Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinal Fendy
Abstrak :
Penelitian ini bertititik tolak dari seringnya para pelanggan mengeluh bahwa proses pelayanan pasien yang akan dirawat di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang , lama dan bolak balik. Alur proses pelayanan di rumah sakit merupakan dasar dalam memahami kegiatan-kegiatan pelayanan di rumah sakit sebagai suatu sistem dimana komponen-komponen kegiatan terkait satu sama lain dan merupakan satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alur proses pelayanan, lamanya waktu pelayanan, faktor-faktor yang berhubungan dengan alur proses pelayanan dan berdasarkan temuan-temuan, dilakukan analisis untuk mengetahui titik-titik kritis (critical paths) dari alur proses, akhirnya dilakukan metode simulasi untuk memperbaiki titit-titik kritis, sehingga lebih efisien dan efektif.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dan informasi mengenai alur proses pelayanan dan faktor-faktor yang berhubungan, diperoleh melalui wawancara mendalam dan data sekunder, sedangkan data waktu pelayanan diperoleh melalui observasi dan pencatatan jumlah waktu pelayanan sejak dokter membuat keputusan rawat sampai pasien berbaring di tempat tidur ruangan rawat inap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur proses pelayanan ini mempunyai beberapa putaran (loops) dan akan memperpanjang proses pelayanan. Rata-rata keseluruhan waktu pelayanan adalah 56,7 menit.
Alur proses pelayanan ini berhubungan dengan struktur organisasi, penugasan dan kegiatan-kegiatan pelatihan sumber daya manusia serta fasilitas tempat kerja. Kegiatan yang merupakan titik-titik kritis adalah pengurusan administrasi keuangan, pengambilan spesimen darah rutin dan menunggu di IGD/poliklinik. Metode simulasi untuk perbaikan titik-titik kritis dilakukan, alur proses yang menghemat waktu pelayanan sebanyak 15,2 menit disarankan.
Analysis of Flowchart of Inpatient Care at Yos Sudarso Hospital, Padang Frequent complains of customer that service process for inpatient care at Yos Sudarso Hospital, Padang are as follows: a long waiting time and had to go back and forth from one unit to another. Flowchart of service process at the hospital is an interrelated activities of services as a system with its components act as a unity to achieve an integrated purpose in delivering services to customers.
The objective of this research is to understand the flowchart of inpatient process, duration of service time and its related factors to flowchart of inpatient process. Based on the findings, analysis will be done to know the critical paths of service process, and finally simulation methode is done to improve the critical paths to be more efficient and effective.
The design of research is qualitative approach. Data and information related to flowchart of inpatient process was obtained from in-depth interviews and secondary data, while data of service time was collected from observation and the total time was calculated starting from the moment of doctor's decision for inpatient care until the patients stayed on bed.
Results showed that the flowchart of service process had several loops and caused longer service process. The average service time was 56,7 minutes. Factors which influence flowchart of service process are: organization design, assignment of man power, training activities and facilities of working area. The
critical paths are: administration and budget time, routine blood specimen time, and waiting time at emergency care or polyclinic. A simulation model to improve the critical paths is conducted, the new flowchart will reduce service time to 15,2 minutes.
