Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novi Anggraeni
Abstrak :
Keselamatan pasien merupakan salah satu aspek penting dalam mengurangi terjadiya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dalam proses pemberian asuhan keperawatan. Salah satu aspek yang diterapkan dalam patient safety dengan mencegah terjadinya risiko jatuh. Pengkajian risiko jatuh perlu dilakukan dengan baik untuk mengetahui seberapa tinggi pasien berisiko jatuh dan untuk meminimalisir kejadian pasien jatuh. Tujuan Penulis ingin mengetahui Penerapan implementasi pencegahan risiko jatuh di Ruang Rawat inap lantai 14 Rs X. Penulis melakukan observasi kepada 12 perawat pada tanggal 18- 23 September 2023 dengan menggunakan SOP Pencegahan Risiko Jatuh. Intervensi yang dilakukan penulis yaitu melakukan sosialisasi SOP Pencegahan Risiko Jatuh pada tanggal 3-7 Oktober 2023 dan melakukan Audit kepada perawat mengenai penerapan implementasi pasien jatuh. Hasil di dapatkan penerapan Implementasi pencegahan risiko jatuh di Ruang Rawat inap di RS X dalam kategori Baik (58,3%). Dalam melakukan pencegahan pasien jatuh diperlukan fungsi penngawasan dan kontroling secara ketat oleh kepala ruangan sebagai langkah awal mendisiplinkan perawat. Selain itu didalam bekerja diharapkan selalu mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO) yang ditetapkan Rumah Sakit. Dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan Masyarakat terhadap pelayanan Kesehatan yang diberikan. ......Patient safety is an important aspect in reducing the occurrence of Unexpected Events (KTD) in the process of providing nursing care. One aspect implemented in patient safety is to prevent the risk of falls. A fall risk assessment needs to be carried out properly to find out how high a patient's risk of falling is and to minimize the incidence of patient falls. The author's aim is to find out the implementation of fall risk prevention in the 14th floor Inpatient Room at Rs The intervention carried out by the author was to socialize the SOP for Fall Risk Prevention on 3- 7 October 2023 and conduct an audit of patients regarding the implementation of patient falls. The results showed that the implementation of preventing the risk of falls in patients in the inpatient room at Hospital X was in the Good category (58.3%). In preventing patient falls, a strict supervision and control function is needed by the head of the room as the first step in disciplining nurses. Apart from that, when working, you are expected to always follow the Standard Operational Procedures (SOP) set by the Hospital. In this way, it can increase public trust in the health services provided.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Lorens Benu
Abstrak :
Salah satu aset dari rumah sakit yang berperan selama 24 jam yaitu tenaga paramedis perawatan, tentunya memerlukan perhatian khusus. Tenaga paramedis perawatan yang bekerja di rumah sakit mempunyai kekhususannya sendiri, teristimewa dalam hal perencanaan tenaga tersebut. Telah dilakukan penelitian pada 5 ruang rawat inap, tentang perencanaan perhitungan tenaga paramedis perawatan dari 22 ruangan perawatan, dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang menjadi perhatian dalam perencanaan tersebut. Faktor-faktor yang berperan antara lain jumlah tempat tidur, B.O.R, produktivitas dan "turn over" yang sangat berperan pada manajemen keperawatan, lebih khusus lagi proses asuhan keperawatan. Penelitian ini memperlihatkan kedekatan dari faktor-faktor teasebut diataa dengan perencanaan perhitungan kebutuhan tenaga paramedis perawatan di lima ruang rawat inap ( R. ICU. R Muarai I, R.Murai II, R. Kenari I dan R.Cempaka II) Rumah Sakit P.T. Pelni "Petamburan" Jakarta. Beberapa hasil dari penelitian ini memperlihatkan pada ruangan dengan jumlah tempat tidur relatif sedikit, memperlihatkan produktifitas yang tinggi, sedangkan B.D.R. relatif tidak tinggi. Juga ada ruangan dengan. jumlah tempat tidur relative banyak, memperlibatkan produktiftas relatif rendah, begitu juga B.D.R. relatif tidak tinggi. Selanjutnya penelitian ini juga memperlihatkan jumlah "turn over" bervariasi antara 10% sampai dengan 11%. Hal ini sangat berpengaruh pada proses asuhan keperawatan, meskipun tidak disadari bahwa dengan adanya "turn over" yang semula hanya mencerminkan kekurangan tenaga secara kuantitatif, bila dihubungkan dengan proses asuhan keperawatan metode penugasan "team" akan mempengaruhi kualifas pelayanan, keadaan ini menggambarkan kekurangan tenaga secara kualitatif. Sehingga perencanaan perhitungan