Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhika Shakiya
"Penelitiari ini menyelidiki pengaruh program tayangan informasi kriminal di tetevisi terhadap tingkat ketakutan khalayak terhadap kejahatan. Program yang diteliti adalah "Patroli," "Derap Hukum," "Jejak Kasus," "Buser," "Fakta," "Inuesngasi," dan "Sergap." Selain itn diselidiki juga pengaruh faktor-faktor lain terhadap tingkat ketaJaitan akan kejahatan itu sekatigus hubungan di antara faktor-faktor tersebut Penelitian menggunakan teori kualtiuasi dari Gerbner. Peneliti menggunakan metode path analysis untuk menemukan hubungan faktor-faktor yang mempengaruht tingkat ketakutan terhadap kejahatan. Penelitian menemukan bahim temyata tingkat ketakutan terhadap kejahatan memang dipengaruhi oieh intensitas menonton tayangan informasi kriminal, selain pengaruhi faktor faktor lain seperti hubungan indiuidu, pengalaman indiuidu, kerentanaa menjadi korban kejahatan, dan persepsi mengenai keamanan lingkungan."
2004
TJPI-III-3-SeptDes2004-91
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Aprilia
"Perception ini bertujuan mencari hubungan ontora tayangan berita kriminal di televisi dengan ketakatan khalayak terhadap kejahatan. Acara televisi yang dijadikan sebagai kasus Patroli di lndosiar. Penelitian yang berangkat dari teori Gerbner tentang kultwasi ini menggunakan metode survei dengan sampel masyarakat Kecamatan Beji, Depok. Penelitian menemukan bahwa memang ada hubungan antara intensitas menonton tayangan kriminal dengan timbidnya rasa takut terhadap kejahatan"
2004
TJPI-III-3-SeptDes2004-110
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devin Winardi
"Skripsi ini membahas tentang implementasi text sequence classification menggu- nakan data pesan pengguna asli dari perusahaan e-commerce Indonesia, untuk meningkatkan performa chatbot perusahaan dalam memprediksi intent. Problem yang menjadi fokus dalam skripsi ini adalah bagaimana cara untuk menggunakan konteks-konteks yang ada pada pesan pengguna di awal sesi untuk memprediksi intent dari pesan pengguna yang ada di akhir sesi. Skripsi ini bekerja sama dengan salah satu perusahaan ecommerce di Indonesia dan menggunakan data dari percaka- pan antara pengguna dan chatbot yang dimiliki perusahaan. Setelah eksplorasi data dilakukan, ditemukan bahwa terdapat ketidakseimbangan pada data sehingga di- gunakan focal loss agar model dapat memprediksi dengan baik intent-intent yang memiliki data sedikit. Selain itu, data juga diaugmentasi, yakni pesan-pesan peng- guna dalam sesi percakapan yang sama digabungkan agar konteks pada pesan per- tama dapat digunakan untuk memprediksi intent pada pesan selanjutnya. Penelitian ini juga bereksperimen dengan model LSTM dan Bi-LSTM, serta menggunakan attention layer untuk memilih data yang lebih penting daripada yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang diajukan pada akhir penelitian berhasil menyaingi model perusahaan yang sebelumnya. Selain itu, penulis juga melakukan analisis kesalahan dan menemukan bahwa model memiliki performa yang rendah ketika memprediksi beberapa intent, hal ini disebabkan oleh adanya kesamaan kan- dungan kata pada intent-intent tersebut, sehingga model mengalami kesulitan mem- bedakan intent-intent tersebut.

