Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustian Zen
"Peter F. Drucker dalam tulisan The Changed World Economy menyatakan bahwa telah menjadi kecendrungan bagi para pelaku ekonomi untuk melakukan investasi dalam bentuk valuta, dan hal ini merupakan ciri dari perekonomian dunia pada dekade terahir ini, dimana nilai perputaran uang dunia dalam bentuk berbagai valuta asing telah mencapai US$ 150.000 juta. per hari, atau sekitar 12 kali nilai transaksi barang dan jasa dunia perhari. Sehingga pendapat dari Drucker, bahwa perubahan fundamental telah terjadi dalam perekonomian dunia, dimana symbol economy (perputaran uang dan modal Y menjadi lebih dominan daripada real economy (transaksi barang dan jasa) dan pendapatnya telah terbukti.
Banyak jenis fasilitas maupun jenis transaksi yang dapat dilakukan dalam pasar uang ini, antara lain transaksi swap dan arbitrage yang merupakan bentuk transaksi va1uta asing yang paling populer didalam dealing room, dimana trader meyerahkan sejumlah deposito atau kewajiban kepada bank/lembaga keuangan lainnya, sehingga trader/dealer dapat melakukan transaksi jual beli valuta asing untuk suatu nilai nominal yang lazim diperdagangkan. Biasanya margin berkisar antara 5 % sampai 10% dari jumlah nominal tersebut.
Dari segi keuangan, tingkat leverage yang tinggi ini menarik karena dapat memberikan return on investment yang tinggi, jauh lebih tinggi daripada transaksi uang dalam bentuk tunai. Sebaliknya, segi resiko juga harus diperhitungkan mengingat tingkat leverage yang tinggi itu. Oleh karena itu, pengambilan keputusan menjadi sangat penting, terutama menyangkut waktu untuk menjua1 maupun membe1i . Secara idea1 yang pa1ing menguntungkan ka1au trader dapat membe1i pada kurs yang rendah dan menjualnya pada kurs yang tinggi (buy 1ow sell high), namun akibat gejo1ak kurs yang cepat dan tak terduga sering yang terjadi adalah seba1iknya (sell low buy high) sebagaimana terjadi pada kasus Bank Duta. Dalam transaksi va1uta asing ini tingkat spekulasi yang dikandung adalah tinggi. Namun justru hal inilah yang menarik, dan semakin banyak orang terjun ke bursa valuta asing,fluktuasi kurs ini makin menambah peluang bagi trader untuk meraih laba akibat selisih kurs.
Masalahnya adalah bagaimana memanfaatkan situasi ini dengan sebaik mungkin. Keahlian untuk menangani transaksi valuta asing kian diperlukan, apa1agi sejak dike1uarkannya Paket 27 Oktober 1988, dimana syarat untuk menjadi bank devisa diperingan, dan cabang-cabang bank devisa otomatis berfungsi sebagai bank devisa. Dalam kurun waktu kurang dari sebulan sejak paket tersebut dikeluarkan, sudah ada dua bank yang naik statusnya menjadi bank devisa. Ini tentunya menyebabkan peningkatan permintaan terhadap kuantitas maupun kualitas tenaga profesional dalam bidang manajemen valuta asing.
Untuk melakukan transaksi perdagangan valuta asing, peranan prakiraan tingkat pertukaran antar valuta sangat penting, termasuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhinya. Disamping itu, dalam perdagangan valuta asing, fasilitas swap dapat membantu meringankan beban perusahaan dalam menghadapi gejolak tingkat pertukaran yang tidak menentu baik pembayaran bunganya maupun dalam pembayaran kembali kewajiban pokoknya sedangkan fasilitas arbitrage dapat memberikan tambahan keuntungan dari suatu investasi dalam valuta asing serta keuntungan dari selisih spread tingkat pertukaran valuta tersebut. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T10443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Warsono
"Tesis ini menganalisis kuasalitas kuantitas besaran moneter dan suku bunga terhadap fluktuasi harga di Indonesia paska krisis ekonomi dengan menggunakan granger causality test dan model vector autoregresion (VAR). Dengan menggunakan model VAR dapat dilakukan analisis mengenai respon suatu variabel terhadap varabel lainnya (impulse responce function) dan besarnya kontribusi beberapa variabel terhadap suatu variabel (variance decomposition).
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada periode penelitian, baik pada jalur kuantitas moneter maupun suku bunga sebagai besaran moneter mengalami decoupling atau suatu kondisi dimana indikator moneter tidak lagi secara jelas mencerminkan keberadaan atau perkembangan sektor Meskipun dernikian, apabila dibandingkan kedua jalur tersebut, jalur suku bunga relatif lebih dapat menjelaskan hubungan antar variabel pada transmisi kebijakan moneter.
Sementara itu, berdasarkan analisa dekomposisi diketahui bahwa suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mempunyai peranan yang paling besar dalam menjelaskan fluktuasi harga. Peranan SBI tersebut didukung pula dengan basil uji impulse responce yang menunjukkan adanya respon negatif dalam artian apabila suku mengalami penurunan akan diikuti dengan meningkatnya IHK dan sebaliknya."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larissa Trisetyowati
"ABSTRAK
Tesis ini membahas kemampuan Macaulay Duration dalam menerangkan risiko tingkat suku bunga, sekaligus memperkenalkan variabel baru, yakni Elastisitas Yield yang ditemukan oleh Lawrence Fisher (2005).
