Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suroto
"PT Asuransi Jasa Indonesia atau biasa disebut sebagai Asuransi Jasindo adalah perusahaan asuransi kerugian yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah dan berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara. Kinerja Asuransi Jasindo selama periode 5 (lima) tahun, mulai tahun 1993 adalah baik, antara lain ditinjau dari segi pendapatan dan laba yang diperolehnya. Namun kinerja tersebut belumlah optimal bila dibandingkan dengan potensi pasar asuransi kerugian di Indonesia yang berkembang lebih baik bila dibandingkan dengan perkembangan kinerja Asuransi Jasindo utamanya dalam hal perkembangan pendapatan premi, modal sendiri dan laba sebelum pajak.
Dalam rangka menindaklanjuti perkembangan kinerja tersebut dan bertepatan pula dengan pelaksanaan penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan 1999 - 2003 pada tahun 1998, disusun formulasi strategi pertumbuhan pendapatan yang berorientasi pada laba. Strategi ini dijabarkan lebih lanjut antara lain dengan mengembangkan kelompok-kelompok asuransi kerugian yang selama ini berorientasi pada pasar dengan konsumen perusahaan-perusahaan besar atau pasar korporasi menjadi asuransi yang dapat dipasarkan kepada konsumen perorangan atau rumah tangga dalam bentuk asuransi kerugian ritel. Pengembangan asuransi kerugian ritel ini diperlukan dengan pertimbangan karena jenis asuransi ini mempunyai tingkat kemampuan laba lebih tinggi dibandingkan dengan asuransi kerugian untuk pasar korporasi.
Pokok permasalahan dari tesis ini adalah tentang sejauhmana; daya saing Asuransi Jasindo di pasar asuransi kerugian, daya tarik pasar asuransi kerugian ritel dan kesesuaian antara formulasi strategi Asuransi Jasindo dengan lingkungannya serta implikasi yang muncul pada saat melaksanakan fungsi-fungsi pemasarannya.
Metode yang digunakan dalam menganalisis pokok permasalahan adalah metode matrik daya tarik pasar asuransi kerugian ritel - daya saing perusahaan (matrik General Electric). Hasil analisis yang diperoleh merupakan kajian terhadap pelaksanaan kegiatan pemasaran dengan memberikan pandangan tentang suatu formulasi strategi dan implikasinya terhadap pelaksanaan fungsi-fungsi pemasarannya.
Hasil dari penelitian ternyata menjelaskan bahwa formulasi strategi yang dirumuskan Asuransi Jasindo merupakan formulasi strategi yang wajar dan hal ini dikuatkan dengan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil lainnya adalah bahwa terdapat 3 (tiga) dari 7 (tujuh) kelompok asuransi kerugian yang dapat dikembangkan sebagai asuransi kerugian ritel dan dilanjutkan dengan perlunya dukungan kegiatan komunikasi pemasaran untuk menjangkau (calon) konsumen perorangan dan masyarakat umum.
Berdasarkan pokok permasalahan yang dianalisis dengan menggunakan metode matrik General Electric dari hasil penelitian yang diperoleh maka penulis dapat merekomendasikan 4 (empat) hal. Pertama, tentang perlunya perbaikan pada indikator SDM, organisasi, kultur usaha dan port folio bisnis. Kedua, perlunya meneliti kembali peta Perusahaan di pasar asuransi kerugian ritel. Ketiga, pemberian skala prioritas pengembangan kelompok Asuransi Kebakaran, Asuransi Kendaraan Bermotor dan Asuransi Aneka menjadi Asuransi Kerugian Ritel dan keempat adalah perlunya kegiatan komunikasi pemasaran untuk memberikan kesan bahwa Asuransi Jasindo tidak hanya berusaha di segmen pasar asuransi kerugian korporasi saja tetapi juga di segmen pasar asuransi kerugian ritel dan berkembangnya kegiatan pemasaran ke segmen pasar asuransi kerugian ritel tidak mengurangi kualitas pelayanan Asuransi Jasindo pada konsumen korporasinya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T8032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Setiono
"Persaingan bisnis industri asuransi di Indonesia saat ini sangat ketat, khususnya di sektor asuransi umum. Jumlah perusahaan yang bermain di industri ini, adalah 104 perusahaan asuransi umum. Secara makro, prospek bisnis asuransi umum di Indonesia masih sangat menggiurkan. Tak mengherankan banyak pemain asing yang tertarik masuk ke pasar Indonesia. Dalam konteks inilah PT. X sebagai salah satu pemain dalam industri ini perlu menyusun strategi agar dapat bersaing di pasar Indonesia.