This thesis talks about the implementation of text sequence classification on real user message data of an e-commerce company in Indonesia. It aims in improving the company’s chatbot performance in predicting intents. The problem that is the main focus of this thesis is how to use the contexts in the user’s message at the beginning of the session to predict the intent of the user’s message at the end of the session. This thesis collaborates with an e-commerce company in Indonesia and uses data from conversations between users and the company’s chatbot. After exploring the data, it was found that there is an imbalance in the data so that focal loss is used so that the model can predict well the intents that have little data. In addition, the data is also augmented, where user messages in the same conversation session are combined so that the context of the first message can be used to predict the intent of the next message. This work also includes experiments on the use of LSTM and Bi-LSTM models, and used the attention layer to select data that are more important than others. The experiment result shows that the proposed model is successful in competing with the company’s past model. In addition, the author also conducted an error analysis where it was found that the model has low performance when predicting a number of particular intents, this is due to the similarity of the wording of the intents and because of that, the model has difficulty in distinguishing the intents."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andimas Iben Dewajaya
"

Studi ini meneliti bagaimana keputusan dari service manajer untuk menawarkan jaminan layanannya secara explisit ataupun implisit mempengaruhi niat WOM dan niat pembelajaan pelanggan dalam konteks industry penerbangan, yang dimana hubunngan ini di moderasi oleh reputasi perusahaan. Data yang diperoleh dari 141 pelanggan Indonesia menunjukkan bahwa pengaruh dari jaminan layanan explisit-implisit terhadap niat WOM dan niat pembelanjaan pelanggan tidak signifikan, dan hubungan ini tidak di moderasi oleh reputasi perusahaan. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa efek dari jaminan layanan baik secara explisit atau implisit terhadap niat WOM dan niat pembelanjaan pelanggan tidak berbeda secara signifikan diantara perusahaan dengan reputasi tinggi dan perusahaan dengan reputasi rendah.


This study examined how service managers decision to offer service guarantees explicitly or implicitly affect customers’ WOM and purchase in the airline industry context, which relationship is moderated by firm reputation. Data collected from 141 Indonesian consumers indicated that the influence of explicit-implicit service guarantee on customers’ WOM and purchase intent is not significant, and this relationship is not moderated by firm reputation too. The result of this study highlights that the effect of an explicit or an implicit service guarantees on customers’ WOM and purchase-intent is not significantly different between high-reputed and low-reputed firm.

"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Modiyanti
"Riset mengenai pengadopsian layanan robot mulai memikat perhatian banyak peniliti dalam literatur manajemen. Namun, hubungannya dengan customer delight dan behavior-intent, terutama di negara berkembang belum diselidiki. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melengkapi literatur yang ada dan memberikan wawasan yang berharga bagi perusahaan perhotelan dengan meneliti efek memiliki petugas manusia dan petugas layanan robot pada customer delight, return-intent dan WOM-intent dalam setting hotel di Indonesia. Desain eksperimental dengan empat skenario berbeda (concierge manusia yang ramah (ya / tidak), concierge robot layanan ramah (ya / tidak)) dilakukan, dengan total 216 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memiliki petugas manusia memiliki efek yang lebih positif pada customer delight, return-intent dan WOM-intent daripada tidak memilikinya. Demikian pula, memiliki layanan pelayan robot menghasilkan efek positif pada tiga variabel dependen daripada tidak memilikinya. Hasil untuk efek interaksi mengungkapkan bahwa memiliki petugas manusia memiliki efek yang lebih positif pada customer delight dan return-intent daripada memiliki petugas layanan robot, tetapi sebaliknya berlaku untuk efek pada WOM-intent. Selain itu, memiliki concierge layanan robot dan petugas manusia memiliki efek yang lebih positif pada ketiga variabel dependen daripada hanya memiliki petugas manusia.

