Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugeng Purwanto
Abstrak :
Ritter and Welch (2002) explain there are two types of IPO firms, namely higher quality firms and lower quality firms. This research propose the third type, namely bad IPO firms which manipulate and force IPO underpricing. Bad IPO firms are subset of lower quality IPO firms that force false signal as higher quality firms. The false signal was hidden by managing post-IPO trading. Trading management are indirectly funded by using balance sheet cash. Hypothesis testing with the empirical model 1 was to confirm the role of CashRatio as the moderating variable that interact DER to affect IPO underpricing which originally was not. The findings support the predictions that interactive variable DER*CashRatio affect IPO underpricing. A managed trading had a non negative profits constraint so that selective post-IPO trading was conducted to cause trading imbalance observable as skewed trading volume (Skewness). Subsequent tests with the empirical model 2 was to confirm the role of Skewness as the moderating variable that interact VolRatio to affect post-IPO stock return (RGM) which originally was not. The findings support the predictions that interactive variable LnVolRatio*Skew affect RGM. Both findings confirm this research predictions on the possibility of manipulated IPO trading in Indonesia IPO 2009-2012.
Jakarta: Paramadina Graduate School of Business, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ekania Widyasari
Abstrak :
Pada tahun 2017, Bursa Efek Indonesia memiliki initial return positif IPO yang luar biasa. Indeks komposit juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Hubungan antara pasar bull dan bear dan initial return IPO dianalis dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran apakah kondisi pasar tahun bullish dan bearish mempengaruhi initial return dari IPO. Kinerja jangka panjang IPO dihitung menggunakan event study dari tahun yang berbeda untuk memberikan gambaran kepada investor tentang kinerja jangka panjang IPO dan apakah perusahaan dan underwriter efektif dalam memilih waktu untuk IPO. Penelitian ini akan menganalisis dan menggunakan data dari IPO dari bulan Januari tahun 2010 hingga Desember 2017. Benchmark yang digunakan adalah indeks pasar dan perusahaan yang memiliki sektor yang sama serta indeks sektoral. Kondisi penting dalam penelitian ini adalah initial return dan tiga tahun pasca IPO yang digunakan dalam penelitian sebagai periode jangka pendek dan jangka panjang. Sebagai ukuran kinerja, wealth relatives/adjustment dapat menyimpulkan dan menjadi indikasi performa IPO dalam jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pasar saham bearish/bullish terhadap initial return. Tidak ada pengaruh tingginya initial return terhadap kinerja jangka panjang, namun kondisi pasar saat IPO ada indikasi mempengaruhi kinerja jangka panjang. ...... In 2017, Indonesia Stock Exchange had the exceptional initial return of IPOs. The composite index also reached the all-time high. This phenomenon is interesting to study for further details. The relationship between the bull and bear market and the initial return of IPOs is being studied to give insight whether specific market and year condition influence the initial return of IPOs. The long-term performance of IPOs is calculated according to year of IPO and after three years to give the long-term perspective for investors and whether the underwriters and public companies are effective on choosing the best time to IPO. This paper will analyze using datas of IPOs from January 2010 until December 2017. The benchmarks are the market index and the matching firm with the same size and same industry with the use of event series and also sectoral index. Two necessary events are the initial return and the three-year anniversary of IPOs which the event this paper used as a short term and long-term perspective. As a performance measure, the wealth relatives/adjustment can conclude and indicate the underperformed IPOs. Initial returns are higher when the bull market is present. The bull market will produce the highest initial return of IPOs. There is indication that the market trend condition in each year affect the long term performance.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Syaifuddin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh usia perusahaan, risiko penawaran umum, reputasi underwriter, reputasi auditor, industri perusahaan, nilai Altman Z-Score, ukuran perusahaan, dan rencana penggunaan dana penawaran umum terhadap tingkat initial return penawaran umum perdana. Dalam penelitian ini, rencana penggunaan dana penawaran umum terbagi atas growth opportunities, debt repayment, dan working capital. Sampel pada penelitian ini merupakan perusahaan yang melakukan aktivitas pencatatan pada Bursa Efek Indonesia di periode 2018-2022. Selain pengujian menggunakan Ordinary Least Square, metode regresi dengan Quantile Regression digunakan untuk menganalisis pengaruh dalam model pada tingkat kuantil. Secara keseluruhan, risiko penawaran umum, Altman Z-Score, total aset, dan growth opportunities memiliki pengaruh positif terhadap tingkat initial return penawaran umum. Selain itu, reputasi underwriter, reputasi auditor, industri perusahaan, debt repayment, dan working capital berpengaruh negatif terhadap tingkat initial return di Bursa Efek Indonesia. Sementara usia perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat initial return di pasar modal Indonesia. ......This research aims to analyze the impact of firm age, IPO risk, underwriter reputation, auditor reputation, industry affiliation, Altman Z-Score, firm size, and intended use of IPO proceeds on the level of initial returns of IPOs. In this study, the intended use of IPO proceeds is categorized into growth opportunities, debt repayment, and working capital. The sample for this study consists of companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period of 2018-2022. In addition to the Ordinary Least Square test, the regression method with Quantile Regression is used to analyze the effects in the model at different quantile levels. Overall, IPO risk, Altman Z-Score, total assets, and growth opportunities have a positive influence on the level of initial returns of IPOs. Furthermore, underwriter reputation, auditor reputation, industry affiliation, debt repayment, and working capital have a negative influence on the level of initial returns on the Indonesia Stock Exchange. On the other hand, firm age does not have a significant effect on the level of initial returns in the Indonesian capital market.