Proses penelitian ini dimulai dengan perumusan terhadap visi dan misi perusahaan saat ini melalui serangkaian wawancara dengan interest group, seperti pemegang saham, direksi, manajer (kepala divisi) dengan mengacu selain pada sejarah perusahaan, harapan-harapan (cita-cita) pemegang interest group, kondisi internal dan eksternal, juga mengacu pada konsep-konsep perencanaan strategi yang ada dalam berbagai literature.
Secara lebih tajam lagi, faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi perusahaan akan ditelaah dalam analisis lingkungan eksternal dan internal perusahan melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang melingkupi aspek-aspek usaha perasuransian saat ini atau di masa datang yang diduga akan menjadi peluang atau ancaman bagi perusahan.
Dari analisis SWOT, maka didapatkan posisi perusahaan berada pada kuadran ke II, dimana pada posisi ini perusahaan memiliki peluang yang lebih besar ketimbang ancamannya, namun di sisi lain secara internal kelemahan perusahaan masih lebih besar daripada kekuatannya. Berdasarkan hal di alas, maka Strategi Umum (Dasar) yang dianjurkan kepada PT. X adalah Strategi Berbenah Diri, yaitu mengkonsolidasikan perusahaan untuk mengurangi kelemahannya serta mempertahankan pangsa pasar sesuai dengan kemampuan yang ada. Selama proses perbaikan manajemen, perusahaan juga harus secara aktif mempertahankan segmen pasarnya dengan tetap mencoba mengimbangi manuver/taktik dari pesaing.
Berdasarkan strategi yang ditetapkan, maka arah pengembangan perusahaan hares diarahkan pada empat tahap pengembangan. Pertama, tahap Konsolidasi Manajemen, yaitu perusahaan agar memberikan prioritas yang berkaitan dengan pembenahan manajemen, seperti: struktur organisasi, sistem manajemen, dan persiapan-persiapan fisik yang akan mendukung keberhasilan.
Kedua, tahap Pemantapan Organisasi, yaitu perusahaan memberikan prioritas pada upaya-upaya yang berkaitan dengan sosialisasi dan proses belajar atau improvement atas hasil-hasil yang telah dicapai pada tahap sebelumnya.
Ketiga, tahap Penumbuhan, yaitu perusahaan memberikan prioritas pada upaya-upaya yang berkaitan dengan menangkap peluang pada pasar yang telah ada (existing market) secara lebih agresif dibandingkan pada tahap sebelumnya.
Keempat, tahap Pertumbuhan Cepat, yaitu perusahaan memberikan prioritas pada upaya-upaya yang berkaitan dengan menangkap peluang pada pasar baru (new market) dengan tetap melakukan pemeliharaan (maintaining) atas pasar yang telah ada secara agresif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moeninggar S.
"Perkembangan industri asuransi, khususnya asuransi kerugian yang makin pesat ditandai bertambahnya jumlah perusahaan asuransi yang turut bersaing di dalamnya baik perusahaan lokal maupun joint venture. Fenomena tersebut menggambarkan semakin tingginya tingkat persaingan di dalam bisnis asuransi di tengah semakin terbukanya permintaan untuk asuransi itu sendiri.
Prospek bisnis asuransi kerugian di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor struktur pasarnya yang oligopolis dan tidak merata serta keadaan masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat diperhatikan dari perkembangan yang ada terutama dalam situasi krisis ekonomi. PT. Mitra Sejati di dalam perkembangan bisnis asuransinya dengan core bisnis pada asuransi kendaraan bermotor menghadapi berbagai masalah antara lain mengalami persaingan ketat yang apabila tidak diantisipasi dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang selanjutnya dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan penjualan. Untuk itu PT. Mitra Sejati perlu mempersiapkan suatu strategi bersaing, dan mencari solusi melalul analisis secara komprehensif sehingga diperoleh gambaran posisi bersaing.
