Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Teguh Hidayat
"Untuk bisa investasi: Yang pertama belajar, baik itu secara teori maupun praktek, dan yang kedua membiasakan diri dalam berinvestasi dan menerapkan value investing ketika melakukan jual beli dan menjual saham, alias menggali pengalaman . Dengan belajar, entah itu dari buku ini, ikut seminar, atau anda belajar sendiri secara otodidak, maka anda akan bisa berinvestasi. Dan dengan menggali pengalaman maka anda akan ahli dalam berinvestasi. Kabar baiknya, secara teori, value investing sangatlah sederhana, di mana ketika nanti anda selesai membaca buku ini maka penulis bisa asumsikan bahwa anda akan sudah mengerti menguasai value investing secara teori.
Namun dalam mempraktekkan teori tersebut di pasar saham, maka tentu saja dibutuhkan keahlian. Yep, jadi sekedar bisa atau mengerti value investing saja belum cukup, tapi juga dibutuhkan pengalaman untuk mematangkan keahlian, dan berbeda dengan naik sepeda motor yang hanya butuh waktu beberapa bulan untuk menjadi ahli, untuk menjadi seorang value investor tulen maka biasanya butuh waktu beberapa tahun. Demikian pula dengan penulis sendiri, di mana meski saya sudah mempelajari dan mempraktekkan sendiri metode value investing (dan juga analisis fundamental secara umum) sejak pertama kali terjun ke pasar modal di tahun 2009, namun barulah beberapa tahun kemudian saya memiliki bekal pengetahuan serta pengalaman yang cukup untuk kemudian sepenuhnya fokus di bidang investasi saham (saya keluar dari pekerjaan tahun 2012), dan barulah pada tahun 2014 " 2016 buku ini ditulis."
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2024
332.6 TEG v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sawidji Widoatmodjo
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007
332.6 SAW c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Syaifudin
"Pasar modal Indonesia merupakan salah satu sarana investasi yang berkembang sangat pesat sejak tahun 1988. Perkembangan pesat ini dapat dilihat dan jumlah transaksi yang terus meningkat , banyaknya perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat. dan bertambah banyaknya pelaku pasar modal lainnya seperti pialang dan investor.
Terdapat berbagai jenis investor seperti investor perorangan, yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi dsb. Setiap investor mempunyai ciri-ciri dan tujuan tertentu yang berbeda, namun pada dasarnya tujuan utama investasi adalah meningkatkan kekayaan investor. Salah satu jenis investor yang banyak melakukan investasi dalam pasar modal Indonesia adalah perusahaan asuransi. PT.X merupakan salah satu perusahaan asuransi milik negara yang cukup besar.
PT. X dapat memilih berbagaï alternatif investasi baik investasi dengan resiko rendah maupun investasi dengan resiko tinggi, investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Pasar modal Indonesia merupakan sebuah alternatif investasi yang semakin berperan dalam PT. X dimana hal ini ditandai dengan peningkatan investasi PT. X dalam pasar modal secara drastis dalam tahun 1990.
Penurunan harga saham tercermin dalam penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). Penurunan harga saham, menyebabkan perusahaan memperoleh kerugian potensial sehingga menyebabkan nilai kekayaan saham PT. X berkurang cukup besar. Penurunan kekayaan ini terjadi secara perhitungan saja dan hanya akan terjadi jika perusahaan menjual saham-sahamnya.
Dilain pihak penghasilan dari saham yang nyata dapat berupa capital gain dan dividen. Capital gain dan dividen yang dìperoleh oleh perusahaan merupakan penghasilan yang sudah direalisasikan. Penghasilan ini merupakan penghasilan yang benar?benar meningkatkan kekayaan PT. X.
Evaluasi kinerja terhadap investagi saham PT. X dapat dilakukan dengan melihat beberapa pendekatan antara lain dengan melihat penghasilan nyata yang diterima perusahaan, melihat penghasilan nyata dan laba/ rugi potensial maupun dengan membandingkan portfolio saham yang dimiliki dengan saham-saham di pasar modal. Saham-saham yang dimiliki perusahaan dapat dibandingkan dengan saham-saham di pasar modal dengan menggunakan pendekatan indeks harga. Perbandingan IHSG dengan indeks harga saham PT. X (IHSA) dapat menunjukkan apakah kinerja saham yang dimiliki PT. X lebih baik/buruk dibandingkan pasar modal.
