Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fikri Adriansyah
"PT XYZ menghadapi persaingan bisnis teknologi informasi (TI) dan komunikasi dengan melakukan transformasi bisnis dari penyedia layanan telekomunikasi tradisional menjadi penyedia solusi ICT (Information Communication Technology). PT XYZ mencanangkan peningkatan penetrasi pasar layanan Cloud sebagai inisiatif strategis berdasarkan analisis ukuran pasar ICT selama periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 yang menyatakan bahwa layanan Cloud diprediksikan akan menjadi layanan TI dengan pertumbuhan tertinggi di regional asia-pasifik, yaitu sebesar 49%. Namun, fakta menunjukkan bahwa kontribusi layanan Cloud bagi pendapatan PT XYZ pada tahun 2014 hanya mencapai 52% dari target yang harus dicapai Salah satu akar masalah atas tidak tercapainya target pendapatan tersebut adalah belum adanya standar desain layanan Cloud.
Sebagai pemegang sertifikat ISO/IEC 20000, PT XYZ dituntut untuk melakukan perbaikan manajemen layanan secara berkesinambungan, termasuk dalam tahap desain layanan. Penelitian ini bertujuan merancang standar desain layanan Cloud di PT XYZ dengan menggunakan kerangka kerja manajemen layanan TI, yaitu Information Technology Infrastructure Library (ITIL) versi 3 dan Microsoft Operation Framework (MOF) 4.0, arsitektur acuan layanan Cloud, dan panduan penerapan ISO/IEC 20000 untuk layanan Cloud.
Hasil penelitian ini adalah standar desain layanan berupa aliran proses desain dan template dokumentasi desain yang direkomendasikan dalam pengelolaan layanan Cloud PT XYZ.

PT XYZ is now transforming its business from traditional telecommunication provider to an ICT (Information & Communication Technology) provider in order to deal with current stringent business competition. One of its strategic initiatives is to improve Cloud service market penetration based on the fact from market size analysis result which has reported that Cloud service would appear as an IT service with highest growth throughout Asia Pacific region from 2013 to 2018 (i.e., 49%). However, PT XYZ has reported its Cloud service sales only achieved 52% of its total revenue target in 2014 fiscal year. One of the root causes found is the lack of standard in performing design on Cloud service.
As ISO/IEC 20000 certification holder, PT XYZ has to improve its IT service management practices continuously including its service design stage. This research goal is to build design standard on Cloud service in PT XYZ using two internationally recognized Information Technology Service Management (ITSM) frameworks, i.e. Information Technology Infrastructure Library (ITIL) version 3 and Microsoft Operation Framework (MOF) version 4, as well as Cloud Computing Reference Architecture (CCRA) and guidance on the application of ISO/IEC 20000-1 to Cloud Services (ISO/IEC TR 20000-9:2015).
As the result, a design process flow and design documentation templates are proposed to be used as Cloud service design standard in PT XYZ."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wibowo
"Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada sektor pemerintahan mendorong penyediaan layanan TIK yang semakin berkualitas sehingga diharapkan kinerja semakin efektif dan efisien. Berdasarkan wawancara dan observasi kondisi saat ini diketahui bahwa Div TIK Polri belum mempunyai struktur service desk untuk menangani insiden, pelaporan gangguan serta permintaan layanan dari pengguna TIK. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibuat rancangan desain service desk yang sesuai dengan kebutuhan organisasi Div TIK Polri. Penelitian ini diawali dengan kegiatan wawancara, observasi dan studi literatur dokumen organisasi dilakukan untuk mengetahui kondisi saat ini terkait implementasi manajemen layanan teknologi informasi sehingga diperoleh kebutuhan rancangan service desk yang sesuai. Langkah selanjutnya dengan melakukan pemetaan rancangan service desk, dengan menggunakan kerangka kerja ITIL 4, berpedoman pada kebijakan dan prosedur yakni MPTIK Polri dan dokumen Tata Kelola TIK Polri serta model dan komponen service desk yang akan menghasilkan draft rancangan service desk. Tahap selanjutnya menguji rancangan yang telah dibuat dengan triangulasi yakni meminta pendapat dari pakar/ahli ITSM, wawancara dengan stakeholder serta studi literatur. Melakukan validasi rancangan service desk untuk menghasilkan rancangan yang akan dijadikan rekomendasi rancangan desain service desk yang tepat untuk Div TIK Polri sehingga meningkatkan layanan TIK kepada pengguna.