Penelitian ini diawali dengan pengujian kecukupan data-data sampel yang dianalogikan dengan eksperimen Bermouli dengan outcome berupa kuesioner yang dapat diolah sebagai outcome sukses dan kuesioner yang dapat diolah sebagai outcome gagal.
Dalam melakukan analisis data, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Koefisien Cronbach Alpha, dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 6.0 for Windows. untuk membobot derajat kepentingan setiap faktor.
Analisis menunjukkan, lingkungan internal dengan bobot 1,4723 berada pada posisi antara sedang dan kuat, sementara lingkungan eksternal dengan bobot 2,23175 berada diantara sedang dan menarik, selanjutnya dari analisis ranking, diperoleh komponen produk dan distribusi mempunyai peranan penting dalam pencapaian kinerja perusahaan. Dengan melihat posisi bersaing, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman PT. Mitra Sejati berada pada situasi yang sangat menguntungkan dengan strategi yang ditetapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan (growth oriented strategy)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisal Radithya Putra
"Dalam dunia kepailitan, tidak semua debitur dapat diajukan pailit hanya dengan orang-perorangan, melainkan membutuhkan persyaratan khusus terkait pihak yang memiliki kewenangan untuk mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”) atau pailit terhadap debitur tertentu, dimana Salah satunya adalah usaha yang bergerak di sektor perasuransian. Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiaban Pembayaran Utang diatur lebih lanjut syarat-syarat dan pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit, termasuk debitur, kreditur, dan instansi tertentu seperti Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”). Adapun Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK, memperkuat peran OJK dalam mengawasi lembaga keuangan dan mengajukan permohonan pailit. Peran OJK sangat penting dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan, yang mempengaruhi kepercayaan investor dan efektivitas kebijakan moneter. Studi kasus PT Adisara Wanaartha menunjukkan pentingnya peran OJK dalam mengawasi dan menegakkan hukum. Namun, di sisi lain, keputusan OJK untuk menjaga kestabilan ekonomi mengesampingkan efektivitas tuntutan pembayaran utang melalui proses kepailitan/PKPU sebagaimana dalam Putusan Nomor 240/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN Niaga Jkt.Pst. Dari sini, Penulis menekankan pada implikasi yang timbul dari pencabutan izin usaha dengan kepailitan perusahaan asuransi, dengan menitikberatkan pada kesesuaian konsep kepailitan umum dengan kepailitan yang diterapkan OJK. Lebih lanjut, metode penelitian yang digunakan bersifat doktrinal, dimana pokok permasalahan akan dianalisis dan diteliti berdasarkan bahan pustaka dalam rangka memberikan penjelasan dan menarik kesimpulan atas permasalahan tersebut. Setelah melakukan penelitian, Penulis memperoleh kesimpulan bahwa implikasi yang timbul dari pencabutan izin usaha dan kepailitan perusahaan asuransi memiliki ujung yang sama, yakni penghapusan badan hukum.