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This study aims to examine the factors influence of IPO performance to IPO returns. This study tries to define an appropriate mechanism to determine the factors that can influence IPO return in Indonesia, as represented by the companies in Indonesia Stock exchange (IDX). Factors influencing IPO performance are representative by six variables, namely firm size, age of the firm, total share ofter to public type of investor, debt level of the firm and price ratio of offeringp price and earning per share. IPO returns factors are represented by one variable, which is short term return (initial return) . Data for this study were taken from compaines listed in IDX year 1996 -2006. Based on the research finding and analysis, it is found that the factors scrutinzed by the researcher (firm size, age of the firm, Total share offter to public, type of investor, debt level and price ratio) cannot influence the IPO return in Indonesia market: This possibly occurs because the invesment condition cannot can be influenced by the internal condition of the company. Furthermore, the investor especially outsider one, probably still has doubts on external conditions such unstable, economic condition, political condition, government regulation and security conditions in Indonesia thus, it is possible that external condition can influence the IPO return in Indonesia.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Barinda
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan pengaruh antara ketepatan ramalan labs dengan return saham, dalam hal ini initial return. Hal lain yang diteliti adalah pengaruh antara ramalan labs dengan faktor-faktor yang menentukan ketepatannya, yaitu periode interval listing hingga akhir tahun Initial Public Offering (IPG), umur perusahaan, besaran perusahaan, tingkat leverage, integritas auditor, integritas penjamin emisi, kepemilikan saham Iama dan perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (1HSG). Distribusi forecast error sebagai ketidaktepatan ramalan laba pada perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama 1997 - 2002, menunjukkan kecenderungan memberikan informasi ramalan labs yang overestimated. Ketidaktepatan ramalan laba yang dinyatakan dengan Forecast Error (FE), Absohrte Forecast Error (AFE) dan Squared Forecast Error (SFE) menunjukkan nilai yang signifikan baik sampel penuh, perusahaan tergolong sektor keuangan dan perusahaan tergolong sektor non keuangan. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel umur perusahaan, besaran perusahaan dan perubahan IHSG mempengaruhi secara signifikan terhadap ketidaktepatan ramalan laba pada sektor keuangan. Arah koefisien yang diharapkan pada pengujian tersebut di atas masing-masing adalah negatif, negatif dan positif, sedangkan ditemukan variabel besaran perusahaan dan perubahan IHSG menunjukkan arah yang berlawanan. Hal ini terjadi dikarenakan perusahaan yang semakin besar, semakin sulit untuk membuat ramalan laba, sehingga ramalan laba menjadi kurang tepat, Sedangkan perubahan IHSG sebagai kondisi pasar juga dimasukkan dalam asumsi pembuatan ramalan laba, jika komponen ini diasumsikan terlalu besar menyebabkan perubahan IHSG yang kecil cenderung membuat ketidaktepatan ramalan laba. Pengujian hipotesis pada sektor non keuangan, variabel periode interval listing hingga akhir tahun IPO dan kepemilikan saham lama mempengaruhi secara signifikan terhadap ketidaktepatan ramalan laba. Koefisien yang diharapkan dari masing-masing variabel ini masing-masing adalah positif dan negatif. Temyata kepemilikan saham lama memberikan arah yang negatif yang menunjukkan bahwa kepemilikan saham lama sernakin besar cenderung meningkatkan ketidaktepatan ramalan laba. Hal ini dapat terjadi akibat adanya moral hazard bagi pemilik saham lama. Pena jian hipotesis secara sampeI penuh, variabel periode waktu interval listing hingga akhir tahun IPO, umur perusahaan dan kepemilikan saham lama mempengaruhi secara signifikan terhadap ketidaktepatan ramalan laba. Arah masing-masing koefisien diharapkan masing-masing adalah positif, negatif dan negatif. Namun variabel kepemilikan saham lama memberikan koefisien yang positif. Ketidaktepatan ramalan laba mempengaruhi secara signifikan terhadap initial return pada sektor non keuangan. Hal ini juga sama dengan yang terjadi pada sampel penuh. Dengan demikian, ketepatan ramalan laba benar mempengaruhi initial return pada penawaran umum perdana di BEJ.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Gempur
Abstrak :
Fenomena harga IPO yang undervalue terjadi diseluruh Bursa di dunia, begitu juga dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 234 emiten yang melakukan IPO dari tahun 1995 - Mei 2010, kinerja harga saham pada penutupan perdagangan hari pertama adalah; 83,8% harganya undervalue, 11,1% overvalue dan 5,1% tetap. Berbagai penelitian dan teori telah muncul, namun belum ada yang meneliti faktor Waran, Penjamin Emisi, Jumlah Saham dan Sektor Industri dengan menggunakan metode Cell Mean Model. Penelitian ini membangun model persamaan (cell mean model) untuk melihat pengaruh Waran, Penjamin Emisi, Jumlah Saham dan Sektor Industri baik secara bersama-sama maupun dengan berbagai kondisi masing-masing variabel terhadap initial return harga saham IPO, apakah berpengaruh signifikan atau tidak dengan berbagai kombinasi kondisi masing-masing faktor.
Undervalued IPO has become widespread phenomena in all stock market around the world including in Indonesia Stock Exchange (IDX). According to IPO data of 234 issuers from 1995 to Mei 2010, 83,8% of issuers price were undervalued, 11,1% issuer were overvalued and the remains at 5,1% were stable. Many researches and new theories have come up, unfortunately no study about the relation of warrant, underwriter, number of stocks and industry sector with cell mean model. This research explores the cell mean model to figure out the trend effect of warrant, underwriter, number of stocks and industry sector in simultaneously or individually to IPO initial return whether it has significant influence or not in various condition of each variable.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28204
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Martani
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk melihat pengaruh hubungan manajemen informasi terhadap harga saham (harga penawaran, harga saham saat listing), initial return dan kinerja saham dalam jangka panjang. Manajemen informasi diukur dengan menggunakan variabel indek pertumbuhan penjualan sebelum IPO, indek pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO dan pergantian auditor. Untuk melihat pengaruh hubungan tersebut digunakan data empiris di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1989 - 2000.

