Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marco Matius
Abstrak :
Infrastruktur merupakan suatu hal yang penting pada sebuah negara. Infrastruktur dinilai dapat berpengaruh pada seluruh sektor terutama di sektor perekonomian negara. Telekomunikasi dan listrik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyrakat di Indonesia pada saat ini. Oleh karena itu pengkajian tentang infrastruktur telekomunikasi dan infrastruktur ketenagalistrikan harus terus dilakukan guna meng-update perkembangannya karena perkembangan komunikasi dan listrik terus berkembang di era modern seperti saat ini. Tujuan dari penelitian kali ini agar dapat mengetahui permasalahan yang ada pada infrastruktur telekomunikasi dan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia saat ini serta menghasilkan solusi terkait permasalahan tersebut. untuk metode yang akan dilakukan untuk mengolah data pada penelitian kali ini yaitu menggunakan metode penelitian analisi konten atau analisis isi. Hasil pengolahan data yang didapatkan dari hasil kuisioner dimana terdapat 524 responden pada sektor infrastruktur telekomunikasi dan 278 responden pada sektor infrastruktur ketenagalistrikan diperoleh setidaknya sepuluh jenis permasalahan pada infrastruktur telekomunikasi disertai dengan solusinya dan delapan jenis permasalahan pada infrastruktur ketenagalistrikan yang juga disertai dengan solusinya. ...... Infrastructure is an important thing in a country. Infrastructure is considered to affect all sectors, especially economy. Telecommunications and electricity are things that can’t be separated with the people in Indonesia at this time. Therefore, the study of telecommunications and electricity infrastructure should continue to be done in order to update its development due to the development of communication and electricity continues to grow in today’s modern era. The purpose of this study in order to find out the problems that exist in telecommunications infrastructure and electricity infrastructure in Indonesia at this time and to produce relevant solutions to these problems. for methods that will be made to process the data in this research is using content analysis research method. The results of processing the data obtained from the questionnaire where there were 524 respondents in the telecommunications infrastructure sector and 278 respondents in the electricity infrastructure sector gained at least ten types of problems in telecommunications infrastructure along with the solution and eight kinds of problems in the electricity infrastructure is also accompanied by the solution.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trini Indrati Tamara
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh infrastruktur telekomunikasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2000 ? 2009 melalui pertumbuhan teledensitas telekomunikasi di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data sekunder yang didukung beberapa data primer. Hasil penelitian menyarankan agar pengembangan peningkatan infrastruktur telekomunikasi dapat ditingkatkan secara tepat sasaran dan diimbangi dengan pengembangan kualitas SDM melalui literasi masyarakat Indonesia terhadap pemanfaatan telekomunikasi. Selain itu peran infrastruktur telekomunikasi juga perlu lebih dioptimalkan penggunaannya agar dapat lebih mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, baik primer, sekunder, maupun tersier. Pemanfaatan infrastruktur telekomunikasi bagi kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan lebih meningkatkan pengaruh infrastruktur telekomunikasi terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dibandingkan hanya dipergunakan hanya untuk kebutuhan berkomunikasi saja.
In this research focus on The Influence of Telecommunication Infrastructure towards Economic Growth in Indonesia on 2000 - 2009 melalui pertumbuhan teledencity of Indonesia?s Telecommunication. This is a quantitative research with secunder data and supported by primer data. The results suggest that telecommunication infrastructure in Indonesia should be increase effectively and followed by Human Resources Development with increasing the telecommunication literacy of the citizen. The role of telecommunication infrastructure should be used optimally in every economic sector, including : primer,secunder, and tersier.Telecommunication infrastructure utilization fore conomic activity in every economic sector will give more influence for the economic growth compare with the utilization is only for communication purpose.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28340
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Sagita
Abstrak :
ABSTRAK
Berbagai penelitian terdahulu di berbagai negara menemukan bahwa pembangunan telekomunikasi di era globalisasi seperti sekarang ini sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bermaksud untuk memberikan bukti empiris hubungan infrastruktur telekomunikasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dan seberapa besar pengaruhnya. Untuk menjawab hal ini, Penulis menggunakan regresi linear untuk mengetahui dampak infrastruktur telekomunikasi yang di proxykan melalui rasio sambungan telepon fixed-line dan mobile per 100 orang penduduk teledensitas , terhadap Gross Domestic Product GDP . Model regresi berganda dibangun menggunakan variabel-variabel yaitu Teledensitas, Government Expenditure, Foreign Direct Investment, Fixed Investment, openness dan population growth. Data yang digunakan adalah data agregat berbentuk time series periode 1985 mdash;2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teledensitas berpengaruh singifikan dan positif terhadap GDP, dan variabel lainnya juga signifikan mempengaruhi GDP. Temuan ini menunjukkan bahwa pembangunan telekomunikasi di Indonesia memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi.
