Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanik Handayani
"Gosip merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, pembawa acara harus mampu untuk berironi dan berkelakar agar acara yang dipandunya tetap berlangsung dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk ironi dan kelakar dalam acara Rumpi di TransTV. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah tuturan dari pembawa acara dan bintang tamu yang mengandung tindak ironi dan kelakar. Metode penggumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik catat dan rekam. Hasil dari pembahasan penelitian ini adalah ditemukannya tindak tutur ironi dan kelakar pada pembawa acara yang bersifat deklaratif dan sering melanggar maksim penghargaan, sedangkantindak ironi dan kelakar pada bintang tamu bersifat deklaratif yang melanggar maksin kuantitas. Adapun batasan antara ironi dan kelakar adalah bila tuturan yang diucapkan oleh penutur masih dapat ditanggapi oleh petutur, maka tuturan itu bersifat kelakar tetapi sebaliknya bila tuturan itu tidak respons oleh petutur maka tuturan itu bersifat ironi."
Lengkap +
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqika Aldita
"ABSTRAK
Ironi pada Permasalahan Imigran di Jerman dalam Karya Rafik Schami: Von Echten und Unechten Deutschen

ABSTRACT
Irony on Immigrant Issues in Germany in the Work of Rafik Schami Von Echten und Unechten Deutschen"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Nurhayati
"Fenomena kehidupan dalam era poshuman menunjukkan adanya keterjedaan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Hal ini disebabkan oleh kemajuan jaman yang dipenuhi oleh teknologi canggih sehingga manusia hidup dalam keterasingan. Terdapat ketidakmampuan manusia untuk menjalin hubungan yang baik terhadap sesama, sehingga dengan kondisi ini manusia berada dalam bentuk keterputusan hubungan atau diskoneksitas. Mengambil film Zoe sebagai korpus utama penelitian, film mengindikasikan terdapatnya kondisi diskoneksitas manusia melalui penciptaan teknologi kecerdasan buatan. Namun terdapat kondisi ironi ketika penggunaan teknologi kecerdasan buatan tidak sejalan dengan tujuan awal penciptaan, sehingga pada akhirnya terdapat kondisi katastropik yang terjadi dalam kehidupan manusia. Menggunakan teori sinema dari Bordwell, Thompson, dan Smith penelitian akan berfokus pada unsur naratif dan sinematografi yang mampu untuk mengungkapkan kondisi diskoneksitas manusia yang terlihat dalam film. Teori poshuman dari Katherine Hayles juga diperlukan untuk dijadikan rujukan dalam melihat kondisi poshuman dalam film. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini ialah film mengambil posisi sebagai media kritik terhadap eksistensi manusia yang tidak lagi mampu untuk terlibat pada unsur humanitasnya, film juga menggugat kesadaran manusia yang semakin hilang tergerus oleh jaman. Lebih dalam, film menampilkan teknologi sebagai hal yang paradoks, yakni teknologi hadir sebagai penolong manusia, namun juga sebagai penjeda manusia.

