Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Nova Marannu M.
Abstrak :
Tesis ini membahas kepentingan nasional Singapura dalam mengusulkan pembentukan rezim open sky kepada ASEAN pada tahun 2002. Analisa dilakukan dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan domestik yang mempengaruhi Singapura memilih strategi untuk mengusulkan open sky dan tantangan yang dihadapi Singapura untuk meliberalisasi penuh pasar transportasi udara di ASEAN. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah keuntungan apa yang ingin diraih Singapura dengan menawarkan ASEAN untuk meningkatkan kerja sama transportasi udaranya menjadi liberalisasi penuh dengan cara mengikat perjanjian open sky? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teori strategi penyesuaian internasional dari G. John Ikenberry. Kesimpulan yang ditemukan adalah open sky menjadi salah satu cara Singapura untuk menjadi pusat perekonomian di kawasan Asia Tenggara. Hasil penelitian ini juga menyarankan agar negara-negara ASEAN sebaiknya meninjau kembali sejauh mana mereka dapat membuka diri bagi open sky, sebab open sky hanya akan menguntungkan Singapura, dan tidak mendukung integrasi pasar transportasi udara domestik di masing-masing anggota ASEAN.
Focus of this study is Singapore's national interest in recommending open sky regime to ASEAN in 2001. The analysis was conducted by focusing on external and domestic environments of Singapore that influenced its selection of strategy to recommend open sky and challenges faced by Singapore to fully liberalise air transport sector in ASEAN. Research question of this study is what benefit that Singapore is keen to pursue, by recommending ASEAN to shift its air transport cooperation to full liberalization by establishing an open sky? This research is qualitative, using strategies of international adjustment developed by G. John Ikenberry. The study found that open sky is one of tools used Singapore to become hub of economics in Southeast Asia region. The researcher suggests that ASEAN members should review their policy on how far they could open themselves toward open sky as is only benefited more to Singapore and do not encourage integration of domestic air transport market in ASEAN.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27993
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Khalid
Abstrak :
Pemerintah Kota Depok bekerjasama dengan developer PT Andyka Investa untuk melakukan pembenahan dan pembangunan kawasan yang akan disebut Metrostater Depok. Proyek Metrostater Depok ini diwacanakan akan menaggunakan konsep Transit Oriented Development (TOD) yang mengintegrasikan Stasiun Depok Baru dan Terminal Kota Depok. Namun, setelah beberapa tahun proyek ini terlihat mandek penyelesaian pembangunannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apa saja yang faktor yang menyebabkan proyek ini tertunda dan apa saja dampak yang ditimbulkan dari tertundanya proyek integrasi komplek Metrostater Depok ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam sebagai sumber data primer serta studi kepustakaan dari penelitian terdahulu, observasi langsung dan rilis berita sebagai sumber data sekunder. Penelitian ini menggunakan kerangka teori utama Project Delay Factors dari Tavassolirizi et.al (2020) dan elaborasi dari teori dampak dari Drucker (1986), Subarto (2015), Latif (2022). Hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tertundanya proyek ini diantaranya adalah kurang tepatnya prediksi dana anggaran, adanya dugaan penyalahgunaan anggaran, kurangnya koordinasi teknis yang baik antar stakeholder, kurangnya peran sentral untuk membuat keputusan, kurangnya otoritas yang memimpin proyek di lokasi, kurangnya desakan untuk menyelesaikan proyek dengan tepat waktu, kurangnya koordinasi matang terkait penyelesaian konflik/sengketa, serta kurang tepatnya estimasi waktu penyelesaian proyek. Selain itu, teridentifikasi pula beberapa dampak yang ditimbulkan dari tertundanya proyek ini diantaranya adalah efek sistemik kemacetan, kerusakan terhadap lingkungan sekitar, berkurangnya kualitas hidup masyarakat kota, dampak ke kesehatan mental masyarakat, kendala para instansi yang tidak bisa mengeluarkan anggaran karena proyek ini masih dalam masa kontrak dengan developer, persepsi negatif yang timbul dari masyarakat Kota Depok terhadap Pemerintah Kota Depok karena tertundanya proyek integrasi Metrostater Depok ini, dan terhambatnya potensi pertumbuhan transportasi dan perekonomian Kota Depok. ......The Depok City Government is collaborating with developer PT Andyka Investa to improve and develop the area which will be called Metrostater Depok. The Depok Metrostater project is planned to use the Transit Oriented Development (TOD) concept which integrates Depok Baru Station and Depok City Terminal. However, after several years this project seemed to have stalled in completion. Therefore, this research aims to analyze what factors caused this project to be delayed and what impacts resulted from the delay in the Depok Metrostater complex integration project. This research uses a post-positivist approach with qualitative data collection techniques through in- depth interviews as primary data sources and literature studies from previous research, direct observation and news releases as secondary data sources. This research uses the main theoretical framework of Project Delay Factors from Tavassolirizi et.al (2020) and elaboration of impact theory from