In the realm of bankruptcy, not all debtors can be declared bankrupt by individuals alone; specific requirements must be met regarding the authority to file for Suspension of Debt Payment Obligations (“PKPU”) or bankruptcy against certain debtors, including businesses in the insurance sector. Article 2 of Law Number 37 of 2004 concerning Bankruptcy and Suspension of Debt Payment Obligations further regulates the conditions and parties that can file for bankruptcy, including debtors, creditors, and certain institutions such as the Financial Services Authority (“OJK”). Additionally, Law Number 40 of 2014 concerning Insurance and Law Number 21 of 2011 concerning OJK strengthen OJK's role in supervising financial institutions and filing for bankruptcy. OJK's role is crucial in maintaining the stability of the financial services sector, which affects investor confidence and the effectiveness of monetary policy. The case study of PT Adisara Wanaartha highlights the importance of OJK's role in oversight and law enforcement. However, on the other hand, OJK's decisions to maintain economic stability can undermine the effectiveness of debt payment demands through bankruptcy/PKPU processes, as seen in Decision Number 240/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN Niaga Jkt.Pst. Here, the author emphasizes the implications arising from the revocation of business licenses and the bankruptcy of insurance companies, focusing on the alignment between general bankruptcy concepts and the bankruptcy applied by OJK. Furthermore, the research method used is doctrinal, where the main issues will be analyzed and examined based on literature to provide explanations and draw conclusions on these issues. After conducting the research, the author concludes that the implications of business license revocation and the bankruptcy of insurance companies lead to the same end, namely the dissolution of the legal entity.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasijan
"Dalam kerangka pemikiran pasar bebas (WTO), negara sebagai anggota masyarakat dunia tidak sepenuhnya independent terhadap pengaruh dunia luar, khususnya dalam bidang ekonomi. Hal ini akan berdampak pada industri dalam negeri, baik barang maupun jasa. Para pelaku industri dalam negeri tidak bisa lagi berlindung pada proteksi/monopoli yang diberikan oleh negara. Sesuai kesepakatan dalam lingkup negara-negara ASEAN yang tertuang dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), liberalisasi ekonomi di regional ASEAN akan dimulai pada tahun 2003. Pada dasarnya kesepakatan tersebut adalah mengacu pada ketentuan-ketentuan dalam General Agreement on Trade and Services (GATS).
Seiring dengan perubahan lingkungan makro, maka semua perusahaan, termasuk perusahaan asuransi yang selama ini mendapat fasilitas monopoli, perlu mengkaji ulang dan menyesuaikan strategi bisnisnya agar dapat tetap bertahan dan berkembang pada era persaingan pasar babas seperti dimaksud di atas. Untuk mengetahui sejauhmana kesiapan PT Jasa Raharja selaku BUMN yang bisnisnya mendapat fasilitas monopoli dalam mengantisipasi pengaruh globalisasi, perlu dianalisis mengenai strategi bisnis yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini akan digunakan metode kualitatif deskriptif , dengan mengambil 11 orang responden yang terdiri dari para pejabat senior yang terlibat dalam penyusunan strategi bisnis, dan 2 (dua) orang konsultan yang pernah membantu menyusun rencana jangka panjang perusahaan tersebut untuk menguji validitas pendapat responden dari dalam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan telah menetapkan strategi dasar yang cukup memadai, yaitu stable growth dan related diversification. Namun dalam aplikasinya masih kurang konsisten. Dari pengamatan ini juga dapat disimpulkan adanya beberapa kekuatan yang dimiliki, seperti jaringan distribusi dan pelayanan yang makin membaik. Kelemahan yang paling menonjol adalah rendahnya kualitas pendidikan SDM, yang kurang lebih 60% dari total jumlah pegawai hanya berpendidikan SLTA, dan masih kurangnya tenaga yang bergelar profesi asuransi. Untuk dapat bertahan pada era globalisasi, disarankan agar perusahaan lebih konsisten dalam menerapkan strategi bisnisnya. Sedangkan di bidang SDM, kiranya perlu meningkatkan pendidikan keahlian dan mengubah pola penerimaan SDM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Adi Pranowo
"Jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak dan mayoritas penduduk muslim merupakan pasar yang potensial. PT. Asuransi Syari'ah Mubarakah (PT.ASM) adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa asuransi jiwa syari'ah. PT. ASM mempunyai sasaran, yaitu mengutamakan kualitas di segala bidang, menuju kemakmuran, kesejahteraan di bawah perlindungan dan ampunan Allah SWT, memperoleh premi total dan jumlah tertanggung sebanyak mungkin dari jumlah penduduk Indonesia yang merupakan pasar potensial. Untuk mencapai target tersebut, maka perlu dirancang strategi memasuki pasar beserta rencana implementasinya.
Penelitian ini di awali dengan menganalisa kondisi eksternal perusahaan, yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Setelah itu dilakukan analisis industri, analisis internal dan analisis pesaing yang meliputi profil perusahaan dan fungsional perusahaan serta faktor kunci sukses. Alat yang dipergunakan pada penelitian ini adalah pair comparison, EFE matrix, CPM, IFE matrix, IE matrix, TOWS matrix, dan QSPM.
