Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vadhel Iqbal
"MRT Jakarta merupakan salah satu terobosan yang dicanangkan oleh pemerintah DKI Jakarta dalam upaya mengatasi kemacetan di ibukota yang semakin hari semakin menjadi. Sebagai moda transportasi yang belum beroperasi, tentu banyak perencanaan yang harus dilakukan oleh PT MRT Jakarta selaku pelaksana. Dalam proses operasi nantinya, MRT mengeluarkan dua jenis kartu yang dapat digunakan oleh calon penumpang sebagai metode ticketing yaitu kartu trip tunggal dan kartu multi trip. Dikarenakan kartu yang diproses dipesan dari vendor di Jepang, tentunya perlu diperhitungkan stok pengaman yang harus disimpan di stasiun sehingga tidak akan kehabisan. Perlu diperhitungkan juga berapa yang harus dipesan dan kapan harus memesannya sehingga tidak terjadinya stock-out kartu di stasiun.
Penelitian ini mencoba menghitung inventori yang harus dimiliki tiap stasiun, dan batas aman saat harus melakukan pemesanan kembali untuk menghindari stock out. Perhitungan menggunakan inventory management analysis yang menggunakan prakira permintaan penumpang untuk mengetahui stok tiap stasiun. Penulis juga menganalisis pengaruh kartu pintar yaitu uang elektronik dalam MRT ini mengingat uang elektronik yang semakin marak. Proses bisnis dari proses pengadaan kartu PT MRT Jakarta ini coba penulis analisis untuk mengetahui lebih mendalam mengenai hal yang mungkin bisa ditingkatkan.

MRT Jakarta is a breakthrough that was realized by DKI Jakarta government in the goal to cope with traffic in the capital that worsen each day. Since it haven rsquo t operationable yet, many planning have to be done by PT MRT Jakarta as the supervisor. In the operation process later, MRT will issue two types of cards which is single trip and multi trip card that can be used by passenger as a form of ticketing. Because the card is purchased from vendor in japan, there has to be a safety stock at the sation so there won rsquo t be a stock out. The size and time of purchase must also be calcualated.
This thesis try to count the inventory that each station must have, and the reorder point to avoid stock out. Calculationn using inventory management analysis that used demand forecast to know the stock of each station. Analyzing also the effect of smart card which in this case is electronic money in MRT given that electronic money is getting more and more everyday. The business process from PT MRT Jakarta card also tried to be analyzed to know deeper regarding things that could be improved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Teguh Irianto
"Usaha untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit meliputi beberapa faktor yang harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan. Ketersediaan obat di rumah sakit merupakan salah satu faktor yang penting, karena obat merupakan salah satu faktor dalam proses penyembuhan, pemulihan dan penyelamatan jiwa penderita. Pengendalian persediaan obat menjadi salah satu kunci utama dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah manajemen Rumah sakit Polpus RS Sukanto dalam pengendalian persediaan obat di Instalasi Bedah Sentral telah optimal dilaksanakan, serta mengidentifikasi persediaan obat dengan cara melihat besarnya nilai investasi, volume pemakaian, berikut nilai kritisnya, dan identifikasi obat berdasarkan nilai Vital, Esensial dan Normal dari setiap obat.
Penelitian bersifat studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif, Metode yang dipakai adalah diskriptif analitik dengan cara menggambarkan kondisi manajemen Rumah Sakit dan manajemen persediaan obat berdasarkan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif untuk Analisis ABC, Analisis ABC Indeks kritis dan TEN dengan menggunakan data penggunaan obat periode Januari 2001 - Desember 2001.
Populasi penelitian terdiri dari 70 jenis obat. Data primer dikumpulkan dengan wawancara kualitatif, observasi dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan mingguan, bulanan, dan tahunan.
Dari hasil penelitian didapat bahwa manajemen persediaan obat di Instalasi Bedah Sentral RS Polpus RS Sukanto belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari adanya keterlambatan operasi karena keterlambatan obat di Instalasi Bedah Sentral. Faktor yang menyebabkan tidak optimalnya manajemen adalah sumber daya manusia yang kurang khususnya Kasubbid penunjang medis dan Ka Instalasi Farmasi dalam perencaanaan.
Dari hasil penelitian terhadap 70 jenis obat yang dipergunakan di instalasi bedah sentral didapatkan obat-obatan yang masuk golongan vital sebesar 53 item (78%), dengan nilai investasi sebesar Rp. 379.757.700,00 (94%). Berdasarkan analisa ABC Indeks Kritis didapatkan golongan obat yang termasuk obat A sebanyak 30 item (42.86%) dengan nilai investasi sebesar Rp. 378.012.600 (93%), golongan that B sebanyak 36 item (51.43%), dengan nilai investasi sebesar Rp. 23.372.700 (6%), dan golongan obat C sebanyak 4 item (5.71%), dengan nilai investasi sebesar Rp. 1.590.000 (1%).
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit khususnya dalam persediaan obat-obatan di Instalasi Bedah Sentral perlu dilakukan pelatihan/kursus manajemen perencanaan obat di rumah sakit kepada bagian yang melakukan perencanaan dan pengadaan obat, yaitu subbidang penunjang medis dan instalasi farmasi.
Daftar Bacaan : 43 (1983 - 2001)
Drug Inventory Management Analysis At Central Surgery Installation Of The Raden Said Sukanto Central Police Hospital, January 2001 December 2001 PeriodThe raising of the hospital health services must involve all supporting factors, done comprehensively and continually. Drug supply is one of the most important factor for the process of healing and continually. Drug supply is one of the most important factor for the process of healing, rehabilitating as well as life saving of all patients.
The objective of this research is to drug inventory control analyse at Central Surgery Installation of the Raden Said Sukanto Central Police Hospital. This research uses VEN, ABC , ABC Critical Index, to analyse the problem and to know the value of invest, the amount of usage and the critical index drug stocks in order to control the stocks.
The population is consisting of the 70 drug items. Data collected from weekly, monthly, and yearly reports on the year of 2001. Interviews also have been done to describe the inventory process in this hospital.
The result shows that inventory control at central surgery installation have not worked properly. It happens because there was not planning at the Subbid Jangmed and the hospital could not anticipate the future needs. And than vital drug have not inventory plan. The result from 70 drug items used at central surgery installation are 53 items (78%) in category vital.
As a result of ABC analysis, we get that the group A needs a highest invest cost (68 % all of cost) consist of 10 % drug items. Group B spends 22 % consist of 19 % drug items and group C needs only 11 % but consist 71 % of all drug. As a result of ABC critical index, critical value from that got from the result of question of anaesthesia doctors, classification A group 93 % invest consist of 42.86 % drug items, Group B spends 6% consist of 51,43 % drug items and group C needs only 1 % consist of 5.71 % drug item.
The raising of the hospital health service especially drug inventory at central surgery installation need drug management training for Subbid Jangmed and Fannasi Installation.
Reference : 43 (1983-2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 11663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library