Research on the potential adoption of service robots has been growing in attention in the management literature. However, its relationship with customer delight and behavior-intent, especially in a developing country have not yet been investigated. Thus, this study aims to fill in the gap of the literature and provide valuable insights for hotel firms by examining the effects of having a human concierge and a service robot concierge on customer delight, return-intent and WOM-intent in an Indonesian hotel setting. An experimental design with four different scenarios (friendly human concierge (yes/no), friendly service robot concierge (yes/no)) was carried out, with a total of 216 respondents. The results showed that having a human concierge has a more positive effect on customer delight, return-intent and WOM-intent than not having one. Similarly, having a service robot concierge generated a positive effect on the three dependent variables than not having one. The outcome for the interaction effects revealed that having a human concierge has a more positive effect on customer delight and return-intent than having a service robot concierge, but the reverse applies to the effects on WOM-intent. Additionally, having both a service robot concierge and a human concierge has a more positive effect on all three dependent variables than having a human concierge only."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Nugroho
"Proses pemberian independensi bank sentral di Indonesia dimulai dengan ditandatanganinya letter of intent kepada IMF tanggal 15 Januari 1998 oleh Presiden Soeharto. Langkah ini kemudian ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Keppres No.23/1998 tentang pemberian kewenangan kepada Bank Indonesia 031) yang memberikan kebebasan dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan di bidang pengendalian moneter, penentuan suku bunga, kurs, dan kebijakan devisa. Langkah itu diikuti dengan keputusan untuk tidak lagi memasukkan Gubernur BI di dalam Kabinet Reforrnasi Presiden Habibie, akhir Mei 1998. Akhirnya pada bulan Mei 1999 dikeluarkan UU No.23 Tahun 1999 tentang BI yang secara resmi memberikan status BI sebagai lembaga yang independen.
Pemberian status independen kepada BI ternyata menimbulkan kontroversi karena independensi BI dinilai berlebihan bahkan muncul pendapat keberadaan BI seperti negara dalam negara. Gleh karena itu karya akhir ini berupaya untuk menjelaskan seberapa besar tingkat independensi BI saat ini (berdasarkan UU No.23 Tahun 1999) dibandingkan dengan independensi BI di masa lalu (berdasarkan UU No.13 Tahun 1968) serta membandingkannya dengan independensi bank sentral negara-negara lain. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, karya akhir ini akan melakukan pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat independensi BI berdasarkan UU No.23 Tahun 1999 lebih besar dibandingkan dengan tingkat independensi BI berdasarkan UU No.13 Tahun 1968.
Metode yang akan digunakan dalam pengukuran tingkat independensi BI adalah metode Cukiennan, yaitu dengan melakukan penilaian terhadap 16 variabel dari 4 aspek independensi yang terkandung dalam UU BI yaitu aspek : (1) prosedur pengangkatan dan masa jabatan dewan gubernur; (2) formulasi kebijakan dan anggaran; (3) tujuan bank sentral; dan (4) pembatasan pemberian kredit kepada pemerintah. Masing-masing variabel akan dinilai dari angka 0 sampai dengan angka 1, semakin besar nilai variabel menunjukkan adanya tingkat independensi yang semakin tinggi. Cukierman mengakui bahwa penggunaan independensi legal saja sebagai indikator tingkat independensi bank sentral memiliki kelemalian yaitu, pertama, independensi legal tidak lengkap dan tidak dapat menjelaskan kondisi riil batasan wewenang antara bank sentral dan penguasa politik di suatu negara, kedua, apabila independensi legal menjelaskan cukup tegas dalam prakteknya mungkin berbeda.
Namun demikian independensi legal dapat digunakan sebagai indikator yang panting dengan alasan, pertama, independensi legal mengindikasikan tingkat independensi yang diberikan legislatif kepada bank sentral, kedua, hampir semua penelitian sistematis mengenai independensi bank sentral yang telah dilakukan para ahli mempercayakan semata-mata pada indikator independensi legal.
Selain pengukuran secara kuantitatif, karya akhir ini juga akan menganalisis secara kualitatif terhadap beberapa variabel independensi BI berdasarkan UU No.23 Tabun 1999 dengan menggunakan, pertama, pendekatan teoritis yang digunakan oleh Amtenbrink yaitu dengan menganalisis independensi bank sentral dari 4 (empat) aspek yaitu aspek institusional, fungsional, organisasional, dan keuangan. Kedua, interpretasi secara sistematis terhadap beberapa issue dalam UU BI yang menjadi bahan perdebatan publik.
