Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Zainal Abidin
"Kebutuhan alumunium yang tinggi pada industri otomotif mengalami masalah akibat kegagalan yang tinggi pada produk pengecoran. Besi adalah pengotor paduan alumunium yang sulit dihilangkan dan mempunyai pengaruh terhadap keuletan dan sifat mampu cor paduan Al-Si. Pilihan untuk menggunakan paduan alumunium dengan kandungan Fe rendah atau tinggi merupakan keputusan komersial yang harus ditetapkan. Keputusan tersebut berhubungan dengan produktifitas pengecoran serta minimalisasi pengaruh buruk Fe pada paduan AlSi.
Pada penelitian ini menggunakan master alloy paduan Al-7%Si dan Al-11%Si yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kadar besi terhadap morfologi fasa intermetalik AlFeSi. Pengamatan hasil coran paduan alumunium silikon menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive X-ray Analysis (EDX) serta menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui komposisi paduan Alumunium Silikon. Pada master alloy Al-7%Si menggunakan variasi kadar besi sejumlah: 1,2%; 1,4%; 1,6%; dan 1,8% pada temperatur superheat 720°C. Sedangkan pada master alloy Al-11%Si menggunakan variasi kadar besi sejumlah: 0,6%; 0,8%; 1,0%; dan 1,2% serta pada temperatur superheat 720°C.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar Fe pada paduan alumunium maka ukuran dan jumlah fraksi intermetalik AlFeSi semakin besar. Dimana morfologi intermetalik berbentuk pelat/jarum-jarum yang diidentifikasi sebagai fasa β-Al5FeSi. Serta tidak ditemukan adanya fasa α-Al8Fe2Si. Jumlah fraksi intermetalik terbesar ditemukan pada Al-7%Si-1,8%Fe dengan jumlah fraksi 6,87%. Jumlah fraksi intermetalik terkecil ditemukan pada Al-11%Si-0,6%Fe dengan jumlah fraksi 1,43%. Dimana semakin besar fraksi intermetalik maka sifat fluiditas akan semakin turun.

Automotive industry which has high aluminium usage often experienced problems caused by high casting reject. Iron is one of impurities that are hard to be removed and has effect on ductility and castability of Al-Si alloys. The decisions of aluminium alloy with low or high Fe content were a commercial decision that has to be made. These decisions were related with casting productivity and minimalisation of negative effect of Fe on Al-Si alloy.
This research used Al-7%Si and Al-11%Si master alloy to study the effect of Fe content addition on AlFeSi intermetallic phase. The observation of cast Al-Si with SEM, EDX and XRD was used to acquire composition, morphology intermetallic, and chemical compound on Al-Si alloy. On Al-7%Si master alloy used Fe content for 1,2%; 1,4%; 1,6%; and 1,8% on 720°C superheat temperature. On Al-11%Si used Fe content for 0,6%; 0,8%; 1%; and 1,2% on 720°C superheat temperature.
The experiment results showed that the increasing Fe content on Al-Si increased intermetalic size and fraction. Intermetallic morphology with needle-like structure identified as β-Al5FeSi. But the experiment not found α-Al8Fe2Si phase. Highest intermetalic fraction on Al-7%Si-1,8%Fe with 6,87% fraction. Smallest intermetallic fraction on Al-11%Si-0,6%Fe with 1,43% fraction. Which the increasing intermetallic fraction on Al-Si liquid decreased fluidity."
2008
S41676
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Maharani Tristanita Marsubrin
"Latar belakang. Air susu ibu ASI merupakan nutrisi ideal bagi seorang bayi, namunkomposisi ASI bervariasi dan sangat individual. Human milk fortifier HMF direkomendasikan oleh WHO untuk diberikan pada bayi sangat prematur dan/atau bayiberat lahir sangat rendah BBLSR , namun belum terdapat kesepakatan kapan waktumemulainya. Selain itu kelompok ini berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan zatbesi akibat pemberian suplementasi besi rutin. Objektif. Mendapatkan profil perubahan kandungan energi makronutrien dan zat besi dariASI bayi sangat prematur dan/atau BBLSR, serta kecukupan kandungan nutrisi dan zat besipada ASI untuk memenuhi kebutuhan yang direkomendasikan.Metode. Studi deskriptif analitik dengan desain multiple measurement pada studilongitudinal. Sampel penelitian adalah ASI ibu yang melahirkan bayi sangat prematurdan/atau BBLSR periode bulan Juli-Oktober 2017 di unit perinatologi RSCM. PemeriksaanASI menggunakan MIRIS dilakukan secara serial selama 4 minggu dan pada minggu 4dilakukan pemeriksaan kadar besi ASI menggunakan ICP-MS. Sebanyak 30 ibu yang memiliki data lengkap hingga minggu 4 dilakukan analisis.Hasil. Terdapat penurunan kandungan protein di ASI p=0,0003 disertai peningkatanlemak p=0,0004 dan kalori p=0,0006 setiap minggunya, namun tidak demikian dengankarbohidrat p=0,447 . Kekurangan protein di ASI didapatkan sejak minggu II pascakelahiran walaupun kalori lemak ASI masih mencukupi. Kadar zat besi ASI pada hari 28ditemukan lebih rendah dari nilai rekomendasi ESPGHAN dan AAP-Con ditemukan padapemeriksaan hari ke 28.Kesimpulan. Terdapat perubahan kandungan makronutrien setiap minggunya pada ASIbayi sangat prematur dan/atau BBLSR dan tidak mencukupi kebutuhan yang direkomendasikan. Pemberian HMF dapat dipertimbangkan untuk diberikan sejak minggu IIuntuk mencukupi kebutuhan tumbuh kejar.

Background. Mother rsquo s own milk MOM is an ideal nutrition for a baby, but thecomposition is varied and highly individualized. Human milk fortifier HMF is recommended by WHO for very premature infants and or very low birth weight VLBW infants, yet no agreement when to start. In addition, this group is at risk of iron deficiencyor excess due to routine iron supplementation.Objective. To find the changes in macronutrient and iron contents from MOM in verypremature infants and or VLBW infants, as well as the adequacy of nutrients and ironcontents in MOM to conform recommended needs.Method. Analytical descriptive study with multiple measurement design in longitudinalstudy. Subjects were mothers who delivered very premature infants and or VLBW infantsfrom July to October 2017. Breast milk was serialized with MIRIS for 4 weeks and ironcontent was researched with ICP MS at 4th week. The study took place in neonatolgy unitin Cipto Mangunkusumo Hospital. A total of 30 mothers who had complete data for 4weeks were analyzed.Results. There was a decrease in protein content in breast milk p 0.0003 and increasedfat p 0.0004 and calories p 0.0006 per week, but not in carbohydrates p 0.447 .Although this result is higher than the study of systematic review in Australia in 2016.Protein deficiency in breast milk was found from the first week after birth and iron contentis lower than the value of recommendation of ESPGHAN and AAP Con at 28 dayexamination.Conclusion. Macronutrient content changes each week in breast milk of very prematureand or VLBW infants and not enough from dietary recommendation. Giving HMF may beconsidered at 1st week after birth."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T57663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library