Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chen, Xiaoming
"This book focuses on massive access to the cellular internet of things (IoT). Both theory and technique are addressed, with more weight placed on the latter. This is achieved by providing in-depth studies on a number of central topics such as channel state information acquisition, user clustering, superposition coding, and successive interference cancellation. Four typical application scenarios are examined in detail, namely the stationary IoT device scenario, frequency division duplex-based low-mobility IoT device scenario, time-division duplex-based IoT device scenario, and high-mobility IoT device scenario. The comprehensive and systematic treatment of key techniques in massive access to the cellular IoT is one of the major features of the book, which is particularly suited for readers who are interested in finding practical solutions for the cellular IoT. As such, it will benefit researchers, engineers, and graduate students in the fields of information engineering, telecommunications engineering, computer engineering, etc."
Singapore: Springer Nature, 2019
e20509204
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Widjojo Adi Prakoso
Jakarta: UI-Press, 2016
PGB 0329
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Sonia Helena Ladasi
"

Saat ini, industri manufaktur memiliki tantangan untuk dapat mengelola rantai produksi dengan tanggap dan cepat. Dengan latar belakang tersebut, muncul ide untuk memenuhi kebutuhan industri manufaktur dengan menggunakan teknologi Internet of Things (IoT). Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor-faktor penentu yang memengaruhi keputusan adopsi teknologi Internet of Things pada salah satu industri agrobisnis di Indonesia yaitu PT. XYZ. Model penelitian ini dibangun dengan menggabungkan dua teori adopsi teknologi informasi yaitu technology-organization-environment (TOE) dan human-organization-technology (HOT-fit). Model penelitian ini terdiri empat kriteria utama dalam penelitian ini yaitu kriteria manusia, teknologi, organisasi, dan lingkungan dengan 20 faktor tersebar di masing-masing kriteria. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 12 pengambil keputusan PT. XYZ. Pengolahan data menggunakan pemodelan Decision Making Trial and Evaluation and Laboratory (DEMATEL). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kriteria manusia merupakan kriteria paling penting jika dibandingkan dengan kriteria utama lainnya. Dari kriteria manusia, faktor sikap inovasi para pemimpin dan kemampuan teknikal staf TI merupakan faktor paling penting jika dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Dari kriteria teknologi, faktor infrastruktur SI/TI dan keamanan dan privasi data merupakan faktor paling penting jika dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Dari kriteria organisasi, faktor dukungan manajemen puncak dan biaya adopsi teknologi yang dirasakan merupakan faktor paling penting jika dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Dari kriteria lingkungan, faktor tekanan mimetik yang dirasakan dan tekanan koersif yang dirasakan merupakan faktor paling penting jika dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.


Recently, manufacturing industry has been challenged of being able to manage the production chain responsively and rapidly. With this background, the idea emerged to meet the needs of manufacturing industry by using Internet of Thing (IoT) technology. The purpose of this study is to investigate the determinant factors that influence decision to adopt Internet of Things technology in one of Agribusiness Industries in Indonesia, namely PT. XYZ. This research model was built by integrating two information technology adoption theories, technology-organization-environment (TOE) and human-organization-technology (HOT-fit). This reseach model consists of four main criteria which are human, technology, organization, and environment with 20 factors spread over each criteria. Data were collected by using a questionnaire given to 12 decision makers at PT. XYZ and analyzed using Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL). The concusion obtained in this study is that human and technology criteria are the most important criteria when compared to other main criteria. From human criteria, the champions innovativeness and technical skills of IT staff is the most importnant factor when compared with other factors. From the technology criteria, the IS/IT infrastructure and data security and privacy are the most important factors when compared to other factors. From organization criteria, top management support and perceived of cost technology adoption are the most important factors when compared with other factors. From environment criteria, the perceived of mimetic pressure dan perceived coercive pressure are the most important factors when compared to other factors.

