Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hasfi Rizki Nur
Abstrak :
Sektor industri dan transportasi sudah menjadi aspek utama dalam kehidupan manusia sehari-hari dengan sumber energi yang masih didominasi oleh energi fosil sehingga merusak lingkungan. Bahan bakar nabati (BBN) merupakan opsi yang kerap digunakan untuk mengatasi permasalahan energi tersebut. Biodiesel, salah satu dari jenis BBN, hewani dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif bahkan sebagai aditif untuk minyak solar. Selain itu, penggunaan Biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa sawit cocok dengan sumber daya alam Indonesia. Pemerintah Indonesia terus mendukung pengembangan produk biodiesel dan penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif, namun terdapat beberapa permasalahan dikarenakan karakteristik dasar biodiesel memiliki perbedaan dibandingkan dengan minyak solar. Biodiesel memiliki karakteristik yang sensitif terhadap suhu rendah yang akan terjadinya pengkristalan partikulat dan kontaminan sehingga akan menyebabkan fenomena penyumbatan filter. Selain itu, sifat fisik dasar biodiesel yang lebih kental dan padat dibanding minyak solar kerap berefek pada kurang maksimalnya pengabutan injektor di sistem injeksi mesin diesel.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0 – B100) terhadap karakteristik fisika dan kimianya. Campuran bahan bakar pada penelitian ini adalah minyak solar dengan angka setana 48 dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME). Pengujian karakteristik yang dilakukan meliputi nilai densitas, viskositas kinematik, cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Selain itu juga dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor untuk membandingkan nilai pengujian karakteristik secara eksperimental di kondisi aktual. Hasil pengujian karakteristik menunjukan terjadi peningkatan seiring dengan penambahan tingkat pencampuran biodiesel sebesar 1,78%, viskositas kinematik sebesar 29,87%, total kontaminan sebesar 2 kali lipat, CFPP sebesar 6oC dan FBT sebesar 3,74 kali lipat. Selain itu, hasil uji tekanan pengabutan juga mengalami peningkatan nilai tekanan seiring meningkatnya pencampuran kadar biodiesel sebesar 5,45%. ......The industrial and transportation sectors have become the main aspects of everyday human life, with fossil fuels still dominating energy sources, thus damaging the environment. Biofuel is an option that is often used to overcome these energy problems. Biodiesel, one of the biofuels, can be used as an alternative fuel. In addition, using Biodiesel with palm oil as raw material is compatible with Indonesia's natural resources. The Indonesian government continues to support the development of biodiesel products and their use as alternative fuels. However, there are some problems due to the different essential characteristics of Biodiesel compared to diesel oil. Biodiesel has characteristics that are sensitive to low temperatures, which will cause particulate and contaminant crystallization to occur, causing filter clogging. In addition, the basic physical properties of Biodiesel, which are thicker and denser than diesel oil, often affect the injector spray quality. The purpose of this study was to determine the effect of mixing level of Biodiesel with petro-diesel (B0 – B100) on its physical and chemical characteristics. The fuel mixture in this study was diesel oil with a cetane number of 48 (CN 48) and Fatty Acid Methyl Ester (FAME) biodiesel. The results of the characteristic test showed an increase along with the addition of the biodiesel blending level, the density value was 1.78%, the kinematic viscosity was 29.87%, the total contaminants were 2 times, the CFPP was 6oC and the FBT was 3.74 times. In addition, the results of the atomization pressure test also experienced an increase in the pressure value as the biodiesel blending content increased by 5.45%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meby Petraca
Abstrak :