Kinerja saham individu yang dimiliki PT. X dapat lebih baik/buruk dari kinerja portofolio saham PT. X. Dalam me lakukan investasi PT. X harus membeli saham individu yang mempunyai kinerja lebih baik dan menjual saham yang mempunyai kinerja atau kurang baik khususnya saham yang mempunyai resiko tinggi tapi memberikan tingkat hasil yang rendah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadita Gayuh Dirgantoro
"Di tahun 2008 ini, (1) tingginya harga minyak mentah dunia, (2) melemahnya ekonomi AS, dan (3) pengaruh krisis subprime mortgage menjadi ujian berat bagi pasar saham Indonesia. Kondisi ini menyebabkan bursa saham menjadi sangat fluktuatif. Lembaga keuangan, seperti perbankan, perusahaan investasi, perusahaan asuransi dan Dana Pensiun di Indonesia pun terkena dampak dari globalisasi pasar keuangan.
Dana Pensiun sebagai pengelola dana yang besar harus prudent atau menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola portofolio investasinya. Dana Pensiun Bank Indonesia (DAPENBI) merupakan Dana Pensiun terbesar keempat di Indonesia dengan dana kelolaan mencapai lebih dari empat triliun rupiah; sehingga sangat diperlukan pemahaman mengenai asset liability management (ALM) sekaligus memastikan bahwa investasi yang dilakukan sudah tepat dan efisien dalam rangka implementasi Good Pension Fund Governance (GPFG).
Investasi merupakan kegiatan utama DAPENBI, yang mana hasil investasinya menjadi sumber pendanaan bagi pembayaran manfaat pensiun. Kegiatan investasi memerlukan manajemen portofolio sebagai suatu proses yang berkelanjutan di mana: (1) tujuan (objective), batasan (constraint) dan preferensi untuk setiap investor diidentifikasi; (2) ekspektasi pasar modal atas ekonomi, industri dan sektor berikut sekuritas individualnya dipertimbangkan dan dikuantifikasi; (3) strategi dikembangkan dan diimplementasi; (4) faktor-faktor portofolio dimonitor; (5) portofolio disesuaikan (adjusled) pada tahap alokasi aset (assel allocation), optimalisasi portofolio (portfolio optimization) dan seleksi sekuritas (security selection); serta (6) kinerja portofolio diukur dan dievaluasi untuk memastikan pencapaian tujuan investor.
Penelitian ini menganalisis proses manajemen portofolio investasi saham untuk diterapkan pada DAPENBI. Diawali dengan pembentukan optimal risky portfolio menggunakan dua model penerapan teori portofolio (modern portfolio theory): (1) Markowitz's Full Covariance Model menghasilkan komposisi yang terdiri atas tujuh saham (AALI sebesar 33,74%, UNTR 20,63%, INCO 19,27%, BUMI 18,23%, SMCB 3,02%, ANTM 2,78% dan PTBA 2,33%), dengan Sharpe ratio sebesar 2,2089; lebih tinggi daripada (2) Sharpe's Single-Index Model yang terdiri atas enam saham (AALI 26,21%, BUMI 21,08%, INCO 19,24%, UNTR 15,81%, ANTM 11,70% dan PTBA 5,97%), dengan Sharpe ratio 2,1802.
Di tengah tingginya ketidakpastian (uncertainty), investor, dalam hal ini DAPENBI, tidak lagi dapat mengharapkan (expected) return-nya akan sama dengan average historical return (ex posi return) yang digunakan dalam dua model sebelumnya. Dua mode! tambahan (extension) digunakan untuk tujuan ini; multifactor (two-factor) model dan Black-Litterman (BL) Model. Keduanya memungkinkan investor untuk merevisi return dalam optimal risky portfolio menjadi expected (ex ante) return yang sesungguhnya (true value) karena (1) multifactor model meng-incorporate tinjauan eksternal atas faktor makroekonomi (factor views) berupa excess market dan ‘proyeksi’ kenaikan harga minyak dunia (forecasted' oil inflation), dan (2) BL Mode! meng-incorporate tinjauan pribadi (internal) investor (private views) atas faktor mikroekonomi berupa ‘target/fair' price saham-saham dalam portofolio, yang menghasilkan updated expecled return saham, updated expected return portofolio, dan updated optimal risky portfolio; AALI sebesar 42,27%, ANTM 5,83%, BUMI 8,74%, INCO 9,23%, PTBA 17,35%, SMCB 0,51% dan UNTR 16,06%. Updated expected return portofolio menjadi sebesar 0,4302, standar deviasi portofolio 0,2982, dan Sharpe ratio 1,1744.
