Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadilla Madani Istyabudi
Abstrak :
The emergence of digitalization shapes another marketing tool using social media as one of the most prominent marketing campaigns, especially in the fashion industry. This is also contributed by social media influencers who are acting like celebrities in their respective social media platforms. As social media is dominated by Generation Y & Z, this research aims to identify the factors of buying behavior on Generation Y & Z. To execute this, a research model combining theories of social media influencer, attitude towards the influencer, and buying behavior is used as descriptive study. This research applied the Theory of Planned Behavior with several appropriate adaptations. The research method is a form of quantitative research. Additionally, multigroup analysis is examined to see similarities and differences between the two generation cohorts. Further, this research is able to obtain 398 respondents consisting of both Generation Y & Z respondents residing in Indonesia collected through online questionnaires. The finding of this research aims to help fashion brand companies to maximize the utilization of social media marketing and for social media influencers to engage more with its audience with marketing practice. The findings of this research includes perceived credibility, trust, subjective norms, perceived expertise, and perceived congruence as having positive relationships and predictors of consumers’ buying behavior through consumers’ attitude towards influencers and brand attitude of both Generation Y & Z consumers in Indonesian context and is useful to help managers develop their marketing strategy through social media particularly to engage Generation Y & Z consumers. ......Munculnya digitalisasi menghasilkan strategi pemasaran lain yang menggunakan media sosial sebagai salah satu kampanye pemasaran yang paling menonjol, terutama di industri fashion. Hal ini juga dikontribusikan oleh influencer media sosial yang bertingkah seperti selebriti di platform media sosialnya masing-masing. Karena media sosial didominasi oleh Generasi Y & Z, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor perilaku pembelian konsumen pada Generasi Y & Z. Untuk melakukan ini, model penelitian yang menggabungkan teori influencer media sosial, sikap terhadap influencer, dan perilaku pembelian digunakan sebagai studi deskriptif. Penelitian ini menerapkan Theory of Planned Behavior dengan menambahkan beberapa adaptasi yang sesuai. Metode penelitian merupakan salah satu bentuk penelitian kuantitatif. Selain itu, analisis multigroup dilakukan untuk melihat persamaan dan perbedaan antara dua kelompok generasi. Selanjutnya, penelitian ini memperoleh 398 responden yang terdiri dari responden Generasi Y & Z di Indonesia yang dikumpulkan melalui kuesioner online. Temuan penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan merek fesyen untuk memaksimalkan pemanfaatan pemasaran media sosial dan agar influencer media sosial lebih terlibat dengan audiensnya dengan praktik pemasaran. Temuan penelitian ini meliputi persepsi kredibilitas, kepercayaan, norma subjektif, keahlian yang dirasakan, dan kesesuaian yang dirasakan memiliki hubungan positif dan prediktor perilaku pembelian konsumen melalui mediasi sikap konsumen terhadap influencer dan sikap merek konsumen Generasi Y & Z dalam konteks Indonesia dan berguna untuk membantu para manajer mengembangkan strategi pemasaran mereka melalui media sosial khususnya untuk konsumen Generasi Y & Z.
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Mufida Widya Daniswara
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk membedakan seseorang dengan yang lainnya diperlukan sebuah personal branding. Fashion blogger, Diana Rikasari, merupakan seseorang yang dikenal dengan gaya quirky, warna warni, lucu, dan unik sebagai ciri khas kuatnya. Berawal dari membangun personal branding melalui blog, Diana kemudian menjadi influencer dan memperluas jangkauannya melalui Instagram. Tulisan ini menganalisis mengenai ciri khas yang dibangun Diana Rikasari hingga menjadi seorang fashion influencer dengan menggunakan studi studi tentang personal branding. Studi-studi tentang personal branding yang dimaksud merupakan identitas yang melekat pada diri seseorang dan dikemas selaras dengan ciri khasnya, yang dapat memicu respon emosional orang lain mengenai kualitas nilai yang dimiliki dirinya. Makalah non ilmiah ini merupakan studi literatur tentang bagaimana Diana Rikasari dapat melakukan upaya branding dirinya melalui saluran media sosial miliknya. Sebagai studi literatur, selain melakukan kajian terhadap studi-studi terkait personal branding dan peran influencer dalam pemasaran, makalah ini juga melihat blog dan Instagram Diana Rikasari disamping pemberitaan terkait dirinya di media online. Makalah ini menemukan bahwa personal branding yang dilakukan Diana Rikasari melalui pemanfaatan media sosial dan pemberitaan di media online dapat mempengaruhi dirinya menjadi seorang influencer. Semua itu dukung dengan elemen personal branding oleh Montoya yang paling menonjol adalah specialisation dan karakteristik influencer oleh Zietek yang paling menonjol adalah authenticity dan cocreation.