Injektor kontras digunakan untuk memasukkan zat kontras ke dalam tubuh pasien, meningkatkan kontrast gambar medis untuk membantu diagnosis kondisi medis. Salah satu contohnya adalah pada pemeriksaan Pulmonary Embolism (PE), di mana Computed Tomography Pulmonary Angiography (CTPA) dengan menggunakan injektor kontras menjadi gold standard. Pentingnya keamanan pasien diakui sebagai kewajiban fasilitas pelayanan kesehatan. Metode gravimetri merupakan metode kalibrasi umum yang melibatkan pengukuran berat komponen dalam keadaan murni. Namun, metode ini memerlukan waktu yang cukup lama dan stabilisasi lingkungan. Pada penelitian sebelumnya telah membahas berbagai aspek teknis dan ketidakpastian yang terkait dengan metode Doppler ultrasound, memberikan dasar bagi penelitian lebih lanjut. Metode gravimetri (reference) digunakan sebagai standar atau acuan dalam pengukuran laju alir. Metode Doppler ultrasound digunakan sebagai metode alternatif untuk mengukur laju alir. Data diambil pada berbagai tingkat laju alir (3 mL/s, 5 mL/s, dan 10 mL/s). Pengolahan data pada metode gravimetri melibatkan penimbangan massa air, koreksi suhu, dan koreksi kalibrasi timbangan analitik. Pengukuran dengan Doppler ultrasound dilakukan dengan menggunakan mode Doppler pada alat ultrasonography. Pengukuran dengan memanfaatkan Doppler ultrasound pada alat ultrasonography tidak dapat dilakukan pada laju alir di bawah 3 mL/s. Pada titik 3 mL/s, akurasi pengukuran metode gravimetri (reference) sebesar 96%, sedangkan metode Doppler ultrasound mencapai 101%. Pada titik 5 mL/s, akurasi metode gravimetri (reference) sebesar 97%, sedangkan metode Doppler ultrasound mencapai 87%. Pada titik 10 mL/s, akurasi metode gravimetri (reference) sebesar 97%, sedangkan metode Doppler ultrasound mencapai 99%. Metode gravimetri (reference) memerlukan waktu yang cukup lama (± 1 Jam) dengan proses pengambilan data pada dua lokasi berbeda. Metode Doppler ultrasound membutuhkan waktu yang lebih singkat (± 100 detik) dan dapat dilakukan pada lokasi alat injektor kontras berada (insitu). Meskipun perbedaan antara kedua metode tidak selalu signifikan secara statistik, metode Doppler ultrasound menunjukkan keunggulan dalam hal waktu pengukuran yang lebih singkat ......Contrast injectors are used to insert a contrast substance into the patient's body, enhancing the contrast of medical images to help diagnose medical conditions. One example is the examination of pulmonary embolism (PE), where computed tomography pulmonary angiography (CTPA) using a contrast injector became the gold standard. The importance of patient safety is recognized as a duty of healthcare facilities. Gravimetric method is a general calibration method that involves measuring the weight of components in pure condition. However, this method takes quite a while and stabilizes the environment. The previous research has addressed various technical aspects and uncertainties associated with the Doppler ultrasound method, providing the basis for further research. The gravimetric reference method is used as a standard or reference in the measurement of the flow rate. The data was taken at different flow rates (3 mL/s, 5 mL/s, and 10 mL/s). Data processing using gravimetric methods involves water mass weighing, temperature correction, and calibration correction of analytical scales. Doppler ultrasound measurements are performed using Doppler mode in ultrasonography. At 3 mL/s, the measurement accuracy of the gravimetric method is 96%, while the Doppler ultrasound method is 101%. At point 5 mL/s, the precision of the Gravimetric method is 97%, whereas the Doppler ultrasount method is 87%. At the point of 10 mL, the gravimetric reference method is 97% compared to 99%. The gravimetric method takes quite a long time (± 1 hour) with the data collection process at two different locations. The Doppler ultrasound technique takes a shorter time (± 100 seconds) and can be performed at the location where the contrast injector device is located. Although the differences between the two methods are not statistically significant, the Doppler ultrasound method shows an advantage in terms of shorter measurement times.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Exa Saputra
Abstrak :
