Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldela Verlinika Devani
Abstrak :
Limbah fenol merupakan limbah berbahaya dan sulit terdegradasi yang ditemukan di berbagai industri, seperti petrokimia, tekstil, dan lainnya. Pada penelitian ini, limbah fenol akan didegradasi menggunakan metode elektrolisis plasma injeksi udara dengan katoda sebagai injektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh laju alir udara dan tegangan untuk mendapatkan kondisi optimum elektrolisis plasma. Selain itu, dilakukan penambahan zat warna Remazol Red dalam larutan fenol untuk mengetahui kinerja elektrolisis plasma dalam mendegradasi limbah campuran. Parameter efektivitas proses degradasi limbah fenol akan ditinjau berdasarkan energi pembentukan plasma, persentase degradasi limbah fenol, dan erosi anoda. Penelitian dilakukan dengan reaktor 1,2 L menggunakan variasi laju injeksi udara 0 L/min; 0,2 L/min; 0,3 L/min, dan 0,4 L/min serta variasi tegangan 550 V, 600 V, dan 650 V dengan larutan elektrolit K2SO4 0,02 M. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa penambahan zat pewarna Remazol Red tidak menurunkan persentase degradasi limbah fenol. Penambahan laju alir injeksi udara hingga titik optimum (0,3 L/min) dapat meningkatkan persentase degradasi limbah fenol. Tegangan optimum pada penelitian ini adalah 550 V. Tegangan lebih tinggi akan meningkatkan persentase degradasi limbah fenol dan erosi anoda. Hasil degradasi fenol pada kondisi optimum mencapai 99,88% dengan erosi anoda 0,02 g dan penurunan kadar COD mencapai 80,38% pada konsentrasi awal limbah fenol 100 ppm dan FeSO4 20 ppm. Produksi senyawa samping yang didapat berupa nitrat sebesar 5,958 mmol dan amonia sebesar 0,529 mmol.  ......Phenol waste is a dangerous and difficult to degrade waste that is found in various industries, such as petrochemical, textile, and others. In this research, phenol waste will be degraded using the air injection plasma electrolysis method with the cathode as the injector. This research aims to examine the influence of air flow rate and voltage to obtain optimum conditions for plasma electrolysis. In addition, Remazol Red dye was added to the phenol solution to determine the performance of plasma electrolysis in degrading mixed waste. The effectiveness parameters of the phenol waste degradation process will be reviewed based on plasma formation energy, percentage of phenol waste degradation, and anode erosion. The research was carried out with a 1,2 L reactor using varying air injection rates of 0 L/min; 0,2 L/min; 0,3 L/min, and 0,4 L/min and voltage variations of 550 V, 600 V, and 650 V with 0,02 M K2SO4 electrolyte solution. Based on research, it is known that the addition of Remazol Red dye does not reduce the percentage of waste degradation phenol. Increasing the air injection flow rate to the optimum point (0,3 L/min) can increase the percentage of phenol waste degradation. The optimum voltage in this study was 550 V. A higher voltage will increase the percentage of phenol waste degradation, but will increase anode erosion. The results of phenol degradation under optimum conditions reached 99,88% with anode erosion of 0.02 g and the reduction in COD levels reached 80,38% at an initial phenol waste concentration of 100 ppm and FeSO4 20 ppm. The side compound production obtained was nitrate of 5,958 mmol and ammonia of 0,529 mmol.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Kamilia Permatasari
Abstrak :
Limbah cair tahu merupakan salah satu sumber pencemar lingkungan yang berbahaya. Nilai COD limbah cair tahu dapat mencapai 8000 mg/L. Metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE merupakan metode yang efektif dalam dalam mendegradasi polutan-polutan organik yang terdapat dalam limbah cair tahu, karena kemampuannya dalam memproduksi radikal OH dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan metode CGDE dalam mendegradasi limbah cair industri tahu dengan penambahan injeksi udara. Pada metode ini dibuat beberapa variasi untuk menentukan laju alir udara, suhu dan konsentrasi awal limbah yang optimum dalam pengolahan limbah cair tahu. Degradasi limbah cair tahu mencapai 73 selama 120 menit, dengan nilai akhir COD sebesar 425 mg/L dan nilai BOD sebesar 447 mg/L. Dimana kondisi optimal didapatkan pada laju alir udara 2.5 lpm, suhu 50OC, dan konsentrasi awal limbah 2000 ppm. Penambahan injeksi udara engan laju alir 2.5 lpm dapat menurunkan konsumsi energi sebesar 37.