"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book is a collection of papers from international experts presented at International Conference on NextGen Electronic Technologies (ICNETS2-2016). ICNETS2 encompassed six symposia covering all aspects of electronics and communications domains, including relevant nano/micro materials and devices. Presenting recent research on wireless communication networks and Internet of Things, the book will prove useful to researchers, professionals and students working in the core areas of electronics and their applications, especially in signal processing, embedded systems and networking."
Singapore: Springer Nature Singapore, 2019
e20518704
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tantristanya Maharani C.
"Kemudahan manusia dalam mengakses informasi kapan dan dimana saja adalah tujuan diciptakannya Internet of Things (IoT). Banyak teknologi yang dapat menyokong implementasi IoT berjalan mulus, salah satunya Low Power Wide Area Network (LPWAN). Bertujuan mengirim informasi dalam jarak jauh dan konsumsi energi rendah, LPWAN didukung oleh teknologi physical layer sebagai platform modulasi radio untuk Internet of Things contohnya seperti LoRa. Berbagai data yang diterima oleh sensor node, maka diperlukan sebuah protokol penjadwalan sebelum melakukan transmisi ke base station atau sink node. Dalam riset ini, model penjadwalan yang akan digunakan adalah First Come First Served pada Cluster Head (CH-FCFS) dengan desain topologi jaringan star of stars. Model diimplementasikan ke dalam dua jaringan dengan 25 sensor nodes dan 1 cluster head; 50 sensor nodes dan 2 cluster head. Pengujian sistem model ini menggunakan simulator CupCarbon U-One 4.2. Hasil analisa jaringan pertama dan kedua memiliki keberhasilan pengiriman data sebesar 100% hingga ke sink node. Konsumsi energi 5 tahun untuk sensor node, cluster head S100, dan cluster head S200 adalah 22.732,2 Joule, 1.121.280 Joule, dan 1.121.280 Joule. Konsumsi energi 10 tahun untuk sensor node, cluster head S100, dan cluster head S200 adalah 45.464,4 Joule, 2.242.560 Joule, dan 2.242.560 Joule. Pengaruh dari penggunaan model scheduling dan penyesuaian penggunaan sensor berbasis baterai dijelaskan lebih rinci sesuai komunikasi model konsumsi energi pada simulasi.