Hasilnya, setelah sebelumnya risk aversion DAPENBI (A = 4) ditentukan melalui kuesioner, kemudian digunakan untuk menentukan optimal complete portfolio dengan porsi investasi pada risky asset sebesar 89,39% dan risk-free asset 10,62%.
Updated optimal risky portfolio diukur dan dievaluasi dengan menggunakan lima ukuran kinerja (performance measure) yang secara umum memberikan hasil yang baik; Sharpe ratio (SP sebesar 1,1744), Treynor ratio (TP 0,3432), Jensen alfa (aP 0,2123), R2 (A/TF 0,5299), kecuali Information Ratio (IR 0,2403); mengukur abnormal return per unit unsystemalic risk.
Manajemen ekspektasi dan persepsi pasar dilakukan dengan menggunakan Growth Value Matrix (GVM) yang berhasil memetakan 16 saham dalam sampel penelitian menjadi empat kelompok: excellent value managers (AALI, ASII, INCO, ISAT dan TLKM), expeclation builders (UNTR), tradilionalists (ANTM dan BBCA), dan asset-loaded value managers (BNBR, BUMI, INDF, INKP, KLBF, MEDC, PTBA dan SMCB).
Tahap terakhir adalah dengan melakukan simulasi investasi selama satu semester pertama tahun 2008, yang menunjukkan hasil bahwa pada saat portofolio pasar (IHSG) mengalami unrealized actual loss sebesar -14%, portofolio DAPENBI (dari komposisi saat ini) underperfonn dengan unrealized actual loss -18,20%. Sementara optimal risky portfolio mengalami unrealized actual gain 2,32% (outperform), dan setelah dilakukan penyesuaian (updated optimal risky portfolio) meningkat cukup signifikan menjadi 7,90% (outperform).
Penurunan harga (actual loss) pada hampir seluruh saham-saham LQ45 yang rata-rata mencapai 30%-50% selama periode simulasi (penurunannya diperkirakan masih akan berlanjut) menggambarkan kondisi pasar saham saat ini yang ‘sangat berisiko’ dengan volatilitasnya yang intense, sehingga menuntut investor untuk melakukan seleksi sekuritas (security seleclion) dan alokasi aset (asset allocation) dengan cermat berikut kehandalan manajemen portofolionya. Penelitian ini bermaksud mengakomodasi kebutuhan tersebut dan mencoba secara proaktif memberi solusi praktis atas permasalahan portofolio investasi saham yang DAPENBI (dan investor) hadapi.

This 2008, (1) the high price of crude oil, (2) the weakening ofUS economics, and (3) the effecl of the subprime mortgage crisis became the difficult exam for the Indonesian stock market. This condilion caused the stock exchange to become very fluduating. The financial institutions, like banking, investment firms, insurances and pension funds in Indonesia then were ajfected by what so called the financial market globalization.
Pension funds, as the large fund manager institutions, have t o prudent in managing its investment portfolios. Dana Pensiun Bank Indonesia (DAPENBI) the fourth largest pension fund in Indonesia by the management fund (wealth) up to four trillion rupiah; so it 's demandedfor the understanding about asset liability management (ALM), at the same time t o ensure that the investment that was done already appropriate and efficient in order to implement the Good Pension Fund Governance (GPFG).
Investment was the DAPENBI's core activity, whichever the results became the source of funding for pension payment. The investment activity needed the management of the portfolio as a continuous process where: (1) the objective, the conslraint, and preference for each investor was identified; (2) Capital market expectation on economics, industry and sedor along wilh the individual securities was considered and quantified; (3) the strategy was developed and implemented; (4) portfolio factors were monitored; (5) the portfolio was adjusted by repeating the asset allocation, the portfolio optimization and the security selection steps; and (6) the portfolio performance was measured and evaluated t o ensure the achievement of the investor ’s objectives.
This research analyzed the portfolio management process of stock investment to be applied to DAPENBI. Started with the optimal risky portfolio construction using two models of the modern portfolio theory: (1) the Markowitz's Full Covariance Model produced the composition of seven stocks (AALI of 33.74%, UNTR 20.63%, INCO 19.27%, BUMI 18.23%, SMCB 3.02%, ANTM 2.78% and PTBA 2.33%), with the Sharpe ratio of 2.2089; higher than (2) the Sharpe 's Single-Index Model of six shares (AALI 26.21%, BUMI 21.08%, INCO 19.24%, UNTR 15.81%, ANTM 11.70% and PTBA 5.97%), with the Sharpe ratio 2.1802.