Tofu wastewater is one of the most dangerous source of environmental pollutants. It is known that the COD of tofu wastewater can reach 8000 mg L. Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE method is an effective method in degrading complex pollutants contained in tofu wastewater, due to its ability to produce large quantities of OH radicals. This study aims to test the ability of the CGDE method in degrading the tofu wastewater by the addition air injection. In this method, several variations were made to determine the optimal airflow rate, temperature and initial concentration of tofu wastewater. Tofu wastewater degradation reached 73 for 120 minutes, with the final value of COD is 425 mg L and BOD is 447 mg L. Maximum conditions are obtained by using airflow rate 2.5 lpm, temeperature 50OC, and initial concentration of tofu wastewater is 2000 ppm. The addition of air injection with airflowrate 2.5 lpm is able to reduce energy consumption by 37.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S68266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Zivani Wahono
Abstrak :
Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) atau teknologi elektrolisis plasma merupakan metode yang telah terbukti dalam mendegradasi limbah fenol secara efektif karena dapat memproduksi OH, H, dan spesi aktif lainnya dalam jumlah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh degradasi fenol secara efisien dengan penambahan injeksi udara secara langsung menuju anoda disertai dengan penambahan ion Fe. Karakterisasi arus-tegangan dalam reaktor CGDE diselidiki untuk memperkirakan kemungkinan daya listrik yang dapat digunakan untuk mendegradasi limbah fenol. Kondisi optimum yang didapat ditandai dengan besarnya produksi H O, persentase degradasi, dan energi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa setiap daya (500, 600, 700 watt) memiliki nilai optimal terhadap persentase degradasi. Kondisi optimal didapatkan pada daya 700 watt dengan laju injeksi udara 0,2 L min dan penambahan 20 mg L ion Fe. Setelah 30 menit pertama, persentase degradasi fenol yang diperoleh sebesar 79,25. Dengan kondisi yang sama, persentase degradasi fenol melonjak hingga 99,57 dengan penambahan 20 mg L ion Fe. Degradasi maksimum yang didapatkan adalah sebesar 99,89 setelah 90 menit. Nilai COD limbah fenol menurun dari 232,19 mg L menjadi 67 mg L setelah proses CGDE. ...... Contact glow discharge electrolysis (CGDE) or plasma electrolysis technology is a proven effective method of degrading such kind of waste because it can produce OH, H, and other active species in large quantities responsible for breaking down phenol structure. This study aims to obtain high efficiency phenol degradation using injection of air directly through anode and the presence of Fe ions. This research work presents the effect of the voltage to direct current connections in the CGDE reactor was investigated in order to estimate the possibilities for optimum electrical power on phenol degradation. In this research, production of hydrogen peroxide, percentage of phenol degradation, and energy consumption were used as main research indicators. Experimental results show that each electrical power (500, 600, 700 watt) has an optimal value for the percentage of degradation. The optimal condition was found at 700 watt with the rate of air injection 0.2 L min and the addition of 20 mg L of Fe ions. After the first 30 minutes, the phenol degradation was valued at 79.25. Under the same conditions, with an addition of 20 mg L of Fe ions, the phenol degradation shot up to 99.57. Experimental results show that the largest phenol degradation was obtained at 99.89 after 90 minutes during the experiment. The COD value decreased from 232.19 mg L until 67 mg L after CDGE process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khanza Oktalia Budirahardjo
