Conclusion The implementation of TotalSanitation Based on Community Program, the availability of environmental healthcadres, environmental health counseling, occupation and population density werevariables which are significantly related to other variables.Keywords Schistosomiasis japonicum, water facility, latrine and TotalSanitation Based on Community Program
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Meliana
Abstrak :
ABSTRAK
Berdasarkan laporan Join Monitoring Program JMP WHO/Unicef 2015, sekitar 51 juta penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan. Mereka masih buang air besar di samping sungai dan di pantai. Buang Air Besar Sembarangan BABS sudah merupakan kebiasaan yang tertanamsejak kecil, sehingga sulit dihilangkan saat dewasa. Desa Sukajaya adalahsalah satu desa yang berada di Kecamatan Jonggol, Kabupaten BogorJawa Barat, dengan luas wilayah 1.182 hektar. Secara administratif desaSukajaya terbagi dalam 2 dusun, 5 Rukun Warga dan 15 Rukun Tetangga.Wilayah Desa Sukajaya dikelilingi perbukitan kecil dan berada di dekatsungai Cipamingkis yang menampung aliran air dari sungai-sungai kecildisekitarnya. Kondisi sanitasi di Desa Sukajaya saat ini cukup memperihatinkan karena masih banyak yang belum memiliki jamban dansumber air bersih sumur . Hampir sebagian besar masyarakat desaSukajaya tinggal di rumah semi permanen dan banyak diantaranya tidak memenuhi syarat rumah sehat seperti terdapat kandang ternakmasih terletak bersebelahan dengan dapur. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melihat bagaimana Gambaran masyarakat tentang konsep preventif terkait perilaku penggunaan jamban sehatmasyarakat desa Sukajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor tahun 2017.
ABSTRAK
Based on the report of WHO Unicef 2016 Join Monitoring Program JMP , about 51 million Indonesians still defecate indiscriminately. Theystill defecate beside the river and on the beach. Open Defecation has beena habit that is embedded since childhood, making it difficult to be removedas an adult. Sukajaya Village is one of the villages located in DistrictJonggol, Bogor regency of West Java, with an area of 1,182 hectares.Administratively Sukajaya village is divided into 2 hamlets, 5 RW and 15RT. Sukajaya Village area surrounded by small hills and located near theriver Cipamingkis that accommodate the flow of water from thesurrounding small rivers. The condition of sanitation in Sukajaya Villageis quite worrying because there are still many who do not have latrinesand clean water sources wells . Almost the majority of Sukajaya villagerslive in semi permanent homes and many of them do not meet therequirements of healthy homes as there are livestock pens still locatedadjacent to the kitchen. Based on the above background the authors areinterested to see how the public description of the concept of preventivebehavior related to the use of healthy latrine community Sukajaya, DistrictJonggol, Bogor regency in 2017.
2017
S68790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roukhul Zuhana Adillata
Abstrak :
ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas penyakit menular di dunia. Setiap tahun terdapat 156 juta kasus baru ISPA dimana 97 diantaranya terjadi di negara berkembang. Indonesia sendiri merupakan negara yang menempati urutan ke empat ISPA terbanyak di negara berkembang. Salah wilayah dengan kasus ISPA yang cukup tinggi di Indonesia adalah Kec. Wonopringgo, Kab. Pekalongan. ISPA sendiri merupakan penyakit menular utama di Kec. Wonopringgo. Desa Kwagean merupakan desa yang menempati urutan ketiga sebagai desa dengan kasus ISPA terbanyak di Kec. Wonopringgo. Selain itu, pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga di desa ini juga masih menjadi kendala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga dengan kejadian ISPA di Desa Kwagean, Kec. Wonopringgo, Kab. Pekalongan tahun 2017. Adapun variabel independen yang diteliti adalah sarana pembuangan kotoran manusia jamban, saluran pembuangan air limbah SPAL, sarana tempat pembuangan sampah, dan pembakaran sampah. Sedangkan variabel dependennya adalah kejadian ISPA. Penelitian ini menggunakan data primer dengan desain studi cross sectional dan analisis bivariat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner serta observasi sarana sanitasi. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 95 rumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubun:an dengan ISPA adalah jamban p=0.001; OR=5.47 95 CI: 2.2-13.6, SPAL p=0.001; OR=7.07 95 CI: 2.9-17.5, dan sarana tempat pembuangan sampah p=0.00; OR=13.81 95 CI: 4.85-39.27. Sedangkan variabel pembakaran sampah tidak berhubungan dengan ISPA p=1.00. Perlu adanya kerjasama antar aparat Desa Kwagean dengan Puskesmas Wonopringgo untuk menurunkan angka kejadian ISPA di Desa Kwagean.
