Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shifa Rizkamiarty
"ABSTRAK
Paparan radiasi sinar ultraviolet UV dapat menginduksi kerusakan kulit. Maka dari itu, diperlukan perlindungan untuk kulit dengan menggunakan kosmetik seperti alas bedak. Epigalokatekin galat EGCG , antioksidan yang efektif dan banyak di daun teh hijau, dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam alas bedak losion yang dirancang memiliki nilai Sun Protection Factor SPF sekitar 30 sehingga dapat melindungi kulit wajah dari paparan sinar radiasi UV secara efektif dan aman untuk digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan nilai SPF dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 290-320 nm. Penilaian stabilitas fisik dilakukan pada suhu rendah 40C 20C, kamar 250C 20C, dan tinggi 40C 20C, serta cycling test dan uji mekanik. Uji keamanan kosmetik dilakukan uji iritasi kulit dengan metode Draize test pada 3 ekor kelinci albino galur New Zealand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai SPF EGCG 0,04 adalah 31,02 0,72 dan losion alas bedak dengan 0,4 EGCG adalah 33,20 0,5. Uji stabilitas fisik menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase dan tidak terbentuk kristal. Hasil uji iritasi kulit pada kelinci memberikan indeks iritasi primer sebesar 0,0. Sediaan losion alas bedak EGCG stabil secara fisik, memiliki penampilan yang menarik dan aman digunakan, serta efektif menangkal radiasi sinar UV.

ABSTRACT
Ultraviolet UV exposure induces photodamage of skin. It is necessary to protect the skin from UV induced injuries by using cosmetic such as a foundation. Epigallocatechin gallate EGCG, an effective antioxidant and most abundant in green tea leaves, used as an active ingredient in a lotion foundation which is designed to have Sun Protection Factor SPF value around 30 so that can protect the facial skin from UV radiation exposure effectively and safe to use. In this study, we determined SPF value by using Spectrophotometry UV Vis at wavelength 290 320 nm. Physical stability assessment was performed at low 4oC 2oC, room 25oC 2oC, and high 40oC 2oC temperature, as well as the cycling test and centrifugation test. Safety test was done by skin irritation test with Draize test on 3 albino New Zealand rabbits. The results showed that SPF value of EGCG 0.04 was 31.02 0.72 and lotion foundation with 0.4 EGCG was 33.20 0.59. Physical stability test showed a good physical stability. Results of safety gave a primary irritation index of 0.0. EGCG foundation was physically stable, had a good appearance, safe to use, and can protect skin effectively from UV radiation exposure."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Syahputra Roes Lie
"Wanita pada umumnya menginginkan bulu mata yang panjang, tebal dan lebat. Rambut kepala dan bulu mata pada umumnya adalah sama dimana sel papilla dermal yang berperan dalam pertumbuhannya. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak daun teh hijau yang sudah sering digunakan dalam produk penumbuh rambut, yang memiliki stabilitas yang baik, aman, dan efektif dalam menumbuhkan bulu mata. Ekstrak daun teh hijau diformulasikan dalam sediaan gel. Uji stabilitas dilakukan dengan penyimpanan pada suhu tinggi, kamar, rendah, cycling, dan uji sentrifugasi. Uji in vitro hen rsquo;s egg test-chorioallantoic membrane HET-CAM dilakukan untuk mengevaluasi potensial terjadinya iritasi mata. Uji tempel dilakukan pada lengan atas semua relawan sebelum memulai memakai gel bulu mata. Pengujian pertumbuhan bulu mata dilakukan dengan pengukuran panjang bulu mata relawan sebelum dan sesudah 2 bulan pemakaian yang diukur setiap 2 minggu dengan memakai penggaris bulu mata. Gel yang dibuat stabil dalam penyimpanan pada suhu tinggi 40 2 C , kamar 25 2 C , rendah 4 2 C , cycling, uji sentrifugasi, dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Pertumbuhan bulu mata terlihat hasil yang berarti pada grup uji dibandingkan dengan grup plasebo setelah 2 bulan pemakaian.