Abstrak :
Produksi hidrogen dengan elektrolisis plasma dapat memperbesar jumlah produk hidrogen yang dihasilkan. Sedangkan, energi yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh plasma katodik dan anodik, laju alir injeksi udara, dan konsentrasi awal elektrolit terhadap produksi hidrogen dan hidrogen peroksida serta produk samping yaitu amonia dan nitrat. Elektrolisis plasma menghasilkan radikal H• dan •OH yang merupakan bahan baku dari produksi hidrogen dan hidrogen. Penelitian ini menggunakan NaOH sebagai elektrolit, aditif metanol sebanyak 2%, dan stainless steel (SS-201) sebagai elektroda. Hasil produksi hidrogen diukur dengan Gas Chromatography, hidrogen peroksida diukur dengan titrasi permanganometri, dan amonia dan nitrat menggunakan metode spektroskopi UV-Vis. Produksi hidrogen paling banyak dihasilkan pada plasma anodik (720 V), laju alir udara 0,3 lpm, dan konsentrasi awal elektrolit 0,02 M. Pada kondisi tersebut, hidrogen yang diproduksi sebanyak 430,67 mmol dan hidrogen peroksida sebanyak 1,92 mmol, energi spesifik 3,01 kJ/mmol, dan erosi elektroda sebesar 0,04 gram. ......Hydrogen production by plasma electrolysis can increase the amount of hydrogen product produced. While the energy required is not too large and environmentally friendly. The purpose of this study was to learn the effect of cathodic and anodic plasma, injected air flow rate, and initial electrolyte concentration on the production of hydrogen and hydrogen peroxide and by-products, namely ammonia and nitrate. Plasma electrolysis produces H• and •OH radicals which are the raw materials of hydrogen and hydrogen production. This study used NaOH as an electrolyte, 2% methanol as an additive, and stainless steel (SS-201) as an electrode. Hydrogen production was measured by Gas Chromatography, hydrogen peroxide was measured by permanganometric titration, and ammonia and nitrate were measured by UV-Vis spectroscopy method. Most of the hydrogen production was produced in anodic plasma (720 V), air flow rate of 0.3 lpm, and initial electrolyte concentration of 0.02 M. Under these conditions, 430.67 mmol of hydrogen was produced and 1.92 mmol of hydrogen peroxide , specific energy of 3.01 kJ/mmol, and electrode erosion of 0.04 gram.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riedo Devara Yusharyahya
Abstrak :
Batik merupakan kebudayaan khas bangsa Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Hal tersebut mendongkrak popularitas batik, meningkatkan produksi, sekaligus limbah yang dihasilkan, dimana limbah tersebut kerap dibuang ke lingkungan. Hal ini menjadi masalah dikarenakan limbah pewarna batik mengandung sifat toksik dan melanggar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014. Oleh sebab itu, diusulkan metode elektrolisis plasma sebagai salah satu alternatif terbukti dan terpercaya untuk mendegradasi limbah. Hasil degradasi limbah pewarna batik oleh elektrolisis plasma telah dibuktikan oleh penelitian sebelumnya dapat menghasilkan senyawa intermediet berbasis nitrogen, serta nitrat, yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk nitrogen. Penelitian dilakukan dengan membangkitkan plasma dengan katoda stainless steel dan anoda tungsten yang tercelup sedalam 2 cm di larutan K2SO4 0,02 M dan pewarna remazol red 200 mg/L dalam reaktor sirkulasi internal dengan pompa diafragma yang memiliki volum 3 L. Dilakukan uji karakterisasi arus-tegangan dengan variasi tegangan dan laju injeksi udara, uji degradasi zat pewarna dengan variasi daya dan laju injeksi udara, dan uji pupuk pada tanaman. Eksperimen pada kondisi operasi optimal pada 600-Watt dan laju injeksi udara 1,2 liter/menit dalam 90 menit menghasilkan persentase degradasi mencapai 99,73% dengan konsumsi energi spesifik 5232,523 kJ/mmol yang menyisakan konsentrasi Remazol Red sebesar 0,36 mg/L, COD sebesar 3,7 mg/L dan senyawa intermediet berupa nitrogen organik. Ditambah lagi, didapatkan konsentrasi nitrat sebesar 856 mg/L dengan konsumsi energi spesifik 78 kJ/mmol. Efektivitas pupuk dibuktikan dari penanaman tomat menggunakan pupuk yang dihasilkan dan dicatat pertumbuhan tanaman tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aldrich Prabowo