Bibliography : 26 (1985-2000)
Universitas Indonesia, 2001
T1826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netty Supartiasih
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa unit rawat inap merupakan salah satu unit di rumah sakit yang harus memberikan pelayanan komprehensif kepada pasien. Salah satu pelayanan yang ada di unit ini adalah pelayanan obat, melalui sistem distribusi obat kepada pasien yang dirawat. Dari analisa situasi di Rawat Inap RS Karya Husada ditemukan bahwa penyediaan obat/alkes di ruang rawat inap tidak memenuhi kebutuhan pasien rawat inap, dan sistem distribusi obat yang diterapkan adalah sistern peresepan individu. Hal ini sering menghambat penyampaian obat/alkes kepada pasien di ruangan dan terjadinya obat sisa . Pelayanan obat dilakukan oleh perawat ruangan yang pelaksanaannya berdasarkan kesepakatan tidak tertulis di masing-masing ruangan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa penyediaan obat/alkes habis pakai, sistem distribusi obat/alkes di rawat inap dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaannya yang dikelompokkan sebagai masukan, proses dan keluaran. Jenis penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif Data dan informasi diperoleh mclalui wawancara. observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih kurangnya saran dan ketenagaan yang kompeten di Instalasi farmasi dan Ruang Rawat Inap. Pelaksanaan sistem distribusi obat di rawat inap RS Karya Husada dikerjakan oleh perawat, belum berjalannya penyampaian informasi, pengawasan penggunaan obat, ketepatan waktu penyampaian dan pelaporan/adminstrasi obat/alkes yang ada di rawat inap. Dari instalasi farmasi juga didapat adanya obat sisa yang dikembalikan pasien rawat inap. Belum terlaksananya hal tersebut kemungkinan disebabkan belum adanya aturan baku tentang pelayanan farmasi di rawat inap dan rumah sakit serta belum ada peran dan koordinasi dengan pihak farmasi baik dalam hal administrasi maupun pelayanan farmasi yang seharusnya menjadi tanggung jawab dan wewenangnya. Pihak rumah sakit harus menetapkan kebijakan yang mengatur sistem distribusi obat di rawat inap sebagai pedoman pclaksanaan kegiatan, dan memperbaiki sarana serta kualitas ketenagaan yang berperan di dalamnya. Selain itu Rawat Inap RS Karya Husada perlu mengadakan kordinasi dcngan Instalasi Farmasi dan Bagian Gizi agar dapat memberikan pelayanan yang optimal dalam pelayanan obat. ......Analysis of Drug Distribution System of Inpatient Care Unit at Karya Husada Hospital in Cikampek, April 2002The background of the research was that Inpatient The Care Unit is an important service unit in hospital which has to be able to deliver a comprehensive service. One of the service is drug distribution for the patient. From the situational analysis, it was foumd that the Inpatient Care Unit's drugs availability haven't enough for inpatient need and applies The Individual Prescription Order System. Its sometimes cause delayed drug using for patient and amount of unused drugs remain. This activity was done by nurse and based on approval from Chief Nurse in every Inpatient Care Unit. Therefore the purpose of this research is to analyze Drug Availability, Drug Distribution System to Inpatient Care Unit at Karya Husada Hospital and the factors which related. The analysis is through a system approach which has three component : Input, Process and Out put. The design of this research was a case study with a qualitative approach. Data was obtained by using interview, observation and documentation study. The result, of this research shows that there are limited facilities and competence employees in Pharmacy Installation and Inpatient Care Unit of Karya Husada Hospital. Drug Distribution System to inpatient is worked by nurse. Drug information, controlling of drug usage, appropriate drug using as doctor's instruction, and reporting/administration of drug usage in this unit arc not being done well. There was found drugs remain which was returned to Pharmacy Installation. That facts may be due to inavailability of regulation and standar Operation Procedure. There are no function and coordination of Pharmacy Installation for Pharmaceuthical Services of inpatient treatment. The researcher suggest that Karya Husada Hospital should make Regulation and Standar Operation Procedure of Pharmaceuthical Services, especially Drug Distribution System to Inpatient; improve facility and human resources of Pharmacy Installation/Inpatient Care Unit; improve Pharmacy Installation's function for Inpatient phamaceuthical services; improve coordination between Pharmacy Installation, Inpatient Care Unit and Dietary Installation in order to give optimal treatment effect.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Sri Yanti
Abstrak :
Rumah sakit merupakan organisasi kesehatan yang menyajikan jasa sebagai produk pelayanannya. Tenaga perawat sebagai tenaga yang bekerja 24 jam di rumah sakit perlu mendapat perhatian baik kualitas maupun kuantitasnya. Tidak tersedianya jumlah tenaga yang cukup pada rumah sakit, akan mempengaruhi penyelenggaraan layanan kesehatan yang bermutu di rumah sakit tersebut. Untuk dapat menggunakan tenaga perawat yang ada secara efektif dan efisien, maka perlu diketahui waktu kerja keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menguraikan kegiatan perawat lebih spesifik lagi penelitian ini dikenal dengan nama penelitian kerja dengan metoda Work Sampling. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa penggunaan waktu kerja perawat adalah kegiatan langsung 35,2% dan tak langsung 36,5% hasil ini merupakan kegiatan terbesar di ruangan rawat inap RST Dr. Reksodiwiryo, berarti kegiatan ini merupakan kegiatan produktif yang cukup baik. Sedangkan waktu rata-rata yang diperlukan per pasien selama 24 jam di ruangan masih belum memenuhi kriteria Lokakarya Depkes (1990) di masing-masing ruangan perawatan. Perhitungan menurut Work Sampling hanya menghitung waktu kerja perawat secara kuantitas maka disarankan diadakan penelitian lanjutan untuk mengkaji aspek kualitas kerja perawat.