Anomali IPO dalam bentuk initial retuns positif dan penurunan kinerja saham jangka panjang merupakan obyek studi yang banyak digali oleh para peneliti (Mardiyah 2003, Sembel 1996, Ritter 1991). Salah satu alasan yang diberikan atas anomali tersebut adalah praktek window dressing yang dilakukan atas laporan keuangan yang disampaikan sebelum IPO (Jain dan Kini 1994). Gumanti (2002) menemukan adanya manajemen laba yang terjadi pada periode dua tahun sebelum IPO. Teoh et al. (1998) membuktikan adanya hubungan positif antara rnanajemen laba dengan initial return dan penurunan kinerja jangka panjang. Ukuran manajemen laba yang digunakan adalah discretionary accrual dengan menggunakan model Jones (1991) yang dimodifikasi.

Kerangka pemikiran yang dikembangkan dalam disertasi ini merupakan sintesis dari dari beberapa teori IPO yang pemah diteliti oieh penelitia sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian Jain dan Kini (1994), disertasi ini mengasumsikan pemsahaan sebelum IPO melakukan manajemen informasi untuk memperbagus laporan keuangan. Tujuan manajemen inforrnasi ini adalah diperolehnya harga penawaran yang lebih tinggi dari nilai intrinsik perusahaan. Namun karena infomasi yang diberikan tidak mencerminkan nilai intrinsik perusahaan maka emiten akan menetapkan harga saham di bawah nilai informasi yang diberikan. Investor yang tidak menyadari adanya manajemen informasi tersebut menetapkan harga saham berdasarkan inforrnasi yang tersedia dan informasi lain yang ada di pasar yang belum diperhitungkan dalam menetapkan harga penawaran. Akibatnya akan muncul initial return positif. Dalam jangka panjang investor akan melakukan penyesuaian penilaian saham berdasarkan inforrnasi dan kinerja yang diberikan emiten. Akibatnya kinerja saham dan kinerja operasi akan turun dalam jangka panjang. Penurunan harga saham ini akan berada di bawah harga penawaran karena nilai intrinsik perusahaan berada di bawah harga penawaran. Jika harga saham dalam jangka panjang dijadikan proksi nilai intrinsik maka manajemen informasi akan memiliki korelasi negatif dengan indelaharga penawaran dibandingkan harga saham dalam jangka panjang dan abnormal' return dalam jangka panjang.