kebutuban tenaga paramedis perawatan di rumah sakit harus memasukkan faktor-faktor seperti jumlah tempat tidur, B.Q.R., produktifitas dan. "turn over" didalam perhitungan. Meskipun masih banyak faktor-faktor diluar rumah sakit yang mempengaruhi perencaan tenaga paramedis perawatan yang diluar jangkauan, dengan memperhitungkan faktor-faktor tersebut akan lebih mencerminkan kedekatan pada kebutuhan tenaga yang nyata. ......One asset of a 24-hour aperated hospital is paramedics / nurse human resources who certainly deserve a particular attention. This paramedics / nurse human resources have a specified matter to be observed, specially in planning their resources . It has been observed on 5 paramedics I nurse service complexes for their calculation of amount to be hired for 22 paramedics 1 nurse rooms within its consideration of several factors to be focused on that planning_ These factors include amount of bed, B.O.R, productivity and turn over which effect on nursery management, further on nursery process. This observation shows loser relationship of the factor abover with the planning of amount needed to be heired in the 5 paramedics I nurse service complexes (R.ICU, R Murai I, R. Murai II, R. Kenari I and R Cempaka II) in rumah Sakit PT. Pelni "Petamburan" Jakarta. Several matters of this observation bring about the fact that a space within relatively less amount of bed shows high productivity but less B.O.R. and this also shows a space within relatively more bed has less productivity either less B.O. R. Further, this observation also shows various amount of turn over 10% up to 11% mainly, this effects on nursery process as it is unaware, eventhouth, that the turn over which previously reflects less quantity of paramedics I nurse human resources, whether concerned with the process of the team=work method of nursery, this will effect on service's quality, say, this reflects less quality of paramedics I nurse human resources. As a conclusion, this planning of calculation of paramedics 1 nurse human resources needed in hospital must concern any factors ; amount of bed, B.Q.R, productivity an turn over. There are still many other factors externally out of hospital's environment which also effects on this planning of paramedics /nurse human resources, although at less these factors above will reflect closer figure on real paramedics I nurse human resources.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Soebagio T.
Abstrak :
Rumah sakit sebagai lembaga sosio-ekonomi mempunyai tanggung jawab social terhadap kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi sosialnya diperlukarn dana yang cukup agar rumah sakit dapat terus melangsungkan kegiatan operasionalnya secara wajar. Oleh karena itu rumah sakit harus mempunyai unit-unit layanan yang menghasilkan pendapatan (revenue). Dalam pelaksanaan pendanaan rumah sakit terdapat suatu sistim subsidi-silang (cross subsidi) yang sifatnyamelalui alokasi dana dari unit-unit yang menghasilkan pcndapatan (revenue) terhadap unit-unit yang dianggap merugi. Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia (RSU-PMT) Bogor merupakan salah satu rumah sakit yang melakukan pengelolaan keuangan dengan sistim subsidi silang. Hal irki untuk melaksanakan misi rumah sakit yang pada intinya adalah pengabdian sosial bagi masyarakat. Unit-unit layanan yang diharapkan dapat menghasilkan pendapatan (revenue) diantaranya adalah ruang rawat inap kelas I Utama dan kelas I, serta penunjang medis. Dalam hal rawat inap kelas I Utama dan kelas I di RSU-PMI Bogor, pcnggtmaan (BOR) belum optimal sehingga kurang mendukung sistim subsidi-silang. Untuk mencapai tingkat penggunaan yang optimal harus dicari suatu strategi yang sesuai dcngan keadaan rumah sakit. Dengan melakukan analisis situasi dan pengambilan keputusan strategis maka diharapkan akan terpilih strategi yang tepat. Mencoba melakukan analisis dengan metodologi penelitian operasional secara deskriptif yang menggunakan kerangka formulasi 3 (tiga) tahap (David, 1997) : 1. Tahap Masukan, dilakukan analisis Matriks EFE dan Matriks IFE 2. Tahap Perryesuaian, dilakukan analisis Matrik TOWS dan Matriks BCG 3. Tahap Keputusan, dilakukan analisis QSPM Disertai dengan tinjauan dari aspek pemasaran berupa fenomena-fenomena pemasaran pengambilan keputusan konsumen, segmentasi, siklus hidup produk, penempatan (positioning), respons pasar, dan perilaku kompetisi. Hasil penelitian mengarahkan untuk mengembangkan rawat inap kelas I Utama dan kolas I (product development) disertai pengembangan pasar (market