An Analysis on the Use of Work Hours of the Nurses at the Inpatient Care Unit at Dr. Reksodiwiryo Army HospitalA hospital is a health organization that provides services as a product. The quality and quantity of the nurses, as a 24 hour available force, should be supervised. The unavailability of sufficient man power at the hospitals will affect the performance of quality health services at the said hospital. To be able to utilize the existing nurses effectively and of efficiently, the work hours of the nurses should be identified. This study is a descriptive study that portrays the activities of the nurses, or more specifically, known as an employment study utilizing the work sampling method. The results of the study are direct activities, 36, 2% and indirect activities 36, 5%. These are the major activities at the inpatient care at Dr Reksodiwiryo Army Hospital which implies that the activities are quite productive. While the average time required by each patient within 24 hours in the wards, has not satisfied the Health Department workshop criteria (1990) at each treatment room. The estimation according to work sampling, merely accounts for the work hours of the nurses quantitatively, it is suggested that a further study on the quality of the work of the nurses is performed.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T 10340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Basmala Gatot
Abstrak :
Kepuasan kerja yang dirasakan perawat diharapkan akan memberikan dampak terhadap kualitas kinerja mereka. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan Karakteristik Perawat, Isi Pekerjaan dan Lingkungan Pekerjaan terhadap kepuasan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dilakukan pada bulan Januari 2004 dengan melibatkan 216 perawat. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara Univariat, Bivariat dan Multivariat. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan kerja perawat berkisar antara 30% - 62,9% dan ketidakpuasan kerja perawat berkaitan dengan faktor Kebijakan dan Imbalan. Faktor dominan dari Isi Pekerjaan yang menyebabkan kepuasan kerja perawat yaitu faktor Penghargaan dan Otonomi, sedangkan faktor dominan dari Lingkungan Pekerjaan berkaitan dengan faktor Hubungan dengan Rekan, Hubungan dengan Atasan Langsung dan Kondisi Tempat Kerja. Karakteristik Perawat yang mempunyai hubungan bermakna (p<0,01) dengan kepuasan kerja adalah Status Perkawinan. Faktor yang paling berpengaruh dari Karakteristik Perawat, Isi Pekerjaan dan Lingkungan Pekerjaan terhadap kepuasan kerja perawat adalah faktor Kesempatan Pengembangan Karier dengan p = 0,282 (sig 0,000) dan Hubungan dengan Atasan Langsung dengan p = 0,254 (sig 0,000).
The Relationships of Nurse's Characteristics, Job Content and Job Context to Levels of Work Satisfaction in the Inpatient Care of Gunung Jati Cirebon General Hospital. The nurses work satisfaction is an important factor to achieve high quality of services. This study aimed at finding out the relationships between Nurse's Characteristics, Job Content, and Job Context with the levels of work satisfaction in the Inpatient facilities of RSUD Gunung Jati Cirebon. This is a descriptive quantitative research with cross sectional approach. The data were analyzed using Univariate, Bivariate, and Multivariate analyses. This study was conducted involving 216 nurses who worked in the Inpatient Facilities. The results showed that the levels of work satisfaction ranged between 30%-62.9%. Salary and Policy were dissatisfaction factors of the nurses. Corcerning Job Content, Awards, Appointment and Otonomy were dominant satisfaction factors, and concerning Job Context were Relationship with Colleague, Relationship with Supervisor and Work Place Condition. Marietal Status had a significant relationship with work satisfaction (p<0.01). There were significant relationships between Nurse's Characteristic, Job Content, Job Context with Work Satisfaction, i.e.: Career Development with p = 0.282 (sig 0.000) and Relationship between Nurse and Supervisor with p = 0.254 (sig 0.000).