ABSTRAK Limbah cair yang dihasilkan oleh industri batik masih mengandung zat warna serta bahan pencemar lain dalam konsentrasi yang sangat tinggi, sehingga dapat menurunkan kualitas ekosistem perairan jika langsung dibuang tanpa pengolahan. Oleh karena itu, pada penelitian ini, limbah cair batik diolah dengan menggunakan teknik kavitasi hidrodinamika, ozonasi, dan kombinasi keduanya. Oleh karena kandungan bahan pencemar pada limbah cair batik sangat tinggi, maka untuk meningkatkan efektivitas proses pengolahan limbah dilakukan pralakuan dengan menggunakan teknik koagulasi-flokulasi berbasiskan penggunaan koagulan PAC. Setelahnya proses pengolahan limbah utama dilakukan dengan melakukan variasi laju alir sirkulasi limbah pada 2 L/menit, 4 L/menit, dan 6 L/menit. Parameter pH awal limbah juga divariasikan menjadi 4, 7, dan 10 sebagai representasi kondisi asam, netral, dan basa. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu pada aplikasi teknik kombinasi kavitasi hidrodinamika dan ozonasi yang memberikan persentase penyisihan kadar TSS, COD, warna (Pt-Co), dan TOC sebesar 95,19%; 78,85%; 96,42%; dan 60,56% selama 60 menit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titen Pinasti
Abstrak :
Penelitian ini menggabungkan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan injektor waterjet. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh penggabungan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika terhadap proses penyisihan limbah fenol. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penyisihan dengan metode ozonasi tunggal dan kavitasi tunggal sebagai pembanding. Limbah yang digunakan merupakan limbah fenol sintetik dengan konsentrasi 10 mg/L. Untuk mengetahui kondisi terbaik pada proses penyisihan dilakukan variasi pH dan dosis ozon. Hasil penelitian menunjukkan proses penyisihan fenol terbaik dengan menggunakan gabungan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan persentase penyisihan fenol sebesar 96,60%. Proses dilakukan pada kondisi pH basa, laju alir sirkulasi sebesar 8 L/menit dan konsentrasi ozon masuk ke dalam sistem sebesar 108,69 mg/jam. Hasil penyisihan tersebut dievaluasi dengan tingkat mineralisasi yang terukur dengan jumlah Total Organic Carbon tersisih sebesar 6,1 mg/L dan analisis GC-MS membuktikan senyawa antara yang terbentuk berupa senyawa alifatik dengan rantai panjang.
This research combined ozonation and hydrodinamic cavitation method with waterjet injector. The aim of the research is to evaluate the effect of ozonation and hydrodinamic cavitation combination method to remove phenol from wastewater. To advise the goal, elimination process with single ozonation method and single cavitation method was done as comparison. The wastewater used was phenol synthetic with 10 mg/L concentration. To know the best condition of phenol removal process, variation pH and ozone dossage was done. The result of research showed that the best phenol removal process by using combination of ozonation and hydrodinamic cavitation method with percentage phenol removal is 96,60%. The process was done in the alkali condition, circulation rate is 8 L/min and ozone concentration was input to system is 108,69 mg/h. The result of phenol removal process was evaluated as mineralization level measured by Total Organic Carbon and GC-MS analysis showed that the intermediete compound was formed is aliphatic with long chain carbon compounds.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agil Ramadhan Primasto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja metode ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan kombinasi keduanya dalam mengolah limbah cair tahu. Variasi yang dilakukan adalah laju alir 2-4 LPM dan dosis ozon. Metode kombinasi kavitasi hidrodinamika dan ozonasi (laju alir 4 LPM dan dosis ozon 132,54 mg/jam) menghasilkan kinerja terbaik, yaitu menyisihkan 943 mg/L COD dan 293 mg/L TSS selama 180 menit. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan metode kavitasi hidrodinamika laju alir 4 LPM dan ozonasi dengan dosis ozon 132,54 mg/jam secara terpisah, yang masing-masing hanya mampu menyisihkan 485 mg/L COD-288 mg/L TSS dan 136 mg/L COD-233 mg/L TSS selama 180 menit.