The ease with which humans access information anytime and anywhere is the purpose of the creation of the Internet of Things (IoT). Many technologies can support the implementation of IoT running smoothly, one of which is the Low Power Wide Area Network (LPWAN). Aiming at sending information over long distances and low energy consumption, LPWAN is supported by physical layer technology as a radio modulation platform for the Internet of Things for example like LoRa. Various data received by the sensor node, it requires a scheduling protocol before transmitting to the base station or sink node. In this research, the scheduling model that will be used is First Come First Served on Cluster Head (CH-FCFS) with a star of stars network topology design. The model is implemented in two networks with 25 sensor nodes and 1 cluster head; 50 sensor nodes and 2 cluster heads. The system testing of this model uses the CupCarbon U-One 4.2 simulator. The results of the first and second network analysis have the success of sending data by 100% to the sink node. The 5 year energy consumption for sensor nodes, S100 cluster head, and S200 cluster head are 22,732.2 Joules, 1,121,280 Joules, and 1,121,280 Joules. The 10 year energy consumption for sensor nodes, S100 cluster head, and S200 cluster head is 45,464.4 Joules, 2,242,560 Joules, and 2,242,560 Joules. The impact of the use of a scheduling model and adjustments to the use of battery based sensors are explained in more detail according to the communication model of energy consumption in simulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aldy Bintang
"ABSTRAK
Perkembangan penggunaan teknologi informasi yang disebut Internet of Things (IoT) merupakan pemanfaatan internet untuk mengambil data pada lingkungan yang dikontrol, melakukan pengolahan data, dan menampilkan hasilnya dalam bentuk interface yang juga mampu menjadi unit pengontrol. Disamping itu, teknologi bernama Augmented reality berkembang sebagai teknologi yang mampu membaurkan objek maya tiga dimensi (3D) ke dalam lingkungan nyata. Secara umum interface pada IoT pada umumnya menggunakan layar komputer yang bersifat statik, atau tatap muka 2D berupa aplikasi/website. Dari studi kasus kurangnya mobilitas pada interface di IoT, penelitian ini berfokus untuk menyatukan interface pada sistem pemantauan IoT dengan menggunakan augmented reality. Penelitian ini meliputi pembuatan aplikasi pada perangkat mobile dengan menggunakan EasyAR, pengujian konektivitas terhadap penggunaan database secara online, serta pembuatan purwarupa perangkat IoT untuk mengirim data. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur seberapa cepat waktu yang diperlukan untuk menampilkan dengan AR dari data yang disimpan pada online dan mengetahui efektivitas sistem ini. Evaluasi juga dilakukan terhadap kenyamanan responden/pengguna (tester) saat menggunakan sistem. Hasil pengukuran juga dibandingkan dengan sistem konvensional yang menampilkan data dari perangkat IoT pada layar dengan tampilan dua dimensi (2D).Perkembangan penggunaan teknologi informasi yang disebut Internet of Things (IoT) merupakan pemanfaatan internet untuk mengambil data pada lingkungan yang dikontrol, melakukan pengolahan data, dan menampilkan hasilnya dalam bentuk interface yang juga mampu menjadi unit pengontrol. Disamping itu, teknologi bernama Augmented reality berkembang sebagai teknologi yang mampu membaurkan objek maya tiga dimensi (3D) ke dalam lingkungan nyata. Secara umum interface pada IoT pada umumnya menggunakan layar komputer yang bersifat statik, atau tatap muka 2D berupa aplikasi/website. Dari studi kasus kurangnya mobilitas pada interface di IoT, penelitian ini berfokus untuk menyatukan interface pada sistem pemantauan IoT dengan menggunakan augmented reality. Penelitian ini meliputi pembuatan aplikasi pada perangkat mobile dengan menggunakan EasyAR, pengujian konektivitas terhadap penggunaan database secara online, serta pembuatan purwarupa perangkat IoT untuk mengirim data. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur seberapa cepat waktu yang diperlukan untuk menampilkan dengan AR dari data yang disimpan pada online dan mengetahui efektivitas sistem ini. Evaluasi juga dilakukan terhadap kenyamanan responden/pengguna (tester) saat menggunakan sistem. Hasil pengukuran juga dibandingkan dengan sistem konvensional yang menampilkan data dari perangkat IoT pada layar dengan tampilan dua dimensi (2D).

ABSTRACT
The development of information technology called the Internet of Things (IoT) is the application of the internet to retrieve data in a controlled environment, perform data processing, and display the results in the form of interfaces that are also capable of being a control unit. In addition, a technology called Augmented reality developed to capable of displaying three-dimensional virtual objects (3D objects) into real environments. In general, interfaces on IoT generally use a static computer screens, or face-to-face 2D in the form of applications / websites. From the lack of mobility of interfaces in IoT case, this research focuses on integrating interfaces in IoT monitoring systems using augmented reality. This research includes making applications on mobile devices using EasyAR, testing connectivity to online database use, and creating prototypes of IoT devices to send data. The purpose of this study is to measure how fast the time it takes to display with AR from data stored online and find out how effective this system is compared to display using a static monitor. In addition, the results of the study also measure the convenience of the use and utilization of respondents/users (testers) as a result of user experience for the system and applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Hikmah Fikri
"Berdasarkan data yang kami dapat dan kelola, negara Indonesia ini memiliki tingkat risiko kebencanaan yang cukup tinggi dan juga ini akibat faktor dari wilayah geografis Indonesia yang dikelilingi oleh banyak lautan. Dari data menunjukkan, tahun 2018 korban kebencanaan paling banyak berasal dari bencana perairan terutama tsunami. Tsunami ini memiliki dampak yang sangat destruktif dan cukup sulit penanggulanngannya jika telah terjadi. Begitupula dengan bencana banjir yang memiliki tingkat destruktif cukup tinggi sehingga jika 2 bencana perairan ini datang menerjang maka tim penyelamat akan kewalahan. Isu inilah yang kami angkat untuk menjadi topik bahasan teknologi yang kita kembangkan sehingga menjadi alat yang mampu membantu tim penyelamat dalam melakukan penyelamatan korban bencana. Harapannya alat ini bisa digunakan langsung ketika terjadi kebencanaan.