The phenomenon of life in the posthuman era shows that there is a gap between one human and another. This is due to the advancement of the era which is filled with advanced technology so that humans live in isolation. There is an inability of humans to establish good relationships with others so that with this condition humans are in the form of disconnection. Taking Zoe film as the main corpus of research, the film indicates that there is a condition of human disconnection through the creation of artificial intelligence technology. However, there is a condition of irony when the use of artificial intelligence technology is not in line with the original purpose of creation so that in the end there are catastrophic conditions that occur in human life. Using the cinema theory of Bordwell, Thompson, and Smith, the research will focus on narrative and cinematographic elements that can reveal the conditions of human discontinuity seen in films. Posthuman theory from Katherine Hayles is also needed to be used as a reference in seeing the posthuman condition in the film. The conclusion obtained in this study is that the film takes a position as a medium of criticism of human existence who is no longer able to engage in the element of humanity, the film also sues human consciousness which is increasingly being eroded by the times. More deeply, the film presents technology as a paradoxical thing, namely technology is present as a human helper, but also technology also gives a disconnect from one human to another."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Tandy
"Cerita mengenai penyiksaan terhadap Aurore Gagnon dikenal sebagai tragedi nasional di Kanada yang menampilkan nilai sosial budaya yang ada pada masanya di awal abad ke-20. Pada tahun 2005, muncul film dengan judul Aurore yang disutradarai oleh Luc Dionne. Terdapat karakter sentral dalam film ini, yaitu Pastor Antoine Leduc yang merupakan pemimpin agama di Québec yang dikenal sangat patuh pada nilai-nilai Gereja. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menelaah permasalahan antara tokoh Pastor Antoine Leduc dengan masyarakat kota Fortierville yang dapat ditafsirkan sebagai sebuah ironi. Pada bagian analisis naratif digunakan teori naratif A.J Greimas (1966) dan Tzvetan Todorov (1969) untuk membagi peristiwa dan alur, serta aspek pemaknaan warna oleh Bellantoni (2011). Pada bagian tematis, digunakan teori mengenai ironi oleh D.C Muecke (1972) dan psikoanalisis oleh Freud (1885). Hasil analisis menunjukkan bahwa Pastor Antoine Leduc menyalahgunakan kekuasaan yang ia miliki sebagai tokoh agama, yang menunjukkan adanya ironi situasional yang kemudian menyebabkan ironi tragis dan dramatis. Ironi yang ada tercipta berakar pada kegagalan pada kepribadian Pastor Antoine menyeimbangkan struktur psikisnya akibat dominasi Id berupa keinginan utamanya untuk pergi ke Vatikan.
.....The story of the torture of Aurore Gagnon is known as a national tragedy in Canada that displays the socio-cultural values of its time in the early 20th century. In 2005, there was a movie called Aurore directed by Luc Dionne. There is a central character in this movie, Father Antoine Leduc, who is a religious leader in Québec, a city known to be very obedient to the values of the Church. This study aims to examine the problems between the character of Father Antoine Leduc and the people of Fortierville that can be interpreted as irony. In the narrative analysis section, the narrative theories of A.J Greimas (1966) and Tzvetan Todorov (1969) are used to divide events and plot, as well as aspects of color meaning by Bellantoni (2011). In the thematic part, the theories of irony by D.C Muecke (1972) and psychoanalysis by Freud (1885) were used. The analysis shows that Father Antoine Leduc abuses the power he has as a religious figure, which shows the existence of situational irony which then causes tragic and dramatic irony. The irony created is rooted in the failure of Father Antoine's personality to balance his psychic structure due to the dominance of the Id in the form of his ultimate desire to go to the Vatican."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Krishna
"Skripsi ini akan membahas penggunaan bahasa dalam suatu situasi yang khusus sesuai dengan prinsip pragmatik. Sebagaimana telah dinyatakan di atas, prinsip pragmatik itu adalah prinsip yang mengatur interaksi verbal sebagai suatu bentuk aktifitas kooperatif. Dalam bentuk ini, suatu interaksi verbal diatur oleh prinsip yang oleh Grice (1967) disebut Prinsip Kerjasama (Cooperative Principle). Namun demikian, Leech (1983) menyatakan bahwa Prinsip Kerjasama ini bukanlah satu-satunya Prinsip yang perlu diperhatikan penutur dalam melakukan kegiatan tersebut. Dalam bukunya yang berjudul PrinciPles of Pragmatics, Leech mengajukan Prinsip Kesopanan (Politeness Principle) untuk melengkapi Prinsip Kerjasama, dan Prinsip Ironi (Irony Principle), yaitu Prinsip yang diterapkan apabila penggunaan bahasa dimaksudkan untuk menyerang lawan bicara. Mengingat penggunaan bahasa dapat dilakukan untuk mencapai berbagai tuJuan, maka penulis akan membatasi permasalahan ini pada satu tujuan saja, yaitu penggunaan bahasa untuk menyerang lawan bicara. Dengan kata lain penulis hanya akan membahas penerapan Prinsip Ironi dalam interaksi verbal. Masalah ini menarik perhatian penulis karena penggunaan bahasa yang kelihatannya bertentangan dengan tujuan-tujuan sosial tersebut sebenarnya masih berada dalam taraf menjaga hubungan sosial antara peserta. Dikatakan demikian karena penyerangan tersebut dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui suatu implikatur. Salah satu teori yang akan penulis pakai dalam membahas mosaic, ini adalah teori tindak ujar (speech act theory) seperti yang dikemukakan oleh Austin (1962) dalam buku How to Do Things with Words. Teori ini penulis Pilih karena penggunaan bahasa pada dasarnya merupakan suatu bentuk tingkah laku. Teori lain yang penulis anggap relevan adalah teori Grice (1967) tentang implikatur percakapan (conversational implicature) seperti yang dijelaskannya dalam artikel logic and Conversation. Kedua teori ini nanti akan penulis uraikan dalam Bab 2."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparwati
"
ABSTRAK
Skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab pertama berisi penjelasan tentang latar belakang tema, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, batasan penelitian, sumber data, prosedur kerja dan sistematika penyajian. Pada bab dua dikemukakan teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu teori pragmatik dari Levinson, teori tindak tutur dari J.L. Austin, teori tindak tutur tidak langsung dari J.R. Searle, teori implikatur percakapan dari. H.P. Grice dan teori mengenai kalimat ironi dari G. Leech. Analisis data ditempatkan pada bab tiga. Bab terakhir berisi simpulan dari hasil analisis data.