Women often consider longer, thicker, fuller eyelashes. As eyelash hair and scalp hair is nearly the same which is the dermal papilla cell as the main role of the hair growth. The aim of this study was to formulate a green tea extract GTE , which is often used as a hair growth product, to produce an eyelash gel with good stability, effectiveness, and safety for growing eyelashes. GTE was formulated into a gel. A stability test was performed at a high temperature 40 2 C , room temperature 25 2 C , low temperature 4 2 C , a cycling temperature, and sentrifuge test. An in vitro hen rsquo s egg test chorioallantoic membrane HET CAM assay was performed to evaluate potential eye irritation. Pacth test on upper arm was conducted to all the volunteers before they began using the eyelash gel. An eyelash growth test was conducted by length measurement using an eyelash ruler before and after 2 mo of application in human volunteers. The GTE gel was stable in storage at high, room, and low temperatures, at cycling temperatures, sentrifuge test and did not cause skin and eye irritation. Eyelashes grew significantly more in the test group than in the placebo group after 2 mo of application P 0.05 . GTE gel provides a new, safe, and effective option for growing natural eyelashes.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T48890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Purnamasari
"Sarang burung walet mengandung glikoprotein, asam lemak, dan epidermal growth factor yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan anti-aging yang potensial. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh aktivitas antioksidan dan anti-kolagenase dari ekstrak secara in vitro, serta mengetahui reaksi iritasi dan manfaat dari sediaan krim esktrak air sarang burung walet sebagai krim anti-aging pada sukarelawan wanita setelah produk diaplikasikan langsung kepada kulit. Metode ekstraksi menggunakan pelarut aquabidestilata, lalu dikeringkan dengan liofilisasi, selanjutnya diuji kadar protein dalam ekstrak. Aktivitas antioksidan diuji dengan DPPH dan penghambatan kolagenase diuji dengan kit kolagenase inhibitor. Stabilitas fisik krim diuji selama 12 minggu. Uji iritasi kulit dilakukan pada 32 wanita dengan patch oklusif. Uji efikasi sediaan krim anti-aging dilakukan pada 31 wanita dengan durasi pemakaian produk selama 28 hari. Hasil penelitian didapatkan bahwa kadar protein dari ekstrak sarang burung walet adalah 52,08%. Nilai dari IC50 antioksidan adalah 734,52 μg/mL sedangkan nilai IC50 dari aktivitas penghambatan kolagenase adalah 118,86 μg/mL. Krim anti-aging ekstrak air sarang burung walet stabil secara fisik selama 12 minggu. Krim anti-aging ekstrak air sarang burung walet tidak/sedikit menyebabkan iritasi kulit serta memberikan peningkatan yang signifikan secara statistik (p < 0,05) terhadap parameter serat kolagen, elastisitas kulit, kelembaban kulit dan penurunan pigmen kulit setelah 28 hari penggunaan produk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak air sarang burung walet memiliki aktivitas anti-kolagenase yang cukup kuat, sediaan krim ekstrak air sarang burung walet stabil secara fisik selama 12 minggu dan setelah diuji klinis terbukti efektif untuk mencegah penuaan dini di kulit dengan perubahan nilai parameter aging.

Edible bird’s nest contains glycoproteins, fatty acids, and epidermal growth factors which are known to have potential antioxidant and anti-aging activities. The purpose of this study was to obtain antioxidant and anti-collagenase activity from extracts, as well as irritation reactions and efficacy of edible bird’s nest water extract cream as an anti-aging cream in women volunteers after product being applied directly to the skin. The extraction method used aquabidestilata solvent, then the liquid extract dried by lyophilization, after that determination the protein content in the extract. Antioxidant activity was tested with DPPH and collagenase inhibition activity was tested with a collagenase colorimetric assay kit. The physical stability of the cream was tested for 12 weeks. The skin irritation test was performed on 32 women with an occlusive patch test. The effectiveness test of anti-aging cream was carried out on 31 women with a duration of 28 days of product application. The results showed that the protein content of edible bird's nest was 52,08%. The IC50 value of the antioxidant was 734,52 μg / mL while the IC50 value of the collagenase inhibition activity was 118,86 μg / mL. Water extract of edible bird’s nest anti-aging cream was physically stable for 12 weeks Water extract of edible bird’s nest anti-aging cream did not or slightly cause skin irritation and provided a statistically significant increase (p < 0.05) in the three parameters of aging, that were collagen fibers, skin elasticity, skin moisture and a significant reduction in skin pigment color (p < 0.05) after 28 days of product application. The conclusion of this study is that the water extract of edible bird's nest has quite strong anti-collagenase activity, water extract of edible bird’s nest anti-aging cream is physically stable for 12 weeks and has been proven effective in preventing premature skin aging by improving the value of the aging parameters."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Via Rifkia