Riset empiris atas data perusahaan yang listing di BEJ dari tahun 1989 - 2000, menguatkan dugaan munculnya initial return positif sebesar 15,297%. Perusahaan terbukt melakukan manajernen informasi dengan menunjukkan tingkat pertumbuhan penjualan yang secara rata-rata lebih tinggi pada periode sebelum IPO dibandingkan pertumbuhan penjualan pada periode setelah IPO. Secara rata-rata perusahaan mengalami penurunan kinerja saham dalam jangka panjang, terbukti dari nilai rata-rata dan median abnormal buy and hold return negatif dalam jangka waktu 1 - 5 tahun (yang dihitung setiap akhir tahun), sementara nilai median komulatif abnormal return negatif untuk jangka waktu 2 - 5 tahun. Kinerja operasional yang diukur dengan tingkat pertumbuhan penjualan, net profil margin, operating profit margin, return on investment, return on equrity, operating profit to total asset, earning per share dan price to book value mengalami penurunan pada periode setelah IPO sampai dengan tahun kelima pengamatan dengan tingkat kinerja operasi tertinggi pada tahun IPO. kecuali untuk ROE dan operating profit to total asset pada periode satu tahun sebelum IPO.

Variabel manajemen informasi yang diproksi dengan tingkat pertumbuhan penjualan sebelum IPO memiliki pengaruh positif terhadap harga saham pengaruh variabel pertumbuhan penjualan sebelum IPO terhadap harga saham dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO dengan pengaruh negatif. Perusahaan yang berganti auditor terbukti memiliki pengaruh pertumbuhan penjualan sebelum IPO yang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang tidak berganti auditor. Variabel prosentase jumlah saham yang dipegang oleh pemilik lama, nilai offering dibagi dengan total asset, ROE dan nilai buku berpengaruh positif dengan harga penawaran saham dan harga saham saat listing, hal ini konsisten dengan hasil liset sebelumnya.

Variabel tingkat pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO mempengaruhi intial return (IR) dengan pengaruh positif. Pengaruh variabel ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penjualan sebelum IPO dengan pengaruh negatif. Pengaruh variabel ini juga lebih rendah untuk perusahaan yang berganti auditor dibandingkan perusahaan yang tidak berganti auditor. Variabel return indek selama proses penawaran signifikan secara statistik mempengaruhi IR. Beberapa variabel lain yang digunakan dalam model IR. tidak signifikan secara stalistik.

Variabel tingkat pertumbuhan penjualan sebelurn dan sesudah IPO memiliki korelasi negatif dengan kinerja saham dalam jangka panjang yang diukur dengan menggunakan buy and hold return dan kumulatif abnormal return dalam jangka waktu 1- 5 tahun. Variabel IR dan indek harga penawaran dibandingkan harga dalam jangka panjang terbukti berkorelasi negatif dengan abnormal return jangka panjang. Hasil ini konsisten dengan hipotesis yang dikembangkan dalam kerangka pemikiran.

Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Sembel (1996) yang menghubungkan antara IR dengan return jangka panjang, dan penelitian Tech et al. (1998), Mardiyah (2003) serta Sulistyanto dan Wibisono (2003) yang menghubungkan manajemen informasi dengan IR dan return jangka panjang.

Hasil riset ini membuktikan adanya praktek manajemen informasi yang dilakukan dengan meningkatkan tingkat pertumbuhan penjualan pada periode sebelum IPO yang berakibat penurunan kinerja saham dalam jangka panjang. Untuk itu perlu diadakan pengawasan yang ketat atas laporan keuangan perusahaan IPO unluk menghindari praktek manajemen informasi.
2004
D874
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandung Aryopratomo Yudokusumo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor informasi yang memengaruhi initial return selama proses penawaran pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2001-2013. Initial return diukur dengan menghitung selisih antara harga saham pada penutupan hari pertama di pasar sekunder dengan harga saat penawaran umum dibagi dengan harga saat penawaran umum. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif serta pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi data cross-section. Faktor informasi yang diuji dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu informasi akuntansi, informasi non-akuntansi, dan informasi terkait pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan dan reputasi penjamin emisi berpengaruh negatif terhadap initial return, sedangkan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh positif terhadap initial return. ......The purpose of this research is to analyze the factors of information during the public offering influencing the initial return of listed companies in Indonesia Stock Exchange for 2001-2013. Initial return is measured by dividing the first day return with the offering price. Research is conducted with quantitative methods and hypothesis testing using cross-section data regression. Tested factors are divided into three groups, which are the accounting information, the nonaccounting information, and the information that related to the market condition. Overall results reveal that age of company and reputation of underwriter negatively affect initial return. On the other hand, interest rate of Sertifikat Bank Indonesia positively affect initial return.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library