Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alaiddin Koto
Jakarta: Rajawali, 2012
297.6 ALA p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Hanief Saha Ghafur
Abstrak :
Pertumbuhan dan dinamika sejarah para mahasiswa pengkaji Islam ini terus berkembang dan terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Dinamika pertumbuhan telah dimulai sejak berdirinya beberapa perguruan tinggi awal pada zaman belanda, seperti Sekolah Dokter Hewan (1907), Sekolah Tinggi Hukum (1908), NIAS (1913), Sekolah Tinggi Teknik (1920) dan lainnya. Berdirinya Jong Islamiten Bond (1 Januari 1925) tidak bisa dilepaskan dari kiprah perjuangan kelompok mahasiswa Islam. JIB sebagai organisasi Islam yang pertama memiliki kegiatan antara lain, membentuk debating club, kursus agama, kepanduan dan menerbitkan majalah "Het licht" atau An-Nur. (Deliar Noer, 1978). Pada tahun 1935, Roem, Wibisono dan kawan.-kawan mendirikan kelompok studi khusus mahasiswa, yang diberi nama "Studenten Islamic Studie Club " (SIS). Kegiatannya lebih berorientasi pada studi-studi keilmuan, kajian Islam dan penerbitan majalah tantang intelektualisme Islam yang diberi nama "Muslim Reviel". Pembina organisasi ini adalah H. Agus Salim, seorang tokoh angkatan '08. Salim selain menguasai berbagai bahasa seperti Arab, Inggris, Perancis, Belanda dan lain-lain, juga menjadi tempat bertanya dibidang ilmu dan agama. Salimlah yang membidani lahirnya cendikiawan muslim yang datang belakangan seperti Mohammad Roem, Nurcholis Madjid, Ridwan Saidi dan Dawam Rahardjo menggelari Salim sebagai "Bapak spiritual cendikiawan muslirn di Indonesia". (Ridwan Saidi, 1984, Dawam Rahardjo dalam Prisma No 8 Thn. XIV 1985 dart Nurcholis Madjid dalam Tempo 26 Juli 1986). Pada zaman Pejajahan Jepang dan perang kemerdekaan para mahasisiwa pengkaji Islam ini mengalami stagnasi perkembangan , karena semua perguruan tinggi ditutup. Baru menjelang kemerdekaan sebagian perguruan tinggi itu dibuka kembali, dan itupun mahasiswa banyak dikerahkan mengikuti latihan militer. Setelah kemerdekaan barulah tumbuh kembali para mahasiswa pengkaji Islam di berbagai perguruan tinggi, namun dengan hingar bingarnya politik dan organisasi kemasyarakatan, khususnya pada masa orde lama para mahasiswa Islam lebih banyak tertarik menjadi aktifis organisasi daripada menekuni belajar dan mengkaji Islam. Setelah adanya penataan organisasi kampus dan dibatasinya kegiatan organisasi dan politik di kampus, tidaklah serta-merta menyurutkan pra mahasiswa pengkaji Islam diberbagai perguruan tinggi. Bahkan terjadi banyak peningkatan baik dari segi kwantitatif para pengkaji maupun kwalitatif pemikiran dan hasil kajiannya. Di Universitas Indonesia ini misalnya selain secara formal ada unit khusus kerohanian Islam, ada Pusat Pembinaan Ke taqwaan, Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam, juga seluruh fakultas di lingkungar UI memiliki kelompok dan forum pengkajian Islam,seperti FORMASI di FS-UI, PEDATI di FISIP-UI, ISTI di FE-UI dan masih banyak lagi yang lainnya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Herviansyah Utama
Abstrak :
Perkembangan BPR Syariah yang semakin hari semakin dibutuhkan oleh masyarakat, menuntut pihak bank untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dengan mengutamakan nilai-nilai Islami dalam bekerja. BPR syariah tidak hanya menampilkan produk-yang Islami tetapi juga memberikan pelayanan yang Islami. Belum adanya konsep pengembangan budaya organisasi Islami untuk lembaga keuangan syariah, khususnya BPRS, merupakan masalah tersendiri yang harus dicarikan jalan keluarnya. Kita tidak dapat melakukan pengukuran dan evaluasi terhadap model organisasi Islami secara lengkap dan menyeluruh, jika kita tidak mempunyai instrumen dan model yang akan dijadikan diukur atau dievaluasi. Oleh karena itu perlu pengembangan konsep dan instrumen budaya organisasi Islami untuk BPRS. Setelah konsep pengembangan organisasi tersebut dibuat, maka perlu juga dilakukan pengujian terhadap konsep dan instrumen tersebut. Kemudian konsep tersebut dikembangkan menjadi instrumen pengukuran budaya organisasi islami untuk BPRS. Pengembangan instrumen dilakukan dengan eksplorasi melalui kuesioner pendahuluan dan