Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Srivastava, A.C.
Jakarta: UI-Press, 1987
530.7 SRI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Payne, P.A. (Peter A.)
London: Peter Peregrinus, 1989
620.004 4 PAY i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin Wahab
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah merancang/membuat sebuah kontroler pH berbasis mikrokontroler Intel 80C31 dengan aksi kontrol dua posisi (on-off) dengan histeresis. Alat ini mampu melakukan penundaan penyalaan pompa dosing untuk menunggu waktu tunda pencampuran. Nilai masukan sistem, niiai histeresis dan waktu tunda penyalaan pompa dosing dapat diatur dengan memasukan data melalui keypad. Selain itu, alat ini dapat menunjukkan pH larutan yang diproses dengan display 7 segmen, sebanyak 3 digit.

Untuk menguji karakteristik kontroler pada beberapa nilai masukan yang berbeda, dibuat sebuah plant sederhana terdiri dari tangki larutan masukan, tangki pencampuran serta pengaduknya, dan sebuah pompa dosing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mahmud
Abstrak :

Pekerjaan timbunan pada tanah lunak bukanlah hal yang baru tetapi masih cukup banyak terjadi kegagalan karena timbunan di tanah lunak umumnya dilakukan pada faktor keamanan yang rendah. Hal penting untuk mencegah kegagalan adalah adanya kontrol instrumentasi dari pengukuran dilapangan yang mudah dilakukan dan mudah diinterpretasikan yang berkorelasi dengan faktor keamanan. Maksud dari tulisan ini adalah mempelajari karateristik deformasi dari timbunan yang berkaitan dengan faktor keamanan sehingga dalam aplikasi praktis, penggunaan indikator penurunan dan lendutan dapat dikorelasikan pada faktor keamanan.

 


The work of embankment on soft soil is not new but there are still quite a lot of failures. This is because embankment on soft soil is carried out on low safety factors. The important thing to prevent failure is the control from instrumentation from field measurements that is easy to do and easy to interpret that correlates with safety factors. The purpose of this paper is to study the deformation characteristics of embankment related to safety factors so that in practical applications, by using reading from settlement and displacement markers can be correlated with security factors.

 

2019
T53200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bob Indra
Abstrak :

ABSTRAK
Rancangan suatu Sistem Instrumentasi Penyimpul Fuzzy (SIPF) digital 64 bit untuk mengolah algoritma penyimpul fuzzy (Fuzzy Inference). Suatu sistem fuzzy yang terdiri dari SIPF dan mikroprosesor 32 bit memiliki kecepatan proses penyimpulan lebih tinggi bila dibandingkan dengan sistem yang hanya mengimplementasi perangkat lunak saja.. SIPF hanya digunakan untuk mengambil kesimpulan, sementara proses fuzzifikasi serta defuzzifikasi dilakukan oleh mikroprosesor sendiri yang juga mengendalikan SIPF. Disamping SIPF, algoritma penyimpulan yang teroptimasi juga dapat meningkatkan akselerasi pengkalkulasian aturan dasar (rule base).