ABSTRACT
Acute respiratory infection ARI is a major cause of mortality and morbidity infection diseases in the world. Every year, there are 156 million new cases of ARI that 97 of them occur in developing countries. Indonesia is the fourth developing country with the highest number of ARI. Wrong area with cases of high ARI cases in Indonesia is Wonopringgo Subdistrict, Pekalongan Regency. ARI is a major contagious disease in Wonopringgo Subdistrict. Kwagean Village is the third rural village with the highest number of ARI cases in Wonopringgo Subdistrict. In addition, the management of household water and solid waste in this village is still a constraint. This study aims to determine the relationship between household water and solid waste management with the incidence of ARI in Kwagean Village, Wonopringgo Subdistrict, Pekalongan Regency in 2017. The independent variables in this study are human waste disposal facilities latrine, sewerage, dustbin, and waste incineration. While the dependent variable is the incidence of ARI. This study used primary data with cross sectional study design and bivariate analysis. The data were collected by interview using questionnaire as well observation of sanitation facilities. The total sample in this research is 95 households. Sampling was done by purposive random sampling technique. Research result shows that the variables associated with ARI are latrine p 0.001 OR 5.47 95 CI 2.2 13.6, sewerage p 0.001 OR 7.07 95 CI 2.9 17.5, and dustbin p 0.00 OR 13.81 95 CI 4.85 39.27. While waste inceneration is not associated with ARI p 1.00. There is a need a coordination between Kwagean Village apparatus with Wonopringgo Health Center to decrease the incidence of ARI in Kwagean Village.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Galuh Fathim Az Zahra
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang implementasi program penyediaan sarana air minum dan jamban keluarga (Samijaga) dan dampaknya dalam memperbaiki derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Tingginya angka penyakit waterborne disease (diare atau kolera) membuat pemerintah Orde Baru pada Pelita II mengeluarkan Inpres Samijaga yang memberikan bantuan pembangunan Samijaga bagi penduduk berpenghasilan rendah. Bagian pertama dari isi skripsi ini menjelaskan tentang kebiasaan masyarakat terkait sanitasi dan kebijakan sanitasi yang pernah diterapkan di Indonesia. Lalu, dilanjutkan dengan memaparkan latar belakang dikeluarkannya Inpres yang mengatur program Samijaga. Kemudian, diakhiri dengan pembahasan tentang implementasi program Samijaga di beberapa wilayah di Indonesia (Sumatra, Jawa, Bali, dan Timor Timur) dan dampaknya dalam mengendalikan penyakit diare di Indonesia. Penelitian skripsi ini membuktikan bahwa melalui program Samijaga jumlah penduduk yang memiliki sarana air minum dan jamban meningkat. Penyakit diare juga berhasil dikendalikan meskipun terdapat kendala-kendala sosial budaya dalam pelaksanaannya. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian sejarah, salah satunya melalui penggunaan sumber-sumber primer (a.l. dokumen pemerintah, surat kabar sezaman, dll.) dan sumber sekunder (a.l. buku, jurnal, majalah, dll.).
ABSTRACT
This thesis discusses about the implementation of water supply and sanitation program in Indonesia during the New Order on promoting people‟s health status. In Indonesia, waterborne diseases (i.e. diarrhea or cholera) were the major causes of illness and death. Therefore, the New Order government launched a presidential instruction on providing access to water supply and sanitation (Inpres Samijaga) for Indonesia‟s poor in the Second Five-Year Development (Pelita II). Firstly, this thesis provides a brief explanation about people‟s sanitary habit and prior sanitation programs which had been conducted in Indonesia. Then, it explains the reason of the New Order government launched presidential instruction regulating Samijaga program. Afterward, this thesis describes the implementation of Samijaga program in Indonesia (focus on a particular region in Sumatra, Java, Bali, and East Timor) and its impact in controlling diarrhea disease in Indonesia. According to this thesis, it indisputably proves that through Samijaga program, percentage of households with access to water supply and sanitation was increased. Diarrhea disease was successfully controlled although facing some socio-cultural obstacles. This thesis is a qualitative study using historical research method, such as, the use of primary sources (e.g. government documents, newspapers, etc.) and secondary sources (e.g. books, journal articles, magazine articles, etc.).;This thesis discusses about the implementation of water supply and sanitation program in Indonesia during the New Order on promoting people‟s health status. In Indonesia, waterborne diseases (i.e. diarrhea or cholera) were the major causes of illness and death. Therefore, the New Order government launched a presidential instruction on providing access to water supply and sanitation (Inpres Samijaga) for Indonesia‟s poor in the Second Five-Year Development (Pelita II). Firstly, this thesis provides a brief explanation about people‟s sanitary habit and prior sanitation programs which had been conducted in Indonesia. Then, it explains the reason of the New Order government launched presidential instruction regulating Samijaga program. Afterward, this thesis describes the implementation of Samijaga program in Indonesia (focus on a particular region in Sumatra, Java, Bali, and East Timor) and its impact in controlling diarrhea disease in Indonesia. According to this thesis, it indisputably proves that through Samijaga program, percentage of households with access to water supply and sanitation was increased. Diarrhea disease was successfully controlled although facing some socio-cultural obstacles. This thesis is a qualitative study using historical research method, such as, the use of primary sources (e.g. government documents, newspapers, etc.) and secondary sources (e.g. books, journal articles, magazine articles, etc.).
2016
S61778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>