Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Soybean pod borer (Etiella zinckenella treitschke) is an reported from all of soybean planting areas in Indonesia. Besides E. zinckenella, there are four others pod borer species identified in Indonesia, namely E hobsoni Butler, E.chrsoporella Meurick, E. grisea drososcia Meyrick stat n and E behrii zeller E zinckenella is wedely causing severa damage to soybean areas....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The screening of potential chemicals for control of bemisia tabaci on poinsettia (Euphorbia pulcherrima c.v. Lilo Pink) planst using a leaf dipping technique was investigated....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurindah
Abstrak :
Pengendalian hayati merupakan akar dalam pengelolaan hama secara terpadu. Dalam pengendalian hayati serangga hama, parasitoid dan predator mempunyai peran sangat nyata dalam menjaga perkembangan populasi hama untuk selalu pada tingkat yang tidak merusak tanaman. Serangga hama merupakan salah satu kendala dalam proses produksi serat kapas, sehingga pengendalian hama merupakan kegiatan penting dalam budi daya tanaman kapas. Pemanfaatan parasitoid dan predator dalam program pengendalian hayati hama kapas terbukti dapat mengendalikan populasi hama secara efektif dan ramah lingkungan. Pemanfaatan parasitoid dan predator dilakukan dengan menerapkan tindakan konservasi dan augmentasi musuh alami dalam sistem budi daya kapas sejak awal pertumbuhan tanaman. Konservasi parasitoid dan predator dilakukan melalui peningkatan keanekaragaman vege-tasi dengan menerapkan pola tanam tumpang sari dan konsep ambang kendali dengan mempertimbangkan keberadaan musuh alami. Pemanfaatan parasitoid dan predator dalam pengendalian hama memungkinkan budi daya kapas tanpa insektisida kimia sintetis untuk mendapat hasil yang optimal.
Kementerian Pertanian RI, 2013
630 PIP 6:4 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Baehaki S. E.
Abstrak :
Pengembangan program pengelolaan hama terpadu (PHT) nasional sejak 1989 mampu meningkatkan produksi padi di Indonesia. Namun produksi padi tahun 2001-2006 mengalami pelandaian, berada di sekitar 54 juta ton per tahun. Pada tahun 2007 pemerintah melaksanakan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dengan target meningkatkan produksi 5% per tahun (2 juta ton/tahun). Salah satu upaya mencapai target produksi tersebut adalah dengan melaksanakan program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) melalui 60.000 unit sekolah lapang PTT (SL-PTT). Hasil evaluasi pada 2008 dan 2009 menunjukkan, produksi padi melonjak dari 54,45 juta ton pada tahun 2006 menjadi 57,16 juta ton pada 2007, dan pada tahun 2008 dan 2009 produksi masing-masing mencapai 60,33 dan 64,4 juta ton. PHT bertujuan untuk mencapai stabilitas produksi, sedangkan PTT untuk meningkatkan produksi, efisiensi penggunaan input, dan nilai ekonomi tanaman. PTT terdiri atas beberapa komponen, yaitu pengelolaan varietas padi terpadu, pengelolaan nutrisi tanaman terpadu, pengelolaan hama terpadu, pengendalian gulma terpadu, pengelolaan air terpadu, pengelolaan pestisida terpadu, sosial ekonomi, mesin pertanian, dan pascapanen. Dalam era pembangunan pertanian tangguh pada koridor otonomi daerah, diperlukan sinkronisasi antara pusat dan daerah dalam implementasi Permentan No. 45/2011 dan sinergisme antardisiplin ilmu dalam upaya meningkatan produksi dan kesejahteraan petani.
Kementerian Pertanian RI, 2013
630 PIP 6:4 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library