Based on the data, Indonesia has a high level of disaster risk and this is also due to factors from Indonesia's geographical area which is surrounded by many oceans. From the data shows, in 2018 the most victims of disasters came from water disasters, especially tsunamis. This tsunami has a very destructive effect and is quite difficult to overcome if it has occurred. Likewise with the flood disaster which has a destructive rate high enough so that if these 2 waters disasters come crashing, the rescue team will be overwhelmed. We raised this issue to become the topic of technology that we developed so that it became a tool that was able to assist the rescue team in rescuing disaster victims. It is hoped that this tool can be used directly when disaster strikes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihar Mayangsari
"ABSTRAK
PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi sedang mengembangkan model bisnis baru, yaitu Internet of Things (IoT). Koneksi perangkat IoT ke Internet dapat menjadi ancaman bagi pengguna dan penyedia layanan karena tantangan keamanan. Namun, ditengah potensi ancaman keamanan IoT, PT. XYZ sendiri belum fokus terhadap keamanan dan tidak adanya kerangka kerja tata kelola yang digunakan untuk layanan IoT mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang terkait dengan manajemen keamanan layanan IoT di PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sebagai metode untuk mengidentifikasi risiko keamanan potensial pada layanan IoT dengan rekomendasi berdasarkan ISO 27002:2013 dan COBIT 2019. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, studi literatur, dan kuesioner dengan total sembilan penilaian ahli. Dalam studi ini, layanan IoT dibagi menjadi tujuh domain: IoT Device dan Sensor, IoT Network, IoT Platform dan Aplikasi, People, Operations, Asset Management, dan Supplier Management. Kontribusi utama dari penelitian ini adalah untuk berkontribusi pada peningkatan kontrol keamanan dan manajemen risiko dalam layanan IoT. Hasil analisis risiko didapatkan kemungkinan 31 potensial risiko pada layanan IoT dengan 23 risiko yang membutuhkan tindakan korektif.

ABSTRACT
XYZ agency as one of the telecommunications companies is developing a new business model, namely the Internet of Things (IoT). The connection of IoT devices to the Internet can be a threat to users and service providers due to security challenges. However, XYZ agency has not yet implemented a security framework for their IoT service. This study aims to identify the risks associated with IoT service security management at XYZ agency. This study uses Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) as a method to identify potential security risks in IoT services with recommendations based on ISO 27002: 2013 and COBIT 2019. Data were collected by interview, observation, literature studies, and questionnaire with total 9 experts' judgement. In this study, IoT services are divided into seven domains: IoT Devices and Sensors, IoT Networks, Platforms and Applications, People, Operations, Asset Management, and Suppliers. The major contribution of this study is to contribute the improvement of security controls risk management in IoT services. The results of the risk analysis show that there are 31 potential risks in IoT services with 23 risks that require corrective action.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abhirama Prima
"Dalam konteks manajemen logistik, perusahaan FMCG umumnya memiliki sejumlah besar transportasi, produk, dan distributor. Sejumlah besar distributor yang beroperasi secara terpisah memiliki potensi kesalahan informasi yang diberikan kepada perusahaan. Ada kebutuhan untuk sistem informasi logistik untuk mengintegrasikan informasi dan operasi secara real-time untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang tepat dan cepat. Penggunaan teknologi informasi seperti Internet untuk aplikasi berbasis hal-hal semakin dibutuhkan untuk inovasi dalam pengembangan proses logistik karena dapat mempercepat proses dan mengurangi biaya. Namun, ada risiko dan tantangan dalam menerapkan teknologi IoT ke sistem termasuk sumber daya manusia, kemampuan teknologi dan, sehingga perusahaan harus menyiapkan biaya investasi untuk memenuhi kebutuhan penerapan teknologi baru. Penilaian kelayakan ekonomi diperlukan untuk menilai apakah investasi dapat menguntungkan perusahaan. Penelitian ini menggunakan perhitungan Net Present Value (NPV), Periode Payback (PP), Return on Investment (ROI), dan Profitability Index (PI).

