Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Srikandi Wahyu Arini
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Data statistik BNPB menunjukan bahwa kejadian bencana terbanyak berada di bagian barat pulau Jawa dengan jenis bencana yang menimbulkan jumlah korban tertinggi adalah bencana tsunami. Kota Cilegon merupakan kota yang mempunyai tingkat kepadatan dan aktivitas industri tinggi karena adanya kawasan industri. Kota Cilegon terletak di sepanjang pantai barat Pulau Jawa dengan kondisi topografi yang landai sehingga Kota Cilegon sangat rawan terhadap bencana tsunami. Berdasarkan simulasi gempa yang dilakukan oleh BNPB, terjadinya gempa di selat sunda dapat menyebabkan tsunami yang berdampak pada terendamnya Kawasan Industri Cilegon hanya dalam waktu sekitar satu jam. Berdasarkan hal tersebut, tersedianya jalur evakuasi yang dapat mengakomodir evakuasi warga dengan jumlah besar dalam waktu singkat menjadi sangat penting. Tingkat ketahanan infrastruktur jalan adalah hal dasar yang sangat penting dalam mendukung kinerja jalur evakuasi pada keadaan darurat. Tingkat ketahanan jaringan yang buruk berdampak pada terhambatnya mobilitas dan aksesibilitas manusia ketika evakuasi bencana. Studi terdahulu mengenai jalur evakuasi di kota lain memperlihatkan bahwa jalur evakuasi yang ada sekarang ini dibuat hanya berdasarkan pengetahuan lokal dan topografi wilayah dengan tidak mempertimbangkan aspek ketahanan jaringan transportasi. Penelitian ini mencoba untuk mensimulasikan dampak akibat bencana terhadap sistem jaringan transportasi, mengukur tingkat ketahanan jaringan jalur evakuasi yang telah ada dan menganalisa kinerja jalur evakuasi yang ada pada Kota Cilegon dengan mempertimbangkan aspek ketahanan jaringan transportasi seperti kapasitas jalan dan konektivitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak bencana tsunami terhadap sistem transportasi, untuk menganalisis tingkat ketahanan jalur evakuasi yang ada, dan untuk menganalisis apakah jalur evakuasi yang ada dapat mengakomodir evakuasi masyarakat ketika terjadi bencana tsunami. Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan beberapa skenario simulasi evakuasi menggunakan perangkat lunak Vissim. Hasil simulasi menunjukan bahwa jalur evakuasi yang ada saat ini belum dapat mengakomodir masyarakat ketika terjadi bencana tsunami sehingga perlu dilakukan perbaikan yang dapat berupa penambahan alternative jalan, pelebaran jalan atau dengan pengaturan lalulintas.
ABSTRACT
Indonesia is vulnerable to natural disasters. Based on National Disaster Management Authority statistical data, the highest number of natural disaster occurs in the west side of Java island with Tsunami as the most deadly disaster. Cilegon is a city with high density and high industrial activity due to existence of industrial area. Cilegon is located along the west coast of Java island with a gently sloping topography, so that it is vulnerable to tsunami disaster. Earthquake simulation conducted by National Disaster Management Authority indicates that the occurrence of earthquake at Sunda strait will cause tsunami which can sweep away the whole industrial area in one hour. The availability of evacuation routes which are able to accommodate the evacuation of large amount of people within a short time become very important. Previous studies show that most of the existing evacuation routes are made just based on local knowledge and topography without considering the road network resilience factors such as road capacity and road connectivity. Referring only to the topography and local knowledge cannot guarantee the performance of the evacuation routes in evacuating large amount of people within a short time. Road infrastructure resilience is an important basic things in supporting the performance of the evacuation routes in emergency situation. Poor network resilience will reduce people rsquo s mobility and accessibility during the evacuation. This research try to analyze the impact of tsunami to the transportation system in Cilegon, to analyze the resilience level of evacuation route, and to analyze whether the existing evacuation routes are able to accommodate the evacuation process in Cilegon. In order to achieve these goals, a simulation of people rsquo s travel behavior during the evacuation process is conducted using VISSIM software. Simulation result shows that Cilegon rsquo s evacuation routes are not resilience enough to accommodate the evacuation process and still need an improvement such as by adding more alternative roads, by adding the road width, or by doing traffic management.