Hasil dari analisa menghasilkan posisi PT.ASM adalah grow and build. Jadi sesuai dengan posisi tersebut dan faktor-faktor yang terkait, maka strategipenetrasi pasar merupakan strategi terpilih dan akan diimplementasikan antara 2003-2005.

Statistically, the large number of Indonesian people which is Moslem majority is economically a potential market. ASM,PT is definitively an insurance company which commits its services to the Islamic principal rules. ASM,PT puts its goal as to provide highest quality services in all reasonable fields in a way to achieve blessed welfarenessses under God's protections and forgiveness as well. It also expecting the huge amount of capitals gathering from the earlier premy taken from clients which has to be Indonesian potential market people as many as it could possibly gain. To break the target just mentioned, a strategic plan with all its operating designs becomes the first thing to do before entering the market.
This study starts with analyzing the main aspects of external condition which are politic and social economical and also technology. Then exploring the industrial analysis, internal analysis and competitions analysis which include the company profile and company function also keys success factor. The tools used in this study are pair comparison, EFE matrix, CF matrix, IFE matrix, TOWS matrix, and QSP matrix.
Result of the study concludes the actual position of ASM,PT as a grow and build company. By the term just stated and by considering every factors related to the term at once, so penetrating the market is a wisely great chosen strategy to implemented by the years of 2003 to 2005.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T14659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fully Handayani Ridwan
"Istilah kepailitan di Indonesia bukanlah suatu hal yang benar-benar baru untuk dikenal. Sejak Indonesia mengalami krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 perekonomian nasional semakin tidak menguntungkan dan membawa banyak kesulitan bagi kegiatan usaha. Atas desakan International Monetary Fund (IMF) diberikan kemudahan penyelesaian melalui proses kepailitan. Atas dasar latar belakang krisis ekonomi dan atas desakan dunia internasional terutama dari IMF, maka Indonesia melahirkan suat3 peraturan kepailitan yang baru. Pada tanggal 22 April 1998, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan sebuah peraturan pemerintah pengganti Undang-undang atau PERPU No.1 Tahun 1998. Dalam perkembangannya, melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Perpu Kepailitan No.1 Tahun 1998, telah diterima menjadi Undang-undang No.4 Tahun 1998. Pada pertengahan tahun 2002 perusahaan asuransi PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (AJMI) dimohonkan pailit di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat oleh kurator PT. Dharmala Sakti Sejahtera (DSS) karena PT. AJMI tidak membayar dividen tahun 1999 sebesar Rp. 32,7 milyar kepada PT. DSS selaku pemegang 40% saham PT. AJMI yang tercatat untuk tahun buku 1999. DSS pada pertengahan Juni 2000 telah dipailitkan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Padahal kepntusan nntuk tidak membagikan dividen tersebut merupakan keputusan dari Rapat Umum Pemegang Sahara (RUPS) dengan alasan untuk memenuhi Risk Based Capital (RBC) 120% seperti yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai ukuran kesehatan perusahaan asuransi. Setelah kasus PT. AJMI ternyata terdapat kasus kepailitan asuransi kembali pada pertengahan tahun 2004, PT. Prudential Life Assurance sebuah perusahaan asuransi "sehat" dengan solvabilitas atau kemampuan perusahaan untuk, memenuhi kewajiban perusahaan mencapai 225% pada pertengahan tahun 2004. PT. Prudential ini dipalitkan berkaitan dengan gugatan yang diajukan oleh Lee Boon Siang, yang merupakan mantan agen asuransinya karena dianggap tidak memenuhi kewajiban mernbayar bonus dan biaya perjalanan sekitar Rp. 6 Milyar. Pengadilan Niaga Jakarta mengabulkan tuntutan dari Lee dan terhadap kenyataan ini Prudential menyatakan kasasi pada Mahkamah Agung."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T16645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duan, Jin-Chuan, editor
"The latest volume in the Springer Handbooks of Computational Statistics series covers the full range of finance, including the modern class of financial tools, computational efficient algorithms, the pricing of complex products, risk behavior and much more. "
Berlin: Springer, 2012
e20420447
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Rahmadi Putra