Drucker (1986), Subarto (2015), Latif (2022). The results of this research identify that there are several factors that cause delays in this project in accordance with the Project Delay Factors framework, including inaccurate predictions of budget funds, allegations of budget misuse, lack of good technical coordination between stakeholders, lack of a central role in making decisions, lack of authority. who leads the project at the location, lack of sufficient pressure from the unit supervisor or other parties who are also responsible for completing the project on time, lack of thorough coordination regarding conflict/dispute resolution, and inaccurate estimates of the project completion time. Apart from that, several impacts resulting from the delay of this project were also identified, including systemic effects of traffic jams, damage to the surrounding environment, reduced quality of life for city residents, impacts on people's mental health, obstacles to agencies not being able to spend budgets because this project was still in its infancy. contracts with developers, negative perceptions arising from the people of Depok City towards the Depok City Government due to delays in the Depok Metrostater integration project, and hampered transportation and economic growth potential in Depok City.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuqqa Macdalena
Abstrak :
Penelitian ini mengalisis collaborative governance pada integrasi moda transportasi angkot dalam pelaksanaan Program Jak Lingko Di Provinsi DKI Jakarta dalam rangka mewujudkan smart mobility. Kajian ini menggunakan pendekatan post positivist untuk menganalisa proses collaborative governance yang terjadi pada integrasi moda transportasi dalam sistem BRT Transjakarja sebagai bagian dari pelaksanaan program Jak Lingko. Proses collaborative governance yang terjadi dianalisis dengan lima dimensi model collaborative governnace yang terdiri atas dimensi konteks sistem umum, dimensi pendorong, dimensi dinamika kolaborasi, dimensi aksi kolaboratif dan dimensi dampak kolaborasi. Model Collaborative Governance ini dikembangkan dengan memasukkan parameter smart mobility pada dimensi dampak kolaborasi. ......This study aim to investigate collaborative governance in the integration of angkot as one of transportation modes within the implementation the Jak Lingko Program in order to realize smart mobility in DKI Jakarta. This study uses a post positivist approach to analyze the collaborative governance process that occurs in the integration of mini bus "angkot" as one of transportation modes into the Transjakarja's BRT system as an integral part of the implementation of the Jak Lingko program. The collaborative governance process that took place was analyzed with five dimensions of the collaborative governance model consisting of the dimension of the general system context, the driving dimension, the dimensions of collaboration dynamics, the dimensions of collaborative action and the dimensions of the impact of collaboration. This Collaborative Governance model was developed by incorporating smart mobility parameters into the dimensions of collaboration impact.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanen Patricia Angelica
Abstrak :
Kinerja pelayanan transit di DKI Jakarta masih membutuhkan peningkatan pada beberapa aspek pelayanan seperti keandalan, kenyamanan dan keamanan suatu moda transportasi. Atas dasar permasalahan tersebut, penelitian ini membahas tentang kinerja pelayanan transit di Kawasan TOD Dukuh Atas, Jakarta. Dalam pengukurannya, penelitian ini menggunakan delapan dimensi terkait kinerja pelayanan transit dari Eboli dan Mazzulla (2011) yaitu rute dan karakteristik, keandalan pelayanan, kenyamanan dan kebersihan, biaya, informasi, keamanan serta keselamatan, layanan pelanggan dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data mix-method yaitu melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pengguna transportasi publik terhadap kinerja pelayanan transit di Kawasan TOD Dukuh Atas termasuk kedalam kategori “Baik”. Meski begitu, terdapat beberapa temuan seperti keluhan mengenai halte TransJakarta yang terlalu jauh, keterlambatan moda transjakarta, kepadatan penumpang pada jam sibuk dan ketiadaan petugas di dalam moda TransJakarta. ......The performance of public transit service in DKI Jakarta province still needs some improvement in several aspects of service such as reliability, comfort and security of transport modes. Based on the issues, this study examined the service performance of public transit in the TOD Area of Dukuh Atas, Jakarta. For measuring the results, this study uses eight dimensions of public transit performance from Eboli and Mazzulla (2011) namely routes and security, service, comfort and cleanliness, cost, information, security, and safety, customer service and the environment. This study uses a quantitative approach with mixedmethod data collection through interviews and distributing questionnaires to 100 respondents. The result of this study shown that the perceptions of public transportation users towards performance of transit service in the Dukuh Atas TOD Area is included in the “Good” category. However, there are several issues such as the distance of the TransJakarta bus stop, delays in the TransJakarta service, crowdednessness of passengers during rush hours and the absence of officers in the TransJakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library