"
Lengkap +
1998
S14732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ottaru Gde Bramantya
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai pemikiran Richard Rorty yang bisa
menyelesaikan permasalahan dalam demokrasi. Secara garis besar permasalahan dalam demokrasi menyangkut tiga macam, yaitu, permasalahan pertama tirani mayoritas, permasalahan kedua adalah konflik etnis dan nasional, dan permasalahan ketiga adalah pemerintahan yang tidak efektif. Ketiga permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan tiga konsep pemikiran Richard Rorty. Konsep
pertama adalah kontingensi, konsep kedua adalah ironi, dan konsep ketiga adalah solidaritas. Adapun hasil dari pengkolaborasian antara permasalahan dan konsep pemikiran tersebut adalah jangan melakukan kekejaman.

ABSTRACT
This paper discusses about Richard Rorty?s thinking that can solve problems in a democracy. Broadly speaking, the problems in a democracy involves three kinds, the first is tyranny of the majority, the second is ethnic and national conflicts, and the third is ineffective governance. These problems can be solved by the three concepts of thought Richard Rorty. The first concept is contingency, the second
concept is irony, and the third concept is solidarity. As a result of the merger between the issues and concepts such consideration is do not be cruelty"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1487
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Surya Darmawan
"Penelitian ini membahas persebaran dan fungsi makna dan tanda dalam iklan berbahasa Jerman BVG-Arie dari perusahaan Berliner Verkehrsbetriebe (BVG) terkait penyampaian iklan yang dilihat dari perspektif ilmu semiotika. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan menggunakan teori tanda dari Charles S. Peirce dan juga teori keterkaitan gambar dan teks dalam iklan dari Hartmut Stöckl, untuk mengidentifikasi tanda dan makna yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat makna konotatif dan unsur komedi ironi dalam unsur-unsur iklan yang berperan penting dalam pembuatan makna baru yang menunjukkan kesatuan makna dalam iklan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam iklan, berbagai jenis paduan makna dapat digunakan untuk membangun citra iklan yang tidak selalu memberikan kesan positif kepada konsumen.