Abstrak :
Modifikasi pada metode injeksi udara diperlukan untuk meningkatkan kinerja teknologi elektrolisis plasma guna memperbesar intensitas dan reaktivitas dari spesi yang bereaksi, khususnya radikal hidroksil, yang mengoksidasi senyawa-senyawa organik dalam limbah cair. Dengan pertimbangan untuk memperoleh kondisi elektrolisis plasma tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya, laju injeksi udara, dan deposit oksida logam terhadap degradasi Remazol Red dengan metode injeksi udara di katoda. Metode ini akan dilakukan pada reaktor batch menggunakan variasi daya 400 W, 500 W, dan 600 W, variasi laju injeksi udara 0.6 Lpm, 0.8 Lpm, 1 Lpm, 1.2 Lpm, dan 1.5 Lpm, serta pengaruh terbentuknya lapisan deposit oksida logam pada ujung anoda. Pada penelitian ini, diperoleh laju injeksi udara yang menghasilkan tingkat degradasi optimum adalah 1 Lpm dan variasi daya yang optimum untuk laju injeksi tersebut adalah 600 W. Persentase degradasi optimum Remazol Red mencapai 99,87 %, sementara degradasi Pt-Co sebesar 96,32 %, dan COD sebesar 79,74 % pada konsentrasi awal limbah 200 ppm dan FeSO4 20 ppm. Produk samping yang didapat berupa amonia sebesar 0,184 mmol dan nitrat sebesar 1,506 mmol. ......Modification on the air injection method is needed to improve the performance of plasma electrolysis technology to increase the intensity and reactivity of reacting species, especially hydroxyl radicals, which oxidize organic compounds in liquid waste. With consideration of obtaining plasma electrolysis conditions, this research aims to determine the effect of power, air injection rate, and metal oxide deposit on the degradation of Remazol Red using cathode air injection. This method will be carried out in a batch reactor using power variations of 400 W, 500 W, and 600 W, air injection rate variations of 0.6 Lpm, 0.8 Lpm, 1 Lpm, 1.2 Lpm, and 1.5 Lpm, as well as the effect of metal oxide deposit formation. In this research, the air injection rate that produced the optimum degradation rate was 1 Lpm and the optimum power variation for this injection rate was 600 W. The optimum degradation percentage for Remazol Red reached 99.87%, while Pt-Co degradation was 96.32%., and COD of 79.74% at an initial waste concentration of 200 ppm and FeSO4 20 ppm. The by-products obtained were 0.184 mmol of ammonia and 1.506 mmol of nitrate
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Riadhi Yusuf
Abstrak :
Sekam padi merupakan salah satu biomassa yang memiliki potensi energi sebesar 3,84 GW. Dengan proses gasifikasi biomassa, sekam padi bisa menghasilkan energi. Tapi setelah proses gasifikasi, masih ada limbah berupa arang maupun abu sekam padi. Untuk menanggulanginya, unsur karbon dari limbah dimanfaatkan kembali. Penelitian ini menggunakan sistem batch fixed bed downdraft gasifier. Dengan memvariasikan posisi injeksi udara sekunder Z , didapatkan temperatur pirolisis yang berbeda. Karena perbedaan temperatur, didapatkan kandungan karbon dan jumlah massa limbah yang bervariasi. Hasilnya, saat Z = 34 cm kandungan karbonnya paling tinggi yaitu, 27,47 . Sedangkan saat Z = 46 cm kandungan karbonnya paling rendah yaitu, 22,11 . Ketika Z = 38 cm massa limbah yang dihasilkan paling rendah yaitu 27,4 dari massa awal.
