Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amir Juliansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Intususepsi merupakan penyebab paling sering obstruksi usus pada bayi dan anak. Di beberapa negara berkembang, banyak anak dengan intususepsi datang terlambat untuk terapi definitif dan tindakan pembedahan masih rutin dilakukan. Pada penelitian ini menentukan durasi klinis sebagai predictor reseksi usus pada intususepsi. Analisis dilakukan pada 73 subjek dengan intususepsi yang ditangani dari bulan Juli 2008 ndash; Desember 2015 di RS Cipto Mangunkusumo. Didapatkan tujuh puluh tiga bayi dan anak dengan intususepsi. Median usia sebesar 7 bulan dengan rentang 3 ndash; 48 bulan. Median durasi klinis sekitar 81 jam dengan rentang 15-256 jam. Durasi klinis mempunyai hubungan yang signifikan dengan reseksi usus p 0,004 . Area under curve AUC sebesar 73.7 dengan nilai p 0,001. Titik potong durasi klinis sebagai batas apakah diperlukan reseksi usus atau tidak sebesar 78,5 jam dengan sensitifitas 67,9 dan spesifisitas 71.1 . Pada penelitian ini kami mencoba untuk menurunkan tindakan pembedahan di rumah sakit kami dengan mendapatkan titik potong durasi klinis terhadap reseksi usus sebesar 78,5 jam yang merupakan prediktor signifikan yang dapat digunakan untuk menentukan strategi tatalaksana dan sebagai panduan tenaga medis untuk lebih mempercepat penegakan diagnosis sehingga tatalaksana non-operatif dapat dilakukan.
ABSTRACT
Intussusception is the commonest cause of bowel obstruction in infancy and childhood. In some developing countries, many children with intussusception are reported to present late for definitive therapy and operative treatment is still routinely performed for intussusceptions. This study determines the clinical duration as a predictor of bowel resection in intussusception. Comparative analysis of 73 consecutive children with intussusception managed from January 2008 to December 2015 at Ciptomangunkusumo Hospital was done. Seventy three infants and children with intussusception were identified. Median age was 7 months range 3 to 48 months . The median time from onset to definitive treatment was 81 hours range 15 hours to 256 hours . Clinical duration was significantly associated with the need for intestinal resection p 0.004 . Area under curve AUC was 73.7 p 0.001 . Cut off point clinical duration as prediction border needed or not bowel resection was 78.5 hours with sensitivity 67.9 and specificity 71.1 . In this study, we try to decreasing regular surgical treatment in our hospital with find cut off point clinical duration and bowel resection is 78.5 hours, a significant predictor which can be used to determine treatment strategy for intussusception and as guidance healthcare provider to enhanced establishment diagnosis intussusception in order to can use as much as nonoperative management.
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Pratama Arnofyan
Abstrak :
Latar Belakang : Angka kejadian reseksi anastomosis pada kasus intususepsi masih sangat tinggi. Hal ini dikarenakan masih seringnya pasien datang terlambat setelah 72 jam, kurangnya SDM untuk melakukan reduksi non operatif, dan kurangnya penunjang seperti USG untuk menegakkan diagnosa. Penting untuk memperhatikan presisi, tehnik dan mempertimbangkan usus yang tersisa dalam melakukan reseksi anastomosis. Hingga saat ini belum ada standar operasi khusus yang dapat menjadi panduan bagi para dokter bedah dalam melakukan reseksi akibat intususepsi. Karena itu, peneliti tertarik untuk mencari batas reseksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu anastomosis end-to-end yang optimal dan rendah tingkat kebocorannya. Penelitian akan dilakukan kepada tikus sebagai pilot study sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut. Tujuan : Mengetahui batas reseksi usus yang optimal dinilai dari kebocoran anastomosis berdasarkan grading kolagen pada batas reseksi tersebut. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan hewan coba tikus putih Sprague Dawley. Tikus putih dilakukan intususepsi dengan menggunakan stylet, dari proksimal ke distal. Setelah 45 menit, intususepsi di reduksi.Tikus putih dikelompokkan dalam tiga kelompok sesuai batas reseksi anastomosis, yang kemudian batas reseksi ini dilakukan pemeriksaan grading kolagen. Setelah 5 hari, dilakukan laparotomi untuk menilai kebocoran anastomosis. Hasil : Pada perbandingan grading kolagen dengan reseksi usus didapatkan grading terbanyak pada batas 1 adalah grading 2 (57,1 %), pada batas 2 grading 2 (71,4 %) ,batas 3 grading 3 (71,4%).Perforasi terbanyak ditemukan pada grading 2 sebanyak 5 sampel. Pada perbandingan batas reseksi dengan perforasi didapatkan perforasi terbanyak pada batas 1 (85,7 %) Simpulan : Terdapat perbedaaan grading kolagen pada batas reseksi usus dimana batas kelompok batas 3 memiliki grading kolagen yang lebih baik ( grade 3 dan 4) sehingga kelompok batas 3 lebih direkomendasikan secara histopatologis. Grading kolagen dapat dinilai untuk melihat kemungkinan perforasi hasil anastomosis. Terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian perforasi selain grading kolagen. ......Background : There is still high presentation of intussuseption cases with resection and anastomose, caused of multi factors as : patient delay more than 72 hours, less on profesional expert to do non operative reduction and less of examination such as ultra sound to make a diagnose. That is important to take attention with pretition, tehniques and less of intestine when do the resection. There is still no operative standard about the boundary of resection cause of intussuseption, thats why the author want to do the experimental to find the optimal part of resection with minimal leakage. The experimental will do on rat as a pilot study. Aim : How to get the optimal part of resection compared with anastomotic leakege based on collagen grading. Method : The experimental test using a Sprague Dawley rat. We make a intussuseption on gut rat using a styleth from proximal to distal. The release do after 45 minutes. The rats then separated into three boundaries group, and did resection-anastomose with each gut from groups were performed a histopatologic test to count collagen grading. Leakage of anastomose were examinated after 5 days Result : In comparison between collagen grading and the extent of resection obtained the highest grading in group 1 is grade 2 (57,1%), group 2 is grade 2 (71,4%), group 3 (71,4%). The highest Leakage can be found on grade 2 (5 sample).in comparison the extent of resection and leakage,the highest is group 1 (85,7%). Summary : There are differences about collagen gradingin the extent of bowel resection which is the third group of resection has higher collagen grading (3 and 4 ) and then more recommended as histopatologic exam. Collagen grading could be marked to see possibilities of anastomotic leakage. There is some factors that affect a leakage besides collagen grading.
Jakarta: Fakultas Kedokteran, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library