Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Chalid
Abstrak :
ABSTRAK
Pencemaran lingkungan dan beredarnya minyak pelumas palsu merupakan masalah-masalah besar yang ditimbulkan karena penanganan minyak pelumas bekas yang belum memadai. Pemanfatan kembali minyak pelumas bekas sebagai bahan bakar atau dalam bentuk daur ulang merupakan salah satu pemecahan masalah-masalah tersebut, di samping dapat menghemat pemakaian cadangan minyak bumi. Pemanfaatan kembali minyak pelumas bekas sebagai bahan bakar atau dalam bentuk daur ulang memerlukan penurunan kandungan logam yang terdapat dalam minyak pelumas bekas. Penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa ekstraksi-flokulasi dengan pelarut isobutanol yang telah ditambahkan sedikit KOH cukup efektif dalam menurunkan kandungan logam dalam minyak pelumas bekas. Dalam penelitian ini diteliti pengaruh berbagai hidroksida logam dalam isobutanol dalamh hal keefektifannya untuk menurunkan kandungan logam dalam minyak pelumas bekas. Hidroksida logam- hidroksida logam yang digunakan adalah LiOH, NaOH, KOH, Mg(OH)2, Ca(OH)2, dan AI(OH)3P. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk memilih hidroksida logam yang paling tepat, dan penentuan kondisi optimum percobaan dilakukan dengan variasi perlakuan dari perbandingan volume isobutanol terhadap minyak pelumas bekas, suhu, dan kadar hidroksida logam hasil penelitian pendahuluan dalam isobutanol. Analisa instrument yang dilakukan untuk melihat kemampuan hidroksida logam dalam memflokulasi pengotor dan aditif, dan keberhasilan proses ekstraksi-flokulasi minyak pelumas bekas adalah analisa penurunan kandungan logam minyak pelumas bekas sebelum dan sesudah ekstraksi-flokulasi dengan AAS, dan analisa kualitatif terhadap gugus-gugus fungsi pengotor dan aditif dengan Spektroskopi Inframerah. Hidroksida logam magnesium memberikan hasil yang paling baik terhadap penurunan kandungan logam minyak pelumas bekas, yakni Ca = 99,97% ; Zn = 99,96%; Mg = 99,94 %; dan Fe : 99,89%. Kondisi optimum percobaan adalah sebagai berikut: perbandingan volume isobutanol : pelumas, 3 : l, suhu 25 - 30 oC, dan kadar Mg(OH)2 sebesar 0, 04 M .
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ernawati Musi Andayani
Abstrak :
ABSTRAK


Setelah pemakaian dalam periode tertentu, minyak lumas akan mengalami penurunan kualitas karena terkontaminasi oleh asam-asam organik, peroksida, partikel ausan dan bahan kimia berbahaya Iainnya. Karena inilah minyak lumas bekas merupakan sumber pencemaran yang memberikan efek negatif pada Iingkungan.

Berdasarkan pemikiran bahwa sebagian besar senyawa utama pembentuk minyak lumas yadu hidrokarbon tidak mengalami kerusakan serius dan hanya terkontaminasi oleh kotoran-kotoran, maka adalati memungkinkan dilakukan usaha mendapatkan kembali minyak lumas dasar dan minyak lumas bekas dengan cara memisahkannya dan kotoran-kotoran.

Cara klasik yang pernah ddempuh adalah perlakuan dengan asam lempung yang sudah mulal ditinggalkan karena menghasilkan endapan lumpur yang lebih berbahaya dan minyak lumas bekas sendiri.

Dewasa ini telah diusulkan proses ekstraksi flokulasi dengan pelarut organik dan penambahan suatu hidroksida logam yang tidak memberikan efek samping bagi lingkungan. Pelarut polar berperan melarutkan minyak lumas dasar dan mensegregasi pengotor dan aditif keluar dan minyak lumas dasar. Keberadaan suatu hidroksida logam dalam pelarut polar menlngkatkan kemampuan segregasi pelarut terhadap flokulan dengan cara membentuk lapisan stern yang tipis.