Rumah Sakit Muhammadiyah ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiati Nadjib
Abstrak :
Utilisasi pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti geografi , sosio-ekonomi, jender, budaya, dan mutu pelayanan. Studi ini berguna untuk memformulasikan kebijakan yang memihak orang miskin. Studi ini menggunakan data Susenas 1998 yang mencakup 205.000 rumah-tangga. Analisis data dilakukan untuk merespon isu equity di Indonesia, dengan penekanan khusus pada keadilan dalam akses. Studi menemukan 88,8% penduduk perkotaan dan 94,3% penduduk perdesaan membayar biaya pelayanan kesehatan secara tunai. Pengeluaran rumah-tangga untuk kesehatan pada kelompok yang paling miskin di perkotaan mencapai 13% dari pengeluaran non-makanan dan di perdesaan 12%. Sementara, pada kelompok sosio-ekonomi paling kaya, angkanya adalah 10% di perkotaan dan 14% di perdesaan. Sebagian besar penduduk miskin (hampir 90%) mengeluarkan kurang dari seperempat (25%) porsi pengeluaran non-makanannya untuk kesehatan. Secara umum, rumah-tangga menghabiskan antara 6-15% dan 20-71% dari pengeluaran non-makanannya, berturut-turut untuk biaya rawat jalan dan biaya rawat inap. Rumah-tangga yang membelanjakan lebih dari 50% pengeluaran non-makanan untuk rawat jalan adalah 3,63% di perkotaan dan 4,31% di perdesaan. Data ini menunjukkan bahwa jumlah rumah-tangga yang mengalami pengeluaran katastropik untuk rawat jalan relatif sedikit. Namun untuk biaya rawat inap, hampir 77% rumah-tangga mengeluarkan lebih dari separuh (>50%) pengeluaran non-makanan sebulan. Pengeluaran katastropik ini mempengaruhi 72,88% rumah-tangga di perkotaan dan 80,98% di perdesaan. Jelas bahwa penduduk memiliki risiko fi nansial sangat tinggi dalam menghadapi kemungkinan kerugian karena sakit. Oleh karena sebagian besar penduduk Indonesia tidak terjamin, gejala ini akan menjadi beban bagi mereka.
Health expenditure patterns by marginal and vulnerable groups. Utilization of health care is infl uenced by many factors. Most important are geography, socioeconomic, gender inequality, culture, and quality of care. This study aimed at providing policy formulations evidence based in formation for RRO poor, The study is a cross sectional study using National Socioeconomic Survey data set of 1998 representing about 205.000 households. This analysis is conducted to respond the equity issue in Indonesia, with particular emphasize to equity of access (health services use). The study revealed that in urban areas 88.8% of the people pay the outpatient services from their out-of-pocket, while in rural the fi gure is 94.3%. The data shows that in urban areas, among the lowest group, expenditure for health placed about 13% of non-food expenditure. In rural areas the health expenditure accounted to around an average of 12% non-food expenditure. For the highest group of socioeconomic status, expenses on health reached only 10% of non-food expenditure. In rural areas, the highest group has spent for health about 14% of their non-food expenses. Most of the poor (almost 90%) have spent for health below a quarter of non-food expenses. In general, households have spent about 6-15% and 20-71% of their non-food expenses for outpatient and in-patient respectively. Those who spent more than 50% of their non-food expenditure for outpatient is accounted to 3.63% of the households in urban and 4.31% in rural areas. A relatively small percentage of the households in urban and rural areas used a catastrophic spending for outpatient care. Nevertheless, almost 77% of them in urban and rural areas have spent more than 50% of their non-food expenditures per month for inpatient care. This catastrophic spending has affected 72.88% of the households in the urban area and 80.98% in rural areas. Apparently the fi nancial risk is very high for the people in responding the probability of loss due to sickness. Since most Indonesian people are not insured, this phenomenon will become a burden for them.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
E.A. Sani
Abstrak :
Dunia usaha perumah sakitan nasional dewasa ini tidak terpisahkan dari situasi pasar global dan kondisi krisis ekonomi dimana tingkat persaingan yang ketat dan tingginya biaya pelayanan kesehatan. Hal tersebut berpengaruh terhadap kelangsungan operasionalnya rumah sakit. Pengaruh tersebut perlu diantisipasi dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki secara efsien dan efektif. Salah satu sumber pendapatan yang cukup besar berasal dari pelayanan pasien rawat inap. Namun transaksi pelayanan pasien rawat inap ini tidak seluruhnya dibayar tunai/kas, melainkan sebagian pembayarannya ditagih kemudian yang tercermin dalam saldo kumulatif piutang pelayanan. Data keuangan yang diolah dari Neraca dan Rugi Laba Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 1999 dan 2000 menunjukkan bahwa pendapatan rumah sakit