Berdasarkan hasil pengukuran dengan metode Cukierman, tingkat independensi BI berdasarkan UU No.23 Tahun 1999 memperoleh nilai 0.67 sedangkan berdasarkan UU No.13 Tahun 1968 hanya memperoleh nilai 0.21. Kenaikan tingkat independensi yang signifikan terutama disebabkan adanya peningkatan independensi dalam penentuan kebijakan moneter dan independensi dewan gubernur BI.
Tingkat independensi BI berdasarkan UU No.13 Tahun 1968 relatif rendah dibandingkan negara berkembang atau negara maju Iainnya. Bahkan urutan Indonesia masih di bawah Philipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Namun demikian berdasarkan UU No.23 Tahun 1999, tingkat independensi BI hampir sama dengan tingkat independensi negara Jarman dan melampaui tingkat independensi negara Amerika Serikat yang dianggap negara pelopor dalam independensi bank sentralnya.
Kenaikan independensi yang sangat signifikan dalam penentuan kebijakan moneter tercantum dalam Pasal 10 UU No.23 Tahun 1999 yang menyatakan bawwa BI menentukan laju inflasi sebagai sasaran kestabilan nilai rupiah. Sasaran ini harus diumumkan dan kemudian menjadi goal untuk dicapai. Menurut penjelasannya, sasaran ini ditentukan secara tahunan menurut tahun kalender dan dapat berbeda dengan asumsi laju inflasi yang digunakan pemerintah dalam menyusun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Di sini dapat menimbulkan masalah bagaimana kalau terjadi perbedaan tingkat inflasi yang dijadikan sasaran kebijakan moneter BI dengan asumsi pemerintah. Perbedaan ini dapat menimbulkan kebingungan masyarakat dan dunia usaha serta menambah ketidakpastian pasar yang justru harus dijaga.
Selain hal tersebut di atas, sistem yang memberikan kebebasan bank sentral menentukan sendiri sasaran yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya juga mengandung kelemahan yaitu dapat mengurangi rasa tanggung jawab bank sentral dan membuka kemungkinan kurang cermatnya lembaga tersebut rnenentukan sasarannya. Bank sentral dapat saja menentukan sasaran yang gampang dicapai, akan tetapi belum tentu sasaran yang ditentukan itu relevan bagi pasar.
Alternatif yang terbuka adalah bahwa sasaran laju inflasi ditentukan oleh pemerintah. Ini tidak menghilangkan independensi BI hanya saja independensinya bukan dalam penentuan sasaran tetapi dalam cara atau teknik mencapai sasaran termasuk menentukan sasaran antara dan pemilihan sarana (instrumen moneter) yang digunakan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jadi BI bebas menentukan sasaran antara dan teknik bagaimana mencapai sasaran laju inflasi yang telah ditentukan pemerintah. Sistem ini telah diterapkan di Selandia Baru. Blinder mengatakan bahwa independensi bank sentral berarti bahwa lembaga ini bebas menentukan bagaimana cara mencapai sasaran yang telah ditentukan, dan keputusan-keputusan yang sudah dibuatnya sangat sukar bagi lembaga lain di dalam pemerintahan untuk mengubahnya. Akan tetapi kebebasan menentukan cara mencapai sasaran tidak berarti bank sentral menentukan sendiri sasaran tersebut. Sasaran ini ditentukan dalam sistem demokrasi oleh pejabat yang dipilih rakyat dan bank sentral menundukkan diri pada keinginan publik.
Dalam sistem yang berlaku di Indonesia, presiden yang dipilih rakyat yang menentukan sasaran inflasi. Sistem penentuan sasaran moneter oleh presiden tetap memberikan kedudukan independen kepada bank sentral. Kebebasan yang diberikan kepada bank sentral bukan dalam menentukan sasaran moneter, tetapi dalam menentukan bagaimana cara mencapai sasaran tersebut. Fischer menyebutkan posisi bank sentral yang dernikian disebut sebagai instrument independence tetapi bukan goal independence.