Rice husk is one of the biomass that has an energy potential of 3,84 GW. With the biomass gasification process, rice husk can produce energy. But after the gasification process, there is still waste either rice husk char or rice husk ash. To overcome it, the carbon element from waste is used. This research uses a fixed bed downdraft gasifier batch system. By varying the position of secondary air injections Z , obtain different pyrolysis temperatures. Due to the temperature difference, the carbon content and the amount of waste mass vary. The result, when Z 34 cm carbon content is the highest that is, 27,47 . When Z 46 cm carbon content is the lowest that is 22,11 . When Z 38 cm waste mass produced is the lowest 27,4 from the initial mass.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Averous
Abstrak :
Limbah pewarna Remazol Brilliant Blue merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dari industri tekstil dan berbahaya bagi lingkungan. Metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE merupakan metode yang efektif untuk mendegradasi limbah pewarna dengan memproduksi radikal bull-OH yang akan digunakan dalam proses degradasi limbah cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman anoda, suhu, dan laju alir injeksi udara terhadap produksi radikal hidroksil dan degradasi pewarna Remazol Brilliant Blue. Penelitian ini dilakukan dalam reaktor batch dengan elektrolit NaCl 0,03 M. Variasi yang dilakukan berupa kedalaman anoda yaitu 0,5 cm; 2 cm; 4 cm, suhu sebesar 40oC; 50oC; 60oC, serta laju alir injeksi udara sebesar 0 lpm dan 2,5 lpm. Penelitian dilakukan dengan uji karakteristik arus tegangan, uji produksi radikal hidroksil, dan uji degradasi pewarna. Degradasi Remazol Brilliant Blue mencapai 96,15 dalam waktu 30 menit dimana tegangan 750 V, konsentrasi larutan NaCl 0,03 M, penambahan ion Fe2 40 ppm, kedalaman anoda 2 cm, suhu 50oC, dan laju alir injeksi udara 2,5 lpm. Dengan kondisi yang sama, metode ini dapat menurunkan nilai COD sebesar 93,06. ......Remazol Brilliant Blue dye waste is one of the liquid waste produced from the textile industry and harmful to the environment. Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE method is an effective method to degrade dye waste by producing OH radicals which will be used in liquid waste degradation process. This study aims to determine the effect of anode depth, temperature, and flow rate of air injection on the production of hydroxyl radicals and dye degradation of Remazol Brilliant Blue. This research was conducted in batch reactor with electrolyte NaCl 0,03 M. Variation which done is anode depth which is 0,5 cm 2 cm 4 cm, temperature of 40oC 50oC 60oC, and air injection flow rate of 0 lpm and 2.5 lpm. The research was conducted by voltage ndash current characteristic test, hydroxyl radical production test, and dye degradation test. Remazol Brilliant Blue degradation reached 96.15 within 30 minutes where the tension was 750 V, 0.03 M NaCl solution concentration, Fe2 40 ppm, 2 cm anode depth, 50oC temperature, and 2.5 lpm air injection flow rate. Under the same conditions, this method can reduce the COD value by 93.06.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Lestari
Abstrak :
Metode elektrolisis plasma telah terbukti lebih efektif dapat mendegradasi polutan kompleks dalam pewarna cair batik. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek dari gelembung gas dengan injeksi udara pada elektrolisis plasma dalam proses dekolorisasi. Mekanisme baru untuk membentuk gelembung udara yang diusulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan injeksi udara secara langsung menuju anoda melalui lubang kecil pada selubung kaca. Penelitian ini menghadirkan efek dari laju alir injeksi udara dan tegangan operasi pada berbagai fenomena yaitu besar konsumsi energi, konsentrasi radikal bull;OH yang terbentuk, dan persentase dekolorisasi dari remazol red sebagai limbah pewarna yang digunakan dalam sistem reaktor batch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi udara dengan mekanisme injeksi secara langsung menuju anoda dapat menurunkan kebutuhan energi breakdown sebesar 67 dan energi kritis sebesar 50,7 untuk pembentukan plasma jika dibandingkan dengan tanpa injeksi udara. Konsumsi energi yang dibutuhkan juga terus menurun dengan semakin tingginya laju alir udara yang diinjeksikan. Laju alir udara optimum pada tegangan yang berbeda telah dievaluasi berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dari plasma yang terbentuk. Pada konsumsi energi yang besar dengan semakin tingginya tegangan, laju alir injeksi udara optimum untuk mendekolorisasi limbah juga semakin tinggi. Dekolorisasi maksimum dihasilkan pada 99,35 dengan kondisi operasi laju alir udara sebesar 4 L/min, tegangan sebesar 700 V, dan waktu proses selama 30 menit.