meningkat secara bermakna sebesar 149,71 % pada tahun 2000. Sekitar 40 % dari pendapatan rumah sakit berasal dari pendapatan rawat inap. Sedang pendapatan rawat inap meningkat sebesar 156,46 % tetapi piutang pelayanan meningkatnya jauh lebih besar mencapai 245,98 %. Proporsi piutang pasien rawat inap terhadap pendapatan rawat inap ternyata meningkat secara drastis dari hanya 9,64 % pada tahun 1999 menjadi 15,16 % pada tahun 2000. Sehubungan dengan meningkatnya saldo piutang pelayanan pasien rawat inap tersebut, maka perlu mendapat perhatian khusus dan ditangani secara profesional. Hal ini mengingat bahwa piutang pelayanan adalah sumber dana likuid untuk mendukung operasional rumah sakit dan apabila tidak dikelola dengan baik, tentu akan mempengaruhi modal kerja yang dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran penyebab dari besarnya jumlah piutang pelayanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta dengan pendekatan sistem yaitu input, proses dan output. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara secara mendalam. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyebab besarnya saldo piutang pelayanan pasien rawat inap karena lamanya waktu dalam proses penyampaian surat tagihan kepada para debitur. Akibatnya tingkat pembayaran yang diterima rendah yaitu rata-rata 23;30% dan masih cukup tingginya jumlah saldo piutang yang tidak terbayar yang terakumulasi pada total piutang pelayanan bulan berikutnya rata-rata sebesar 76,70%. Disamping itu pula terdapat piutang yang berumur lebih dari 90 hari mencapai sebesar 39,75% dan total piutang pelayanan pasien rawat inap per 31 Maret 2000. Saran yang dapat diberikan adalah perlunya diingatkan para dokter dalam melakukan pemeriksaan wajib untuk mengisi hasil pemeriksaannya pada resume medik, dan dilakukannya evaluasi terhadap tingkat kepatuhannya. Dengan demikian penataan rekening harian dan invoice tagihan pasien rawat inap dapat dikerjakan secara cepat dan akurat. Petugas penagihan dapat lebih cepat menyampaikan surat tagihan kepada para debitur yang jumlahnya mencapai 178 perusahaan. Selanjutnya perlu dipertimbangkan adanya batasan waktu dalam penyampaian surat tagihan, penambahan petugas dan kendaraan operasional roda dua agar dapat menjangkau lebih banyak debitur yang lokasinya tersebar di wilayah Jabotabek. ......Analysis on Management of Collection Account Receivables of Third Party Inpatient Care at RS Haji Jakarta for the Year of 2000Nowadays, the business word of national hospitality can not he separated from global market situation and the economic crisis condition, in the full competition and the high prices of health services. It is fluencies to the sustainability hospital operations. We need to anticipate the influence in order to process the resources that we have efficiently and effectively. One of the biggest resources of incoming is from in patient services. Unfortunately, not all of the transactions of patient are paid in cash, but a half of the payment is collected latter, which could be shown up in cumulative service debt balance. The financial data was derived from the balance sheet and income statement of Haji Hospital Jakarta for the period of 1999 and 2000, It showed that hospital revenue has substantially increased for 149,71 % in the year 2000. Approximately 40 % of the revenues generated from inpatient care. Although revenue increased by 156, 46 %, however the balance of account receivable also increase by 245, 98 %. The proportion of account receivable as compared to patient?s revenue. Because of the increase of the debt balance of the patient services, it is necessary to handle it professionally. It reminds that the debt service is a liquid resource to back the operationally of the hospital up, because if it didn't be proceed well, it would influence the work capital that we need. This observation aims to get a description of the causal of the high total debt of the patient at Haji Hospital Jakarta with several approach systems are input, process and output. This observation is analytic descriptive which doing direct observation and making several interviews deeply. From the result of the observation could be concluding that the causal of the high debt balance of patient was because of a very long process time giving the letter for the payment of the debt to the debtor. So, the total received payment from the debtor was still low, and the arrange or it was around 23,30 % and because the unpaid debt balance was still in high number which accumulated in total debt service for the next month would be around 76,70 %. Beside there were debts which had been more than 90 days, about 39,75 % of the total debt service of in patient per march, 31, 2000 The suggestions could be given are the extent necessary to remind the doctors when they do the obligation examine, the have to fill the result of the examination in to a medical status recorded card and to evaluate the level of the obedience. By doing that, the arrangement of daily payment and invoice debt of patient could be done fast and correctly. As well as, the debt collector could send the letter of the debt payment to a debtor faster, which the number of the debtor is 178 companies. For the next step, it is necessary to consider for giving a time limitation in sending the letter of the debt collector and the operational vehicles especially motorcycle, in order to reach more debtors in all of Jabotabek area.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onni Habie