Under the high uncertainty, the investor, in this case DAPENBI, no longer could expected its retur n will be the same as average historical retur n (ex pos t r e tur n) that was used in two models beforehand. Two additional (extension) models were used for this purpose; the multifactor (two-faclor) model and the Black-Littennan (BL) Model. Both of them enabled the investor to revise return in optimal risky portfolio to true value expected (ex ante) return because (1) the multifactor model incorporated the external views on the macroeconomics factor (factor views) take the form of excess market and forecasted' oil inflation, and (2) the BL Model incorporated the investor internal views (private views) on the microeconomics factor take the form of 'target/fam’ stock price in the portfolio, that produced the updated individual stock expected return, the updated portfolio expected return, and the updated optimal risky portfolio; AALI #42.27%, ANTM 5.83%, BUMI 8.74%, INCO 9.23%, PTBA 17.35%, SMCB 0.51% and UNTR 16.06%. The updatedportfolio expected return then to be #0,4302, the portfolio Standard deviation 0.2982, and the Sharpe ratio 1.1744.
The results above, after DAPENBI’s risk aversion (,4 = 4) was assessed through the questionnaire, afterwards was used to determine optimal complete portfolio with the portion ofinvestment in risky assets of89.39% andrisk-free assets 10.62%.
Updated optimal risky portfolio was measured and evaluated using five performance measures that generally gave good results; the Sharpe ratio (SP of 1.1744), the Treynor ratio (Tp 0.3432), Jensen alfa (aP 0.2123), R2 (V^0.5299), except Information Ratio (IR 0.2403); measured abnormal return per the unit of unsystematic risk.
The expectation and market perception management was performed using Growth Value Matrix (GVM), that mapped 16 stocks in the satnple to four groups: excellent value managers (AALI, ASII, INCO, ISAT and TLKM), expeclation builders (UNTR), traditionalists (ANTM and BBCA), and assels-loaded value managers (BNBR, BUMI, INDF, INKP, KLBF, MEDC, PTBA and SMCB).
The final step was by performing the inveslment simulation for first semester in 2008, that showed that at the time of the market portfolio (IHSG) experienced unrealized actual loss of -14%, the DAP Ebi BI’s portfolio (from the current composition) underperformed with unrealized actual loss -18.20%. Meanwhile, optimal risky portfolio experienced unrealized actual gain 2.32% (outperformed), and after the adjustment (updaled optimal risky portfolio), was increased significantly t o become 7.90% (outperformed).
The decline in the price (actual loss) in almost all of the LQ45 stocks that in average reached 30%-50% during the simulation period (the decline estimated still was continuing) depicted that the condition for the stock market at this time was ‘very risky’ with its intense volatility, demanding the investors to perform the security selection and the assets allocation precisely, along with their portfolio management reliability. This research was aimed to accommodate such requirement and tried proactively to give the practical solution on the problem of the stock investment portfolio that DAPENBI (and the investor) faced.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25808
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Resiko merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan investasi, karena besar kecilnya resiko yang terkandung dalam suatu alternatif investasi akan mempengaruhi pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut. Penilaian investor atau calon investor terhadap resiko investasi saham juga akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena resiko merupakan salah satu unsur dalam penetapan tingkat "discount" untuk menentukan nilai saham. Ada beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap resiko investasi saham di pasar modal."
Hukum dan Pembangunan Vol. 26 No. 4 Agustus 1996 : 313-324, 1996
HUPE-26-4-Agt1996-313
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica
"Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keterbatasan dana dalam negeri dan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengolah kegiatan di bidang eksplorasi sumber daya alam, terutama kegiatan operasi pertambangan, yang bersifat padat modal, padat karya, sarat teknologi, sarat (high cost, high tech, dan high risk. Oleh karena itu peranan investor asing sangat dibutuhkan untuk mengolah dan mengeksplorasi potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pemerintah mengundan investor asing melaui kontrak kerjasama, dimana didalamnya diatur hak dan kewajiban antara investor dan pemerintah. Pada tahun 1982 Pemerintah dengan PT Kaltim Prima Coal menandatangani Perjanjian Karya Pengusahaan Tambang Batubara (PKP2B). Salah satu kewajiban investor yang diatur dalam PKP2B tersebut berkaitan dengan promosi kepentingan nasional adalah divestasi saham/indonesianisasi saham. Namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak mudah dan berlarut-larut antara lain dikarenakan keinginan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang ingin memiliki 51% saham PT KPC sampai dengan Transaksi akuisisi off shore PT Bumi Resources terhadap saham induk PT KPC. Penundaan tersebut tentu saja sangat merugikan pihak Indonesia, karena dengan semakin tertunda investor semakin banyak menarik keuntungan dari kekayaan alam Indonesia . Dengan semangat jiwa otonomi daerah Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur dimana sumber daya alam yang dikeruk berasal dari Kalimantan Timur berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah memiliki otonomi seluas-luasnya atas kekayaan alam di daerahnya, sehingga berhak untuk mendapatkan prioritas dalam divestasi tersebut. Transaksi off shore PT BR terhadap saham induk PT KPC tersebut pun tidak dapat menghilangkan kewajiban PT KPC untuk melaksanakan divestasi saham sesuai dengan PKP2B, karena PT KPC tetap berstatus PMA dan mandiri terlepas dari induknya yakni PT BR, meskipun PT BR adalah Badan Hukum Indonesia.