ABSTRACT
ersonal branding is needed in order to differentiate someone from the others. As a fashion blogger, Diana Rikasari is known quirky, colorful, playful and unique as her strong characteristic. Starting from building personal branding through blog, Diana then became an influencer and expanded her scope through Instagram. This paper analyzes the distinctive features built by Diana Rikasari to become a fashion influencer using studies on personal branding. By studies of personal branding, means identity that is attached in a person and packaged consiistently with their characteristics, which can trigger other peoples emotional responses regarding the quality of their values. This nonscientific paper is a literature which studies on how Diana Rikasari can make her branding efforts through her social media channels. besides reviewing studies related to personal branding and the role of influencers in marketing, this paper also observes Diana Rikasaris blog and Instagram besides her image in online media. This paper discovers that Diana personal branding through social media and her image in online media can influence her to become an influencer. All of that is supported by personal branding element by Montoya which the most dominant are the specialisation and characteristic of influencer by Zietek which the most prominent are being authenticity and cocreation.
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Maulidina Devaniputeri
Abstrak :
Social media is continuously being one of the main sources of communication and information. With this, there is an increasing rise in social influencers, which leads to the existence of social influencer marketing as a channel to advertise products and for brands to promote their products. The goal of this research is to analyze what are the motivations to follow Indonesian beauty influencers and if social identification with the beauty influencer influences their advertisement clicking and buying behavior towards beauty products. Moreover, this research investigates the generational cohort of generation Z and Y. Purposive sampling with online survey technique was done and 384 respondents were collected and analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Data was processed through SmartPLS 3.3.9 software. The findings suggest motivations that include Information Seeking, Cool and New Trend, Companionship, and Relaxing Entertainment positively affect social identification with beauty influencers. Social Identification with beauty influencers positively affects Advertisement Clicking and Buying Behavior, also in both generation Z and Y. Information Sharing and Information Seeking does not affect social identification with beauty influencers in generation Z. Cool and New Trend does not affect social identification with beauty influencers in generation Y. This research can provide managerial impact to beauty brand marketers that utilize influencers as a marketing strategy. ......Media sosial terus menjadi salah satu sumber utama komunikasi dan informasi. Dengan ini, terjadi peningkatan influencer sosial, yang mengarah pada keberadaan pemasaran influencer sosial sebagai saluran untuk mengiklankan produk dan merek untuk mempromosikan produk mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apa motivasi mengikuti beauty influencer Indonesia dan apakah identifikasi sosial dengan beauty influencer mempengaruhi Advertisement Clicking dan Buying Behavior mereka terhadap produk kecantikan. Selain itu, penelitian ini menyelidiki kohort generasi dari generasi Z dan Y. Purposive sampling dengan teknik survei online dilakukan dan 384 responden dikumpulkan dan dianalisis menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Data diolah melalui software SmartPLS 3.3.9. Temuan menunjukkan motivasi yang mencakup Information Seeking, Cool and New Trend, Companionship, dan Relaxing Entertainment secara positif memengaruhi identifikasi sosial dengan influencer kecantikan. Identifikasi Sosial dengan beauty influencer berpengaruh positif terhadap Advertisement Clicking dan Buying Behavior, juga pada generasi Z dan Y. Information Sharing dan Information Seeking tidak mempengaruhi identifikasi sosial dengan beauty influencer pada generasi Z. Cool and New Trend tidak mempengaruhi identifikasi sosial dengan beauty influencer pada generasi Y. Penelitian ini dapat memberikan dampak manajerial bagi pemasar merek kecantikan yang memanfaatkan influencer sebagai strategi pemasaran.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library