This research has purpose to evaluate the performance of ozonation, hydrodynamic cavitation, and combination of both in treating tofu wastewater. The variations being used are flowrate 2-4 LPM and dosage of ozone. Combination of hydrodynamic cavitation and ozonation (4 LPM flowrate and 132,54 mg/jam dosage of ozone) produces the best performance, with degradation of 943 mg/L COD and 293 mg/L TSS in 180 minutes. That result is far better than the 4 LPM hydrodynamic cavitation and 132,54 mg/jam dosage of ozone ozonation separately, which are 485 mg/L COD-288 mg/L TSS and 136 mg/L COD-233 mg/L TSS in 180 minutes accordingly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Amalia
Abstrak :
Penelitian ini mengkombinasikan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamikka dengan injektor venturi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui signifikansi kinerja dari penggabungan metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika terhadap proses desinfeksi bakteri Escherichia coli. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan desinfeksi dengan metode ozonasi tunggal dan kavitasi tunggal sebagai pembanding. Variasi yang dilakukan adalah laju alir yaitu 3, 5 dan 7 L/menit dan dosis ozon 64,83, 108,18 dan 135,04 mg/jam. Metode kombinasi ozonasi dan kavitasi hidrodinamika laju alir 7 L/menit dan dosis ozon 135,04 mg/jam menghasilkan kinerja terbaik dengan konsentrasi awal sebesar 1,49 x 105 CFU/mL, semua bakteri dapat terdesinfeksi selama 45 menit. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan metode kavitasi hidrodinamika tunggal laju alir 7 L/menit dengan bakteri tersisa sebesar 21 dan semua bakteri terdesinfeksi pada metode ozonasi tunggal dengan dosis ozon 135,04 mg/jam selama 60 menit.
This research combine ozonation and cavitation hydrodynamic methods with venturi injector. The purpose of this research is to observe significance of ozonation and hydrodynamic cavitation method to disinfection process of Escherichia coli bacteria. To achieve these objectives, disinfection process with single ozonation and single cavitation method was used as a comparison. The variations being used are flowrate 3, 5, 7 L min and dosage of ozone 64.83, 108.18 and 135.04 mg h. Combination of ozonation and hydrodynamic cavitation 7 LPM and 135.04 mg h dosage of ozone showed the best performance with initial concentration is 1.49 x 105 CFU mL, all bacteria were disinfected for 45 minutes. The results is better than the single hydrodynamic cavitation method 7 LPM which had 21 remaining of bacteria and all bacteria were disinfected on a single ozonation method 135.04 mg h dosage of ozone for 60 min.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
Abstrak :
Bahan bakar fosil saat ini masih mendominasi penggunaannya, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) pada sektor industri dan transportasi. Mengingat bahan bakar fosil sifatnya tidak berkelanjutan, maka bahan bakar alternatif diperlukan dalam mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus meningkat. Biodiesel merupakan salah satu biofuel yang dapat mengatasi masalah kebutuhan energi sebagai substitusi minyak solar untuk bahan bakar mesin diesel. Namun, biodiesel memiliki beberapa masalah. Seperti sensitif pada temperatur rendah dan adanya kontaminan (pengotor) yang berdampak pada penyumbatan filter. Kemudian sifatnya yang lebih rapat dan kental daripada minyak solar yang berdampak pada kurang optimalnya pengabutan injektor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0-B100) terhadap karakteristik Fisika-Kimia bahan bakar yang mempengaruhi masalah tersebut. Karakteristik yang dimaksud berupa densitas, viskositas kinematik, cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Campuran bahan bakar menggunakan minyak solar dengan angka setana 51 (CN 51) dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) dengan variasi campuran B10 hingga B90. Hasilnya seluruh karakteristik semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel. Untuk peningkatan maksimum densitas 6,06%; viskositas kinematik 64,35%; CFPP 14 oC; FBT 10,05 kali lipat; dan total kontaminan 4 kali lipat. Kemudian dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor guna memvalidasi hasil pengujian densitas dan viskositas kinematik pada kondisi aktual. Hasilnya tekanan semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel dengan peningkatan maksimum sebesar 5,7%. Dilakukan perhitungan regresi korelasi guna memvalidasi hubungan keduanya secara matematis. Nilai R2 untuk densitas sebesar 0,9471 dan viskositas kinematik sebesar 0,9436. Artinya hubungan keduanya kuat karena lebih dari 0,5 dan mendekati 1. .......Fossil fuels currently are still dominating in their use, especially fuel oil in the industrial and transportation sectors. Considering that fossil fuels are unsustainable, alternative fuels are needed to overcome the problem of increasing energy needs. Biodiesel is one of the biofuels that can overcome the problem of energy needs as a substitution for petro-diesel for diesel engine fuel. However, biodiesel has several problems. Such as sensitive at low temperatures and the presence of contaminants (impurities) that have an impact to filter clogging. Then it has properties that are denser and viscous than petro-diesel so it has poor injector spray. The purpose of this study is to determine the effect of blending rate of biodiesel with petro-diesel (B0-B100) on the physico-chemical properties of the fuel that affect the problems. The properties are density, kinematic viscosity, cleanliness, total contaminants, filter blocking tendency (FBT), and cold filter plugging point (CFPP). The fuel blends used petro-diesel with a cetane number 51 (CN 51) and biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) as the base fuels with a blending variation of B10 to B90. As a result, all properties increase with increasing biodiesel content. For a maximum increase of density is 6.06%; kinematic viscosity is 64.35%; CFPP is 14 oC; FBT 10.05 times; and total contaminants ±4 times. Then tested the pressure of injector spray in order to validate the results of density and kinematic viscosity tests under actual conditions. As a result, the pressure increase with increasing biodiesel content with a maximum increase of 5,7%. Correlation regression was calculated to validate the correlation between those properties as mathematically. The value of R2 of density is 0,9471 and kinematic viscosity is 0,9436. It means that the correlation between those two are strong because it is more than 0,5 and close to 1.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hasfi Rizki Nur
Abstrak :
Sektor industri dan transportasi sudah menjadi aspek utama dalam kehidupan manusia sehari-hari dengan sumber energi yang masih didominasi oleh energi fosil sehingga merusak lingkungan. Bahan bakar nabati (BBN) merupakan opsi yang kerap digunakan untuk mengatasi permasalahan energi tersebut. Biodiesel, salah satu dari jenis BBN, hewani dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif bahkan sebagai aditif untuk minyak solar. Selain itu, penggunaan Biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa sawit cocok dengan sumber daya alam Indonesia. Pemerintah Indonesia terus mendukung pengembangan produk biodiesel dan penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif, namun terdapat beberapa permasalahan dikarenakan karakteristik dasar biodiesel memiliki perbedaan dibandingkan dengan minyak solar. Biodiesel memiliki karakteristik yang sensitif terhadap suhu rendah yang akan terjadinya pengkristalan partikulat dan kontaminan sehingga akan menyebabkan fenomena penyumbatan filter. Selain itu, sifat fisik dasar biodiesel yang lebih kental dan padat dibanding minyak solar kerap berefek pada kurang maksimalnya pengabutan injektor di sistem injeksi mesin diesel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0 – B100) terhadap karakteristik fisika dan kimianya. Campuran bahan bakar pada penelitian ini adalah minyak solar dengan angka setana 48 dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME). Pengujian karakteristik yang dilakukan meliputi nilai densitas, viskositas kinematik, cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Selain itu juga dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor untuk membandingkan nilai pengujian karakteristik secara eksperimental di kondisi aktual. Hasil pengujian karakteristik menunjukan terjadi peningkatan seiring dengan penambahan tingkat pencampuran biodiesel sebesar 1,78%, viskositas kinematik sebesar 29,87%, total kontaminan sebesar 2 kali lipat, CFPP sebesar 6oC dan FBT sebesar 