Indonesia as a development country is lack of capital, knowledge, and technology to explore its natural resources, especially in mining operation. Mining operation characteristic is high cost, high tech, dan high risk. Therefore foreign investor role in Indonesia is needed to process and explore Indonesia’s natural potential. The Government of Indonesia invites foreign investors by joint venture contract, in the contract there were ruled the rights and the obligations beetween investors dan the government of Indonesia. In 1982 the government of Indonesia with PT Kaltim Prima Coal signed Coal Contract of Work. One of the obligation of PT KPC as a contractor in the contract in connection with promoting the national interest is divestment share to the Indonesian/Indonesianisation share. However the implementation is not easy, because of the willingness of PT KPC postpone it, the demand of the Government Province of Kalimantan Timur who wants 51% share of PT KPC until the off shore acquitition transaction of PT Bumi Resources to hold 100% share of PT KPC’s holding in Caymand Island. Posponing it could disadvantage the Indonesian, because the investor could take more advantages from Indonesia’s natural resources which in Indonesian Constitution year 1945 article 33 Indonesian Natural Resources authorized by Indonesian Government for the welfare of Indonesian people. With the spirit of autonomy the Government Province of Kalimantan Timur who has the natural resources and where the exploration and exploitation of PT KPC takes place, by the Law No. 32 year 2004 about provincial autonomy, is given wider autonomy on its natural resources in its area, so that the Government Province of Kalimantan Timur has the right to get priority in the divestment obligation of PT KPC. The off shore acquitition transaction PT BR doesn’t erase the obligation of PT KPC in implementing the divestment policy as ruled by ariticle 26 in the Coal Contract of Work altough PT BR is an Indonesian participant."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Rumadja, Author
"Pasar modal saat ini cukup diminati oleh masyarakat untuk tempat melakukan investasi selain melakukan investasi yang biasa seperti menyimpan dana di bank atau menyimpan dana dalam bentuk aset & properti. Selain itu Pasar modal juga merupakan tempat bagi perusahaan atau emiten untuk memperoleh sumber dana murah untuk pengembangan usaha ke depan atau untuk membayar hutang-hutang perusahaan, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Banyak tindakan korporasi (corporate action) yang dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Salah satu tindakan yang belakangan ini banyak diambil oleh emiten adalah pelaksanaan stock splits yaitu memecahkan nilai nominal saham dengan menambah jumlah saham beredar secara proporsional. Secara fundamental perusahaan tidak ada yang berubah dengan tindakan ini. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk meneliti apakah terdapat reaksi pasar terhadap tindakan ini yang ditandai dengan teijadinya perubahan harga secara signifikan, yaitu dengan didapatnya abnormal return secara signifikan oleh pelaku pasar.
Pada pasar yang efisien, setiap tindakan akan segera tercermin pada harga saham tersebut sebagai reaksi investor. Pengaruh tersebut bisa bersifat positif yang akan ditanggapi dengan reaksi berupa kenaikan harga saham maupun negatif yang ditandai dengan penurunan harga saham.
Kecepatan reaksi harga saham terhadap suatu kejadian berkaitan dengan informasi yang tersedia dan mencerminkan tingkat efisiensi pasar modal. Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang dicari oleh investor untuk mengamankan investasinya. Tetapi ternyata pada kenyataannya informasi publik yang beredar di Bursa Efek Jakarta tidak menyebar secara merata bahkan sebagian besar tidak relevan dengan kondisi yang ada.