ABSTRACT
Various studies in many different countries have found that telecommunication development in globalization era plays an important role to economic growth. The objectives of this study were to give empirical evidence of the relationship of telecommunication infrastructure to economic growth in Indonesia, and to determine its impact. To achieve the objectives, the study used liniear regression to determine the relationship of telecommunication infrastructure mdash which proxied by the ratio of mobile and fixed line telephone subscriptions per 100 inhabitants teledensity mdash towards Gross Domestic Product GDP . To estimate the impact, the study developed Multiple Linear Regression Model with variables included Teledensity, Government Expenditure, Foreign Direct Investment, Fixed Investment, openness, and population growth. Data used in this study was an aggregate level of time series 1985 mdash 2015 . The result found that Teledensity positively and significantly impact GDP, and all variables are also significantly impact GDP. These findings show that telecommunication development in Indonesia enhanced economic growth, and gave positive impact.
2017
T49303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Filbert Baskoro
Abstrak :
Indonesia merupakan negara yang luas dan memiliki penduduk yang beragam. Penduduk Indonesia memerlukan sarana komunikasi yang memadai sebagai salah satu kebutuhan hidup. Namun infrastruktur komunikasi di daerah rural masih belum memadai. Oleh karena itu, diperlukan infrastruktur pendukung agar penduduk yang berada di daerah rural dapat berkomunikasi dengan baik. Salah satunya adalah teknologi high altitude platform station (HAPS) karena teknologi ini memiliki cakupan yang luas dan kapasitas yang tinggi sehingga dapat mendukung penggunaan 5G di daerah rural. Penelitian ini akan menganalisis kelayakan persebaran HAPS sebagai international mobile telecommunication (IMT) base station dari segi power link budget, analisis frekuensi yang optimal, dan analisis interferensi dengan infrastruktur yang sudah ada di Nusa Tenggara Timur. Daerah ini dipilih karena termasuk ke dalam daerah tertinggal. Perhitungan dan analisis dalam penelitian ini menggunakan metode yang direkomendasikan International Telecommunication Union (ITU) serta memakai simulasi System Tool Kit (STK) untuk mendapatkan dan menganalisis data. Penelitian ini mengindikasikan bahwa link margin sistem dapat ditekan untuk meningkatkan toleransi HAPS ke curah hujan yang lebih tinggi dan menurunkan kekuatan antenna, menentukan estimasi jarak aman antara cakupan selular HIBS dengan cakupan selular yang sudah ada, serta menunjukkan bahwa frekuensi yang paling optimum adalah frekuensi terendah baik frekuensi HAPS maupun frekuensi akses. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa HAPS layak untuk disebar di daerah rural Nusa Tenggara Timur. ...... Indonesia is a vast country and has considerable and diverse citizens. Indonesian citizen needs a reliable communication infrastructure to sustain daily life. However, communication infrastructure in rural areas needs to be improved. Therefore, alternative infrastructure is required to support rural area communication. One of the alternatives is high altitude platform station (HAPS) technology because this technology has a broader coverage and high capacity to support 5G in rural areas. This research will analyze the feasibility of HAPS as international mobile telecommunication (IMT) base station deployment in a rural area regarding power link budget analysis, optimum frequencies, and interference with existing infrastructure in Nusa Tenggara Timur. This region is chosen because it is classified as the least developed region. This research uses the International Telecommunication Union (ITU) recommendation method and STK simulation to get and analyze the data. This research indicates that the system link margin can be suppressed to increase HAPS tolerance to severe rain and lower the antenna gain, the separation distance estimation of the HIBS cellular coverage and the existing cellular coverage, and the most optimum frequency to be utilized is the lowest frequency both HAPS frequency and access frequency. Moreover, this research shows that HAPS is feasible to implement in rural wireless access services in Nusa Tenggara Timur.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Apnitami
Abstrak :
Dengan adanya program Base Transceiver Station (BTS) di wilayah tertinggal, terluar, terdepan (3T) dan penyediaan layanan akses internet, pemerintah Indonesia melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) berupaya mendorong pemerataan infrastruktur telekomunikasi guna menjembatani kesenjangan digital di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk melihat pengaruh dari kehadiran program BTS di wilayah 3T dan juga program layanan akses internet di Indonesia pada level kabupaten/kota dalam meningkatkan penetrasi internet di Indonesia menggunakan pendekatan ekonometrika model Difference-in-Difference (DiD) dengan Propensity Score Matching yang menggunakan data tahun 2015 sebagai data sebelum adanya program dan data tahun 2020 sebagai data setelah adanya program. Dari hasil studi didapatkan bahwasanya hingga awal Maret 2020, program BTS di wilayah 3T belum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penetrasi internet jika menggunakan seluruh sampel. Namun, jika sampel dibagi berdasarkan area, pengaruh