Dalam menentukan sasaran tunggal laju inflasi tersebut hendaknya BI dan pemerintah secara tegas menerapkan kerangka .kerja inflation targeting framework. Hal ini terutama untuk menciptakan kredibilitas bank sentral dengan mengumumkan target inflasi secara eksplisit dan diumumkan kepada publik sehingga masyarakat akan mengetahui sejauh mana usaha bank sentral mencapai target yang sudah diumumkan tersebut. Kredibilitas bank sentral ini penting karena akan mempengaruhi publik dalam membuat ekspektasi inflasi. Jika publik percaya bahwa bank sentral akan memegang janjinya untuk mencapai target inflasi, publik akan mengkalkulasi kegiatan usahanya berdasarkan tingkat inflasi yang sudah dijanjikan yang pada gilirannya akan membantu usaha bank sentral untuk menjaga kestabilan harga."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T4981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Permata Herman
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis apakah terdapat perbedaan smoking intent dan brand likeability pada remaja non-perokok apabila produk rokok menggunakan format plain packaging dibandingkan dengan format existing packaging serta kaitannya dengan variabel moderasi berupa brand familiarity dan jenis kelamin sex . Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen. Analisis data dilakukan menggunakan hasil dari independent t-test serta general linear model. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan plain packaging dan existing packaging terhadap smoking intent dan brand likeability serta dimoderasi oleh brand familiarity. Namun, jenis kelamin ternyata tidak terbukti memoderasi hubungan antara format kemasan dengan smoking intend dan brand likeability.

ABSTRACT
This research aims to analyze the difference between plain packaging and existing packaging toward smoking intent and brand likeability among young non smokers and moderating effects from brand familiarity and sex. This research conducted using experimental method. The data is analyzed by using independent sample t test and general linear model. Result shows that packaging format does make differences toward smoking intent and brand likeability, and this relationship was moderated by brand familiarity. In contrast, sex variable did not have any significant moderation effect toward packaging format and smoking intent and brand likeability. "
2017
S67287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brenda Carolinsia
"Salah satu dampak dari pandemi COVID-19 adalah penurunan jumlah angka kunjungan pasien di rumah sakit. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan bagi sakit. Di sisi lain, mutu pelayanan yang diselenggarakan oleh rumah sakit dapat memengaruhi persepsi pasien akan pelayanan rumah sakit, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi minat pasien untuk melakukan kunjungan ulang ke rumah sakit tersebut. Populasi pada penelitian ini adalah rata-rata jumlah kunjungan ulang pasien rawat jalan di Poliklinik RS Santo Antonio Baturaja periode Januari-Juni 2021 yaitu sebanyak 724 orang dan sampel sebanyak 270 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross-sectional, uji statistik menggunakan uji Chi Square. Untuk analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dimensi tangible (P Value = 0,000, IK95% = 11,467-469,81), reliability (P Value = 0,006, IK95% = 4,561-231,59), responsiveness (P Value = 0,000, IK95% = 7,155-258,41), emphaty (P Value = 0,014, IK95%=2,869-117,45) dan assurance (P Value = 0,000, IK95%=8,320-322,49) dengan minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di poliklinik RS Santo Antonio Baturaja pada masa pandemi COVID-19. Dimensi yang paling dominan adalah tangible (P Value = 0,001). Mayoritas persepsi responden sudah baik tentang mutu pelayanan kesehatan di Poliklinik Spesialis RS Santo Antonio pada masa Pandemi COVID-19. Namun, ada respons negatif pada dimensi Tangible terkait sterilitas, kelengkapan alat medis serta kebersihan kamar mandi pasien. Respons negatif pada dimensi Reliability berupa keluhan terhadap alur proses pendaftaran, ketepatan waktu mulai praktik dokter dan waktu tunggu pelayanan. Sehingga, rumah sakit perlu meningkatkan promosi pendaftaran rawat jalan secara Online, penambahan loket pendaftaran, menambah nurse station, dan mengupayakan peningkatan kepatuhan waktu mulai pelayanan spesialis oleh dokter spesialis melalui pemberian Reward and Punishment sebagai strategi jangka pendek untuk meningkatkan minat kunjungan ulang. Adapun strategi jangka panjang berupa program kerjasama rujukan dengan FKTP dan penambahan Poliklinik Geriatri.