Menurut teori Efficient Market Hypothesis ( EMH), Fama (1991), suatu pasar dikatakan efisien (dalam bentuk setengah kuat) apabila harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi baru dan relevan yang tersedia. Berdasarkan pengertian tersebut dua unsur pokok yang merupakan ciri utama pasar modal diatas adalah tersedianya informasi yang relevan dan harga menyesuaikan secara cepat terhadap informasi baru. Untuk menguji Efficient Market Hypothesis (EMH) beberapa peneliti menggunakan metodologi penelitian yang disebut dengan event study.
Event study merupakan suatu metode penelitian mengenai pergerakan harga saham di pasar modal yang dipakai untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat adanya tindakan. Pada penelitian ini peristiwa yang diuji adalah pelaksanaan stock splits di Bursa Efek Jakarta.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa peristiwa pengumuman dilaksanakannya stock splits tidak terlalu mempengaruhi kinerja saham yang dapat dilihat dari return harlan yang dihasilkan oleh masing-masing saham. Kebanyakan tingkat abnormal return yang didapat berkisar di normal return, dengan tingkat signifikansi rendah. Sehingga tidak bisa dikatakan bahwa pelaksanaan stock splits mempengaruhi kinerja saham dengan timbulnya reaksi yang berlebihan dari para pelaku pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megasari Widyaty
"Penelitian ini bertujuan untuk analisis pengaruh dari penerapan strategi komunikasi relationship marketing yang terdiri dari personal selling dan direct marketing serta pengaruh dari relationship outcomes yang terdiri dari kepercayaan, komitmen dan kepuasan hubungan terhadap keputusan nasabah didalam berinvestasi saham. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang berlandaskan pada penelitian kuantitatif dan anaiisis yang dilakukan adalah analisis univariat, multivadat serta analisis jalur. Penelitian ini dapat rnenunjukkan bahwa Personal Selling Kepercayaan dan Kepuasan terhadap Hubungan memiliki hubungan Iangsung yang signiiikan terhadap keputusan nasabah dalam berinvestasi saham.

This research aims to analyse the effects of implementing the communication strategy of Relationship Marketing, specifically, Personal Selling and Direct Marketing and the effects of Relationship Outcomes which consist of trust, commitment and relationship satisfaction on the customers’ decision in stock investment The research method used is quantitative method and for the analysis, the researcher undertakes univariate analysis, multivariate analysis and path analysis. This research found the significant direct effect of Personal Selling, Trust and Relationship satisfaction on customer decision-making in stock investment."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33835
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Amalia
"Dugaan korupsi yang turut dilakukan oleh Dana Pensiun PT Pupuk Kalimantan Timur (Dana Pensiun PKT) berawal dari hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan adanya investasi saham yang menyalahi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3/POJK.05/2015 tentang Investasi Dana Pensiun. Hal ini terjadi karena adanya klausula dalam perjanjian jual beli saham DAJK antara Dwi Aneka Jaya Kemasindo, Tbk (PT DAJK) dan Dana Pensiun PKT yang kemudian disalahartikan sebagai suatu Transaksi Repurchase Agreement, meskipun adanya pihak ketiga, yakni PT Anugerah Pratama Indonesia (PT API) jelas menunjukkan hal yang sebaliknya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha mengidentifikasi jenis investasi saham oleh Dana Pensiun PKT dan menerangkan legalitasnya. Penelitian dilakukan dengan metode yuridis normatif, yakni studi pustaka terhadap bahan hukum primer maupun sekunder, serta wawancara terhadap OJK dan penasihat hukum PT DAJK. Pada akhirnya, ditemukan bahwa Tim Pemeriksa OJK terkait telah keliru dalam mengategorikan investasi saham yang pada dasarnya diperbolehkan secara hukum.

The allegation of corruption against the Pension Fund of PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT Pension Fund) based on an examination carried out by the Financial Services Authority (OJK) on a stock investment that violated the OJK Regulation Number 3/POJK.05/2015 regarding Pension Fund Investment. This happened because of a clause in the DAJK share purchase agreement between PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo, Tbk (PT DAJK) and the PKT Pension Fund which was later misinterpreted as a Repurchase Agreement Transaction despite a third party, namely PT Anugerah Pratama Indonesia (PT API) clearly shows the opposite. This party seeks to identify the type of the stock investment by the PKT Pension Fund and explains its legality. The study was conducted using the normative juridical method, which is a literature study on primary and secondary legal materials, as well as interviews with the OJK and the legal counsel of PT DAJK. It is concluded that the examining team from the OJK made a false identification of the stock investment as it was legally permissible by the existing laws."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>