3,74 kali lipat. Selain itu, hasil uji tekanan pengabutan juga mengalami peningkatan nilai tekanan seiring meningkatnya pencampuran kadar biodiesel sebesar 5,45%. ......The industrial and transportation sectors have become the main aspects of everyday human life, with fossil fuels still dominating energy sources, thus damaging the environment. Biofuel is an option that is often used to overcome these energy problems. Biodiesel, one of the biofuels, can be used as an alternative fuel. In addition, using Biodiesel with palm oil as raw material is compatible with Indonesia's natural resources. The Indonesian government continues to support the development of biodiesel products and their use as alternative fuels. However, there are some problems due to the different essential characteristics of Biodiesel compared to diesel oil. Biodiesel has characteristics that are sensitive to low temperatures, which will cause particulate and contaminant crystallization to occur, causing filter clogging. In addition, the basic physical properties of Biodiesel, which are thicker and denser than diesel oil, often affect the injector spray quality. The purpose of this study was to determine the effect of mixing level of Biodiesel with petro-diesel (B0 – B100) on its physical and chemical characteristics. The fuel mixture in this study was diesel oil with a cetane number of 48 (CN 48) and Fatty Acid Methyl Ester (FAME) biodiesel. The results of the characteristic test showed an increase along with the addition of the biodiesel blending level, the density value was 1.78%, the kinematic viscosity was 29.87%, the total contaminants were 2 times, the CFPP was 6oC and the FBT was 3.74 times. In addition, the results of the atomization pressure test also experienced an increase in the pressure value as the biodiesel blending content increased by 5.45%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Said
Abstrak :
Bahan bakar fosil saat ini masih mendominasi penggunaannya, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) pada sektor industri dan transportasi. Mengingat bahan bakar fosil sifatnya tidak berkelanjutan, maka bahan bakar alternatif diperlukan dalam mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus meningkat. Biodiesel merupakan salah satu biofuel yang dapat mengatasi masalah kebutuhan energi sebagai Substitusi minyak solar untuk bahan bakar mesin diesel. Namun, biodiesel memiliki beberapa masalah. Seperti sensitif pada temperatur rendah dan adanya kontaminan (pengotor) yang berdampak pada penyumbatan filter. Kemudian sifatnya yang lebih rapat dan kental daripada minyak solar yang berdampak pada kurang optimalnya pengabutan injektor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0-B100) terhadap karakteristik Fisika-Kimia bahan bakar yang mempengaruhi masalah tersebut. Karakteristik yang dimaksud berupa cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Campuran bahan bakar menggunakan minyak solar dengan angka setana 51 (CN 51) dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) dengan variasi campuran B10 hingga B90. Hasilnya seluruh karakteristik semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel. Untuk peningkatan maksimum densitas 6,06%; viskositas kinematik 64,35%; CFPP 14 oC; FBT 10,05 kali lipat; dan total kontaminan ±4 kali lipat. Kemudian dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor guna memvalidasi hasil pengujian densitas dan viskositas kinematik pada kondisi aktual. Hasilnya tekanan semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel dengan peningkatan maksimum sebesar 5,7%. Dilakukan perhitungan regresi korelasi guna memvalidasi hubungan keduanya secara matematis. Nilai R2 untuk densitas sebesar 0,9471 dan viskositas kinematik sebesar 0,9436. Artinya hubungan keduanya kuat karena lebih dari 0,5 dan mendekati 1. ......Fossil fuels currently are still dominating in their use, especially fuel oil in the industrial and transportation sectors. Considering that fossil fuels are unsustainable, alternative fuels are needed to overcome the problem of increasing energy needs. Biodiesel is one of the biofuels that can overcome the problem of energy needs as a substitution for petro-diesel for diesel engine fuel. However, biodiesel has several problems. Such as sensitive at low temperatures and the presence of