penghitungan statistik terhadap kuesioner untuk melihat validitas dan reabilitas instrumen. Validitas konstruk dilihat dengan melakukan analisis item dan analisis ANOVA, sedangkan validitas kriterium dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pengembangan konsep budaya organisasi islami untuk BPRS yang terdiri dari tiga perilaku yaitu, perilaku individu, perilaku antar individu, dan perilaku kepemimpinan. Pengembangan instrumen ini menghasilkan instrumen budaya organisasi lslami yang terdiri 109 pertanyaan. Validitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai agak rendah. Reabilitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai sedang. Analisis ANOVA menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, dan masa kerja berpengaruh terhadap hasil pengisian instrumen. Analisis korelasi dan regresi menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara dimensi perilaku individu, antar individu, dan kepemimpinan. Persamaan garis regresi dari 3 dimensi tersebut sangat baik menjelaskan variasi budaya organisasi islami untuk BPR Syariah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku individu, perilaku antar individu, dan perilaku kepemimpinan merupakan nilai-nilai yang membentuk budaya organisasi Islami untuk BPR Syariah. Untuk itulah pengembangan dan sosialisasi budaya organisasi Islami untuk BPR Syariah di masyarakat harus dijalankan secara terpadu dan terkoordinasi dengan baik. Dengan demikian nilai-nilai Islam dapat menjadi ruh dalam menjalankan aktivitas perbankan Syariah.
The growth of BPR Syariah progressively required by society, claiming bank to give satisfying service by majoring Islamic values in working. BPR Syariah not only presenting Islamic product but also give Islamic service. There is no concept for Islamic organizational culture development for the financial institution of Syariah, especially BPRS representing separate problem which must be looked by its way out. If we have no concept and instrument for measuring or evaluating, we cannot conduct evaluation and measurement to Islamic organizational concept completely and totally. Therefore needed to develop Islamic cultural organization instrument concept for BPRS. After organization development concept has been made, hence needing is also conducted by examination to instrument and concept. Then the concept developed to become measurement instrument of Islamic organizational culture for BPRS. Instrument development conducted by exploration through antecedent questionnaire and enumeration of questionnaire statistic to see instrument validity and reability. Validity of construct could be seen by item analysis and ANOVA analysis, while validity of criteria conducted by correlation and regression analysis. Result got from this research is Islamic culture development concept for BPRS to yield three behaviors, individual behavior, behavior between individual, and behavior of leadership. Development of this instrument yield cultural instrument of Islamic organization which consist of 112 questions. Three questions deleted because of their invalidity, so that final questionnaire become 109 question. Instrument validity stay in low category until rather low. Instrument reability stay in low category until mid level. ANOVA analysis shows that age, gender, and year of service have an effect on to result of admission instrument filling. Hence from that require to look for responder with some criterion above. Correlation and regression analysis show a very strong relation between behavioral dimension of individual, between individual, and leadership. Regression Line Equation from the three dimensions gives a very good explains about Islamic Organization Culture variation for BPR Syariah. Thereby can be concluded that individual behavior, behavior between individual, and behavior of leadership represent values which forming Islamic organizational culture for BPR Syariah. Therefore developing and socialization of Islamic organization culture for BPR Syariah in society have to be run inwrought and coordinated. Thereby values of Islam can become spirit in running Syariah banking activities.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library