Pada penelitian ml ekslraksi flokulasi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar isobutanol teknis dann elektrold Mg(OH)2.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi volume Isobutanol teknis, lamanya pengadukan dan kadar elektrold Mg(OH)2 mempengaruhi prosentase penurunan kadar logam. Proseritase penurunan kadar logam tentinggi yang didapat pada penelitian ini adalah pada perbandingan pelarut dan minyak lumas 3 :1, lama pengadukan 30 mend clan konsentrasi Mg(OH)2 0,04M. Dimana prosentase penurunan kadar logamnya adalah : Ca 97,33% ; Fe 98,6% Mg 97,84% , Pb 97,22% clan Zn 38,55%.

Analisis kuantitatif dan analisis kuaIatif sifat fisika kimia dapat menunjukkan kelayakan minyak lumas dasar hasli proses ekstraksl flokulasi sebagai komponen dasar penyusun minyak lumas dengan cara membandingkannya dengan sifat tisika kimia minyak lumas dasar dart campuran minyak bumi SLC-DURI.

Pada penelitian ini, dari hasil analisis perbandingan sifat fisika kimia dengan minyak lumas dasar dari campuran minyak bumi SLC-DURI, minyak lumas dasar hasil ekstraksi flokulasi dapat dipertimbangkan sebagai pengganti minyak lumas dasar yang diolah dari mmnyak bumi dengan memperbaiki lagi beberapa sifat yang masih kurang baik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Dea Farras
Abstrak :
Ester asam lemak kelapa sawit sukrosa dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi enzimatis menggunakan lipase Candida rugosa. Pada penelitian ini, digunakan pelarut isoamil alkohol dan isobutanol. Reaksi esterifikasi menggunakan lipase Candida rugosa E.C.3.1.1.3 bebas maupun terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-kitosan. Imobilisasi lipase Candida rugosa pada nanopartikel Fe3O4-kitosan menggunakan metode ikat silang dengan glutaraldehida sebagai agen pengikat silang. Terhadap hasil imobilisasi dilakukan uji aktivitas dan persen loading. Pada peggunaan enzim 200 ppm didapatkan persen loading imobilisasi lipase sebesar 31,4% dengan aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi sebesar 3,470 U/mL, aktivitas spesifik 0,991 U/mg, serta efisiensi imobilisasi sebesar 23,25 %. Sementara itu, pada penggunaan 350 ppm enzim didapatkan persen loading imobilisasi lipase sebesar 64,4 % dengan aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi sebesar 2,245 U/mL, aktivitas spesifik 0,64 U/mg, serta efisiensi imobilisasi sebesar 14,88%. Kondisi rasio substrat optimum diperoleh pada rasio 1 : 90 (sukrosa : asam lemak). Hasil uji emulsifer menunjukkan hasil positif. Pelarut terbaik untuk sintesis ester -sukrosa dengan lipase terimobilisasi adalah isobutanol.
Palm oil fatty acid-sucrose can be synthesized via enzymatic esterification using Candida rugosa lipase. The solvents used in this study were isoamyl alcohol and isobutanol. Esterification reaction was carried out enzymatically using free lipase and immobilized Candida rugosa lipase E.C. 3.1.1.3 on Fe3O4-chitosan nanoparticles. The immobilized lipase were examined to determine the loading percentage and the hydrolytic activity. The loading percentage obtained while using 200 ppm lipase for immobilization was 31,4%, with hydrolytic activity of immobilized lipase was 3,47 U/mL, the specific activity of 0,99 U/mg and the immobilization efficiency of 23,25%. Meanwhile by using 350 ppm lipase the loading percentage obtained was 64,4% with hydrolytic activity of 2,25 U/mL, the specific activity of 0,64 U/mg and the immobilization efficiency of 14,8 %. From this optimization study of esterification, the highest conversion came from sugar and fatty acid ratio 1 : 90. The esterification product gave positive test on emulsifier test. The best solvent to synthesize ester-sucrose using immobilized lipase is isobutanol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library