program BTS di wilayah 3T dapat terlihat secara signifikan dengan koefisien sebesar 9,850 untuk area Kalimantan dan 5,179 untuk area Sulawesi dengan catatan asumsi tren paralel terpenuhi untuk kedua area tersebut. Sedangkan, untuk program layanan akses internet, belum ditemukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap penetrasi internet jika menggunakan seluruh sampel yang terbatas pada wilayah 3T. Jika sampel dibagi berdasarkan area, program layanan akses internet memiliki hubungan positif terhadap penetrasi internet pada wilayah 3T di area Sumatera & Jawa dengan koefisien sebesar 2,495 dan asumsi tren paralel untuk area ini terpenuhi, walaupun hasil tersebut belum signifikan secara statistik. ......With the Base Transceiver Station (BTS) program in the frontier, remote, outermost (Terdepan, Terpencil, Terluar/3T) areas and the internet access (Akses Internet/AI) services program, the Indonesian government, through the Telecommunications and Information Accessibility Agency (Badan Aksesibiltas Telekomunikasi dan Informasi/BAKTI) is trying to boost the distribution of telecommunication infrastructure to bridge the digital divide in Indonesia. This research finds out the impact of the BTS in the 3T areas and internet access services programs at the district/city level on internet penetration using Difference-in-Difference (DiD) with Propensity Score Matching (PSM) model with data from 2015 as the pre-treatment data and data from 2020 as the post-treatment data. The estimation results showed that the BTS program in the 3T area still has no impact on internet penetration using full samples. However, if the sample is divided by region, the effect of the BTS program in the 3T region on internet penetration can be seen significantly with a coefficient of 9,850 for the Kalimantan area and 5,179 for the Sulawesi area, provided that the parallel trend assumptions are met for those two regions. Meanwhile, for the internet access service program, there has also not been found a significant effect if using all samples that are limited to the 3T area. If the sample is divided by area, the internet access service program has a positive relationship with internet penetration in the 3T region in the Sumatra & Java area with a coefficient of 2,495 and the parallel trend assumption for this area is fulfilled, even though it is not statistically significant.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Asmoro Gati
Abstrak :
Pertumbuhan ekonomi inklusif merupakan pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan pemerataan sehingga dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat, menurunkan ketimpangan serta mengurangi tingkat pengangguran. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan (Archipelagic State) terbesar di dunia dengan sebaran penduduk tidak merata serta memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda, dimana ketimpangan dan pengangguran masih menjadi permasalahan utama. Infrastruktur telekomunikasi memiliki eksternalitas positif menyiapkan jaringan informasi dan komunikasi yang dapat dimanfaatkan dalam percepatan pemerataan perekonomian. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infrastruktur telekomunikasi terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia dengan menggunakan data panel 34 provinsi tahun 2011-2021 serta metode Two Way Fixed Effect (2FE). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telekomunikasi melalui indikator BTS (base transceiver station), penggunaan telepon seluler, dan penggunaan internet mampu meningkatkan pertumbuhan pendapatan per kapita serta mengurangi tingkat pengangguran, memperkecil ketimpangan serta meningkatkan indeks pembangunan ekonomi inklusif (IPEI). Selanjutnya, telekomunikasi ternyata memberikan pengaruh berbeda antar sub-wilayah. Keberagaman hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat pembangunan infrastruktur masih belum tersedia secara merata di seluruh wilayah dan juga karena perbedaan keahlian dalam memanfaatkan teknologi pada masing-masing wilayah. ......Inclusive economic growth is economic growth that promotes equity, benefiting all segments of society, reducing inequality, and addressing unemployment. Indonesia, as one of the world's largest Archipelagic State, faces challenges of uneven population distribution and varying socio-economic backgrounds, leading to persistent issues of inequality and unemployment. Telecommunication infrastructure plays a crucial role by establishing information and communication networks that can contribute to accelerating economic equality. This study aims to examine the impact of telecommunications infrastructure on inclusive economic growth in Indonesia, utilizing panel data from 34 provinces spanning the years 2011 to 2021 and employing The Two-Way Fixed Effect (2FE) methodology. The findings demonstrate that indicators such as base transceiver station (BTS), cellular telephone usage, and internet connectivity have a positive effect on per capita income growth, while simultaneously reducing unemployment, inequality, and raising the inclusive economic development index (“Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif-IPEI”). Moreover, the effects of telecommunications infrastructure vary across different sub-regions, highlighting disparities in infrastructure development and variations in technological expertise across regions.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library