The focus of this study is the distribution and the function of signs and meaning in a german advertisement BVG-Arie from Berliner Verkehrsbetriebe (BVG) related to the communicative form through semiotic perspective. This research was conducted using descriptive analitic method using the theory of signs by Charles S. Peirce and the theory of picture relation type by Hartmut Stöckl. The results show that there are connotative meaning and ironic humour elements in this advertisement’s structure, that have an important role to make a new meaning that shows the real meaning of the advertisement. It indicates that there could be many more combinations of signs and meanings to build up the imagery of the products or companies that does not always give postive impressions to the consumers."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Khalisya
"Kemerdekaan Kongo pada tahun 1960 tidak berarti kebebasan bagi bangsa Kongo dari pengaruh Prancis sepenuhnya. Di Kongo, kebudayaan Prancis masih menjadi rujukan untuk cara berpakaian yang necis dan gaya hidup yang mewah. Keberadaan komunitas La Sape menjadi sebuah tren untuk mengekspresikan diri melalui cara berbusana bagi masyarakat Kongo. Novel Tais-Toi et Meurs (2012) karya Alain Mabanckou menceritakan tokoh Julien Makambo, orang Kongo yang hidup di Paris dengan mengubah identitasnya menjadi José Monfort demi menjadi seorang Sapeur sejati. Lewat novel ini, disajikan potret mengenai gaya hidup mewah diaspora Kongo yang dengan titel Sapeur yang mereka miliki beserta cara mereka bertahan hidup di sana, meski harus menjadi kriminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kedok La Sape yang telah menjadi budaya bangsa Kongo dan cara Sapeur bertahan hidup melalui perspektif wacana poskolonial dalam novel Tais-Toi et Meurs (2012). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan tekstual dan didukung oleh model fungsional dan skema aktan milik A. J. Greimas (1983). Teori identitas Stuart Hall (1994) dan teori mimikri Homi Bhabha (1994) juga digunakan dalam penelitian ini sebagai dasar dari wacana poskolonial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa La Sape yang dianggap sebagai simbol kebebasan dari penjajahan justru merupakan peneguhan kolonialisme dan inferioritas yang menyebabkan para Sapeur terus melakukan mimikri pada gaya hidup bangsa penjajah.

Congo's independence in 1960 did not mean complete freedom for the Congolese nation from French influence. In the Congo, French culture is still a reference for dapper outfit and a luxurious lifestyle. The existence of the La Sape community has become a trend for self-expression through the attire of Congolese people. The novel Tais-Toi et Meurs (2012) by Alain Mabanckou tells of the character Julien Makambo, a Congolese living in Paris, by changing his identity to become José Monfort to become a true Sapeur. Through this novel, a portrait is presented of the luxurious lifestyle of the Congo diaspora with the title Sapeur that they have and how they survive there, even though they have to become criminals. This study aims to reveal the guise of La Sape, which has become the culture of the Congo people, and how Sapeur survives through the perspective of postcolonial discourse in the novel Tais-Toi et Meurs (2012). The method used in this study is a qualitative method with a textual approach and is supported by functional models and actan schemes belonging to A. J. Greimas (1983). Stuart Hall's (1994) identity theory and Homi Bhabha's (1994) mimicry theory are also used in this research as the basis of postcolonial discourse. The results of this study indicate that La Sape, considered a symbol of freedom from colonialism, is an affirmation of colonialism and inferiority which causes the Sapeurs to continue to mimic the lifestyle of the colonizers. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tatat Haryati
"Penelitian ini berfokus pada upaya menjelaskan gambaran penduduk lansia masyarakat Jepang yang tercermin melalui pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk lansia dalam novel Ginrei no Hate karya Tsutsui Yasutaka. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan penyajian dalam bentuk deskripsi. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini bertumpu pada teori sosiologi sastra Rene Wellek dan Austin Warren, dan teori parodi konseptual Linda Hutcheon.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan latar belakang pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk dalam teks dan menemukan unsur-unsur teks yang diparodikan. Sumber data yang digunakan adalah novel Ginrei no Hate karya Tsutsui Ysutaka yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Shinchousha, Tokyo. Dari analisis terhadap novel Ginrei no Hate ditemukan bahwa pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk lansia dalam teks merupakan realitas sosial yang disimpangkan dari realitas sosial yang terjadi sesungguhnya. Gambaran realitas sosial nampak dari penggunaan metode artistik oleh pengarang.
Pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk lansia dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk 1. menyeimbangkan penduduk lansia dan penduduk muda; 2. mengurangi beban ketergantungan penduduk lansia terhadap penduduk produktif; dan 3. menjaga sistem pensiun yang sudah tertata. Selanjutnya, unsurunsur parodi yang terkandung dalam teks adalah: 1. pengkreasian ulang berupa peniruan yang berbeda dari novel Batoru Rowaiaru; 2. kritik terhadap sistem perlindungan dan perawatan lansia yang diterapkan oleh pemerintah, masyarakat dan keluarga; 3. cemoohan dan olok-olok terhadap kebijakan perawatan lansia kunjungan rumah bagi lansia pikun dan netakiri, serta penanganan sistem pensiun yang dilakukan pemerintah dan masyarakat. Ketiga unsur parodi ditemukan dalam bentuk ironik dan satirik dalam teks."
Lengkap +
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>