One of the impact of the COVID-19 pandemic is the decrease in hospital patient visit. This will in turn decrease the hospital’s income. On the other hand, the quality of the hospital services may affect the patient’s perception on the hospital’s quality of service, which will eventually affect the patient’s intent to revisit the hospital. This study aims to analyze the correlation between hospital service quality on outpatients’ intent to revisit the specialist polyclinic of Santo Antonio Hospital Baturaja. The population was the average number of outpatients revisiting the specialist polyclinic of Santo Antonio Hospital Baturaja for the January-June 2021 period, namely 724 patients. The number of samples were 270 respondents. This is a quantitative study using a cross-sectional design, with statistical tests using the Chi Square test. For multivariate is using multiple logistic regression analysis. The results showed that there was a relationship between tangible (P Value = 0.000, CI95% = 11.467-469.814), reliability (P Value = 0.006, CI95% = 4.561-231.590), responsiveness (P Value = 0.000, CI95% = 7.155- 258,411), empathy (P Value = 0.014, CI95%=2,869-117,453) and assurance (P Value = 0,000, CI95%=8,320-322,492) with the intent to revisit outpatient in Specialist Polyclinic of Santo Antonio Hospital during the COVID-19 Pandemic. The most dominant dimension is tangible (P Value = 0.001). The majority of respondents had a good perception of the quality of hospital services. However, there was negative responses on the Tangible dimension related to the sterility and completeness of medical devices in the examination room and the patient's bathroom. Negative responses on the Reliability dimension related to registration process, the timeliness of starting doctor practice and the waiting time for services. Hospitals need to make improvements to improve quality of hospital services. Thus, hospital need to increase the promotion of online registration, add registration counters, add nurse stations, and give specialist doctors rewards/punishment as a short-term strategy to increase outpatients’ intent to revisit. The long-term strategy is in the form of a referral collaboration program with general practitioners and the addition of a Geriatric Polyclinic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brenda Fania
"Keberhasilan m-wallet dalam memberikan layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan tidak hanya dilihat dari peningkatan jumlah pengguna, tetapi juga dari sisi bagaimana menjaga retensi pengguna dalam menggunakan aplikasi, salah satunya adalah dengan mengevaluasi sisi customer experience. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan dari customer experience (CX) dan bagaimana implikasi customer experience (CX) terhadap customer loyaty dan continue usage intention, dimana penelitian difokuskan pada pada aplikasi mobile wallet (m-wallet). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan teknik survei secara online terhadap 342 responden. Kemudian data diuji menggunakan metode Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukan bahwa delapan dari 21 hipotesis dinyatakan signifikan, di mana terdapat masing-masing pengaruh yang signifikan dari trust, convenience, social influence, application attributes, dan responsiveness terhadap customer experience, kecuali customer support. Customer experience juga memiliki pengaruh yang signifikan dengan customer loyalty dan continue tusage intention. Kemudian variabel moderasi usia dan gender ditemukan tidak memoderasi masing-masing hubungan trust, convenience, social influence, application attributes, customer support, dan responsiveness terhadap customer experience. Hasil penelitian ini akan berkontribusi pada literatur tentang Customer Experience (CX) dan akan membantu penyedia layanan m-wallet dalam mengenali pentingnya CX dan merancang strategi membangun customer experience yang tepat.

