Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marsya Christyanti
"Siamang hidup berdampingan dengan berbagai spesies mamalia arboreal yang berpotensi sebagai kompetitor di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi kompetisi antara siamang dan mamalia arboreal lainnya serta mengetahui tumpang-tindih relung berdasarkan penggunaan habitat dan pemilihan pakan di antara komunitas mamalia arboreal di Stasiun Penelitian Way Canguk, TNBBS. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari hingga April 2014 dengan dua metode, yaitu metode focal instantaneous sampling untuk pengamatan perilaku siamang dan metode transek garis untuk survei mamalia arboreal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siamang berkompetisi dengan simpai, bajing kelapa, dan jelarang hitam. Tumpang-tindih relung terbesar terjadi antara siamang dengan jelarang hitam berdasarkan pemilihan pakan (Ro = 0,418) dan penggunaan habitat (Uji Wilcoxon, p-value > 0,05). Dari 57 interaksi interspesifik antara siamang dan mamalia arboreal lainnya, terdapat 61,40% interaksi netral, 19,30% agresi, dan 19,30% dominansi. Kesimpulan penelitian ini adalah kompetisi interferensi dan eksploitatif terjadi antara siamang dan ketiga spesies mamalia arboreal serta terdapat tumpang-tindih relung antara siamang dan ketiga spesies mamalia arboreal.

Siamang coexists with various arboreal mammal species which are potential competitors to siamang in Bukit Barisan Selatan National Park (BBSNP). The aims of this study are to determine whether interspecific competition occurs between siamang and other arboreal mammals and to determine niche overlap in terms of habitat use and food selection among mammals community in Way Canguk Research Station, BBSNP. Data collection was conducted on February until April 2014 using two methods: focal instantaneous sampling to measure siamang behavior and line transect method to survey coexisting mammals.
The result of this research suggests that siamang competes with banded langur, plaintain squirrel, and black giant squirrel. Niche overlap is the highest between siamang and black giant squirrel based on food preference (Ro = 0,418) and habitat use (Uji Wilcoxon, p-value > 0,05). Among 57 interspecific interactions between siamang and other arboreal mammals, 61,40% are netral interactions, 19,30% are agressions, and 19,30% are dominance interactions. This research concludes that interference and exploitative competition occur between siamang and three other arboreal mammals and there is niche overlap among them.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suluh Normasiwi
"Pemahaman tentang sistem penyerbukan merupakan hal penting dalam program pemuliaan Rubus. Penelitian ini dilakukan untuk memahami biologi reproduksi pada Rubus dan kemudian memperoleh informasi mengenai kemungkinan terjadinya inkompatibilitas pada persilangan sendiri (self-compatibility) maupun persilangan antar jenis Rubus (interspecific compatibility). Sebanyak 10 spesies Rubus diantaranya R. alceifolius, R. chrysophyllus, R. fraxinifolius, R. lineatus, R. moluccanus, R. pyrifolius, R. rosifolius, Rubus sp. (blackberry), dan Rubus sp. (Raspberry) diamati polennya melalui pengukuran viabilitas, perkecambahan, dan ukuran polen. Sembilan spesies Rubus diamati perkembangan dan morfologi bunganya, kemudian dilakukan persilangan lengkap full diallel. Hasil polen menunjukkan viabilitas polen Rubus bervariasi antara 59,68% sampai 98,12%, dan ukuran polen yang berbeda-beda tergantung spesiesnya. Pengamatan perkembangan dan morfologi bunga menunjukkan keragaman karakteristik bunga yang ditunjukkan pada pistil, stamen, bentuk torus, dan perbedaan waktu tahapan perkembangan bunga masing-masing spesies. Keragaman polen dan morfologi bunga pada Rubus diduga berpengaruh terhadap tipe penyerbukan dan kemampuan bersilangnya. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan pengamatan kompatibilitas persilangan. Hasil menunjukkan seluruh spesies Rubus kompatibel menyerbuk sendiri dan kompatibel menyerbuk dalam spesies, namun demikian hanya spesies R. ellipticus, R. fraxinifolius, R. rosifolius, dan Rubus sp (blackberry) yang memiliki kompatibilitas interspesifik. Korelasi yang signifikan ditunjukkan antara variabel persilangan dengan variabel morfologi bunga dan viabilitas polen. Kompatibilitas persilangan interspesifik diduga dipengaruhi oleh faktor genetik (sporophytic dan gametophytic incompatibility).

Understanding mechanisms of pollination are fundamental to the Rubus breeding program. The study was conducted to understand the reproductive biology of Rubus and to obtain information about the possibility of self-compatibility and interspecific compatibility on Rubus. Pollen observed sections were carried out on ten species of Rubus (R. alceifolius, R. chrysophyllus, R. fraxinifolius, R. lineatus, R. moluccanus, R. pyrifolius, R. rosifolius, Rubus sp. (blackberry), and Rubus sp. (Raspberry) pollen by measuring the pollen viability, germination, and pollen size. Flower development and morphology sections were carried out on nine species of Rubus flower. Furthermore, a complete cross with a full diallel was performed. Pollen results showed that the viability of Rubus pollen varied from 59.68% to 98.12%, and the pollen size varied depending on the species. Observations of flower development and morphology showed the variation of flower characteristics shown in the pistil, stamen, torus shape, and the different time stages of flower development of each species. Variations of pollen and flower morphology in Rubus are assumed to affect the type of pollination and the crossing ability. Based on these assumptions, observations of cross-compatibility were carried out. The results show that all Rubus species are self-compatible and intraspecific-compatible; however, only species R. ellipticus, R. fraxinifolius, R. rosifolius, and Rubus sp. (blackberry) have interspecific compatibility. There were significant correlates among pollination, flower, and pollen variable. The interspecific compatibility was thought to be influenced by a genetic factor (sporophytic dan gametophytic incompatibility)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library