development) dengan strategi pcmasaran kepemimpinan biaya (cost leadership) dan differensiasi. ......Analysis Of Development And Marketing Strategy Palang Merah Indonesia Hospital In Bogor DistrictHospital as socio-economic institution has social responsibility for health community. In order to social function, hospital needs fund for continuing operational with normal activity. Cause of that social function, hospital must have revenue center for funding the operational activity. There is Cross-Subsidies System for funding the hospital activity, that allow allocation fund from revenue center units to the other units who needs for operational activity. Palang Merah Indonesia (PMI) hospital in Bogor was funding with Cross-Subsidies System. Its system applies because the core business PMI hospital is social for well being communities. One of healthcare units that generate revenue is inpatient healthcare from VIP and First Class room. also medical supporting healthcare. In order inpatient with VIP and Fiat Class room PMI Hospital in Bogor, bed utilization (BOR) didn't optimum for Cross Subsidies System. To achieve the optimum utilization must have strategies that match with hospital situation. With situation analysis and strategic decision making in hospital, the expectation that right strategies was made. This thesis will analyze with operational research methodology based on three stages formulation framework (David, 1997) : 1. Input Stage, made EFE Matrix and IFE Matrix analysis. 2. Matching Stage, made TOWS Matrix and BCG Matrix analysis 3. Decision Stage, made QSPM analysis Accomplished the analysis with review aspects of the underlying marketing phenomena : consumer decision making position in life cycle, segmentation, positioning market response, and competitive behavior. Results of the research are to develop inpatient care especially VIP and First Class room (Product Development) with extension the market (Market Development), suggest cost leadership and differentiation for marketing strategy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rurry Diane Respati
Abstrak :
Lingkungan fisik yang baik tidak hanya mempengaruhi kesembuhan pasien namun juga akan mempengaruhi performa perawat dalam melakukan perilaku caring yang merupakan esensi dari keperawatan, kenyataannya terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian perawat memiliki perilaku caring rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku caring perawat berdasarkan ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Desain penelitian yang digunakan yakni deskriptif kategorik dengan jumlah sampel 130 perawat dan diperoleh selama 1 minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner inventaris perilaku caring yang diterjemahkan dari kuesioner CBI Wolf (1988). Hasil analisa perilaku caring perawat didapatkan skor CBI tinggi pada setiap ruang rawat inap, nilai skor CBI mean tertinggi ada pada ruang rawat kelas 2 dengan nilai mean 3,434. Implikasi dari penelitian ini, menunjukkan bahwa persepsi perilaku caring perawat tinggi pada ruangan yang berbeda, hal ini perlu dibangun oleh rumah sakit lain untuk meningkatkan perilaku caring perawat. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam tentang perilaku caring perawat baik dari persepsi perawat maupun dari pasien dengan observasi dan self assessment. ......A good physical environment affects not only recovery of patients but also will affect the performance of nurse caring behaviors in conduct which is the essence of nursing, in fact there are several studies showing that some nurses have low caring behavior. This study aims to know the description of nurse caring behaviors on inpatient room at General Hospital Pasar Rebo. The study design used the descriptive categorical with a sample of 130 nurses that had been taken in a week. The data was collected using a caring behavior inventory questionnaire which translated from CBI Wolf (1988) questionnaire. Results of analysis obtained CBI mean score were all high (n=130) in each inpatient room with the highest mean score of CBI on class 2 ward with a mean of 3.434. The implications of this study, suggests that the perception of nurse caring behaviors were all high in different rooms, this needs to be built by other hospitals to increase nurse caring behaviors. Recommendations for further research are expected to examine more deeply how good of caring nurses and nurse perceptions of patients with observation and self-assessment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library