Abstrak :
Pasang surutnya pertumbuhan ekonomi nasional dan kebijakan politik yang selalu berubah akhir-akhir ini telah membebani kehidupan masvarakat. Berada di tengah kawasan industri Jababeka yang berkembang pesat dan perumahan padat penduduk di Lemah Abang Cikarang Bekasi, Puskesmas DTP Mekar Mukti harus menjalankan perannya sebagai ujung tombak program pengembangan kesehatan pemerintah, dan menjadi penyedia layanan kesehatan bagi lingkungan yang saling berlawanan; lingkungan industri yang dinamis dan penuh persaingan serta lingkungan pinggiran yang penuh kekurangan. Sebagai lembaga pelayanan kesehatan pemerintah, puskesmas ini harus selalu melaksanakan program kebijakan pemerintah yang pada umumnya kurang memperhatikan perencanaan yang menyeluruh akan kebutuhan setempat. Dengan BOR kurang dari 40% dan LOS mendekati dua hari, puskesmas ini harus dikembangkan untuk menjawab tingginya tuntutan kebutuhan masyarakat dan agar mampu bersaing dengan penyedia layanan kesehatan setempat lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun perencanaan strategik pengembangan Puskesmas DTP Mekar Mukti tahun 2003-2008. Perencanaan strategik ini harus mampu memanfaatkan peluang yang ada di lingkungannya, menghindari ancaman dari luar, mengandalkan kekuatan dari dalam dan mengurangi kelemahan yang dimiliki. Penelitian dilakukan menggunakan metoda penelitian operasional melalui analisis data dan pengamatan lapangan terhadap keadaan yang ada di puskesmas ini. Penyusunan strategi dilakukan dengan mengasialisis dan memahami pengaruh faktor lingkungan luar dan dalam yang berdampak pada perencanaan strategik puskesmas ini. Dimulai dengan memusatkan kelompok diskusi dalam membahas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks evaluasi faktor dalam (ME) dan luar (EFE). Hasil kedua matriks ini lalu dianalisis menggunakan matriks luar-dalam (GE) yang menghasilkan posisi bersaing bagi puskesmas ini dalam kuadran keempat. Dengan mencocokkan hasil matrik IE dan matrik posisi strategik dan evaluasi tindakan (SPACE), diperoleh penetrasi pasar dan pengembangan produk sebagai strategi yang dapat dipilih untuk diterapkan. Akhirnya dengan menentukan skala prioritas menggunakan matrik perencanaan strategik kuantitatif (QSPM), strategi pengembangan produk berupa PONED (program obstetri neonatal emergensi dasar) dapat diterapkan untuk meningkatkan pelayanan dan mengembangkan Puskesmas DTP Mekar Mukti.
The turbulence of national economic growth and the ever changing of political policy recently, have, anyway, weighted the public life. Situated between the center of growing paced industrial estate Jababeka and crowded public housing in Lemah Abang Cikarang Bekasi, Public Health Center DTP Mekar Mukti should conduct its role as the front runner of national health development program, beside of as the health care provider for both of nontraditionally competitive dynamical industrial life and poor urban environment. As the government health care institution, this health care provider must always implement government development policy, all of which lacking in locally comprehensive planning. With BOR less than 40% and LOS approaching two days, the public health center has to be developed to cope against high public demand and to compete with other locally health care provider. The objective of the study is to formulate a representative strategic plan of Public 'Health Center DTP Mekar Mukti Bekasi for the period of 2003-2008: The strategic plan should take advantage of opportunities in the environment, avoid external threats, capitalize on internal strengths, and reduce any .weaknesses. The research is conducted with operational research method with data analysis and direct observation of the real condition at this public health center. The formulation of the strategy is implemented by analyzing and understanding the influence of both internal and external environment factors that gave impaction this public health's planning strategy. It starts from focusing discussion group on evaluating the strengths, weaknesses, opportunities and threats using internal (IFE) and external factor evaluation (EFE) matrix. Using of both matrices results, internal-external (IE) matrix gives competitive position of the public health center in fourth quadrant. By matching the results of LE matrix and strategic position and action evaluation (SPACE) matrix, we have market penetration and product development as the chosen applied strategy. Finally by determining the scale of priority with quantitative strategic planning matrix (QSPM), product development strategy i.e. PONED (neonatal and pregnant woman special emergency program) could be applied and developed to best position the public health center within its external environment and will help assure success to the development of Public Health Centre Mekar Mukti with Inpatient Care Unit as a whole.