Plasma electrolysis has been proved have much higher effectivity in degrading complex pollutant contained in batik dye wastewater. This study aims to investigate the effect of gas bubbles with air injection of plasma electrolysis in decolorization process. A new method to form bubbles using injection of air directly through anode with a tiny hole of glass tube is proposed. This research work presents the effects of gas injection rates and operation voltages on various phenomena such as electrical power of discharge pulses, concentration of bull OH radicals, and the decolorization percentage of remazol red as the dye waste in a batch reactor system. Experimental results showed that direct injection of air through anode can reduce 67 of required breakdown energy and 50,7 of critical energy for plasma generation significantly compared to non gas injection. Energy consumption for discharge plasma was observed lowered at higher rates of gas injected. Optimum gas flow rate at different voltage has been evaluated based on the physical and chemical characteristics of plasma. At higher required energy due to higher operation voltage used, the optimum gas injection rate to effectively degrade the waste was found higher. The maximum decolorization rate was found at 99,35 with conditions at 4 L min air flow rate, 700 V voltage, and 30 minutes process time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Saarah Amelinda
Abstrak :
ABSTRAK
Industri tekstil merupakan salah satu industri yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang di masa depan karema sektor ini diprioritaskan dalam pengembangannya. Hal tersebut akan menghasilkan limbah pewarna tekstil meningkat. Salah satu limbah pewarna yang banyak digunakan adalah remazol red. Remazol Red merupakan zat warna reaktif yang mengandung gugus kromofor azo yang bersifat karsinogenik dan sulit diuraikan yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Metode Contact Glow Discharge Electrolysis merupakan metode yang efektif untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil denganpenambahan ion Fe2 dan injeksi udara juga dapat mengoptimalkan proses degradasi karena dapat mengubah H2O2 kembali menjadi bull;OH yang berperan langsung dalam proses degradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari konsentrasi Fe2 yang optimal untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil dengan metode CGDE dan injeksi udara. Dalam metode ini, variasi Fe2 dan limbah pewarna tekstil dibuat untuk menentukan proses optimal. Nilai penambahan ion Fe2 optimum pada konsentrasi awal limbah 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, dan 400 ppm untuk degradasi limbah pewarna tekstil Remazol Red masing-masing adalah 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 50 ppm dengan presentase degradasi mencapai 99,08, 99,35, 99,07, dan 95,77.
ABSTRACT
Textile industry is one of the industries that has great potential to grow and develop in the business sector rsquo s development. This will result in increasing number of textile dye waste. One of the most widely produced dye waste is remazol red which are carcinogenic and brings negative impact to the environment. Contact Glow Discharge Electrolysis Method is an effective method to degrade textile dye waste. The addition of Fe2 ions and air injection can also optimize the degradation process as it can convert H2O2 back into bull OH that play a direct role in the degradation process. This study aims to find the optimum concentration of Fe2 to degrade textile dye waste with CGDE method and air injection. Variation of Fe2 and textile dye waste were made to determine the optimum process. As the result, the optimum value of Fe2 ion addition at initial concentration of waste 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm and 400 ppm for degradation of Remazol Red textile dye waste are 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm and 50 ppm respectively with degradation percentage of 99, 08, 99.35, 99.07, and 95.77.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>