contaminants (impurities) that have an impact to filter clogging. Then it has properties that are denser and viscous than petro-diesel so it has poor injector spray. The purpose of this study is to determine the effect of blending rate of biodiesel with petro-diesel (B0-B100) on the physico-chemical properties of the fuel that affect the problems. The properties are density, kinematic viscosity, cleanliness, total contaminants, filter blocking tendency (FBT), and cold filter plugging point (CFPP). The fuel blends used petro-diesel with a cetane number 51 (CN 51) and biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) as the base fuels with a blending variation of B10 to B90. As a result, all properties increase with increasing biodiesel content. For a maximum increase of density is 6.06%; kinematic viscosity is 64.35%; CFPP is 14 oC; FBT 10.05 times; and total contaminants ±4 times. Then tested the pressure of injector spray in order to validate the results of density and kinematic viscosity tests under actual conditions. As a result, the pressure increase with increasing biodiesel content with a maximum increase of 5,7%. Correlation regression was calculated to validate the correlation between those properties as mathematically. The value of R2 of density is 0,9471 and kinematic viscosity is 0,9436. It means that the correlation between those two are strong because it is more than 0,5 and close to 1.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Liuvinia
Abstrak :
Teknologi elektrolisis plasma saat ini masih memiliki beberapa kekurangan dalam konfigurasi injektor udara dan erosi anoda yang menghambat aplikasinya sebagai teknologi tepat guna untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil. Maka, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konfigurasi injektor udara dan material elektroda yang efektif mendegradasi limbah pewarna Remazol Red dengan teknologi elektrolisis plasma. Penelitian juga menganalisis pengaruh tegangan terhadap degradasi limbah. Penelitian dilakukan pada daya konstan 600 W dalam reaktor 1,2 L menggunakan variasi material elektroda stainless steel 304 (SS 304), stainless steel 316 (SS 316), dan tungsten; konfigurasi injektor udara bifungsi, bifungsi berselubung, dan katoda terpisah; serta tegangan 550 V, 600 V, dan 650 V. Hasil penelitian terbaik dicapai dengan menggunakan elektroda SS 304 pada tegangan 550 V. Parameter hasil pengujian mencakup persentase degradasi limbah dan erosi anoda. Adapun konfigurasi injektor udara tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Pada kombinasi terbaik hasil OVAT, degradasi  limbah Remazol Red mencapai 98,99% dengan degradasi Pt-Co 96,91% dan degradasi COD 74,29% untuk konsentrasi awal limbah 200 ppm dalam K2SO4 0,02 M dan­ Fe2+ 20 ppm. Erosi anoda hanya sebesar 3,9 mg (0,097%) dalam 10 menit. Produk samping yang didapat berupa nitrat sebesar 2,69 mmol dan amonia sebesar 0,19 mmol. ......State-of-the-art plasma electrolysis technology still has several shortcomings in the form of air injector and anode erosion, hindering its application for degrading textile dye waste. Therefore, this research aimed to analyze the most effective form of the air injector and electrode material in degrading Remazol Red dye waste using plasma electrolysis technology. The research also analyzed the effect of voltage on waste degradation. The research was carried out at a constant power of 600 W in a 1.2 L reactor using the variations of stainless steel 304 (SS 304), stainless steel 316 (SS 316), and tungsten as electrode materials; bifunctional, shrouded bifunctional and split-cathode air injector forms; as well as voltages of 550 V, 600 V, and 650 V. The best results were achieved using SS 304 electrodes at a voltage of 550 V. Test result parameters included the percentage of waste degradation and anode erosion. Contrarily, the shape of the air injector did not have a significant influence. Under OVAT best conditions, Remazol Red waste degradation reached 98.99% with Pt-Co degradation 96.91% and COD degradation 74.29% for an initial waste concentration of 200 ppm in K2SO4 0.02 M and Fe2+ 20 ppm. Anode erosion was only 3.9 mg (0.097%) in 10 minutes. The by-products obtained were 2.69 mmol of nitrate and 0.19 mmol of ammonia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>