The success of m-wallet in providing services that meet customer expectations is not only seen from the increase in the number of users but also in terms of how to maintain user retention in using applications, one of which is by evaluating the customer experience side. This study aims to identify the determinants of customer experience (CX) and how the implications of consumer experience (CX) on customer loyalty and continued usage intention, where the object of this research is a mobile wallet application (m-wallet). This study uses descriptive research and online survey techniques with 342 respondents. Then the data was tested using the Partial Least Squares - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results showed that eight of the 21 hypotheses were significant. Each significantly influenced trust, convenience, social influence, application attributes, and responsiveness towards customer experience, except for customer support. Customer experience also significantly influenced customer loyalty and continued service intention. Then the moderating variables of age and gender were found not to moderate the relationships of trust, convenience, social influence, application attributes, customer support, and responsiveness toward customer experience. The results of this study will contribute to the literature on Customer Experience (CX) and assist m-wallet service providers in recognizing the importance of CX and designing strategies to build the right customer experience."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurnia Surawijaya
"Latar Belakang : Dalam kasus forensik yang berhubungan dengan impulsivitas dan agresivitas, dibutuhkan suatu kompleksitas dan terdapat potensi risiko yang tinggi dalam menilai akurasi kondisi mental yang dapat memberikan terang perkara dan membantu memberikan pertimbangan dalam keputusan dalam persidangan.Tujuan : Meninjau berbagai literatur atau penelitian sebelumnya mengenai tahapan evaluasi yang dapat dilakukan psikiater pemeriksa dalam menilai criminal intent pada kasus-kasus impulsivitas dan agresivitas. Metode : Penelusuran artikel dilakukan sesuai dengan alur pada bagan PRISMA melalui lima pangkalan data, yaitu PubMed, Scopus, EMBASE, Web of Science, dan Cochrane.Hasil : Total literatur yang peneliti dapatkan sebanyak 981, lalu melalui proses penyaringan duplikasi, kriteria inklusi dan ekslusi sehingga tersisa 32 artikel. Telaah kritis dengan menggunakan QuADS. Rentang tahun penelitian terkumpul dari 1993—2024, dengan peningkatan literatur dalam 10 tahun terakhir. Lokasi terbanyak artikel berasal dari benua Eropa yaitu enam belas artikel. Artikel terkumpul didominasi oleh penelitian potong lintang dan laporan kasus dengan masing-masing sebanyak empat belas artikel. Gangguan jiwa yang ditemui dari artikel terkumpul cukup beragam dengan pembahasan mayoritas berfokus pada gangguan spektrum skizofrenia dan gangguan kepribadian. Selain pemeriksaan forensik yang telah melalui anamnesis yang lengkap dan runut, peneliti mencatat beberapa instrumen khusus yang digunakan. Berbagai instrumen dan pemeriksaan penunjang khusus ini memiliki tujuan tertentu dan dapat membantu terang sebuah perkara hingga mengeksklusi diagnosis tertentu. Kesimpulan : Melalui tinjauan sistematik ini, tahapan-tahapan penting yang harus diperhatikan seorang psikiater pemeriksa dalam menilai criminal intent pada kasus-kasus impulsivitas dan agresivitas adalah anamnesis psikiatrik, pemeriksaan instrumen, pemeriksaan penunjang, dan penentuan kesimpulan.

Background : In forensic cases related to impulsivity and aggressivity, there is a need for complexity and a high potential risk in assesing the accuracy of mental conditions. This can shed light on the case and assist in providing considerations in court decisions. Objective : To review various literature or previous research regarding the evaluation stages that a forensic psychiatrist can undertake in assesing criminal intent in cases of impulsivity and aggressivity. Method : Article searches were conducted according to the PRISMA flowchart through five databases: PubMed, Scopus, EMBASE, Web of Science, and Cochrane. Result : A total of 981 articles were obtained, which were then filtered for duplicated, inclusion, and exclusion criteria, leaving 32 articles. Critical appraisal was conducted using QuADS. The research spanned from 1993 to 2024, with an increase in literature over the past 10 years. The majority focusing on schizophrenia spectrum disorders and personality disorders. In addition to forensic examinations that included comprehensive and sequential anamnesis, researchers noted several specific instruments used. These various instruments and special examinations have specific purposes and can help clarify a case, even to the point of exlucing certain diagnoses. Conclusion : Through this systematic review, the important stages that a forensic psychiatrist must consider to in assessing criminal intent in cases of impulsivity and aggressivity are psychiatric anamnesis, instrument examination, supporting examinations, and conclusion determination."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>