"Berdasarkan penggunaan secara tradisional dan ilmiah, daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) diketahui dapat mempercepat pertumbuhan rambut. Akan tetapi, penelitian yang ada menunjukkan aktivitas pertumbuhan rambut yang lebih kecil dari kontrol positif. Aktivitas pertumbuhan rambut daun mangkokan dipengaruhi oleh senyawa flavonoid.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keamanan dari fraksi etil asetat daun mangkokan dan melihat efektivitas fraksi etil asetat daun mangkokan terhadap aktivitas pertumbuhan rambut dibuat dalam bentuk sediaan tonik rambut dengan konsentrasi ekstrak 0,25%; 0,5%; dan 1% yang diujikan pada kelinci. Uji keamanan diukur berdasarkan pengamatan skor dan kategori iritasi membran korio alantois. Uji stabilitas sediaan dilakukan selama 12 minggu dengan uji stabilitas dipercepat. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan meneteskan dan meratakan sediaan tonik rambut pada punggung kelinci yang dibagi menjadi 6 daerah uji dan diukur panjang rambut pada minggu ke- 1, 2, dan 3. Pada minggu ke- 3, ditimbang bobot rambut yang tumbuh disekitar daerah uji, dan diukur diameter rambut dengan SEM (Scanning Electrone Microscope).
Hasil uji keamanan menunjukkan 0,2 gram fraksi etil asetat daun mangkokan memiliki sifat mengiritasi ringan. Hasil uji stabilitas dipercepat sediaan tonik rambut dinilai memiliki stabilitas selama setahun. Hasil uji aktivitas pertumbuhan rambut menunjukkan bahwa formula II dan III dengan konsentrasi fraksi etil asetat daun mangkokan 0,5% dan 1% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut yang paling besar dan dapat memperbesar diameter rambut.

Based on the traditional use and previous researches, scutellarium leaves had been known can to enhance hair growth. However, existing research showed activity of hair growth smaller from the positive control. Scutellarium leaves hair growth activity influenced by flavonoid compounds.
The aims of this research were to know the ethyl acetate fraction safety and ethyl acetate fraction effectivity of scutellarium leaves toward hair growth activity in hair tonic formulation by 0.25%; 0.5%; and 1% fraction concentration that had been tested in rabbits. Safety test measured by scoring and cathegorizing irritation within chorioallantois membrane. Stability formulation test had been done for 12 weeks with accelerated stability test. Hair growth activity test had been done by dropping and rubbing hair tonic formulation on the back of the rabbits which classified to 6 areas testing and the length of hair is measured in 1st, 2nd and 3th week. In the 3th week, the weight of rabbits hair growth in the areas testing is weighed and hair diameter also measured by SEM (Scanning Electrone Microscope) method.
The result of safety test showed that 0.2 gram of ethyl acetate fraction of scutellarium leaves have mild irritation effect. The result of hair tonic accelerated stability test has stability during a year. The result of hair growth activity test showed that the 0.5% and 1% concentration of formulation had more faster hair growth and also enlarging hair diameter."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T42083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Futty Dewi Nuzulia Famini
"Daun waru merupakan tanaman yang memiliki aktivitas pertumbuhan rambut. Pada penelitian ini, sediaan mikroemulsi yang dibuat mengandung 7,5% ekstrak daun waru dengan klorofil dan tanpa klorofil. Penghilangan klorofil pada daun waru diharapkan dapat meningkatkan estetika sediaan, akan tetapi dalam penelitian ini sediaan mikroemulsi ekstrak daun waru dengan klorofil maupun tanpa klorofil memiliki warna sediaan yang sama. Uji stabilitas fisik kedua formula dilakukan dengan metode cycling test, uji sentrifugasi, dan penyimpanan pada tiga suhu yang berbeda: suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (28±2oC), dan suhu tinggi (40±2oC). Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan pada kelinci jantan putih dengan pengukuran panjang rambut pada hari ke-7, 14, dan 21, dan penimbangan bobot rambut pada hari ke-21. Uji keamanan dilakukan pada lengan dalam bagian atas sukarelawan. Uji stabilitas fisik menghasilkan kedua formula stabil. Sediaan mikroemulsi ekstrak daun waru dengan klorofil konsentrasi 7,5% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut paling besar. Semua formula mikroemulsi tidak menimbulkan efek iritasi.