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Ananda Nabila
Abstrak :

Rumah sakit umum milik pemerintah bertugas memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Dalam hal ini, instansi tersebut harus melakukan kegiatannya secara efisien agar dapat memanfaatkan anggaran pemerintah Indonesia yang terbatas. Dengan adanya batasan finansial tersebut, melakukan perencanaan dan alokasi tempat tidur rawat inap yang efisien sebagai upaya penghematan biaya pelayanan rumah sakit semakin sulit. Salah satu rumah sakit umum milik pemerintah yang terletak di kawasan Jakarta Selatan belum melakukan perencanaan dan alokasi tempat tidur rawat inap secara efisien yang menyebabkan tingginya biaya penyediaan tempat tidur. Sehingga, diperlukan perencanaan dan alokasi tempat tidur rawat inap dengan benar. Unit rawat inap di rumah sakit tersebut terdiri atas unit rawat inap dewasa, anak, dan kebidanan. Penelitian ini mengembangkan model optimasi menggunakan metode Integer Linear Programming (ILP) yang bertujuan untuk meminimalkan biaya penyediaan tempat tidur di setiap unit rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan pengurangan biaya penyediaan tempat tidur rata-rata sebesar Rp19.660.266,67 per bulan untuk ketiga unit rawat inap dengan alokasi jumlah tempat tidur yang berbeda-beda. Setelah mengetahui jumlah tempat tidur, jumlah perawat yang dibutuhkan juga dihitung. Hasilnya menunjukkan terjadi pengurangan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan dan penghematan biaya tenaga perawat rata-rata sebesar Rp2.913.333,33 per bulan untuk ketiga unit rawat inap.

 


Public hospital owned by government is responsible for providing a good healthcare services to the community. In this case, the hospital must carry out its activities efficiently so that it can take advantage of the limited Indonesian government budget. With these financial constraints, planning and allocating efficient inpatient beds as an effort to save on hospital service costs is more challenging. One of the government-owned public hospitals located in South Jakarta has not planned and allocated inpatient beds efficiently causing a high cost of inpatient bed provision. So, it is necessary for the hospital to plan and allocate inpatient beds properly. The inpatient care unit consists of adult, child and midwifery inpatient units. This research develops an optimization model using the Integer Linear Programming (ILP) method which aims to minimize the cost of providing beds in each inpatient unit. The results showed a reduction in the cost of providing beds by an average of Rp19,660,266.67 with different number of beds allocated. Afterwards, the number of nurses needed was also calculated. The results show a reduction in the number of nurses needed and it save nurses costs an average of Rp2,913,333.33 per month for the three inpatient units.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apin Setyowati
Abstrak :
Metode penugasan fungsional adalah metode penugasan yang tidak profesional, karena perawat tidak memberikan asuhan keperawatan secara utuh. Dengan metode fungsional, perawat tidak mengetahui, tidak memahami dan tidak menguasai masalah-masalah yang terjadi dengan kliennya (Gillies, 1999; Loveridge & Cummings, 1996). Oleh sebab itu perawat seharusnya segera mengadakan perubahan metoda yang profesional sehingga asuhan yang diberikan kepada Mien berkualitas. Ternyata merubah metode penugasan untuk diterapkan tidaklah mudah, metode penugasan profesional mempunyai persyaratan-persyaratan seperti halnya metode tim dan metode primer. Sitorus (1996) menawarkan model praktek keperawatan yang dikenal dengan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP), namon model MPKP jenis Pemula pun di berbagai rumah sakit di Indonesia tidak dapat diterapkan karena membutuhkan tenaga S-I Keperawatan. Karena adanya keterbatasan-keterbatasan terutama adanya keterbatasan sumberdaya manusia (SDM) keperawatan itu sendiri, maka model-model tersebut juga tidak mudah dilaksanakan. Untuk itu perlu diupayakan suatu metode penugasan yang mengarah pada asuhan profesional. Penelitian ini mencoba memodifikasi metode penugasan profesional tim dan primer dengan MPKP yang disesuaikan denan SDM keperawatan yang ada. Desain yang dipakai adalah " quasi experiment pre and post design ". Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran yang nyata pengaruh metode penugasan modifikasi tim-primer terhadap kinerja perawat pelaksana. Tanpa penelitian di RS. Bhayangkara Kediri sebagai kelompok intervensi dan RSD Dr. Iskak Tulungagung sebagai kelompok kontrol. Sesuai perhitungan besar sampel dalam penelitian masing-masing populasi adalah 41 perawat pelaksana. Populasi di kedua rumah sakit adalah perawat pelaksana di unit rawat inap. Pengukuran kinerja melalui pernyataan kinerja dengan self assesment sebanyak 55 pernyataan dilakukan dua kali pada masing-masing tempat penelitian yaitu sebelum dan sesudah diberi diberikan intervensi dan penerapan metode penugasan modifikasi tim primer. Hasil penelitian dengan uji "independent t test" dan uji "paired t test" menunjukkan adanya perbedaan kinerja perawat pelaksana di RS. Bhayangkara Kediri sebelum dan sesudah penerapan metode penugasan modifikasi tim primer p- value a 0,05 ), kecuali variabel pendidikan dengan perubahan tanggung jawab pada kelompok kontrol dengan p-value 0,03 artinya secara statistik ada hubungan antara pendidikan dengan perubahan tanggung jawab perawat pelaksana di ruang rawat inap RSD. Dr. Iskak Tulungagung. Penelitian ini telah membuktikan adanya peningkatan kinerja perawat di ruang rawat inap RS. Bhayangkara Kediri yang mendapatkan intervensi dan menerapkan metode penugasan modifikasi tim primer dan adanya perbedaan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap yang menerapkan metode penugasan modifikasi tim primer dengan yang tidak menerapkan. Daftar bacaan 63 ( 1984 - 2001 )
The Influence of Modified Primary-Team Tasking Method Application for Associate Nurse Performance at Inpatient Care Unit Bhayangkara Hospital Kediri and Dr. Iskak Hospital TulungagungFunctional tasking method is unprofessional tasking method, because nurse doesn't give complete care. By the functional tasking method, nurse doesn't understand, comprehend and master problems that happened on his/her client. So nurse needs to change the unprofessional method and give high quality nursing care to the client. In the real condition, changing the nursing method never been easy. Professional tasking method needs condition like the primary team method. Sitorus offered nursing practice model that is known as professional nursing model. However, the prime MPKP model in the various hospitals in Indonesia can't be applied because it needs Professional Nurse Strata-1 degree ). It therefore, need to develop a modified tasking method for a professional nursing care. This study tried to after modified tasking method of Professional Nursing Practice Model (MPKP), which the nursing staff criteria is lower than the original MPKP. The study used quasi experimental design with objective to describe the influence the modified tasking method to performance of nurses_ Bhayangkara Hospital of Kediri was the intervention and Regional Government Hospital of Dr Iskak of Tulungagung as the control. Using appropriate formula for sample size, it was calculated that each hospital was remitted nurses. To measure nurse performance, each respondent filled a structured questionnaire (i.e., self assessment) with questions. Each of them filled the questionnaire twice, i.e., before and after the intervention. By using independent & paired t-test, it is showed that there is a significant different of nurse performance at hospital with intervention and with control, before and after intervention (p < 0,05). All respondent's characteristics didn't show as confounding factor, except for education level. The variable showed significant relationship with changed score of responsibility dimension of nurse performance (p<0,03) at Dr. Iskak Hospital of Tulungagung. This study proved that the intervention (the Modified MPKP) increase nurse performance. This study recommends several applicatives such as to apply the tasking method, suggest nurse recruitment with nurse competence us prime criteria to lessen non-nursing assignment to the nurses, on the job in-service training to new recruited nurse, to plan periodic training that needed for improving performance, to develop nursing performance assessment tool the objectively measure their performance. This study also suggests more studies for other tasking method that appropriate for different hospital settings. To examine nurse performance tool of its validity and reliability, to establish sentinel `'nurse area for pilotinglbenchmarking. At list, the study suggests a qualitative approach in addition to quantitative studies to answer more comprehensive research questions on "how and why" of effectiveness of the tasking method. Bibliography list : 63 ( 1984 -2001)
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>