The use of information and communication technology in the government sector encourages better quality ICT services so that performance is more effective and efficient. Based on interviews and observations of current conditions, it is known that the ICT Division of INP does not yet have a service desk structure for reporting, disturbance reporting and service requests from ICT users. Based on this, it is necessary to design a service desk design in accordance with the needs of the ICT Division of INP. This research begins with interviews, observations and document literature studies conducted for current conditions related to the implementation of information system management in order to obtain the need for an appropriate service desk design. The next step is to do a service design mapping, with the ITIL 4 framework, guided by policies and procedures (MPTIK Polri and ICT Governance documents) as well as service desk models and components that will produce a service desk design. The next stage of the design that has been made by triangulation is the opinion of the ITSM experts, interviews with stakeholders and literature studies. Validating the design of the service desk to produce a design that will be the design of the service desk that is the best for the ICT Division of INP so as to improve ICT for users."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Rini Juliana
"Start-up memegang peranan penting sebagai salah satu penggerak perekonomian di Indonesia yaitu sebagai platform bagi ekonomi digital. Kesuksesan sebuah start-up terletak pada kemampuan start-up untuk mengelola teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, start-up membutuhkan manajemen layanan teknologi informasi. Manajemen layanan teknologi informasi merupakan serangkaian aktivitas atau proses yang dilakukan untuk memastikan teknologi informasi memenuhi kebutuhan bisnis. Pengambilan keputusan untuk adopsi manajemen layanan teknologi informasi dipengaruhi oleh pendorong dan penghalang. Oleh karena itu penelitian ini berkontribusi dalam mengidentifikasi pendorong dan penghalang adopsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi pendorong dan penghalang melalui wawancara semi terstruktur dengan 9 orang praktisi start-up. Pendorong dan penghalang diturunkan dari faktor adopsi dalam teori Diffusion of Innovation dan diolah menggunakan open coding dan thematic analysis. Selanjutnya pendorong dan penghalang adopsi akan dievaluasi menggunakan member validation interview bersama 5 orang reviewer. Pengujian pendorong dan penghalang terhadap adopsi manajemen layanan teknologi informasi dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menyebar kuesioner ke 235 praktisi start-up di Indonesia. Kemudian dilakukan beberapa analisis statistik seperti analisis deskriptif, uji reliabilitas dan validitas, analisis korelasi dan analisis regresi untuk membuktikan pendorong dan penghalang berpengaruh pada adopsi manajemen layanan teknologi informasi. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan enam pendorong adopsi yaitu kualitas layanan yang dihasilkan, efektivitas dan efisiensi workflow, kolaborasi tim, regulasi, pertumbuhan perusahaan dan dukungan top management, sedangkan penghalang adopsi mencakup waktu adopsi, kurangnya kesadaran pegawai, keterbatasan kompetensi pegawai dan budaya perusahaan.

Start-up plays an important role as one of the drivers of the economy in Indonesia, namely as a platform for the digital economy. The success of a start-up lies in the start-up's ability to manage information technology to meet company needs and achieve company goals. Therefore, start-up needs information technology service management. Information technology service management is a series of activities or processes carried out to ensure information technology meets business needs. Decision making for the adoption of information technology service management is influenced by both drivers and barriers. This research therefore contributes to identifying the drivers and barriers to adoption. This study uses a mixed method approach by combining qualitative and quantitative approaches. A qualitative approach was used to identify drivers and barriers through semi-structured interviews with 9 start-up practitioners. The drivers and barriers are derived from the adoption factors in the Diffusion of Innovation theory and analyzed using open coding and thematic analysis. Furthermore, the drivers and barriers to adoption will be evaluated using member validation interviews with 5 reviewers. Testing the drivers and barriers to the adoption of information technology service management was carried out using a quantitative approach, namely by distributing questionnaires to 235 start-up practitioners in Indonesia. Then performed statistical analysis such as descriptive analysis, reliability and validity analysis, correlation analysis and regression analysis to prove the drivers and barriers affect the adoption of information technology service management. Based on the results of data processing, it can be concluded that there are six drivers of adoption, namely the quality of service produced, the effectiveness and efficiency of the workflow, team collaboration, regulation, company growth and top management support. Meanwhile, the barriers to adoption include adoption time, lack of employee awareness, limited employee competence and company culture."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library