Hibiscus tiliaceus, Linn. leaves are a plant having affect on hair growth. In this research, the microemulsion preparations are made containing 7.5% extracts Hibiscus tiliaceus, L. leaves with chlorophyll and without chlorophyll. The removal of chlorophyll in the Hibiscus tiliaceus, L. leaves is expected to improve the aesthetics of the preparation, but in this research the microemulsion contains extracts Hibiscus tiliaceus, L. leaves with and without chlorophyll has the same color preparations. Physical stability test are performed using methods cycling test, centrifugation test, and keeping in three different temperatures: low temperature (4 ± 2°C), room temperature (28 ± 2°C) and high temperature (40 ± 2°C). The hair growth activity is executed on some white male rabbits were by hair length measurements on day 7, 14, and 21, and total weights of hair on day 21. Irritation test is done on the upper hands volunteers. Physical stability test has resulted both of formulas was stable. The microemulsion contains extracts Hibiscus tiliaceus, L. leaves with chlorophyll in concentration of 7.5% has the greatest hair growth activity. All of the microemulsion formulas do not cause irritation.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Ratna Wiyanti
"Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak teh hijau dalam bentuk mikroemulsi dengan konsentrasi 2,5, 5, dan 7,5% memiliki aktivitas sebagai penumbuh rambut. Mikroemulsi tersebut menunjukkan hasil akhir sediaan berwarna gelap (keruh), untuk memperoleh sediaan yang lebih baik secara estetika dibuat mikroemulsi penumbuh rambut dengan ekstrak teh putih tanpa klorofil dengan teh hijau sebagai pembanding. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsentrasi 7,5% memiliki aktivitas yang paling baik sehingga dipilih pada penelitian ini untuk ekstrak teh putih maupun teh hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sediaan mikroemulsi ekstrak teh putih yang lebih baik secara estetika, kemudian diuji kestabilan fisik, keamanan, dan efek terhadap pertumbuhan rambut. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan dua metode yaitu cycling test dan penyimpanan pada tiga suhu yang berbeda: (4±2°C), (28±2°C), dan (40±2°C). Uji keamanan sediaan dilakukan pada lengan atas bagian dalam dari 9 subjek manusia. Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan mengoleskan sediaan mikroemulsi pada punggung kelinci jantan putih galur New Zealand White dan diukur panjang rambut pada hari ke-7 dan 14. Pada hari ke-21 dilakukan pengukuran panjang dan bobot rambut. Hasil akhir menunjukkan bahwa sediaan stabil secara fisik, aman digunakan, dan mikroemulsi teh hijau konsentrasi 7,5 memiliki aktivitas penumbuh rambut yang lebih baik daripada mikroemulsi teh putih 7,5%.

Based on the previous researches, it was proven that microemulsions contain green tea extracts with concentration 2.5, 5, and 7.5% are able to affect hair growth. The microemulsions are visibly bad, shown black form, so to formulate a better form, preparations in microemulsions were made with white tea extracts without chlorophyll and green tea as comparison. On the previous research it is proven that 7,5% was the best consentration to trigger hair growth, so this concentration were used in this research for both white tea and green tea extract. The purpose of this research was to formulate better form of microemulsions from the extracts of white tea and to test its physical stability, the possibility of irritation, and the hair growth activity. Physical stability tests were performed using two methods which are cycling test and keeping in three different temperatures: (4±2°C), (28±2°C), and (40±2°C). Also, irritation test was carried out towards 9 volunteers upon their upper hands. The hair growth activity was executed by placing the microemulsions on the back of some white male rabbit from New Zealand White Strain. The hair growth then measured on the 7thday and 14thday, meanwhile, the measurement of hair length and the total weight of hair amount were done on day 21. At the very end the result shown that the microemulsions were physically stable in any temperature, safe, and microemulsions that contains green tea extracts 7,5% has shown better result compares to white tea
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library