2017
T49194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Ainun Mi`raj
Abstrak :
Wilayah Pantai Pangandaran, Jawa Barat terletak di zona subduksi antara dua lempeng yang menyebabkan rawan terhadap bencana tsunami. Wilayah Pantai Pangandaran pernah mengalami gempa bumi besar pada 17 Juli 2006 silam yang menyebabkan tsunami. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kerentanan desa-desa pesisir Kecamatan Parigi terhadap tsunami berdasarkan kepadatan penduduk, penduduk rentan, dan kelompok umur rentan dan menganalisis efektivitas jalur evakuasi tsunami di desa-desa pesisir Kecamatan Parigi berdasarkan persepsi masyarakat. Metode analisis weighted overlay digunakan dalam penelitian ini untuk melihat kerentanan sosial terhadap bencana tsunami. Analisis deskriptif digunakan untuk menilai efektivitas jalur evakuasi tsunami berdasarkan persepsi masyarakat setempat. Desa dengan tingkat kerentanan sosial terendah adalah Desa Cibenda dengan nilai 279,1. Desa dengan tingkat kerentanan sosial tertinggi adalah Desa Parigi dengan nilai 966,0. Jalur evakuasi di Desa Cibenda yang paling efektif adalah jalur 4, Desa Ciliang adalah jalur 7, dan Desa Karangjaladri adalah jalur 10 dan 12 berdasarkan pendapat masyarakat setempat. ......Pangandaran coast region, West Java located in subduction zone between two plates which makes it prone to tsunami disaster. On 17th July 2006, Pangandaran coast region experienced an earthquake that led to tsunami. The purpose of this research is to analyze social vulnerability of villages in Parigi subdistrict coast and the effectiveness of tsunami evacuation route. Overlay analysis method is used to determine the value of social vulnerability. Descriptive analysis is used to determine the effectiveness of tsunami evacuation route. Cibenda village has the lowest social vulnerability value with 279.1. Parigi village highest social vulnerability value with 966.0. The most effective evacuation route in Cibenda village is evacuation route number 4, while in Ciliang village is evacuation route number 7, and in Karangjaladri village is evacuation route number 10 and 12.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosafat
Abstrak :
Bencana banjir dan tanah longsor merupakan ancaman serius bagi wilayah Indonesia, terutama di Desa Cihanjuang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat yang rawan terhadap kedua bencana tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan simulasi jalur evakuasi untuk menganalisis kepadatan dan efektivitas jalur evakuasi banjir dan tanah longsor di Desa Cihanjuang dengan menggunakan metode agent based modeling (ABM) dan variabel people in pixel. Metode ABM dipilih karena kemampuannya dalam menangkap fenomena yang muncul, memodelkan interaksi individu dengan lingkungan, serta memberikan estimasi jumlah penduduk yang lebih akurat. Penelitian menggunakan data primer berupa jalur evakuasi, simulasi penduduk, data demografi, dan jaringan jalan. Data diolah dengan menggunakan perangkat lunak Netlogo dan ArcGIS untuk memodelkan pergerakan agen (penduduk) menuju jalur evakuasi dengan mempertimbangkan variabel usia, jenis kelamin, moda transportasi (pejalan kaki dan kendaraan bermotor). Dua skenario evakuasi dibandingkan dengan variasi lokasi fasilitas evakuasi. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya kepadatan jalur evakuasi disebabkan oleh jumlah penduduk dan jumlah atau tempat evakuasi yang kurang terdistribusi dengan baik. Dengan menerapkan dua skenario tersebut terbukti dapat mengurangi kepadatan jalur evakuasi dan meningkatkan efektivitas evakuasi. Pada skenario b dengan lebih banyak fasilitas evakuasi memiliki efektivitas yang lebih tinggi dengan rata-rata waktu evakuasi 24.8 menit untuk evakuasi bencana banjir dan 6.6 menit untuk bencana tanah longsor, dibandingkan 30.8 menit evakuasi pada bencana banjir dan 15.6 menit evakuasi bencana tanah longsor pada skenario a. Skenario dengan lebih banyak fasilitas evakuasi yang tersebar menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi, dengan waktu evakuasi yang lebih singkat baik untuk bencana banjir maupun tanah longsor. ......Floods and landslides pose serious threats to regions in Indonesia, particularly in Cihanjuang Village, Sumedang Regency, West Java, which is highly susceptible to both disasters. This study aims to simulate evacuation routes to analyze the density and effectiveness of evacuation paths for floods and landslides in Cihanjuang Village using agent-based modeling (ABM) and the People in Pixel (PiP) variable. ABM was chosen for its ability to capture emergent phenomena, model individual interactions with the environment, and provide more accurate population estimates. The research utilizes primary data, including evacuation routes, population simulations, demographic data, and road networks. The data were processed using NetLogo and ArcGIS software to model the movement of agents (residents) towards evacuation routes, considering variables such as age, gender, and mode of transport (pedestrians and motor vehicles). Two evacuation scenarios were compared, with variations in the locations of evacuation facilities. The results indicate that evacuation route congestion is caused by the number of residents and poorly distributed evacuation points. Implementing the two scenarios demonstrated that congestion could be reduced and evacuation effectiveness increased. Scenario B, with more evacuation facilities, showed higher effectiveness, with an average evacuation time of 24.8 minutes for flood evacuation and 6.6 minutes for landslide evacuation, compared to 30.8 minutes for flood evacuation and 15.6 minutes for landslide evacuation in Scenario A. The scenario with more widely distributed evacuation facilities proved to be more effective, with shorter evacuation times for both floods and landslides.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library