"Industri asuransi rangka kapal (H&M) memperoleh profitabilitas rendah yang berdampak pada keberlanjutan industri asuransi, salah satunya terjadi pada bisnis fakultatif di reasuransi PT. ABC. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis proses bisnis asuransi H&M yang dijalankan saat ini, (2) mengidentifikasi permasalahan yang menyebabkan ketidakefektifan proses bisnis, (3) mengevaluasi parameter underwriting, dan (4) merancang bisnis proses baru di reasuransi PT. ABC. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif. Metode delphi dilakukan terhadap tujuh expertise di industri asuransi H&M yang dipilih melalui metode purposive sampling untuk mendukung pengumpulan data. Business process digambarkan menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN). Analisis proses bisnis diselesaikan menggunakan root-cause analysis, value added analysis, waste analysis, dan direct weighting analysis digunakan untuk menentukan tingkat relevansi parameter underwriting. Transformasi business process dilakukan dengan (1) menambahkan parameter risiko yang penting diperhatikan dalam proses underwriting,(2) menghapus aktivitas waste dan non value added,(3) meningkatkan aktivitas analisis risiko yang memberikan business value added terhadap proses akseptasi bisnis (underwriting),(4) memperbaiki manajemen data dengan mengoptimalkan adminsitrasi sebagai agen bank data dan sistem, dan (5) pengaplikasian pricing rate untuk menjaga tarif dan kecukupan premi. Analisis statistik yang menunjang penilaian tingkat risiko dan pricing rate untuk menjaga kecukupan premi sangat diperlukan untuk penelitian selanjutnya.

Hull and Machinery (H&M) insurance industry suffered low profitability which impacted the sustainability of insurance industry, one of which occurs in reinsurance company PT. ABC. This study aim to (1) analyze current business process of H&M insurance,(2) identify problem of business process uneffectiveness,(3) evaluate underwriting parameters, and (4) propose new business process in PT. ABC. This study use qualitative method. Delphi method is carried out to seven expertises in H&M insurance who are choosen by purposive sampling to support data collection. Business processes are described by Business Process Model and Notation (BPMN). Business process analysis is completed by using root-cause analysis, value added analysis, waste analysis, and direct weighting analysis specifically used to determine underwriting parameters relevancy degree. Business process transformation is carried out by (1) completing underwriting parameters,(2) eliminating waste and non-value added activities,(3) increasing risk analysis activities that provide business value added to the underwriting process,(4) improving data management by optimizing administration as a data bank agent and system, and (5) applying pricing rates to maintain tariff and premium adequacy. Statistical analysis that supports the assessment of the risk level and pricing rate that maintain premium adequacy are urgently needed for proceeding observation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitris Dinarwan
"Penelitian ini membahas pengukuran risiko operasional kerugian klaim asuransi kebakaran di Indonesia. Data untuk analisis diperoleh dari Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN) periode 2009-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kerugian klaim asuransi kebakaran mengikuti pola distribusi Poisson dengan perhitungan uji statistik Kolmogorov Smirnov pada tingkat keyakinan 95%, sedangkan distribusi severity menunjukkan pola distribusi Lognormal dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov. Pengukuran Value at Risk (VaR) risiko operasional di dalam tesis ini dihitung menggunakan pendekatan metode Loss Distribution Approach ? Aggregation Model dan simulasi Monte Carlo. Hasil pengukuran pada tingkat keyakinan 95% adalah sebesar 2.448.278.550 dan pengujian validitas atau back testing menggunakan Kupiec test dengan jumlah dua kesalahan dan model dapat diterima.

This applied research is intended to measure the Operational Value at Risk (VaR) for claim Property Insurance using data from statistical cession (BPPDAN) for the year 2009 - 2014. It was shown that the frequency distribution followed the Poisson distribution based on Kolmogorov Smirnov statistical test with 95% confidence level. While the severity distribution followed the Lognormal distribution based on Kolmogorov Smirnov statistical test. This Operational VaR is measured by the Loss Distribution Approach ? Aggregation (LDA Aggregation) Model and Monte Carlo simulation. Using 95% confidence level, the Value at Risk is Rp 2.448.278.550. The model is back tested using Kupiec test and the result shows there are two violations but the model is accepted."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>