In the context of logistics management, FMCG companies generally have a large amount of transportation, products, and distributors. A large number of distributors operating separately has the potential for misinformation provided to the company. There is a need for a logistics information system to integrate information and operations in real-time to solve problems and make the right and fast decisions. The use of information technology such as Internet of things-based applications is increasingly needed for innovation in the development of logistics processes because it can speed up processes and reduce costs. However, there are risks and challenges in applying IoT technology to the system including human resources, technological capabilities and, so companies must prepare investment costs to meet the needs of implementing the new technology. An economic feasibility assessment is needed to assess whether the investment can benefit the company. This study uses the calculation of Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Return on Investment (ROI), and Profitability Index (PI)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Hedi Santoso
"ABSTRAK
Dua tantangan teknis yang menjadi kunci bagi terselenggaranya Internet of Things adalah banyaknya peranti yang aktif secara bersamaan dan bandwidth link yang terbatas. Untuk dapat melayani banyak peranti pada bandwidth link yang terbatas, maka diperlukan sebuah algoritma penjadwalan (scheduling algoritthm) yang mengatur timing dari peranti-peranti tersebut dalam menggunakan kanal-kanal bandwidth. Salah satu algoritma penjadwalan yang disebutkan dalam dokumen IETF adalah Traffic Aware Scheduling Algorithm (TASA), sebuah algoritma penjadwalan terpusat untuk jaringan IEEE802.15.4e TSCH. Dengan mengacu pada TASA, penelitian ini mengusulkan sebuah algoritma penjadwalan link baru yang dinamakan Iman Ramli Bursty Transmission Scheduling Algorithm (IRByTSA). Algoritma IRByTSA memiliki tingkat kompleksitas yang rendah dan melebihi kecepatan TASA dalam menghasilkan link-scheduling decision. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kompleksitas IRByTSA adalah dengan tingkat kecepatan dalam membangkitkan link-scheduling decision sampai dengan 7,14 kali lipat dibandingkan TASA. Penelitian ini telah dapat membangun sebuah tool baru yang dinamakan TSCH Link-Scheduling Visualization and Data Processing (TLS-VaD) yang dapat membantu penelitian di bidang rancang-bangun algoritma penjadwalan link terpusat untuk jaringan IEEE802.15.4e TSCH.

ABSTRACT
Two technical challenges that are key to the implementation of the Internet of Things are the many devices that are active simultaneously and the limited link bandwidth. For serving many devices in a limited link bandwidth, a scheduling algorithm is needed to regulate the timing of these devices in using bandwidth channels. One of the scheduling algorithms mentioned in the IETF document is the Traffic-Aware Scheduling Algorithm (TASA), ie, a centralized scheduling algorithm for the IEEE802.15.4e TSCH network. Referring to TASA, this study proposes a new link-scheduling algorithm called Iman Ramli Bursty Transmission Scheduling Algorithm (IRByTSA).  IRByTSA has a low level of complexity and exceeds the TASA's speed in generating link-scheduling decisions. The results showed that the complexity of IRByTSA is  , with the rate of speed in generating link-scheduling decisions is up to 7.14 times compared to TASA. This research has also been able to develop a new tool called TSCH Link-Scheduling Visualization and Data Processing (TLS-VaD), which can be used for designing a centralized link-scheduling algorithm for the IEEE802.15.4e TSCH network."
2019
D2734
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>