Pada Skripsi ini dilakukan perancangan serta peralcitan Sistem Instrumentasi Penyimpul Fuzzy, dengan menggunakan komponen-komponen murah dan sederhana serta mudah didapat. Hasil utama yang didapat adalah suatu rancangan dari sistem instrumentasi yang berfungsi sebagai alat bantu kalkulasi aturan fuzzy paralel yang kerjanya dikendalikan oleh mikroprosesor induk.
1997
S39009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: ITS Surabaya, {s.a.}
JFAITS 2:1 (2006)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
M. Refai Muslih
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dapat dirancang, dibuat dan diuji suatu modul elektronika untuk otomatisasi pamvakuman suatu ruangan menggunakan detektor Pirani. Ruangan yang akan divakumkan sebanyak dua bush dengan volume sama. Untuk memvakumkan kedua ruangan ini digunakan pampa vakum rotary dan turbomolekul. Detektor pirani yang menjadi salah satu penyusun jembatan wheatstone akan berubah resistansinya apabila konduktivitas panas gas di sekelilingnya berubah. Tegangan keluaran dari jembatan wheatstone diperkuat dengan op-amp yang kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi tertentu untuk digitalisasi. Logik keluaran dari pembanding ini kemudian dimasukkan ke port alamat Eprom 2764 yang didalamnya telah terisi program dari semua kemungkinan operasi Bari sistem vakum. Data keluaran Eprom diperkuat terlebih dahulu dengan transistor sebelum digunakan untuk mengendalikan komponen-komponen dalam sistem vakum.
2000
S39873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herjuno Ardhi
Abstrak :
ABSTRAK Pendahuluan: Fusi spinal menggunakan instrumentasi posterior merupakan salah satu opsi tatalaksana patologi dan deformitas pada regio lumbal. Dalam prosedur tersebut, salah satu hal yang diperhatikan adalah restorasi lordosis lumbar untuk mendapatkan alignment yang baik dan juga mencegah komplikasi seperti degenerasi segmen berdampingan (adjacent segment disease), nyeri tulang belakang kronis, kegagalan implan, dan hilangnya balans sagital. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan faktor instrumentasi terhadap restorasi lordosis lumbal sekaligus mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh. Metode: Dilakukan studi retrospektif pada 75 pasien yang menjalani operasi fusi lumbal menggunakan instrumentasi posterior, yang dikelompokkan berdasarkan tercapai atau tidaknya restorasi lordosis lumbal. Dilakukan penilaian lordosis segmen fusi, kelengkungan rod, trajektori sagital pedicle screw, penggunaan implan interbody cage, dan jumlah level fusi pada radiografi lumbosacral berdiri pasca-operasi. Hasil kemudian dibandingkan dengan radiografi pra-operasi. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan bahwa kelengkungan rod normal pada jumlah level fusi >3 level (p=0,024), trajektori sagital pedicle screw depresi pada segmen fusi teratas (p=0,011), trajektori sagital pedicle screw elevasi pada segmen fusi terbawah (p=0,021), dan jumlah level fusi 1 level (p=0,006) mempengaruhi restorasi lordosis lumbal. Dalam keadaan faktor lain dikontrol, faktor yang paling mempengaruhi restorasi lordosis lumbal adalah jumlah level fusi 1 level (p=0,003, aOR=7,79x), diikuti dengan trajektori sagital pedicle screw elevasi pada segmen fusi terbawah (p=0,007, aOR=8,9x), dan trajektori sagital pedicle screw depresi pada segmen fusi teratas (p=0,029, aOR=7,29x). Pembahasan: Faktor instrumentasi berpengaruh terhadap restorasi lordosis lumbal, khususnya jumlah fusi 1 level. Kombinasi sinergis antar-faktor instrumentasi akan meningkatkan keberhasilan restorasi lordosis lumbal.
ABSTRACT Introduction: Instrumented spinal fusion is one of the most common procedures performed to manage various pathologies in the lumbar region. The implant construction to restore lumbar lordosis has been concern to achieve a satisfactory post-operative spinal alignment. Failure to restore lumbar lordosis may result in faster degeneration of adjacent segment disease, chronic back pain, implant failure, and loss of sagital balance. Methods: A retrospective study was carried out in 75 patients who underwent instrumented lumbar fusion, divided into 2 groups on whether lumbar lordosis is restored or not. Assessment of fused segment lordosis, rod contouring, sagittal trajectory of pedicle screw, interbody cage implant usage, and the number of fusion levels (LoF) were performed on erect lumbosacral sagittal radiograph. Result was compared with pre-operative radiograph. Results: In this study, normal rod contouring on >3 fusion levels (p = 0.024), depressed pedicle screw sagittal trajectory of highest fusion segment (p = 0.011), elevated pedicle screw sagittal trajectory of lowest fusion segment (p = 0.021), and 1 level of spinal fusion (p = 0.006) affect lumbar lordosis restoration. The factors that affect lumbar lordosis restoration the most are, respectively, number of fusion level (p = 0.003, aOR = 7.79x), elevation pedicle screw sagittal trajectory of lowest fusion segment (p = 0.007, aOR = 8.9x), and depression pedicle screw sagittal trajectory of highest fusion segment (p = 0.029, aOR = 7.29x). Conclusion: Instrument factors significantly affect lumbar lordosis restoration. Synergic combination among factors will increase the lumbar lordosis restoration successes.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>