Berdasarkan analisis regresi dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam tesis ini maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel bebas yang diteliti yakni Macaulay Duration, Yield Elasticity dan Yield, masing-masing mampu menerangkan besaran risiko tingkat bunga yang ditanggung suatu Obligasi Negara yang ditransaksikan pada pasar sekunder. Namun, diantara ketiga variabel bebas yang diteliti, Yield Elasticity merupakan variabel yang paling baik dalam menerangkan besaran risiko tingkat bunga yang ditanggung suatu Obligasi Negara yang ditransaksikan pada pasar sekunder.

ABSTRACT
This research analyzes the use of Macaulay Duration in explaining interest rate risk, and also introducing Yield Elasticity, which is a new variable, founded by Lawrence Fisher in 2005.
Based on the regression analysis and hypothesis testing which have been done within this research, it can be concluded that the three independent variables can explain the dispersion of interest-rate risk of a tradable government-bond, they are Macaulay Duration, Yield Elasticity and Yield. Among those three variables, Yield Elasticity appears to be the best explanatory variable to explain the dispersion of interest-rate risk of a tradable government-bond.
"
2009
T26377
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Coyle, Brian
Canterbury: Financial World Publishing, 2001
658.155 COY i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mangkuto, Imbang J.
"Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara tingkat bagi hasil deposito mudharaba (DM) di perbankan syariah dengan tingkat bunga deposito konvensional (DK), dan sejauh mana pengaruhnya terhadap pertumbuhan jumlah deposan deposito mudharaba dengan menggunakan data time-series. Penelitian ini merujuk pada model fungsi permintaan atas dua barang yang bisa disubstitusi dan juga model yang pernah diteliti di Malaysia.
Dengan menggunakan uji Chow diketahui bahwa dalam kurun waktu penelitian (Januari 1995-Juli 2004) telah terjadi perubahan struktur data. Perubahan struktur data itu terjadi karena faktor eksternal, yakni terjadinya krisis moneter di Indonesia sejak bulan September 1997. Fokus penelitian kemudian diarahkan untuk mengetahui pengaruh selisih harga (PDIFF) tingkat suku bunga deposito konvensional (YDK) dengan tingkat bagi hasil deposito mudharaba (YDM) terhadap pertumbuhan DM.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PDIFF memiliki korelasi negatif dengan pertumbuhan DM. Penurunan PDIFF sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan DM sebesar 11,8 %. Selain itu variabel PDIFF mampu 72,8 % menjelaskan perubahan yang terjadi pada pertumbuhan jumlah DM, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Penelitian ini juga menemukan bahwa dengan menggunakan variabel PDIFF tadi, model yang dihasilkan tetap efektif tetapi lebih efisien dari pada model yang ditawarkan sebelumnya.

Through a time series data observation, this research is aimed to analyze the relationship between Mudharaba Deposit (MD) Yield in syariah banking and time deposit interest rate. Also, it is to find out its effects toward the MD growth. With reference to the demand function model of two goods with substitution effect and the previous research in Malaysia, this observation covered a period from January 1995 to July 2004.
From the Chow test result, the data set showed significant structural break evidence. The prolonged Indonesian economic crisis, initiated by the Asian foreign exchange turbulences in 1997, is believed to be associated with some data abnormality as well as structural change. Subsequently, the research focus is directed to promote a Price Difference (PDIFF) variable as an alternative to replace the base model of two goods variables.
The results showed that PD1FF has a negative correlation with DM growth. Any 1 % decrease in PDIFF will increase the DM balance around 11.8 %. The R2 (determinant coefficient) from the Pll1FF model is 72.8 %. This hence suggests that it is as equally effective but is a more efficient model then the previous one.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Changing on Indonesian exchange rate system from fixed to dirty floating systems since August 14, 1997, had made rupiah US dollar rate fluctuating freely and achieved its higher rate, like on June 1998 at Rp 14.900/USD. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Malik
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syofriza Syofyan
"Kebijakan moneter Indonesia sampai saat ini pada dasarnya masih menggunakan paradigma lama yang mengandalkan mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui pengendalian jumlah uang beredar dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi. Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian. Mekanisme transmisi kebijakan moneter selama ini menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI), dapat mengendalikan M (0) dan dengan asumsi multiplier uang (Money Multiplier) tetap, BI akan dapat mengendalikan M(1} dan M(2). Melalui pengendalian M(1) dan M(2), BI dapat mempengaruhi PDB Nominal atau permintaan agregat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bank Indonesia has applied the inflation Targeting Framework (ITF) to reach its single-final objective;stabilizing Rupiah reflected in the inflation and its exchange rate...."
BEMP 11(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Stevie Constant
"Tujuan dari tesis ini adalah melihat bagaimana hubungan antara beta CAPM dengan beta Multifactor Models. Yang menjadi variabel dependen ialah beta CAPM. Dan variabel independennya ialah beta inflasi, beta nilai tukar, dan beta suku bunga. Sampel yang dipilih merupakan saham-saham yang termasuk kategori LQ45 selama periode 2005-2007 yaitu sebanyak 12 saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel beta inflasi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta CAPM, sedangkan variabel beta nilai tukar dan beta suku bunga tidak
The purpose of this thesis is to see how the relationship between beta CAPM and beta Multifactor Models. The dependent variable is the CAPM beta. And the independent variables are inflation beta, exchange rate beta, and interest rate beta. The sample selected is stocks that are included in the LQ45 category during the period 2005-2007, which are 12 stocks. The results of this study indicate that only the inflation beta variable has a significant effect on the CAPM beta, while the exchange rate beta and interest rate beta do not. Keywords."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25369
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>